NovelToon NovelToon
KENANGAN SANG PENDAKI

KENANGAN SANG PENDAKI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Pengganti / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:19
Nilai: 5
Nama Author: Maria Anastasia

Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. KENANGAN MASA LALU

Aku merasa seperti mengenal tante Dinda, karena wajahnya sangat tidak asing bagiku, aku seperti pernah bertemu dengannya.

Tapi di mana ya? aku bingung memikirkannya.

Akhirnya aku sampai juga di rumah, lampu ruang tamu rumahku masih menyala, dan aku melihat mobil papa sudah terparkir di halaman rumah.

aku segera memarkirkan motorku dengan baik dan masuk ke dalam rumah,

"Selamat malam semuanya." ucapku pada orang rumah.

Aku melihat papa mama beserta ke dua adik kembarku, mereka masih menonton tv.

"Selamat malam sayang, mama sama papa menunggu kamu dari tadi, nak?" jawab mamaku dengan lembut.

"Kamu udah makan sayang", tanya mama padaku.

"Belum ma, aku lapar sekali?" jawabku dengan lesu.

mama pun menyuruhku makan terlebih dahulu, setelah makan mama bilang akan menunjukkan sesuatu padaku.

setelah aku menyelesaikan makan malamku, aku segera menghampiri kedua orangtuaku di ruang tv. hanya saja Nathan dan Noah sudah tidak terlihat lagi di sana.

"Pa, ma apa sih yg mau kalian tunjukkin ke aku? aku mengantuk, ma?" tanyaku kepada mereka.

"Sini dulu nak, duduk di sini. papa sama mama mau menunjukkan kamu sesuatu?" jawab papaku sambil menepuk sofa agar aku duduk di tengah-tengah mereka.

"Ini sayang", mama memberikan album foto yang sudah agak usang kepadaku.

"Album foto apa ini ma?" jawabku dengan sedikit bingung kepada mereka.

"Dibuka dulu dong Dona, baru nanti kamu bisa tanyakan kepada kami." jawab papa dengan tegas.

Tanpa membantah perkataan papa, aku pun segera membuka album foto itu. Di situ aku melihat foto papa dan mama ketika menikah dulu, juga foto papa dan mama sambil menggendongku saat bayi. Aku pun tersenyum melihat foto itu.

Lalu tiba-tiba aku melihat foto papa dan mama bersama satu pasangan yang aku sendiri tidak tau mereka siapa.

Tapi setelah aku perhatikan lagi, itu adalah foto om Herman dan tante Dinda. Iya, ini memang betul tante Dinda. Orang tua dari Gege, teman masa kecilku yang berjanji akan datang menemuiku lagi.

"Ma, ini kan tante Dinda? ibu kandungnya kak George, tapi sekarang tante dinda sudah jadi mama sambungnya Bayu." jelasku kepada mereka berdua.

George yang dimaksud di sini adalah Gege, karena Gege adalah panggilan kesayanganku dulu untuk dia.

Papa dan mama pun tersenyum, "kamu masih ingat sama teman kecilmu sayang?" tanya papa.

"Tentu aja aku masih ingat pa, aku selalu ingat Gege" jawabku dengan semangat pada papa.

Hanya saja aku tidak pernah tau kalau Gege yang selama ini aku tunggu adalah kak George. padahal dia sangat dekat denganku, tapi aku tidak pernah menyadarinya.

Lalu aku pun melihat foto kecilku bersama Gege, foto kami berdua berangkulan dan juga foto kami bermain bersama.

"Papa dan mama kok gak pernah kasih tau aku kalau menyimpan album foto ini?" tanyaku pada mereka.

"Kami mau membuat kejutan buat kamu sayang." jawab papa padaku.

Aku senang sekali akhirnya aku tau di mana teman kecilku berada saat ini.

"Papa, mama makasih ya sudah menunjukkan album foto itu padaku. Dengan papa, mama menunjukkan itu, aku jadi tau di mana Gege berada sekarang."

"Ya sudah, aku istirahat dulu ya Pa-ma, aku udah gak sabar nunggu besok, mau ketemu sama kak George di kampus." pamitku kepada mereka sambil mencium pipi mereka berdua.

Aku pun segera naik ke lantai dua untuk masuk ke dalam kamarku. baru saja aku merebahkan tubuhku di tempat tidur ini, tiba-tiba ponselku berbunyi, dan ternyata ada chat masuk dari Bayu.

Bayu: [Dona, kamu udah sampai di rumah? kenapa gak kasih kabar, aku jadi khawatir sama kamu!!]

Oh iya, aku lupa kalau tadi Bayu berpesan padaku untuk memberinya kabar jika sudah sampai di rumah, aku pun membalas chatnya.

[Aku udah sampai rumah dari satu jam yang lalu Bay, maaf ya baru kasih kabar, soalnya tadi aku lupa, karena sampai rumah papa sama mama langsung memanggilku untuk duduk dengan mereka]

jelasku panjang lebar padanya lewat chat.

dia pun langsung membalas,

[Ya udah, gak apa-apa. yang penting kamu udah sampai rumah dengan selamat, aku senang dengernya. ya udah kamu istirahat ya, dan mimpi indah]

aku pun tersenyum membaca pesan balasannya itu.

hanya saja aku sudah tidak sempat lagi membalasnya, karena mata ini sudah sangat berat sekali. aku pun langsung terlelap dalam tidurku.

***

Pagi ini aku sampai kampus lumayan cepat. Mungkin karena aku terlalu semangat untuk bertemu Gege hingga pagi-pagi aku udah jalan duluan, papa dan mama pun sampai terheran-heran melihatku.

Ketika aku sampai di dalam ruangan kelasku, aku kaget karena tiba-tiba aku melihat di papan tulis terdapat tulisan,

"i love you Dona agnesia." aku heran siapa yang menulis kata-kata itu.

lalu datanglah Bayu dan berlutut di hadapanku,

"Dona, aku tau mungkin ini terlalu cepat bagimu. tapi dari awal aku bertemu denganmu, aku sudah merasa jatuh cinta padamu, walaupun mungkin saat itu aku agak sedikit kasar padamu. dan apakah kamu bersedia menjadi pacarku? kita akan melewati petualangan bersama-sama. aku pun berjanji bahwa kamu akan menjadi yang pertama dan terakhir untukku." tanya Bayu kepadaku.

Aku mencoba menatap matanya dan di sana aku melihat ketulusan dan juga cinta untukku.

aku memang juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. tapi, bagaimana dengan Gege.

aku tidak bisa melupakan teman masa kecilku itu, apalagi dia adalah kak George, kakak tiri Bayu.

"Bayu, aku juga mempunyai perasaan yang sama padamu." jawabku dengan malu-malu, "Tapi bisakah kamu memberikan aku waktu untuk berpikir?" tanyaku padanya.

Tadinya aku pikir Bayu akan marah karena aku meminta waktu. tapi, ternyata Bayu tersenyum sangat manis padaku dan berkata, "aku akan memberikan waktu padamu Dona untuk berpikir, aku bersedia biarpun harus menunggu lama." balasnya padaku.

"Maafkan aku Bayu, bukan maksudku...?"

"It's okay Dona kalau sudah ada jawabannya, segera beritahukan aku. aku akan menunggunya." jawabnya sambil tersenyum padaku.

Lalu Bayu pun segera menyuruh temannya untuk menghapus tulisan di papan tulis dan dia langsung kembali ke tempat duduknya. karena, saat itu dosen akuntansi sudah datang.

Jam istirahat pun tiba, Lidya dan Riri pun mengajakku ke kantin.

Sesampainya di kantin aku melihat kak George dan Bayu sedang mengobrol di bawah pohon mangga.

Kami pun hanya melewati mereka berdua tanpa menyapa mereka.

"Gila kamu Don, cowok seganteng Bayu bisa kamu tolak gitu aja?" celetuk Lidya, saat kami baru saja mendudukkan bokong kami di kursi.

"Aku gak nolak Bayu kok say, hanya minta sedikit waktu. jujur aku juga punya perasaan yang sama dengan Bayu." jelasku pada mereka.

"Punya perasaan yang sama kok tapi masih minta waktu, hehehe..." goda Riri sambil tertawa.

"Nanti baru aku jelasin,,, tapi untuk saat ini kalian gak perlu tau dulu." jawabku sambil mengerlingkan mata.

"Ya udah say, kalau memang pribadi, gak usah diceritain dulu. kalau kamu udah siap untuk cerita, kami siap mendengarkan." jawab Lidya.

Aku bahagia punya sahabat seperti Lidya dan Riri yang selalu mengerti dengan diriku.

Lidya pun segera memesan makanan untuk kami bertiga. setelah makanan datang kami pun segera menikmatinya, sambil sekali-sekali aku melirik ke arah Bayu dan kak George yang ternyata sedang memperhatikanku juga, membuatku jadi salah tingkah.

**

Sebelum kami pulang, kami mampir di sekretariat mapala, untuk mendengarkan instruksi terakhir. Karena memang hari kamis kami akan segera berangkat ke gunung Salak.

Sesampainya di sekretariat sudah banyak sekali teman-teman yang berkumpul.

Kak George pun segera memanggil kami semua untuk berkumpul.

"Selamat siang teman-teman, salam lestari. Saya hanya ingin memberitahukan kepada kalian semua bahwa pada hari kamis nanti kita akan berangkat dari kampus sekitar jam 11 siang.

Perjalanan dari Jakarta ke Bogor memakan waktu kurang lebih 3 atau 4 jam, dan jalur yang akan kita lewati adalah via Cidahu.

Jadi teman-teman harus siapkan fisik dan mental, dan jangan lupa persiapan barang-barang yang harus dibawa. Oke, sekian saja dari saya, terimakasih." pesan kak George panjang lebar pada kami semua.

Kami semua pun segera pergi dari sekretariat mapala. karena banyak yang harus dibeli untuk persiapan hari kamis.

Aku, Riri, dan Lidya berjalan bersama-sama ke tempat parkiran, "gimana kalau kita hari ini ke supermarket untuk membeli keperluan kita selama di gunung nanti?" usul Riri kepada kami berdua, aku dan Lidya pun setuju untuk belanja terlebih dulu.

Ketika kami mau mengambil kendaraan kami, tiba-tiba Bayu berteriak memanggil kami bertiga. "Hei, kalian mau ke mana?" tanyanya pada kami. "kami bertiga mau belanja untuk persiapan hari kamis." jawab Riri.

"Kita jalan sama-sama aja dengan Chandra, Nita, Arga dan Boy supaya jangan ribet. Kita pergi dulu untuk cari tenda, matras, dan sleeping bag baru setelah itu kita ke supermarket untuk belanja makanan. nanti baru kita patungan ya, gimana?"

Kami bertiga pun setuju karena lebih mudah untuk mencari yang kami mau dan kelihatan lebih kompak. apalagi nanti masih harus membeli barang-barang seperti tenda, matras, dan sleeping bag.

Barang-barang berat itu nanti bisa dibawa sama para pria.

Akhirnya kami pun berangkat sama-sama tapi tetap dengan kendaraan masing-masing, supaya setelah pulang dari belanja kami bisa langsung pulang sendiri-sendiri.

Lidya dan Riri dengan mobilnya Lidya, Chandra dengan Nita juga dengan mobil, sedangkan aku, Bayu, serta Arga dan Boy dengan motor pribadi.

Tumben sekali Bayu membawa motor, biasanya dia akan naik dengan mobilnya sendiri.

Tapi kadang aku suka lihat Bayu bareng sama kak George ke kampus.

Kami pun sampai di tempat penjualan perlengkapan pendakian gunung. kami memilih tenda untuk laki-laki karena yang untuk perempuan tendanya sudah ada.

Lalu kami membeli matras untuk tenda perempuan dan tenda laki-laki dan untuk sleeping bag kami membelinya sendiri-sendiri.

Aku mencari sandal gunung yang bagus, karena sandal gunung yang aku punya sudah tidak bagus lagi.

"Bingung memilih sandal gunung yang bagus?" tanya Bayu padaku yang ternyata sudah berdiri di sampingku.

"Ehh Bayu, gak juga?" jawabku sambil tertawa.

Aku masih merasa tidak enak hati karena belum menjawab rasa cintanya itu.

Lalu dia membawakan aku sandal gunung yang sangat bagus dan aku lihat talinya sangat kuat dan tidak mudah putus.

"Ini aku pilihkan untuk kamu, dan kamu tidak usah mengeluarkan uang untuk sandal ini karena aku sudah membayarnya dan anggap saja ini hadiah dariku." ucap Bayu sambil memberikan sandal itu kepadaku.

"Tapi Bay...?" aku tidak enak hati untuk menerima pemberiannya itu.

"Jangan ditolak dona pemberian dari seseorang karena itu dosa, anggap saja itu kenang-kenangan dari aku." ucapnya lagi padaku.

Akhirnya aku pun menerima pemberian Bayu itu, dan mengucapkan terimakasih kepadanya yang dijawab dengan senyuman manisnya itu.

Aku pun memberikan sandal itu kepada bagian kasir untuk segera dibungkus dan memang betul sandal itu sudah dibayar oleh Bayu.

Setelah semuanya sudah terbeli kami segera pergi menuju supermaket untuk membeli kebutuhan pribadi maupun kelompok selama nanti di gunung.

Ketika sedang memilih bahan-bahan makanan, aku melihat kak George dan kak Kinan sedang belanja berdua.

Dan kenapa sangat mesra sekali cara kak Kinan menggandeng tangan kak George, mereka seperti orang yang sedang memadu kasih.

Dan entah kenapa melihat pemandangan seperti itu di depanku, aku merasa sedih dan seperti tidak rela. Aku merasa sangat kacau dan seperti tidak rela kalau teman kecilku itu diambil oleh wanita lain.

Sebenarnya ada apa dengan hatiku ini...?

***BERSAMBUNG***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!