Kirana perempuan yang di paksa kuat oleh keadaan,dia selalu merasa tidak adil dengan hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azelll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
tampak dilorong sekolah Tengah ricuh karena perkelahian Yap itu Raka dengan si ketos tidak lain adalah Radit tidak ada yang berani melerai mereka, mereka lebih suka menonton perkelahian daripada memisahkannya
"apa ini rame-rame ribut." seorang guru datang menghampiri mereka tidak lain Bu Maya.
tidak ada yang berani berbicara mereka hanya diam Raka dan Radit saling menatap sengit satu sama lain.
"udah udah bubar masuk ke kelas masing-masing ini udah mau bel." Bu Maya berjalan meninggalkan kerumunan.
para siswa dan siswi bubar masuk ke kelas masing-masing namun Raka dan Radit masih saling menatap tajam."gue nggak terima lo gituin dia, walau lo berada di atas pangkat gue tapi gue nggak segan-segan ngebuat lo hancur."Raka berjalan ke arah kelas.
di dalam kelas Aira sudah duduk manis sambil mengerjakan sesuatu yang tidak lain hobi dia yaitu melukis setiap hari ia hanya akan melukis mau bagaimana lagi itu sudah menjadi hobi yang sangat ia sukai dari kecil.
"pagi-pagi udah melukis aja."arka duduk di samping Aira.
Aira dan arka teman dari kecil karena saat kecil aira selalu dititip di rumah arka karena orang tua Aira selalu keluar kota untuk masalah pekerjaan
"itu tiga orang kok belum datang mereka."tanya arka ke Aira.
yang ditanya hanya diam dan fokus melukis ya mau bagaimana lagi namanya Aira si paling pendiam dan selalu memendam perasaannya kalau tidak penting-penting dia pun nggak bakalan bicara dia cuman fokus dengan kesibukannya sendiri.
"eh itu kok tangan lu lebam-lebam Lo kenapa? dipukul lagi sama bokap lo?"Raka memegang lengan Aira.
Aira meringis kesakitan akibat Raka langsung menarik dan menggenggam erat tangan aira gimana nggak kesakitan kalau gitu.
"pelan-pelan Ar." ucap Aira nyaris tak terdengar.
"ra lu dipukul lagi sama bokap lo?" Raka menatap tajam Aira. "bukan apa-apa ar gue cuman jatuh kemarin, kan lo tahu sendiri gue ceroboh orangnya." dusta Aira arka jelas tidak percaya dengan apa diucapkan oleh Aira "Bokap lo emang gak pernah berubah, lagian bang Rehan sama bang fajar ngapain aja sih masa cuman ngeliatin lo doang dipukul sama bokap lo" emosi Raka.
Aira cuma diam tidak mau memperpanjang masalah tak lama dari itu tiga sahabatnya pun datang dan langsung menghampirinya.
"apa nih pagi-pagi udah nempel aja lo rak kayak anak ayam nempel mulu sama Aira."Luna duduk di samping Aira.
"mending lo cari pacar aja rak daripada nempel mulu ama Aira."ucap Nadya.
"tahu tuh aira capek noh lo ngintilin dia mulu."Citra menatap sinis.
"Sewot amat lu bertiga."sinis arka lalu pindah ke tempat duduknya dan bergabung bersama teman-temannya.
"habis berantem lagi situ anak kayaknya gue liat bonyok tuh muka."ucap Citra sambil menatap Raka,tak lama dari itu mereka memulai pelajaran.
Kini mereka semua telah pulang ke rumah masing-masing tapi Aira harus latihan ballet, rasanya Dia tidak mau latihan karena itu bukan hobi atau sesuatu yang dia sukai tapi mau bagaimana lagi papahnya yang menyuruhnya jika tak menuruti mau papahnya yang ada ia akan menjadi Samsak tinju papahnya.
Di tempat latihan kini Aira Tengah latihan bersama Luna,Aira jika latihan ia hanya fokus pada apa yang ia lakukan Dia merasa seperti raganya telah dimakan oleh sesuatu raga dan jiwanya ingin istirahat tapi keadaan seperti memaksanya untuk terus terluka seperti itulah yang ia rasakan.