Hantu di bawah kolong
Bab 1: Malam yang Sunyi Rina baru saja pindah ke sebuah rumah tua di pinggiran kota. Rumah itu sederhana, namun lantainya tinggi karena berada di atas kolong kayu—sebuah ciri khas rumah-rumah tua di
0
1
Mahkota Surga Untuk Ibu
Rembulan mulai hadir menemani senyapnya malam, bintang pun turut ikut serta menghiasi langit nan gelap gulita. Aku duduk di teras menunggu sang malaikat hati kembali. Hati ini sangat risau mengkhawati
0
0
I (Never) Give Up
Hari ini kalender menampilkan tanggal 12 Juli, tanggal di mana seorang perempuan berumur 11 tahun berulang tahun. Naura Haira Taqiya, biasa dipanggil Haira. Seseorang yang terkenal dengan kepintaranny
0
0
The Secret of Angel
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah pindah dari sekolah sebelumnya. Tapi aku heran dengan sekolahku yang sekarang. Bukannya apa apa, tapi mengapa aku melihat sekolahku kali ini sangat
0
0
Setangkai Bugenvil Untuk Ibu
Sang fajar mulai mengintip malu-malu di ufuk timur. Siap menghapus jejak-jejak semalam akibat guyuran hujan. Burung-burung mencericip, saling berebut dahan untuk bertengger. Anak ayam menciap-ciap men
0
0
Satu Detik Pematah Senja
Semesta begitu kejam dan dengan mudahnya mematahkan berbagai perasaan. Ketika bahagia datang maka ia selalu mengingatkan lagi tentang luka. Pahitnya kehidupan harus ditelan paksa dan meyakinkan bahwa
0
0
Liburan Santai di Pantai
Hari ini hari Minggu, hari dimana aku biasa tidur tiduran. Akan tetapi, aku terbangun dari tempat tidurku. “Kringgg… Kringgg… Kringgg” bunyi alarm akhirnya membangukanku dari tidurku. Aku pun terbangu
0
0
Superheroes
Kami hanyalah keluarga bersahaja yang tidak cukup kaya untuk membeli sebuah mobil. Jika kami ingin menonton festival di alun-alun, maka ayah akan mengantar kami bergantian sampai tiga kali dengan moto
0
0
Nilam Aku Pergi
TOPI Sarjana yang beberapa saat lalu disemat dan disyahkan oleh seorang profesor dekan fakultas, kuturunkan dari kepalaku. Entah ada yang melihatku melakukan kebodohan ini, diantara hadirin. Cita-cita
0
0
Jejak Si Bungsu
Bersama dengan mereka adalah hal yang sangat menyenangkan. Walau tak banyak hal yang aku ceritakan. Hanya bersama dalam satu tempat yang sama, baginya itu sudah lebih dari cukup. Hari ini, aku memutus
0
0
Pahlawan Hati
“bun aku menang dalam olimpiade kabupaten loh bun, bunda harus lihat ini” dengan penuh semangat dan senyum yang mengembang di pipinya dan menyodorkan piagam ke bundanya. “bunda sibuk kamu keluar dulu
0
0
Aksara Cinta Tanpa Tinta (Part 1)
“Jinan berangkat ke Sekolah dulu yah bu, Assalamualaikum,” ucapku seraya mencium tangan ibu. “Waalaikumsalam, hati-hati yah nak. Bekalnya jangan lupa di bawa, terus ini kue tolong titip di kantin Seko
0
0
Bekerja Di Sekolah
Masa lulus SMA telah tiba, Aku merasa gugup dan canggung untuk melangkah kemana setelah lulus SMA ini. entah mau melanjutkan ke dunia pendidikan yang lebih tinggi di bangku kuliah atau memilih bekerja
0
0
Melati
Semenjak ranti meninggalkan sukri, kini mela tak lagi tinggal dengan ayahnya. Ibunya sudah membawanya dia pergi entah kemana, Semenjak saat itu sukri menjadi murung sendiri. Kegiatannya akhir akhir in
0
0
Waktunya Sudah Habis
Ara duduk diatas karang yang cukup besar pada tepian pantai, kakinya memainkan butiran pasir gelap dengan perlahan. Wajahnya tak bersinar, baru kali ini ia terlihat begitu suram. Sorot matanya sendu,
0
0
Prilakunya Penyebab Utamanya
Ada seorang siswa di salah satu sekolah ternama di jakarta, dia bernama aldo. Dia adalah anak yang sangat dibenci oleh teman-temannya karena sikapnya yang suka kasar dan menindas teman-temannya. Sudah
0
0
Kenala Senja
Aku seringkali menertawakan dunia dan segala isinya. Tentang drama disekelilingku, tentang kurang dan lebihnya hari-hariku, bahkan tentang kesialanku tentang keluarga. Apa sebenarnya bukan kutertawaka
0
0
Yang Terbuang
Pagi itu gerimis, seorang perempuan saat pulang pengajian ikut temannya, seorang lelaki dengan kendaraan mobil mewah. Turun dari mobil, nampak suaminya sedang membersihkan rumput di halaman rumahnya.
0
0
Desa Itu Mengasyikkan
Hari Minggu besok. Merupakan Hari dimana aku bersama keluargaku libur ke tempat kakek dan nenekku di desa. Ekspresiku sangat biasa mendengarnya. Karena bayanganku, di desa tidak ada yang menyenangkan.
0
0
Sepucuk Surat dari Bapak (Part 1)
“Plak…!!” Begitu kerasnya tamparan yang mendarat di pipiku, kepalang bukan main sakitnya, terasa perih, panas dan pegal tentunya. Pipiku langsung merah lebam. Tapi aku tidak peduli dengan kondisi fisi
0
0