Bab 20

Hari itu, Angel dan timnya berkumpul di ruang rapat yang luas dan modern. Suasana tegang terasa di udara karena mereka sedang berbicara tentang rencana untuk memenangkan proyek besar yang mereka idamkan.

Wajah-wajah serius terpancar dari setiap anggota tim, karena mereka tahu betapa pentingnya proyek ini bagi perusahaan mereka. Angel, sebagai pemimpin tim, berdiri di depan papan tulis, menggoreskan strategi demi strategi yang akan mereka gunakan untuk melawan saingan mereka.

"Kita harus memastikan bahwa proposal kita lebih menarik dari yang lain," ujarnya dengan tegas.

"Kita harus menunjukkan kepada klien bahwa kita adalah pilihan yang paling tepat." Anggota tim mulai berbicara satu per satu, menyampaikan ide dan gagasan mereka. Ada yang menyarankan untuk menekankan pada kualitas pelayanan yang mereka tawarkan, sementara yang lainnya berfokus pada teknologi canggih yang akan mereka gunakan dalam proyek ini.

Tak hanya itu, mereka juga berbicara tentang cara menggali informasi mengenai pesaing mereka, agar mereka bisa mengantisipasi langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak lawan.

Angel mengangguk setuju dan menambahkan, "kita harus siap dengan segala kemungkinan. Kita harus tahu apa kelemahan mereka dan bagaimana kita bisa mengalahkan mereka." Di tengah perdebatan yang sengit, Angel menepuk tangannya di meja rapat, menarik perhatian semua orang.

 "Kita harus bekerja keras dan bekerja cerdas," tegasnya.

"Kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, karena proyek ini akan menentukan masa depan perusahaan kita."

Mendengar motivasi dari Angel, anggota tim semakin bersemangat. Mereka kembali ke tempat duduk mereka, menulis ide dan rencana yang telah mereka diskusikan.

 Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas, tetapi mereka bertekad untuk mengeluarkan segala daya dan upaya demi memenangkan proyek ini. Dalam hati, Angel merasa bangga dengan timnya yang tangguh dan gigih. Dia yakin bahwa dengan kekompakan dan kerja keras mereka, mereka akan berhasil mengalahkan saingan mereka dan memenangkan proyek impian tersebut. Walaupun jalan yang harus mereka tempuh penuh dengan rintangan dan tantangan, mereka siap untuk melawan dan meraih.

Di sisi lain, ada seseorang yang diam-diam tersenyum memperhatikan gerak gerik Angel dari jauh. Pria itu adalah Lucifer. Menatap Angel dari layar monitor. Cctv terpasang di ruangan rapat yang ada di perusahaan cabang Wilson. Sedangkan, Lucifer saat ini berada di perusahaan Wilson utama.

"Pilihan Anda tak pernah salah, Tuan. Saya tak menyangka wanita itu begitu tekun dalam bekerja. Bahkan, pemikirannya sangat luas,"ungkap Mark kepada Lucifer semakin membuat pria itu tersenyum dan besar kepala atas pujian Mark kepada Angel.

"Kau tahu, orang yang di samping ku tak pernah menjadi orang yang bodoh dan gagal,"Lucifer berkata dengan tegas. Lalu, memberikan dokumen baru kepada Mark untuk diperiksa oleh pria itu.

Perusahaan itu tampak sepi menjelang sore hari, seolah kehidupan yang biasanya ramai kini mulai berkurang. Suara mesin fotokopi yang berirama dan bunyi langkah karyawan di lantai yang keras mulai tergantikan oleh desiran angin yang menyelinap masuk melalui jendela yang terbuka.

 Cahaya matahari yang semula terang, kini mulai meredup seiring dengan datangnya senja. Di salah satu sudut ruangan, terdapat beberapa meja yang tertata rapi dengan tumpukan dokumen dan peralatan kantor yang berjejer, sementara layar komputer di atasnya menunjukkan tugas yang belum selesai.

Beberapa tanaman hias berdiri di pojok-pojok ruangan, mencoba menghadirkan kesegaran di tengah suasana yang semakin sunyi. Namun, di balik ketenangan tersebut, masih terdapat beberapa karyawan yang berusaha menyelesaikan pekerjaan mereka sebelum pulang.

Wajah mereka tampak lelah, namun tetap fokus dan bertekad untuk menuntaskan tanggung jawab yang diemban. Sesekali terdengar suara percakapan ringan atau tawa yang mengisi keheningan, menandakan bahwa meski suasana kantor sore itu tenang, semangat kebersamaan dan kerjasama di antara mereka tetap ada.

Angel menyimpan semua dokumen setelah dia selesai dengan pekerjaannya. Renov, datang ke ruangan Angel untuk memeriksa wanita itu kembali. Tetapi, melihat Angel yang masih duduk dengan tenang di kursi kebesarannya Renov mengurungkan niat untuk menemui Angel.

Angel mendapat panggilan dari Lucifer. Bahwa pria itu sudah berada di bawah datang untuk menjemput Angel.

Tak lama kemudian Angel pergi meninggalkan ruangan kerjanya. Wanita itu terlihat tersenyum menelusuri koridor perusahaan Wilson.

Namun, tak lama Mark muncul tepat di hadapan Angel.

"Ini dokumen tentang pembangunan infrastruktur umum yang Anda minta tadi pagi, Bu." Mark berkata sembari memberikan dokumen yang ada di tangannya.

"Baik, aku sudah menyiapkan perancangan pembangunan tersebut. Besok kita bisa mulai membicarakan hal ini dengan pada investor. Bukankah, Tuan Lucifer juga terlibat?"

"Benar,"

Angel hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam lift begitu juga dengan Mark. Melihat Angel sudah pergi Renov segera menyelinap masuk ke dalam ruangan tersebut.

Renov menutupi kembali pintu ruangan tersebut. Renov berjalan dengan tergesa-gesa ke arah meja kerjanya.

Tiba di tempat parkir Angel langsung menghampiri sebuah mobil hitam metalik milik sang suami kontrak. Menikah karena sebuah kesepakatan membuat Angel tak bisa benar-benar menganggap pria itu suami sungguhan. Terlebih lagi keduanya seperti tak saling cinta. Benih-benih cinta terlihat tak muncul di antara keduanya.

"Selamat sore, Tuan Lucifer."Angel menyapa dengan panggilan yang sangat formal. Menjaga jarak serta sikap di depan Lucifer sudah menjadi pilihan Angel sejak awal.

"Masuklah!"Lucifer berkata dengan dingin. Pria itu tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Tetapi, ketika Angel menganggapnya hanya rekan kerja yang saling memberi keuntungan Lucifer merasa tak puas dengan itu. Pria ini tidak tabu bagaimana cara mengapresiasi cintanya kepada Angel. Karena, hubungan keduanya terjalin bukan karena cinta tapi karena sebuah kesepakatan.

Mobil itu pun pergi meninggalkan parkiran perusahaan anak cabang Wilson. Terlihat Renov menatap mobil itu yang pergi dari lantai paling atas perusahaan. Terlihat sangat kecil tetapi Renov tak pernah salah menebak dia tahu mobil itu adalah milik Lucifer itu artinya Angel sudah benar-benar meninggalkan perusahaan itu.

"Jika aku bisa membantu Shapire maka perusahaannya takkan sampai bangkrut,"gumam Renov yang mencoba membuka komputer milik Angel yang ada di atas meja kerjanya. Komputer itu menggunakan kata sandi. Renov tentu saja tak kesulitan untuk membuka itu. Dia adalah orang pertama yang memegang komputer tersebut.

"Semoga sandinya belum terganti,"

Tap!

"Ceroboh! Wanita itu tak menggantikan sandinya,"lanjut Renov. Senyuman licik terpancar dari raut wajahnya menatap layar komputer yang berhasil terbuka. Renov, langsung membuka satu folder yang dia yakini di mana perancangan proyek Angel simpan. Renov, butuh hasil itu untuk membantu Hardian keponakannya itu.

"Aku dapat,"pria itu tertawa kecil lalu menyimpan semua hasil perancangan yang dia curiga ke dalam flashdisknya.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka yang membuat Renov tertegun dan menatap pintu ruangan tersebut seseorang telah datang.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒑𝒂 𝑯𝒂𝒓𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 🤔🤔

2024-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!