TDG Bab 16 - Tubuhmu Tubuhku

Aylin adalah yang lebih dulu memutus tatapan di antara mereka berdua. Lantas memperhatikan meja kerjanya yang masih terlihat kosong, hanya ada kotak pena dan sebuah komputer di hadapan.

"Apa aku boleh meletakkan bunga hias di meja ku?" tanya Nora, wanita ini memang sangat feminim. Tidak seperti Aylin yang sedikit tomboi. Dibandingkan menggunakan gaun, Aylin lebih nyaman menggunakan setelan celana.

"Tentu saja boleh Nora, selama itu tidak menganggu karyawan yang lain. Ciptakanlah rasa nyaman saat berkerja. Paham ya?"

"Paham Bu," jawab Nora, Aylin dan William secara bersamaan.

Masuk jam istirahat mereka mulai dilepas, hari ini ketiga karyawan kontrak baru tersebut hanya perlu mempelajari semua job desc mereka, besok hari sabtu baru bekerja di dalam tim.

"Wil, ayo kita makan siang berdua," ajak Nora, sengaja menyebut kata Berdua agar Aylin peka bahwa dia tidak diajak.

"Ayo Aylin," ajak William, bahkan menatap Aylin dengan sorot mata yang teduh dan intens.

Sejujurnya William telah lama menaruh rasa pada Aylin, meskipun Aylin adalah wanita yang barbar namun Aylin tak pernah memperlakukannya dengan berlebihan di saat tampilannya masih jadi pria yang cupu.

Aylin memang menjaga jarak dan William bisa memahami hal itu, karena siapapun yang dekat dengannya dulu pasti akan jadi bahan olok-olokan.

"Kalian pergi berdua saja, aku sudah memiliki janji makan bersama dengan kakakku, katanya dia ingin mentraktirku di hari pertama kerja," balas Aylin, bohong tapi dia anggap jujur, karena detik ini menganggap pak Aland sebagai kakaknya.

Setelah pembicaraannya dengan William dan Nora selesai Aylin akan kembali menganggap pria itu sebagai pria yang paling dia benci.

"Baguslah kalau begitu, ayo Will, kita makan di kantin perusahaan," ajak Nora yang makin antusias. Dia bahkan langsung memeluk lengan William, namun dengan perlahan William lepas.

Nora tidak merasa tersinggung sedikit pun, dia tetap tersenyum dengan pria tampan tersebut. Will kini benar-benar berubah, dalam sekejab William masuk sebagai tipe idealnya.

Setelah meninggalkan meja kerja, Nora kembali bicara, karena tak ada Aylin, dia jadi lebih leluasa.

"Will, apa kamu belum memaafkan aku?" tanya Nora. Maaf yang dia maksud adalah tentang semua perlakuannya pada William semasa mereka kuliah.

"Aku hanya ikut-ikut teman yang lain, karena itulah mengolok-olok kamu. Maafkan aku ya?" tanya Nora lagi, yang menunjukkan raut wajahnya yang merasa bersalah.

Jika tahu bahwa William bisa berubah jadi seperti ini dia pun tak akan melakukan hal seperti itu.

"Tidak perlu merasa bersalah, Nora. Aku baik-baik saja," balas William, dia sedikitpun tidak merasa terganggu dengan semua perlakuan teman-temannya. Justru respon seperti itulah yang dia inginkan.

Di masa SMA, ketampanan William membuatnya merasa terbebani. Para wanita selalu mengejarnya dan para pria mendekati hanya karena ada maksud. Karena itulah saat masuk kuliah William merubah penampilannya jadi pria yang cupu dan alhasil dia bisa menyelesaikan kuliah tanpa merasa terganggu karena semua teman-teman rata-rata menjauhinya.

Tapi dengan begini William bisa lulus dengan nilai cumlaude.

Di meja kerjanya, Aylin langsung mengirim pesan pada sang dosen. Memulai rencananya untuk menganggu pria itu.

'Aku lapar, aku hanya ingin makan dengan kekasihku.' tulis Aylin dan langsung dikirim.

Saat pesan itu masuk, Aland langsung melihat ke arah Aylin, sampai tatapan mereka jadi kembali saling bertemu. Jarak bukan lagi penghalang, apalagi di saat kedua mata masih bisa saling bertemu.

Aylin mencebikkan bibir, isyarat tak menerima penolakan.

'Kenapa tidak pergi bersama dengan William dan Nora?' balas Aland.

'Aku tidak biasa makan bersama dengan orang yang tak ku anggap dekat, haruskah aku menjadikan William kekasih lebih dulu?' jawab Aylin, menjawab sesukanya.

'Jangan asal bicara," balas Aland dengan cepat. 'Datang ke ruangan ku di lantai atas.' titahnya kemudian.

Ruangan Aland di kantor ini memang ada dua, satu yang dia gunakan untuk bekerja dengan timnya di sini. Satu yang selama ini dia gunakan saat bimbingan dengan Aylin, ruangan yang ada di lantai atas biasanya digunakan untuk bertemu dengan tamu-tamu penting, hingga tetap bisa menjaga privasi mereka.

'Siap sayang,' balas Aylin.

Aland keluar lebih dulu dari sana, dia tidak sempat membaca balasan pesan Aylin yang memanggilnya Sayang. Beberapa karyawan yang melihat kepergian Aland menundukkan kepalanya hormat, tak berselang lama kemudian Aylin pun menyusul.

Menuju lift Aylin berlari dengan cepat, sampai bisa menyusul pria menyebalkan tersebut.

Dengan tekad yang sudah begitu bulat, Aylin lantas memberanikan diri untuk menggenggam tangan sang dosen.

Aland yang kaget sontak menatap tajam ke arah sang gadis.

"Apa?" tanya Aylin, sedikitpun dia tidak merasa takut dengan tatapan tajam itu.

"Katamu ingin merahasiakan tentang hubungan kita, lalu ini apa?" tanya Aland, dia mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan genggaman tangan mereka berdua.

"Kan tidak ada siapa-siapa, di sini hanya ada kita berdua," balas Aylin, dia tersenyum nakal. Lalu merasa gugup sendiri ketika pintu lift terbuka, takut di dalam sana ada seseorang. Jadi buru-buru Aylin lepaskan genggaman tangan tersebut.

Aland hanya geleng-geleng kepala, baginya bukan masalah besar andai semua orang tahu tentang hubungan mereka. Tapi Aland juga mencemaskan tentang Aylin, takut gadis tersebut juga jadi tidak nyaman dengan karyawan yang lain, karena itulah Aland setuju untuk menyembunyikan status mereka.

Tapi malah Aylin sendiri yang memancing-mancing seperti ini.

Dasar labil. Batin Aland.

Tiba di ruangan Aland, Aylin langsung duduk di sofa. Tak berselang lama kemudian asisten pribadi Aland masuk dengan membawa dua porsi makan siang.

Asisten pribadi tersebut adalah orang kepercayaan Aland, jadi apapun yang terjadi di ruangan ini tak akan pernah tersebar ke luar sana.

"Silahkan dinikmati, Nona."

"Terima kasih, Kak," balas Aylin, dia tak ingin banyak tau tentang pria tersebut. Cukup tau saja bahwa pria ini pasti orang kepercayaan sang dosen.

Setelah sang asisten pergi, Aland yang sejak tadi duduk di kursi kerjanya kini pindah duduk di sofa juga. Tapi bukan duduk di samping Aylin, melainkan di hadapan gadis tersebut.

"Kenapa duduk di situ?" tanya Aylin, dalam sekejab raut wajahnya berubah jadi ditekuk.

"Harusnya duduk di samping ku," kata Aylin lagi, bahkan Aland belum sempat menjawab pertanyaan tadi.

"Makanlah, jangan terlalu banyak protes," balas Aland kemudian.

"Tidak mau, bapak harus duduk di sampingku."

Astaga. Batin Aland. Malas berdebat jadi dia langsung menuruti keinginan gadis ini, Aland pindah duduk jadi di samping Aylin.

"Nah seperti ini," ucap Aylin, dia tersenyum lebar dan mengelus kaki sang dosen.

Aland tentu terkejut, sentuhan ini membuat tubuhnya berdesir. "Lepaskan tanganmu, kamu mau makan atau menggoda ku?"

"Bapak kenapa sih? Namanya pacaran ya seperti ini, berbuat mesyum di tempat sepi."

"Aylin_"

"Apa?" balas Aylin dengan cepat, bahkan menatap intens pula.

"Bapak jangan munafik, suka kan jika aku seperti ini?" tanyanya lagi dengan tangan yang kini pindah memeluk pinggang sang Dosen.

Yang jantungnya ingin meledak bukan Aland, tapi Aylin. Dia bahkan menelan ludahnya sendiri dengan kasar, namun terpaksa Aylin lakukan.

Sekali saja pak Aland meleccehkannya, dia akan minta putus.

"Sudah ku bilang, kamu boleh menggunakan cara apapun untuk membuatku kesal. Tapi jangan menggunakan tubuhmu," balas Aland, akhirnya dia bicara.

"Katanya pacaran sungguhan, berarti tubuhku jadi milik pak Aland, tubuh pak Aland jadi milikku," balas Aylin yang semakin liiar.

"Cukup Aylin."

"Bapak tidak ingin mencium ku sebagai makanan pembuka."

Aland memejamkan mata, tak ingin melihat apa yang akan Aylin lakukan. Kemarin dia mencium kening dan sudah diancam akan ditembbak oleh sang Daddy. Jadi kini Aland akan pilih jadi patung, terserah Aylin mau apa.

"Pak, kenapa malah menutup mata? Lihat aku, lihat aku!" kesal Aylin. Dia menyentuh kedua mata pak dosen dan coba membukanya. Aylin yang brutal membuat Aland nyaris jatuh, jadi Aland memeluk pinggang Aylin agar mereka sama-sama seimbang.

Aylin tidak merasa terganggu dengan pelukan itu, justru terus fokus untuk membuka kedua mata sang dosen.

"Buka matanya!" kesal Aylin.

Dan langsung dikabulkan oleh Aland saat itu juga. Tapi saat kedua matanya terbuka, mereka justru jadi saling tatap entah jarak yang sangat dekat. Membuat jantung Aylin mendadak berdegup dengan cepat.

Semakin dilihat dari dekat seperti ini, pak Aland jadi terlihat makin tampan, namun Aylin tak ingin mengakuinya.

"Duduk dengan tenang dan makan."

"Cium dulu," balas Aylin.

"Aku tidak akan mencium mu, tapi aku tidak akan larang jika kamu yang menciumku."

Terpopuler

Comments

💞 사랑해요 🎀

💞 사랑해요 🎀

Astaga kelakuan kalian berdua bener2 mengocok perutt...ihhh gemessss...goda terus Ay...buat pak Aland semakin kepanasan saat bersamamu, buat pertahanan pak Aland roboh 🤣🤣 tapi malah takutnya kamu sendiri yang jadi terseok- seok nggak tahan dengan desiran2 dalam tubuhmu Ay 🤣🤣

Awalnya hanya ingin memanfaatkan, lama2 jadi kebabablasan saking nyamannya...Apalagi kalau rasa takut kehilangan mulai mencegkram hati, wess tambah awut2tan semua organ tubuh 🤣🤣🤣

hayoloh kira2 siapa duluan yang akan di buat takluk sama permainan kalian...di tunggu episode selanjutnya 🤣🤣

2024-02-15

64

Simon Tambun

Simon Tambun

Mungkin si Aland masih kepikiran dengan perkataan Aylin waktu dia mencium kening Aylin saja bisa ditembak sama Dady nya😂😂😂

2024-04-24

0

Utayi💕

Utayi💕

jangan memandang seseorang dari luar nya saja belum tentu dalam nya seperti diluar... aku juga enggak suka sama seseorang memandang orang dari bagusnya aja

2024-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 TDG Bab 1 - Sialand
2 TDG Bab 2 - Diam-diam Menangis
3 TDG Bab 3 - Apa Dia Kekasihmu?
4 TDG Bab 4 - Bukan Pura-pura
5 TDG Bab 5 - Kamu Ingin Bukti?
6 TDG Bab 6 - Kekasihku
7 TDG Bab 7 - Kedok Aylin
8 TDG Bab 8 - Perintah Untuk Apa Ini?
9 TDG Bab 9 - Bukankah Itu Mobil Pak Aland?
10 TDG Bab 10 - Karyawan Kontrak
11 TDG Bab 11 - DIAM!!
12 TDG Bab 12 - Lebih Suka Air Putih
13 TDG Bab 13 - Menangis
14 TDG Bab 14 - Apa Adanya
15 TDG Bab 15 - Garis Lurus
16 TDG Bab 16 - Tubuhmu Tubuhku
17 TDG Bab 17 - Hanya Menempel
18 TDG Bab 18 - Permen Stroberi
19 TDG Bab 19 - Terekam Dengan Sangat Jelas
20 TDG Bab 20 - Kamu Berani Membantahku?
21 TDG Bab 21 - Hati Telah Mulai Terlibat
22 TDG Bab 22 - Kabulkan Satu Permintaanku
23 TDG Bab 23 - Kamar 7009
24 TDG Bab 24 - Buah Cherry di Musim Panas
25 TDG Bab 25 - Satu Kecupan
26 TDG Bab 26 - Selalu Berhasil Membuatnya Bergejolak
27 TDG Bab 27 - Putri Pembohong
28 TDG Bab 28 - Akan Aku Turuti Apapun Keinginanmu
29 TDG Bab 29 - Seperti Terhipnotis
30 TDG Bab 30 - Bibir Yang Berantakan
31 TDG Bab 31 - Maumu Bagaimana?
32 TDG Bab 32 - Keputusan Mama Berta
33 TDG Bab 33 - Aland Menggeleng
34 TDG Bab 34 - Tarik Ulur
35 TDG Bab 35 - Berat ya?
36 TDG Bab 36 - Mau Lagi?
37 TDG Bab 37 - Ikut Aku!
38 TDG Bab 38 - Keputusan Aylin
39 TDG Bab 39 - Sesuai Keinginan Hati
40 TDG Bab 40 - Jangan Bohong Aylin
41 TDG Bab 41 - Biar Aku Obati
42 TDG Bab 42 - Belajar Dari Pengalaman
43 TDG Bab 43 - Ditussuk Tepat di Depan Mata
44 TDG Bab 44 - Adu Profesional
45 TDG Bab 45 - Kamu Ingin Aku Datang Ke Rumahmu?
46 TDG Bab 46 - Sebuah Isyarat
47 TDG Bab 47 - Lukka Baru di Bibirnya
48 TDG Bab 48 - Sudah Tidak Ada
49 TDG Bab 49 - Oma Hazel
50 TDG Bab 50 - Miskin dan Bar-bar
51 TDG Bab 51 - Pacar Ajaib
52 TDG Bab 52 - Iya Kan Wil?
53 TDG Bab 53 - Mengambil Kendali
54 TDG Bab 54 - Mallam Yang Paling Indah
55 TDG Bab 55 - Tentang Jodoh
56 TDG Bab 56 - Mendayu-dayu
57 TDG Bab 157 - Bukan Masalah
58 TDG Bab 58 - Apa Itu Cemburu
59 TDG Bab 59 - Selalu Menilaiku Buruk
60 TDG Bab 60 - Aku Yang Akan Makan!
61 TDG Bab 61 - Menelan Ludah
62 TDG Bab 62 - Bohong Aland
63 TDG Bab 63 - Mengembalikan Barang Milik Ivana
64 TDG Bab 64 - Hadiah Kedua
65 TDG Bab 65 - Prinsip Yang Paling Keren
66 TDG Bab 66 - Harusnya Bapak Menciumku
67 TDG Bab 67 - Sang Penjaga Bayangan
68 TDG Bab 68 - Karena Kamu Mesyum
69 TDG Bab 69 - Jalur Menggoda Tuan Aland
70 TDG Bab 70 - Mainan Tuan Aland
71 TDG Bab 71 - Tak Berkutik
72 TDG Bab 72 - Besar Sekali
73 TDG Bab 73 - Andai
74 TDG Bab 74 - Ditunda Sampai Bertemu
75 TDG Bab 75 - Gerbang Rumah Utama Keluarga Carter
76 TDG Bab 76 - Kini Aylin Mencobanya
77 TDG Bab 77 - Ingin Menendangmu
78 TDG Bab 78 - Aku Tau!
79 TDG Bab 79 - BERIKAN!!
80 TDG Bab 80 - Dimana Ada Penjual Air Got?
81 TDG Bab 81 - Mengakui Semuanya
82 TDG Bab 82 - Ternyata Mereka Memang Lesbbian
83 TDG Bab 83 - Jatuh Pingsan
84 TDG Bab 84 - Senyum Bapak Mencurigakan
85 TDG Bab 85 - Kebohongan Pertama
86 TDG Bab 86 - Haruskah Aku Menghukummu?
87 TDG Bab 87 - Mama Mertuaku
88 TDG Bab 88 - Nilainya B
89 TDG Bab 89 - Plester Luka
90 TDG Bab 90 - Jangan Mau Kalah
91 TDG Bab 91 - A
92 TDG Bab 92 - Aku Datang Ke Rumah Mama ya?
93 TDG Bab 93 - Tatapan Pria Hidung Belang
94 TDG Bab 94 - Fokus Pada Kak Aylin
95 TDG Bab 95 - Sesuatu Yang Tidak Beres
96 TDG Bab 96 - Aku Adalah Aylin
97 TDG Bab 97 - Aku Adalah Kekasihnya Pak Aland
98 TDG Bab 98 - Dark VIP
99 TDG Bab 99 - Mematik dan Menyalakan Api
100 TDG Bab 100 - Hancur Sendirian
101 TDG Bab 101 - Surat Resign
102 TDG Bab 102 - Maafkan Aku Aylin
103 TDG Bab 103 - Semakin Merasakan Kekecewaan
104 TDG Bab 104 - Aku Juga Bisa Mengutamakan Mimpi-mimpiku
105 TDG Bab 105 - Ambilah Waktu Sebanyak Yang Kamu Mau
106 TDG Bab 106 - Acaranya Sudah Selesai Kan?
107 TDG Bab 107 - Tahi Lalat
108 TDG Bab 108 - Kamu Berubah Pikiran?
109 TDG Bab 109 - Gadis Kecilnya
110 TDG Bab 110 - Tidak Romantis
111 TDG Bab 111 - Yang Lebih Rindu
112 TDG Bab 112 - Bunga Mawar Merah
113 TDG Bab 113 - Terjerat Dosen Galak
114 Epilog
Episodes

Updated 114 Episodes

1
TDG Bab 1 - Sialand
2
TDG Bab 2 - Diam-diam Menangis
3
TDG Bab 3 - Apa Dia Kekasihmu?
4
TDG Bab 4 - Bukan Pura-pura
5
TDG Bab 5 - Kamu Ingin Bukti?
6
TDG Bab 6 - Kekasihku
7
TDG Bab 7 - Kedok Aylin
8
TDG Bab 8 - Perintah Untuk Apa Ini?
9
TDG Bab 9 - Bukankah Itu Mobil Pak Aland?
10
TDG Bab 10 - Karyawan Kontrak
11
TDG Bab 11 - DIAM!!
12
TDG Bab 12 - Lebih Suka Air Putih
13
TDG Bab 13 - Menangis
14
TDG Bab 14 - Apa Adanya
15
TDG Bab 15 - Garis Lurus
16
TDG Bab 16 - Tubuhmu Tubuhku
17
TDG Bab 17 - Hanya Menempel
18
TDG Bab 18 - Permen Stroberi
19
TDG Bab 19 - Terekam Dengan Sangat Jelas
20
TDG Bab 20 - Kamu Berani Membantahku?
21
TDG Bab 21 - Hati Telah Mulai Terlibat
22
TDG Bab 22 - Kabulkan Satu Permintaanku
23
TDG Bab 23 - Kamar 7009
24
TDG Bab 24 - Buah Cherry di Musim Panas
25
TDG Bab 25 - Satu Kecupan
26
TDG Bab 26 - Selalu Berhasil Membuatnya Bergejolak
27
TDG Bab 27 - Putri Pembohong
28
TDG Bab 28 - Akan Aku Turuti Apapun Keinginanmu
29
TDG Bab 29 - Seperti Terhipnotis
30
TDG Bab 30 - Bibir Yang Berantakan
31
TDG Bab 31 - Maumu Bagaimana?
32
TDG Bab 32 - Keputusan Mama Berta
33
TDG Bab 33 - Aland Menggeleng
34
TDG Bab 34 - Tarik Ulur
35
TDG Bab 35 - Berat ya?
36
TDG Bab 36 - Mau Lagi?
37
TDG Bab 37 - Ikut Aku!
38
TDG Bab 38 - Keputusan Aylin
39
TDG Bab 39 - Sesuai Keinginan Hati
40
TDG Bab 40 - Jangan Bohong Aylin
41
TDG Bab 41 - Biar Aku Obati
42
TDG Bab 42 - Belajar Dari Pengalaman
43
TDG Bab 43 - Ditussuk Tepat di Depan Mata
44
TDG Bab 44 - Adu Profesional
45
TDG Bab 45 - Kamu Ingin Aku Datang Ke Rumahmu?
46
TDG Bab 46 - Sebuah Isyarat
47
TDG Bab 47 - Lukka Baru di Bibirnya
48
TDG Bab 48 - Sudah Tidak Ada
49
TDG Bab 49 - Oma Hazel
50
TDG Bab 50 - Miskin dan Bar-bar
51
TDG Bab 51 - Pacar Ajaib
52
TDG Bab 52 - Iya Kan Wil?
53
TDG Bab 53 - Mengambil Kendali
54
TDG Bab 54 - Mallam Yang Paling Indah
55
TDG Bab 55 - Tentang Jodoh
56
TDG Bab 56 - Mendayu-dayu
57
TDG Bab 157 - Bukan Masalah
58
TDG Bab 58 - Apa Itu Cemburu
59
TDG Bab 59 - Selalu Menilaiku Buruk
60
TDG Bab 60 - Aku Yang Akan Makan!
61
TDG Bab 61 - Menelan Ludah
62
TDG Bab 62 - Bohong Aland
63
TDG Bab 63 - Mengembalikan Barang Milik Ivana
64
TDG Bab 64 - Hadiah Kedua
65
TDG Bab 65 - Prinsip Yang Paling Keren
66
TDG Bab 66 - Harusnya Bapak Menciumku
67
TDG Bab 67 - Sang Penjaga Bayangan
68
TDG Bab 68 - Karena Kamu Mesyum
69
TDG Bab 69 - Jalur Menggoda Tuan Aland
70
TDG Bab 70 - Mainan Tuan Aland
71
TDG Bab 71 - Tak Berkutik
72
TDG Bab 72 - Besar Sekali
73
TDG Bab 73 - Andai
74
TDG Bab 74 - Ditunda Sampai Bertemu
75
TDG Bab 75 - Gerbang Rumah Utama Keluarga Carter
76
TDG Bab 76 - Kini Aylin Mencobanya
77
TDG Bab 77 - Ingin Menendangmu
78
TDG Bab 78 - Aku Tau!
79
TDG Bab 79 - BERIKAN!!
80
TDG Bab 80 - Dimana Ada Penjual Air Got?
81
TDG Bab 81 - Mengakui Semuanya
82
TDG Bab 82 - Ternyata Mereka Memang Lesbbian
83
TDG Bab 83 - Jatuh Pingsan
84
TDG Bab 84 - Senyum Bapak Mencurigakan
85
TDG Bab 85 - Kebohongan Pertama
86
TDG Bab 86 - Haruskah Aku Menghukummu?
87
TDG Bab 87 - Mama Mertuaku
88
TDG Bab 88 - Nilainya B
89
TDG Bab 89 - Plester Luka
90
TDG Bab 90 - Jangan Mau Kalah
91
TDG Bab 91 - A
92
TDG Bab 92 - Aku Datang Ke Rumah Mama ya?
93
TDG Bab 93 - Tatapan Pria Hidung Belang
94
TDG Bab 94 - Fokus Pada Kak Aylin
95
TDG Bab 95 - Sesuatu Yang Tidak Beres
96
TDG Bab 96 - Aku Adalah Aylin
97
TDG Bab 97 - Aku Adalah Kekasihnya Pak Aland
98
TDG Bab 98 - Dark VIP
99
TDG Bab 99 - Mematik dan Menyalakan Api
100
TDG Bab 100 - Hancur Sendirian
101
TDG Bab 101 - Surat Resign
102
TDG Bab 102 - Maafkan Aku Aylin
103
TDG Bab 103 - Semakin Merasakan Kekecewaan
104
TDG Bab 104 - Aku Juga Bisa Mengutamakan Mimpi-mimpiku
105
TDG Bab 105 - Ambilah Waktu Sebanyak Yang Kamu Mau
106
TDG Bab 106 - Acaranya Sudah Selesai Kan?
107
TDG Bab 107 - Tahi Lalat
108
TDG Bab 108 - Kamu Berubah Pikiran?
109
TDG Bab 109 - Gadis Kecilnya
110
TDG Bab 110 - Tidak Romantis
111
TDG Bab 111 - Yang Lebih Rindu
112
TDG Bab 112 - Bunga Mawar Merah
113
TDG Bab 113 - Terjerat Dosen Galak
114
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!