Mengikhlaskan Dirimu
Hari itu adalah hari yang paling membuatku hancur. Hari dimana aku kehilangan dirimu untuk selamanya. Dan aku harus mampu mengikhlaskan dirimu, meskipun hatiku tak mampu melakukannya. Cincin emas puti
0
0
Rosariomu dan Tasbihku
Hari ini aku hendak pergi ke apotek untuk membeli obat gatal untuk adikku. Seperti biasa dia mengalami alergi karena salah makan. Dengan mengendarai motor, kubergegas ke apotek. Jarak rumah ke apotek
0
0
Sepasang Album Kembar (Part 2)
Malam itu, ketika sedang makan mie rebus dan minum kopi di ruang makan asrama, Agus menghampiriku. “Juno, aku perhatikan suara mesin tikmu tidak pernah terdengar lagi. Selama beberapa bulan, kamu muru
0
0
Spider Lily
Suara sayup-sayup kicauan burung perlahan menyapa pendengaranku membuatku tersadar, langkahku yang semula berat menjadi ringan. Hembusan angin dingin menyapu wajahku dan meniup beberapa helai rambut h
0
0
Tersenyum Dibalik Hujan (Part 2)
Gilang membawa Raina ke tempat yang sebelumnya belum pernah mereka kunjungi. Sebuah bukit yang memiliki suasana sejuk dan pemandangan yang sangat indah mengelilingi mereka disana. “Kamu memang selalu
0
0
Tersenyum Dibalik Hujan (Part 1)
Rintikan hujan turun membasahi bumi dengan beribu-ribu tetes dalam waktu 1 detik. Embun karenanya pun menghiasi kaca jendela kamar seorang gadis yang menatap pilu rintikan hujan dihadapannya. Tak ada
0
0
Hutang dan Janji
“Assalamualaikum” Terdengar suara salam dari balik pintu, tepat setelah Sakila melakukan gerakan salam ke kiri, dengan masih terduduk di atas sajadahnya lengkap dengan mukena yang masih melekat di tub
0
0
Alina
Ditengah berkecamuknya rasa, dia bertahan. Mencoba untuk tetap kuat. Walau sebenarnya ia rapuh, tertatih karena luka yang terus menyayat. Sedih, marah, kecewa, hingga mual dan muak. Dia harus menanggu
0
0
Menguak Kisah
Hujan yang tadi cukup deras, kini berangsur menjadi gerimis. Menyisakan rintik airnya di setiap ujung atap rumah, yang jatuh bergantian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan tanah. Ternyata, buka
0
0
Cincin Tiga Jari (Part 2)
Mas Rayyan menghampiriku dengan mendorong Shanum di atas kursi rodanya. Tersenyum dengan terpaksa ke arahnya yang menatap diriku dari kejauhan. “Sudah?” Tanyaku pada Mas Rayyan. “Iya, sekarang waktuny
0
0
Topi Biru
Tiara mendorong kursi rodanya perlahan. Entah kenapa Tiara merasa ingin berjalan-jalan sehingga ia pun memutuskan untuk berkeliling di sekitaran rumah sakit. Terlihat ada keluarga yang saling memberik
0
0
Tidak Seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Kita pernah bercengkrama tentang Hayati dan Zainuddin dalam film tenggelamnya kapal Van Der Wijck, kau juga bilang bahwa kau sangat menyukai film itu, hingga kau sangat berantusias setiap film itu dip
0
0
Jatuh di Pelukan Hamdan
Dua mata pilu itu, masih saja menahan air tergenang yang sudah lama ingin terjun bebas dari pelupuk matanya, bibirnya yang semula merah merona kini pucat pasi tak berdaya, Ia masih saja menggelutkan d
0
0
Digdaya Tresna
Gemericik air mengalir sedikit menentramkan hatiku yang kini terasa remuk redam. Kupindai dengan seksama rona jingga yang bergelayut manja pada sang awan. Meniti lebih jauh, mengapa kiranya rona itu s
0
0
Senja Yang Pergi
Daun berguguran tak terasa kini sudah musim gugur, waktu pertama kali kau menyatakan cinta padaku hingga kita melanjutkan cinta kita ke jenjang yang lebih serius. “Sekarang aku sedang mengandung anakm
0
0
Masih Kamu Orangnya
Di sebuah kafe yang lumayan ramai. Ditemani langit hitam dipenuhi bintang dan disinari oleh bulan purnama. Angin malam yang beradu dengan suara bising jangkrik. Disana. Di meja 07. Tepatnya di pinggir
0
0
Firasat (Part 2)
Acara dimulai dengan makan malam bersama sesama alumni diiringi lantunan suara emas Mbak Desy, penyanyi profesional lokal. Orangnya cantik dan suaranya merdu. Tugasnya selain menghibur dengan suaranya
0
0
Firasat (Part 1)
Aku yakin tiap diri seseorang mempunyai firasat, kemampuan bawaan untuk merasakan apa yang akan terjadi dalam waktu dekat. Kala aku kecil setiap kali mata kiri kedutan aku pasti akan dapat sesuatu yan
0
0
Juliana
Di ladang ini aku berjalan, melintasi jiwa-jiwa yang sudah tidak bernyawa. Menahan semerbak anyir darah yang bertebaran dimana-mana. Berharap seseorang dapat menghentikan peperangan ini. Aku tidak ing
0
0
Sesal
Ngiingg, suara berdengung membangunkanku. Perlahan aku membuka mata yang terasa berat, yang pertama kulihat adalah warna putih dari warna langit-langit kamarku. Aku berusaha menggerakan tubuhku, lalu
0
0