NovelToon NovelToon
Legenda Kultivator Naga

Legenda Kultivator Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Gregorious

Namanya Wang Chen. Dia adalah seorang pemuda bodoh yang bahkan dianggap gila oleh para murid Perguruan Tangan Sakti.

Hanya Souw Liancu yang tidak melihat seperti itu. Souw Liancu merasa Wang Chen selalu melindunginya dan kekuatan Wang Chen tidak ada bandingannya.

Wang Chen bisa bertindak di luar nalar saat dibutuhkan, dan bisa muncul jadi sosok tangguh saat dibutuhkan. Souw Liancu tahu kalau Wang Chen memiliki latar belakang luar biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorious, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Tiga Tetua Jahat

Anggota kelompok Tung Balang yang lain juga menyambut Souw Liancu dengan ramah. Mereka semua tahu bahwa Souw Liancu adalah murid berbakat yang sudah mencapai tahap pembentukan tubuh level sepuluh. Dengan bergabungnya Souw Liancu, kekuatan kelompok mereka meningkat signifikan.

Setelah semua kelompok siap, Kong Jin memberikan instruksi terakhir. "Ingat, tugas kalian adalah melindungi penduduk desa dan mengusir para perampok. Jika menghadapi musuh yang terlalu kuat, jangan memaksakan diri. Mundur dan minta bantuan. Keselamatan kalian adalah prioritas utama. Sekarang, berangkat!"

Sepuluh kelompok mulai bergerak menuju arah yang berbeda-beda, menuju desa-desa yang membutuhkan bantuan mereka.

Kelompok Souw Liancu yang dipimpin Tung Balang menuju Desa Qingshan yang terletak sekitar dua puluh lima kilometer di sebelah timur perguruan. Perjalanan mereka melewati hutan lebat dan jalan setapak yang cukup sulit.

Sepanjang perjalanan, Souw Liancu berjalan di samping Wang Chen yang berjalan dengan langkah gontai seperti biasa. Ia sesekali melirik pemuda itu, memikirkan kejadian kemarin saat badai petir, saat Wang Chen menangis di kakinya memanggil-manggilnya ibu.

Perasaannya terhadap Wang Chen semakin rumit. Ada rasa kasihan, ada kekaguman, ada keingintahuan, dan ada sesuatu yang lebih dalam yang membuat jantungnya berdebar setiap kali ia dekat dengan pemuda ini.

***

Yang tidak diketahui oleh para murid Perguruan Tangan Sakti yang sedang dalam perjalanan adalah bahwa situasi jauh lebih berbahaya dari yang mereka kira.

Di sebuah desa yang sudah hancur, di tengah reruntuhan rumah-rumah yang terbakar, tiga orang tua berdiri dengan aura kultivasi yang sangat kuat. Mereka mengenakan jubah hitam dengan lambang yang sudah pudar, lambang Perguruan Tangan Sakti.

Mereka adalah tiga tetua yang dulu mengajar di Perguruan Tangan Sakti. Tetapi sepuluh tahun yang lalu, mereka ketahuan melakukan kejahatan, menggelapkan harta perguruan dan bahkan membunuh sesama murid. Mereka diusir dari perguruan dan dinyatakan sebagai pengkhianat.

Selama sepuluh tahun ini, mereka bersembunyi dan terus berlatih, kultivasi mereka meningkat dengan cara-cara yang gelap dan kejam. Sekarang, ketiga mereka sudah mencapai tahap pembentukan inti, jauh lebih kuat dari murid-murid senior yang dikirim oleh perguruan.

"Kekekeke," tertawa salah satu dari mereka, pria tua dengan bekas luka besar di wajahnya. "Rencana kita berhasil. Perguruan Tangan Sakti telah mengirim murid-murid mereka untuk membantu desa-desa. Sekarang saatnya kita membalas dendam!"

"Benar, Tetua Mo," sambung yang kedua, seorang pria tua kurus dengan mata yang tajam seperti elang. "Selama sepuluh tahun kita menunggu kesempatan ini. Kita akan membunuh semua murid yang dikirim, membuat Perguruan Tangan Sakti kehilangan generasi mudanya!"

Yang ketiga, seorang wanita tua dengan rambut putih panjang, menyeringai kejam. "Dan setelah itu, kita akan menyerang perguruan saat mereka dalam keadaan lemah. Kita akan menghancurkan tempat yang telah mengusir kita!"

Mereka bertiga tertawa dengan suara yang mengerikan, bergema di desa yang sepi.

Para perampok yang mengganas di banyak desa, adalah didikan mereka bertiga ini. Setelah melakukan teror pada penduduk desa, maka para perampok disuruh pergi. Dan saat ini, tinggal 3 orang ini yang siap mengganas.

Dalam dua hari pertama, rencana mereka berjalan dengan sempurna. Dua kelompok murid Perguruan Tangan Sakti sudah diserang dan dihabisi. Mayat-mayat murid itu dibuang begitu saja di hutan, tidak ada yang tersisa untuk membawa berita kembali ke perguruan.

Kelompok Oey Goweng adalah kelompok ketiga yang diserang. Mereka tiba di Desa Liuhe pada sore hari, dan segera diserang oleh ketiga tetua pengkhianat itu.

Pertarungan sangat tidak seimbang. Meskipun Oey Goweng memiliki kultivasi tahap pembentukan pondasi level enam dan anggota kelompoknya juga cukup kuat, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tiga kultivator tahap pembentukan inti.

Satu per satu anggota kelompok Oey Goweng jatuh. Zhao Ming, Chen Wei, Liu Yang, semua murid yang Souw Liancu kenal, semuanya tewas dalam pertarungan yang brutal.

Oey Goweng sendiri hampir tewas. Ia dipukul berkali-kali hingga tulang rusuknya patah, lengannya patah, dan darah mengalir dari berbagai luka di tubuhnya. Tetapi dengan menggunakan Pil Meledakkan Potensi yang ia simpan untuk keadaan darurat, ia berhasil melarikan diri, meskipun dengan luka yang sangat parah.

Ia berlari sekuat tenaga, meninggalkan desa yang penuh dengan mayat teman-temannya, dengan satu tujuan, membawa berita ini kembali ke perguruan sebelum terlambat.

Sementara itu, kelompok Souw Liancu yang dipimpin Tung Balang tiba di Desa Qingshan menjelang sore. Desa itu terlihat sepi, tidak ada penduduk yang terlihat di jalan. Rumah-rumah tertutup rapat, dan suasana sangat mencekam.

"Ada yang tidak beres," bisik Tung Balang dengan wajah waspada. "Semua orang, berhati-hatilah."

Para anggota kelompok langsung dalam posisi siaga, tangan mereka di gagang senjata, mata mereka menyapu sekeliling dengan waspada.

Mereka berjalan perlahan memasuki desa. Souw Liancu berjalan di tengah kelompok, dengan Wang Chen di sampingnya yang berjalan dengan langkah gontai seperti biasa, seolah tidak merasakan ketegangan yang ada.

Ketika mereka sampai di tengah desa, di sebuah lapangan terbuka, tiba-tiba terdengar tepuk tangan yang bergema dari segala arah.

"Kekekeke... kelompok yang keempat telah tiba. Selamat datang, murid-murid Perguruan Tangan Sakti."

Tiga sosok muncul dari balik bangunan. Ketiga tetua pengkhianat itu berdiri dengan postur yang penuh percaya diri, aura kultivasi mereka meledak keluar, membuat semua anggota kelompok Tung Balang merasakan tekanan yang sangat berat.

Tung Balang wajahnya langsung pucat. Ia bisa merasakan kekuatan ketiga orang itu. "Tahap pembentukan inti... mereka semua di tahap pembentukan inti!"

"Lari! Semuanya lari!" teriak Tung Balang dengan putus asa.

Tetapi sudah terlambat. Tetua Mo yang memiliki bekas luka di wajahnya melompat dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap ia sudah berada di depan kelompok, menghalangi jalan keluar mereka.

"Kemana kalian mau lari? Permainan baru saja dimulai!" teriaknya sambil tertawa kejam.

Tetua yang kedua dan ketiga juga sudah mengepung dari sisi yang lain. Kelompok Tung Balang terkepung dari tiga arah.

Pertarungan pecah dengan brutal. Para murid mencoba melawan dengan sekuat tenaga, tetapi perbedaan kekuatan terlalu besar. Kultivator tahap pembentukan inti bisa dengan mudah mengalahkan puluhan kultivator tahap pembentukan pondasi level rendah.

Satu per satu anggota kelompok mulai terluka. Tung Balang sendiri sudah dipukul berkali-kali, darah mengalir dari mulutnya, tetapi ia tetap berusaha melindungi anggota kelompoknya.

Souw Liancu yang memiliki kultivasi tahap pembentukan tubuh level sepuluh mencoba melawan, tetapi ia bahkan belum mencapai tahap pembentukan pondasi. Meskipun ia sudah sangat kuat untuk ukuran murid seusianya, ia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ketiga tetua itu.

Wanita tua berambut putih melihat Souw Liancu dan matanya berbinar. "Oh, gadis cantik. Kau pasti salah satu murid berbakat yang baru. Sayang sekali kau harus mati di sini."

Ia melompat menuju Souw Liancu dengan kecepatan luar biasa. Tinjunya yang diselimuti energi spiritual berwarna ungu gelap melayang menuju dada Souw Liancu.

Souw Liancu mencoba menghindar, tetapi terlalu lambat. Ia hanya bisa menutup mata, bersiap menerima pukulan yang pasti akan membunuhnya.

Tetapi pukulan itu tidak pernah sampai.

Terdengar suara benturan keras. Souw Liancu membuka matanya dan melihat pemandangan yang membuatnya tercengang.

1
Lintang Lia Taufik
Tulisannya rapi dan selalu bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!