NovelToon NovelToon
Dunia Yang Indah

Dunia Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Spiritual / Persahabatan / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di balik gunung-gunung yang menjulang,ada dunia lain yang penuh impian. Dunia Kultivator yang mampu mengendalikan elemen dan memanjangkan usia. Shanmu, seorang pemuda desa miskin yang hidup sebatang kara, baru mengetahuinya dari sang Kepala Desa. Sebelum ia sempat menggali lebih dalam, bencana menerjang. Dusun Sunyi dihabisi oleh kekuatan mengerikan yang bukan berasal dari manusia biasa, menjadikan Shanmu satu-satunya yang selamat. Untuk mencari jawaban mengapa orang tuanya menghilang, mengapa desanya dimusnahkan, dan siapa pelaku di balik semua ini, ia harus memasuki dunia Kultivator yang sama sekali asing dan penuh bahaya. Seorang anak desa dengan hati yang hancur, melawan takdir di panggung yang jauh lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sapu, Teh, dan Gerbang Sekte

Pagi itu, langit masih berupa kanvas kelam yang baru mulai tercoreng warna ungu dan jingga di ufuk timur ketika Shanmu membuka matanya. Tidak ada rasa kantuk yang tersisa. Tubuhnya yang telah terbiasa dengan ritme alam langsung bangkit, dipenuhi oleh getaran semangat baru. Ini adalah hari pertama pekerjaan barunya, dan ia tidak akan menyia-nyiakannya.

Dengan gerakan cepat namun tenang, ia mencuci mukanya dengan air dingin yang telah tersedia di baskom kecil di kamarnya. Air itu menyegarkan, membasuh sisa-sisa tidur dan mengasah pikirannya. Ia memeriksa pakaian hijaunya, merapikan kerah yang sedikit miring, lalu keluar dari kamar.

Koridor penginapan masih sunyi, hanya diterangi oleh sinar samar dari jendela-jendela kecil. Ia berjalan menuju konter utama. Tempat itu masih kosong, belum ada tanda-tanda Paman Gong atau pelayan lainnya. Namun, bagi Shanmu, ini bukan masalah. Prinsipnya sederhana, sebagai pihak yang membutuhkan, ia yang harus menunggu. Ia berdiri tegak di samping konter, tangannya disatukan di depan, bersiap.

Dalam kesunyian itu, pikirannya mulai berkelana. Ia membayangkan pekerjaan menyapu di sekte kultivasi. Pasti ada halaman yang luas, mungkin dipenuhi oleh daun-daun dari pohon tua yang berenergi, atau debu-debu halus yang tertiup angin dari latihan para murid. Ia akan menyapu dengan tekun, memastikan setiap sudut bersih. Ia bahkan bisa belajar dari mengamati para murid berlatih dari kejauhan, meski ia tahu dirinya tidak akan pernah bisa menyentuh dunia itu. Semangatnya membara dalam diam. Aku akan melakukan yang terbaik, tekadnya mengeras bagai besi.

Waktu berlahan-lahan berlalu. Langit di luar jendela semakin terang. Burung-burung kota mulai berkicau. Suasana mulai hidup. Satu jam kemudian, suara gerakan dari ruangan Paman Gong akhirnya terdengar. Tak lama, pintu ruangan itu terbuka, dan Paman Gong muncul, membawa nampan berisi teko teh dan dua cangkir. Wajahnya tampak segar, dan begitu matanya menangkap sosok Shanmu yang sudah berdiri tegak menunggu, sebuah senyum tulus yang hangat langsung merekah di bibirnya.

"Shanmu, pagi-pagi sekali sudah siap?" sapanya.

Shanmu membungkuk. "Pagi, Paman Gong. Saya tidak ingin terlambat."

Paman Gong mengangguk puas. "Bagus. Orang yang kita tunggu belum datang. Mari kita minum teh dulu sambil menunggu di ruanganku."

"Baik, Paman." Shanmu mengikuti Paman Gong masuk ke ruangan yang sudah mulai ia kenal. Mereka duduk, dan Paman Gong menuangkan teh hangat berwarna keemasan. Aroma harum bunga dan akar menguar, menenangkan.

Tak berselang lama, dering bel kecil di pintu penginapan terdengar, diikuti suara langkah kaki yang mantap dan familiar. Seorang pria paruh baya dengan rambut disisir rapi dan mengenakan pakaian kerja sederhana berwarna abu-abu masuk. Ia tidak ragu-ragu, langsung berjalan menuju ruangan Paman Gong, seolah sudah sangat hafal jalannya.

"Teman Gong, sudah bangun?" suara pria itu terdengar sebelum tubuhnya muncul di pintu.

"Teman Yao, datanglah. Kami sudah menunggumu," sahut Paman Gong.

Pria bernama Yao itu masuk, matanya langsung tertuju pada Shanmu yang segera berdiri. "Oh? Ini dia pemuda yang kau ceritakan di surat?"

Shanmu tak menunggu perkenalan lebih lanjut. Ia membungkuk dalam, suaranya jelas dan sopan. "Salam, Tuan. Nama saya Shanmu. Saya ingin bekerja menyapu. Apapun yang perlu disapu, saya akan melakukannya dengan sepenuh hati."

Kesungguhan dan keluguan dalam pengenalannya membuat Tuan Yao terkesan. Paman Gong tertawa ringan. "Seperti yang kukatakan, Teman Yao. Tolong bawa dia bersamamu, beri dia pekerjaan."

Yao memandang Shanmu sekali lagi, memperhatikan sikapnya yang hormat dan tubuhnya yang kokoh. Ia mengangguk. "Baik. Kau terlihat seperti pekerja keras. Aku setuju."

Rasa syukur meluap di hati Shanmu. "Terima kasih banyak, Tuan Yao! Saya tidak akan mengecewakan!"

Mereka kemudian duduk, dan sambil menyeruput teh, Paman Gong menceritakan secara singkat latar belakang Shanmu pada Yao. Ia menyebutkan perjalanan panjangnya, kehilangannya, dan ketiadaan bakat kultivasi. Ia tidak menyebutkan insiden pembunuhan, melindungi Shanmu dengan kebohongan demi kebaikan.

Mendengar kisah itu, ekspresi Tuan Yao berubah. Ia tertegun sejenak, lalu menghela napas panjang. Matanya yang tadinya hanya profesional kini berisi belas kasihan yang lebih dalam. "Shanmu, jangan khawatir," katanya dengan suara lebih lembut. "Jika bukan pekerjaan tukang sapu, mungkin nanti ada pekerjaan lain yang bisa kau lakukan. Tapi untuk saat ini, menjadi tukang sapu adalah pilihan terbaik untuk memulai."

Pilihan terbaik? Bagi Shanmu, ini bukan sekadar pilihan terbaik, ini adalah anugerah. Senyumnya mekar, begitu cerah dan murni hingga seolah mampu mengalahkan sinar mentari pagi yang mulai menyembul dari jendela. "Saya sangat senang, Tuan Yao. Terima kasih!"

Tuan Yao pun tersenyum dan mengangguk.

Kemudian Paman Gong bertanya, "Ada aturan atau hal-hal yang harus Shanmu ketahui sebelum mulai, Teman Yao? Lebih baik diberitahu sekarang."

Tuan Yao mengangguk serius. "Pertama, yang memberi kita gaji dan perintah adalah seorang Diaken di sekte itu, namanya Diaken He. Dia orangnya ketat dan sedikit sombong. Jangan sampai kau melanggarnya atau berbicara sembarangan di hadapannya. Kedua, dan ini yang paling penting, hati-hati. Jangan pernah, dengan alasan apapun, mencari masalah dengan para murid sekte. Mereka adalah kultivator, meski kebanyakan masih di tingkat Pejuang Biasa atau Pejuang Besi awal. Terutama jangan sampai berurusan dengan para Tetua atau guru. Lihat saja dari jauh. Jika mereka mendekat, berhenti bekerja dan menunduklah."

Shanmu mendengarkan dengan saksama, mengangguk setiap kali poin penting diucapkan. "Saya mengerti, Tuan Yao. Saya hanya akan menyapu. Saya tidak akan mengganggu siapa pun."

"Bagus," kata Yao. "Sekarang tentang pekerjaan menyapu itu sendiri. Biasanya, tugasku hanya menyapu halaman depan sekte, pelataran upacara, dan halaman belakang yang jarang dipakai. Tapi karena kau datang membantuku, maka cakupan pekerjaan kita akan diperluas." Ia berhenti sejenak. "Kita akan menyapu hingga ke area kediaman murid-murid pribadi, jalan setapak di dekat paviliun latihan, bahkan hingga pelataran kecil di depan kediaman para Tetua. Intinya, hampir seluruh area sekte yang terbuka untuk orang luar seperti kita."

Paman Gong yang mendengar langsung mengerutkan kening. "Teman Yao, itu... beban kerja yang sangat berat. Dan dengan gaji yang kau sebutkan sebelumnya..."

"Gajinya," sela Yao, memandang Shanmu, "adalah lima koin emas per hari."

Lima koin emas. Bagi Paman Gong yang tahu standar upah di kota, jumlah itu sangat kecil untuk pekerjaan sebanyak itu. Namun, sebelum ia bisa protes lebih lanjut, Shanmu sudah bereaksi.

"Lima koin emas?" ucap Shanmu, matanya berbinar. "Itu banyak sekali, Tuan Yao! Dan menyapu seluruh sekte? Itu pekerjaan yang mudah! Lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali. Ini... ini terasa sangat istimewa bagi saya." Ucapannya tulus, berasal dari perspektif seorang yang terbiasa dengan hidup pas-pasan dan kerja keras tanpa jaminan upah.

Paman Gong hanya bisa menghela napas panjang, campur aduk antara sedih dan terharu melihat penerimaan Shanmu. Sementara Tuan Yao tertawa, suaranya penuh kepuasan. "Bagus! Sikap yang sangat bagus! Dengan semangat seperti itu, pekerjaan akan terasa ringan!"

Percakapan dilanjutkan dengan lebih santai. Tak lama, koki penginapan muncul membawa nampan berisi kue kukus hangat dan bubur sebagai camilan pagi. Setelah mereka selesai, Tuan Yao bersiap untuk berangkat.

Saat itulah, Paman Gong memberi isyarat. Koki itu kembali muncul, kali ini membawa sebuah bungkusan kain yang rapi. "Ini bekal makan siang untukmu, Shanmu," kata Paman Gong. "Isinya nasi dan lauk yang cukup. Harganya lima koin perak saja. Jadi, total biayamu per hari tinggal di sini adalah satu koin emas untuk sewa kamar dan makan siang. Kau masih bisa menabung sisanya."

Perhitungan yang sederhana namun penuh perhatian itu membuat Shanmu semakin terharu. "Terima kasih, Paman Gong. Terima kasih, Tuan Yao."

Kedua pria tua itu tersenyum, sebuah kebanggaan samar terpancar di mata mereka melihat keteguhan hati pemuda ini. Setelah berpamitan dengan sopan, Shanmu mengikuti Tuan Yao keluar dari penginapan.

Mereka berjalan melewati lorong-lorong sepi yang perlahan mulai ramai, lalu tiba di jalan utama kota yang sudah hiruk-pikuk. Kereta dagang, pedagang kaki lima, dan warga yang beraktivitas memenuhi jalanan. Shanmu mengikuti Tuan Yao dengan setia, menyimpan semua pemandangan baru itu dalam hati.

Perjalanan menuju Sekte Langit Biru memakan waktu sekitar setengah jam dengan langkah santai. Sepanjang jalan, Tuan Yao memberikan penjelasan tambahan tentang tata krama di sekte, titik-titik mana yang harus diperhatikan, dan cara melapor pada Diaken He.

Akhirnya, mereka tiba di tujuan.

Gerbang Sekte Langit Biru tidak semegah yang dibayangkan Shanmu, tetapi tetap mengesankan. Dua pilar batu putih setinggi empat meter berdiri kokoh, di atasnya terpampang papan nama bertuliskan aksara indah "Langit Biru". Di balik gerbang, terhampar halaman luas yang sudah ditata dengan batu-batu pipih. Di kejauhan, beberapa bangunan bergaya paviliun dengan atap melengkung terlihat, dikelilingi oleh pohon-pohon tua dan taman yang tertata rapi. Yang paling menarik perhatian Shanmu adalah beberapa sosok muda yang berseragam biru muda, sedang berlatih gerakan-gerakan dasar dengan pedang kayu atau melakukan meditasi di bawah pohon. Mereka adalah murid-murid sekte.

Shanmu memandang mereka dengan perasaan campur aduk. Ada harapan yang samar, "Seandainya saja..." Namun, ia cepat-cepat mengusirnya. Itu bukan jalurnya.

Tuan Yao menarik perhatiannya. "Ayo kita masuk. Pagi hari seperti ini adalah waktu terbaik untuk mulai bekerja, karena para murid sedang fokus latihan pagi. Kita bisa bekerja tanpa terlalu banyak gangguan."

Shanmu mengangguk, menggenggam erat bungkusan bekalnya. "Siap, Tuan Yao."

Dengan langkah mantap, mereka melangkah melewati gerbang batu, meninggalkan dunia kota yang ramai, dan memasuki wilayah tenang namun penuh disiplin dari Sekte Langit Biru. Untuk Shanmu, ini bukan hanya sekadar tempat kerja baru. Ini adalah sebuah awal baru, sebuah kesempatan untuk hidup tenang, dan sebuah pandangan dari luar pagar pada dunia yang selalu ia dambakan namun tak pernah bisa ia masuki. Dan hari ini, ia akan menyapu dunia itu dengan sepenuh hatinya.

1
YAKARO
iya bro🙏
Futon Qiu
Mantap thor. Akhirnya Shanmu punya akar spritual
Futon Qiu
Karena ada komedi nya kukasi bintang 5🙏💦
YAKARO: terimakasih🙏
total 1 replies
Futon Qiu
Lah ya pasti lanxi kok nanya kamu nih🤣
Futon Qiu
Jangan jangan itu ortunya 🙄
HUOKIO
Baik bnget si lancip😍😍
HUOKIO
Mau kemana tuh
HUOKIO
Ini penjaga kocak 🤣🤣
HUOKIO
Angkat barbel alam 🗿
HUOKIO
Makin lama makin seru 💪💪💪
HUOKIO
Gass terus thor💪💪💪
HUOKIO
Mantap thor lanjut
YAKARO: terimakasih
total 1 replies
HUOKIO
Lanjutkan ceritanya thor
HUOKIO
Shanmu kuat banget untuk manusia 😄
HUOKIO
Ohhh i see💪
HUOKIO
Oalah kok gitu 😡
HUOKIO
Mantap thor
HUOKIO
Gas pacari lqci
HUOKIO
Makin lama makin seru
HUOKIO
Lanjutkan 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!