Mengetahui kebenaran

"Sebenarnya kamu bukanlah cucu kami Qian, kami hanyalah mengasuh mu sejak kamu masih bayi," kata Feng Feng.

Qian seperti tersengat kalajengking mendengar pengakuan Feng Feng, selama ini dia beranggapan jika kedua orang tua itu adalah kakek dan neneknya.

"Kakek pasti bercanda! Nenek, katakan padaku jika kakek sedang bercanda kepadaku, iya kan nek?" tanya Qian.

Yuwen hanya menatap wajah Qian dengan tatapan sayup, dia sendiri sebenarnya tidak tega untuk membuka semuanya kepada Pemuda yang dirawat sejak masih bayi itu.

"Kakekmu tidak bercanda Qian," jawab Yuwen dengan penuh kesedihan.

Qian masih tidak percaya mendengar hal itu, dia tertawa seakan-akan kakek dan neneknya sedang mengerjai nya, namun saat melihat keseriusan di wajah kedua kakek nenek itu, Qian mulai merasa tidak tenang.

"Qian, kamu harus menerima akan kebenaran ini, walaupun kamu bukan cucu kami, namun kasih sayang kami tetap kami berikan kepadamu, dan kamu sudah kami anggap sebagai cucu kami sendiri," kata Yuwen.

Qian mulai terdiam, tatapannya sedikit berubah, dan ekspresinya sedikit demi sedikit mulai terlihat ingin mempercayainya, namun setengahnya masih menolaknya.

"Selama Tujuh belas tahun ini kami memang merahasiakan kebenaran ini darimu, sekarang sudah saatnya kamu mengetahui kebenarannya Qian," kata Feng Feng.

"Tidak, ini tidak mungkin, kalian pasti sedang mempermainkan ku."

Qian mulai terlihat syok, dia berjalan mundur dengan kondisi lemas hingga tubuhnya menabrak beberapa barang dan jatuh dalam posisi duduk.

Yuwen segera menghampiri Qian dengan penuh kekhawatiran, dia melihat pandangan Qian yang seperti kosong.

"Qian!" Yuwen memanggilnya dan Qian pun segera meresponnya.

Dengan mata yang mulai lembab, Qian memandangi kedua kakek nenek itu secara bergantian, dalam hatinya dia masih merasa tidak percaya.

"Jika aku bukan cucu kalian, lalu siapa aku, dan dimana kedua orang tuaku?" tanya Qian.

"Nama lengkapmu sebenarnya adalah Song Lin Qian, dari namamu seharusnya kamu mengetahui dari keluarga mana kamu berasal Qian," kata Feng Feng.

"Song Lin Qian?"

Qian berpikir sejenak, selama ini dia hanya tahu namanya adalah Lin Qian, namun sekarang dia baru tahu jika nama lengkapnya adalah Song Lin Qian.

"Mustahil, aku tidak mungkin anak dari keluarga Kerajaan!" kata Qian.

Walau Qian tidak pernah pergi keluar selama Tujuh belas tahun lamanya, namun Yuwen telah berhasil mendidiknya dan menjadi seorang pemuda yang tidak kalah dengan para pemuda berpendidikan lainnya, dia bisa mengetahui berbagai macam hal kecuali nama-nama hewan.

"Aku tahu kamu akan terkejut setelah mengetahui semua ini, aku akan menceritakan padamu tentang bagaimana kami bisa menjadikanmu sebagai cucu angkat kami," kata Feng Feng.

Mereka berdua mulai menceritakan akan awal mula mereka menemukan Qian di sungai bersama dengan ibunya yang saat itu sudah terluka parah, Feng Feng juga menceritakan tentang kabar penyerangan di istana yang tepat bersamaan dengan hari mereka menemukan Qian dan ibunya.

Tidak satupun cerita yang mereka lewatkan agar Qian mengerti akan kenapa dirinya bisa berada jauh dari Istana, dengan menceritakan kejadian lengkapnya, Feng Feng dan Yuwen berharap agar Qian bisa memahami akan keberadaannya yang terlahir di keluarga Kerajaan serta ancaman yang sedang mengintainya.

Air mata Qian mengalir setelah mendengar cerita Feng Feng dan Yuwen, dan yang paling membuatnya sangat sedih ialah akan pengorbanan ibunya yang berusaha menjaga dirinya agar tetap aman walau nafas sudah berada di ujung kematian.

Qian akhirnya tidak kuat menahan kesedihannya sehingga dia menangis seraya menggenggam kedua tangannya dengan erat, dia tidak menyangka kelahirannya akan mendatangkan petaka yang membuat ibunya yang sama sekali belum dia lihat wajahnya harus pergi meninggalkannya, dan yang paling parahnya lagi, Qian yang baru lahir sudah memiliki musuh di dalam anggota keluarganya sendiri.

"Ja..jadi, batu nisan di pinggir sungai itu adalah batu nisan makam Ibuku?" tanya Qian.

Feng Feng dan Yuwen mengangguk, sedangkan Qian yang tahu jika batu nisan yang ia lewati tadi pagi saat pergi mengikuti Feng Feng ke Desa Honfu itu adalah makam ibunya.

Qian segera bangkit lalu bergegas lari keluar dan pergi ke makam ibunya yang berada di bawah Gunung. Feng Feng dan Yuwen yang sempat terkejut bergegas pergi menyusul Qian, mereka berdua takut jika sampai Qian yang marah akan nekat pergi dan kembali ke Istana untuk menuntut balas.

Qian yang lari dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya akhirnya tiba di samping makam ibunya yang sudah ditumbuhi banyak rumput liar, dia segera membersihkan makam tersebut sehingga Batu Nisan yang terbuat dari batu sungai biasa itu bisa terlihat lebih jelas.

Qian jatuh bersimpuh memandangi batu Nisan ibunya, dia diam untuk sesaat sebelum akhirnya dia berteriak lalu menangis sekencang-kencangnya untuk meluapkan rasa kesedihannya.

"Kenapa! Kenapa semua ini terjadi padaku? Ibu, aku ingin sekali bertemu dan melihat wajahmu, dulu aku berharap jika suatu saat nanti aku pasti akan bertemu denganmu, aku ingin melihat seperti apa wajahmu, tapi sekarang..!"

Qian tidak mampu lagi melanjutkan ucapannya, sedangkan Feng Feng dan Yuwen yang baru tiba menghela nafas lega melihat Qian berada di makam ibunya, akan tetapi setelah mendengar keluh kesah kesedihan Qian, Yuwen pun tidak kuasa menahan diri sehingga dia dan Feng Feng juga ikut meneteskan air mata mereka.

"Bertahun-tahun aku ingin mengetahui akan dimana kedua orang tuaku, dan begitu mengetahuinya, ternyata aku justru melihatmu dalam wujud Batu Nisan ini! Kenapa Ibu, kenapa kamu melahirkan ku? Andai kamu tidak melahirkanku, mungkin kamu tidak akan mengalami hal setragis ini, dan aku tidak akan menderita dan sedih seperti ini ibu, jawablah ibu?" kata Qian yang meluapkan emosinya dengan menanyakan semua itu kepada Batu nisan ibunya.

Yuwen ingin menghampirinya serta menenangkannya, namun Feng Feng melarangnya, Feng Feng ingin agar Qian bisa mencurahkan isi hatinya, mulai dari kesedihan dan kekecewaannya di depan makam ibunya, dia akan membiarkan Qian seperti itu, sebab setelah dia selesai mencurahkan isi hatinya itu, dia pasti akan merasa lebih lega dan dia akan kembali bisa diajak bicara.

Saat ini Qian memang sangat marah, kesal, sedih, serta kecewa, semua itu menjadi satu di dalam hatinya, walau demikian tidak ada kata-kata umpatan atau makian yang dia lontarkan kepada ibunya, dan itu menandakan jika Qian masih bisa mengendalikan dirinya.

Hari sudah mulai gelap, dan tanpa terasa Qian berada cukup lama disana, dia memeluk batu nisan itu dan menganggap jika ibunya masih ada seolah-olah ibunya sedang mengelus-elus rambutnya dengan penuh kasih sayang.

"Qian, ini sudah hampir gelap, sebaiknya kita kembali dulu ke rumah," kata Yuwen yang melihat Qian sedikit lebih tenang setelah semua curahan hatinya sudah dicurahkan di makam ibunya.

"Kakek dan nenek pulang saja, malam ini aku akan disini bersama ibu," jawab Song Lin Qian yang masih memeluk batu nisan ibunya.

"Ibumu saat ini sudah tenang di alam sana, jika saat ini dia melihatmu seperti ini, ibumu pasti sangat sedih, karena ibumu berjuang dan rela menukar nyawanya demi kelangsungan hidupmu bukan untuk melihatmu bersedih seperti ini," kata Feng Feng.

"Aku tahu itu kek, namun biarkanlah aku disini sendiri, aku masih ingin bersama dengan ibuku," jawab Song Lin Qian.

Feng Feng dan Yuwen saling berpandangan, mereka berdua akhirnya menyerah dan membiarkan Qian tetap memeluk batu nisan ibunya, namun tentu saja mereka tentu tidak akan meninggalkan Qian disana sendirian sehingga mereka berdua memilih untuk tetap berada disana menemani Qian.

Walau sudah malam dan cahaya yang diandalkan adalah cahaya bulan sabit, Feng Feng dan Yuwen tidak mau menyalakan api, karena itu hanya akan membuat orang-orang dari Perguruan Pedang Darah akan mengetahuinya.

Qian sendiri masih berbaring dengan memeluk batu nisan ibunya, dia sama sekali tidak tidur, dan selama semalam penuh Qian akhirnya mulai bangun.

Saat hampir pagi, Feng Feng dan Yuwen melihat Qian yang mulai duduk berlutut di hadapan makam ibunya lalu dia bersujud sebanyak tiga kali. Qian mulai merelakan kepergian ibunya serta mendoakan agar ibunya bisa beristirahat dengan tenang.

"Ibu, beristirahatlah dengan tenang, aku berjanji akan membalas orang-orang yang telah membuat kita jadi seperti ini sepuluh kali lipat dari ini, aku minta restumu agar aku diberi keberanian dan kekuatan untuk menghadapi mereka," kata Qian seraya menyobek bajunya lalu mengikat kain di batu nisan ibunya.

Qian segera bangkit lalu dia berbalik dan menghampiri Feng Feng serta Yuwen yang sudah semalaman menemani dirinya. "Kakek, Nenek, terima kasih karena selama ini kalian berdua sudah merawat dan membesarkan ku, walau kalian bukan kakek dan nenekku, bagiku kalianlah keluargaku," kata Qian yang membuat Feng Feng dan Yuwen terharu me mendengarnya.

Feng Feng segera memeluk Qian dan disusul oleh Yuwen, mereka bertiga benar-benar telah memiliki keluarga yang sempurna.

"Qian, setelah mengetahui kebenaran ini, apa rencanamu berikutnya?" tanya Feng Feng.

"Aku memang berencana untuk ke istana dan mencari orang-orang yang sudah membunuh ibuku, tapi aku sadar itu tidak akan mudah, jadi aku akan mempelajari Kitab Naga Langit ini terlebih dahulu seraya melakukan perjalanan untuk menambah dan memperkuat ilmu beladiri yang kalian ajarkan kepadaku," jawab Qian.

"Itu bagus, tapi perlu kamu ingat, kamu jangan dulu memberitahukan akan nama aslimu kepada semua orang, kemungkinan besar orang-orang yang ingin mencelakaimu dulu akan kembali menyerangmu setelah mengetahui jika ternyata kamu masih hidup, takutnya mereka adalah para pendekar berilmu tinggi," kata Feng Feng.

"Kalau begitu ayo kita kembali dulu, kita bahas semua ini di rumah, kebetulan aku memiliki sesuatu milik ibumu yang ingin aku berikan padamu," ajak Yuwen.

"Apa itu Nek?" tanya Qian.

"Jepit Rambut ibumu, mungkin nanti itu bisa membantumu saat nanti kamu bertemu dengan ayahmu, di tambah dengan tanda lahir di pundakmu, itu akan semakin memperkuat akan jati dirimu yang sebenarnya," kata Yuwen.

Qian mengangguk kemudian mereka bertiga kembali ke puncak gunung untuk mengambil barang peninggalan yang tinggalkan untuk Qian dalam perjalanannya nanti, walau ini adalah perjalanan balas dendam untuk mencari keadilan serta menemukan jati diri Qian yang sesungguhnya, namun Qian akan berpetualang terlebih dahulu untuk meningkatkan kemampuannya ilmu beladiri nya sebagai seorang Pendekar.

Terpopuler

Comments

Darwito

Darwito

ifoov

2024-05-09

1

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

ini b'arti bkan crita kultivasi ya thor

2024-04-02

0

Pangeran Reza

Pangeran Reza

sedih banget kalo udh tau ibun ny udh prgi

2024-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Song Lin Qian
2 Kekacauan yang di rencanakan
3 Bala bantuan
4 Sisa Nafas Terakhir
5 Pedang Darah
6 Rencana Yie Ling Yi
7 keinginan Putri Bungsu Raja Song
8 Lingkaran Tenaga Dalam
9 Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10 Para Perusuh
11 Xan Tiandi
12 Sejarah Kitab Naga Langit
13 Mengetahui kebenaran
14 Memulai perjalanan
15 Pekerjaan pertama
16 Hari pertama bekerja
17 Ayah yang terbaik
18 Keahlian Xeiyin
19 Perguruan Racun Kalajengking
20 Pembunuhan Pertama
21 Ginseng Hitam Langit Malam
22 Perasaan aneh
23 Perguruan Elang Perak
24 Tidak berdaya
25 menjadi kekasih bayaran
26 Kakek Pengemis
27 Cincin Langit
28 Keberuntungan yang tidak di sengaja
29 Partai Tiga Pedang
30 Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31 Keluarga Chu
32 Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33 Rahasia Tanda Lahir
34 Keluarga
35 Mengkhianati kepercayaan
36 Aura Kematian
37 Panglima Huan Gong
38 Chang Xu Tian
39 Tamu undangan
40 Menemukan titik terang
41 Berangkat ke Istana
42 Bertemu dengan sang Ayah
43 Han Li Guo
44 Sosok hitam
45 Keberuntungan yang tidak terduga
46 Bentrokan
47 Hanya satu kata
48 Merasakan efek Pedang
49 Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50 Harimau Panglima Perang
51 Dukungan orang kuat tambahan
52 Mempermalukan Keluarga Chu
53 Bertemu dengan Sang Permaisuri
54 Meninggalkan Istana
55 Membuat Pil pertama
56 Memulai latihan tertutup
57 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58 Pasien pertama
59 Pendekar bayaran
60 Para Iblis Tua
61 Pimpinan utama Tiga Pedang
62 Hutan Zudong
63 Di kejar oleh Dewa Kematian
64 Tidak memiliki perasaan
65 Seperti neraka
66 Musuh mulai bergerak
67 Pertempuran Besar 1
68 Pertempuran Besar 2
69 Pertempuran Besar 3
70 Pertempuran Besar 4
71 Pertempuran Besar 5
72 Pertempuran Besar 6
73 Roh Kaisar Naga Api
74 Meminjam tubuh
75 Rencana Huai Long
76 Kemenangan
77 Akhir dari pertempuran besar
78 Perbatasan Desa Lingwu
79 Hutan Qixing
80 Mengungkapkan identitas
81 Aliansi Pendekar
82 Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83 Jalur Keberuntungan
84 Pertarungan perebutan Peta
85 Berhasil mendapatkan peta
86 Suku Manusia Batu
87 Bahasa Suku Manusia Batu
88 Kepala Suku Daoyu
89 Kesepakatan
90 Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91 Konflik Perang Saudara
92 Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93 Suku Ular Tanah
94 Segel Bintang Hitam
95 Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96 Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97 Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98 Mengetahui identitas Qian
99 Menjadi Sekutu
100 Melanjutkan perjalanan
101 Kota Yiandong
102 Anggota Organisasi Bintang Benua
103 Wilayah tak berpenduduk
104 Tumbal Pertama
105 Kota Chaoli
106 Tumbal berikutnya
107 Pertarungan sengit dua lawan satu
108 Qian melawan Xuan He
109 Kepala Kaisar Agung
110 Perguruan Pulau Tua
111 Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112 Batu permata
113 Siluman Kalajengking Ye Shong
114 Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115 Perburuan di Hutan Qixing
116 Pertarungan dua Siluman Tua
117 Kisah awal mula Segel Api
118 Xa Wujin
119 Membentuk Pondasi pertama
120 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121 Kulit Naga Muda
122 Dua buruan besar
123 Lima Raja Hutan Pelindung
124 Pertandingan antar Organisasi
125 Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126 Menyembunyikan kemampuan
127 Bukit Tangsang
128 Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129 Kaisar Han
130 Lembah Setan dan Lembah Iblis
131 Bibit kejahatan berikutnya
132 Tabib Ajaib
133 Surganya Dunia
134 Pertarungan lima lawan empat
135 Hun Rong
136 Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137 Kwe Lan
138 Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139 Serangan terakhir
140 Kematian Kwe Lan
141 Lembaran Ranah Naga Bumi
142 Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143 Bintang Benua dalam masalah besar
144 Tiga Pendekar Setan Tian
145 Strategi singkat
146 Menerobos pertahanan
147 Bantuan telah datang
148 Bantuan telah datang 2
149 Tiba di pertempuran
150 Membalikkan situasi
151 Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152 Tidak ada Kesempatan lagi
153 Kemenangan
154 Kondisi Dao Yin
155 Bulan Purnama Beku
156 Pangeran Pendekar Naga
157 Informasi baru
158 Rumah pelelangan keluarga Ziu
159 Cincin Bola Api
160 Sosok berjubah hitam
161 Xuan Hui
162 Rencana Qian dan Huai Long
163 Qian melawan Hai Kang
164 Kekuatan Cincin Bola Api
165 Melanjutkan perjalanan
166 Pertempuran sesama Aliran Hitam
167 Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168 Membunuh tanpa menyentuh
169 Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170 Menyerah
171 Penggabungan dua Aliran berlawanan
172 Keputusan Xuan Hui
173 Kembali ke Hutan Qixing
174 Tubuh Naga Emas
175 Naik ke Ranah Serigala Langit
176 Menjinakkan Kekuatan Naga
177 Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178 Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179 Sosok Kaisar Petir
180 Dunia Roh
181 Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182 Pondasi Jiwa Kegelapan
183 Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184 Kambali ke Bintang Benua
185 Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186 Beradu segel sihir
187 Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188 Sihir Terakhir
189 Pembakar Api Pemusnah
190 Membawakan hadiah besar
191 Pertemuan kembali dengan Qifei
192 Tiba di Kota Tengzho
193 Persiapan penyambutan
194 Pancaran aura agung
195 Pertemuan ayah dan anak
196 Kemampuan Qifei
197 Dewa Kematian yang sesungguhnya
198 Kemunculan anggota Pedang Darah
199 Pertarungan Qian dan Leng Tua
200 Segel Kurungan Tanah
201 Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202 Rencana Pembalasan
203 Kunjungan ke Bulan Suci
204 Aksi Ye Shong
205 Hukuman
206 Xeiyin keluar dari pelatihan
207 Qifei mengamuk
208 Qiyue, Saudari kembar Qifei
209 Keterampilan Lava
210 Ketua Besar Wu Jin
211 Lava Angin Pemusnah
212 Busur Emas Suci
213 Memamerkan Kekuatan
214 Jurus Seribu Bayangan Pedang
215 Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216 Memeriksa bagian dalam Markas
217 Harta paling berharga
218 Cemburu
219 Masalah Keluarga
220 Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221 Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222 Informasi tentang Keluarga Qiao
223 Tiba di rumah Keluarga Qiao
224 Zhiu Yu
225 Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226 Rombongan pengungsi
227 Lepas tangan
228 Sayap Inti Elemen
229 Penyatuan Bola Energi kedua
230 Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231 Kebimbangan
232 Kabar buruk
233 Kondisi Meng Lin
234 Berangkat ke wilayah Ming
235 Pencuri kecil Lang Hang
236 Kota Zhanghu
237 Sao Yun si Kapak Angin
238 Teman seperjalanan
239 Godaan para pelayan cantik
240 Siluman yang melegenda
241 tiba di Kekaisaran Ming
242 Asosiasi Singa Pemburu
243 Tiba di Perguruan Tiga Kapak
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Pangeran Song Lin Qian
2
Kekacauan yang di rencanakan
3
Bala bantuan
4
Sisa Nafas Terakhir
5
Pedang Darah
6
Rencana Yie Ling Yi
7
keinginan Putri Bungsu Raja Song
8
Lingkaran Tenaga Dalam
9
Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10
Para Perusuh
11
Xan Tiandi
12
Sejarah Kitab Naga Langit
13
Mengetahui kebenaran
14
Memulai perjalanan
15
Pekerjaan pertama
16
Hari pertama bekerja
17
Ayah yang terbaik
18
Keahlian Xeiyin
19
Perguruan Racun Kalajengking
20
Pembunuhan Pertama
21
Ginseng Hitam Langit Malam
22
Perasaan aneh
23
Perguruan Elang Perak
24
Tidak berdaya
25
menjadi kekasih bayaran
26
Kakek Pengemis
27
Cincin Langit
28
Keberuntungan yang tidak di sengaja
29
Partai Tiga Pedang
30
Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31
Keluarga Chu
32
Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33
Rahasia Tanda Lahir
34
Keluarga
35
Mengkhianati kepercayaan
36
Aura Kematian
37
Panglima Huan Gong
38
Chang Xu Tian
39
Tamu undangan
40
Menemukan titik terang
41
Berangkat ke Istana
42
Bertemu dengan sang Ayah
43
Han Li Guo
44
Sosok hitam
45
Keberuntungan yang tidak terduga
46
Bentrokan
47
Hanya satu kata
48
Merasakan efek Pedang
49
Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50
Harimau Panglima Perang
51
Dukungan orang kuat tambahan
52
Mempermalukan Keluarga Chu
53
Bertemu dengan Sang Permaisuri
54
Meninggalkan Istana
55
Membuat Pil pertama
56
Memulai latihan tertutup
57
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58
Pasien pertama
59
Pendekar bayaran
60
Para Iblis Tua
61
Pimpinan utama Tiga Pedang
62
Hutan Zudong
63
Di kejar oleh Dewa Kematian
64
Tidak memiliki perasaan
65
Seperti neraka
66
Musuh mulai bergerak
67
Pertempuran Besar 1
68
Pertempuran Besar 2
69
Pertempuran Besar 3
70
Pertempuran Besar 4
71
Pertempuran Besar 5
72
Pertempuran Besar 6
73
Roh Kaisar Naga Api
74
Meminjam tubuh
75
Rencana Huai Long
76
Kemenangan
77
Akhir dari pertempuran besar
78
Perbatasan Desa Lingwu
79
Hutan Qixing
80
Mengungkapkan identitas
81
Aliansi Pendekar
82
Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83
Jalur Keberuntungan
84
Pertarungan perebutan Peta
85
Berhasil mendapatkan peta
86
Suku Manusia Batu
87
Bahasa Suku Manusia Batu
88
Kepala Suku Daoyu
89
Kesepakatan
90
Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91
Konflik Perang Saudara
92
Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93
Suku Ular Tanah
94
Segel Bintang Hitam
95
Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96
Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97
Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98
Mengetahui identitas Qian
99
Menjadi Sekutu
100
Melanjutkan perjalanan
101
Kota Yiandong
102
Anggota Organisasi Bintang Benua
103
Wilayah tak berpenduduk
104
Tumbal Pertama
105
Kota Chaoli
106
Tumbal berikutnya
107
Pertarungan sengit dua lawan satu
108
Qian melawan Xuan He
109
Kepala Kaisar Agung
110
Perguruan Pulau Tua
111
Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112
Batu permata
113
Siluman Kalajengking Ye Shong
114
Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115
Perburuan di Hutan Qixing
116
Pertarungan dua Siluman Tua
117
Kisah awal mula Segel Api
118
Xa Wujin
119
Membentuk Pondasi pertama
120
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121
Kulit Naga Muda
122
Dua buruan besar
123
Lima Raja Hutan Pelindung
124
Pertandingan antar Organisasi
125
Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126
Menyembunyikan kemampuan
127
Bukit Tangsang
128
Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129
Kaisar Han
130
Lembah Setan dan Lembah Iblis
131
Bibit kejahatan berikutnya
132
Tabib Ajaib
133
Surganya Dunia
134
Pertarungan lima lawan empat
135
Hun Rong
136
Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137
Kwe Lan
138
Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139
Serangan terakhir
140
Kematian Kwe Lan
141
Lembaran Ranah Naga Bumi
142
Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143
Bintang Benua dalam masalah besar
144
Tiga Pendekar Setan Tian
145
Strategi singkat
146
Menerobos pertahanan
147
Bantuan telah datang
148
Bantuan telah datang 2
149
Tiba di pertempuran
150
Membalikkan situasi
151
Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152
Tidak ada Kesempatan lagi
153
Kemenangan
154
Kondisi Dao Yin
155
Bulan Purnama Beku
156
Pangeran Pendekar Naga
157
Informasi baru
158
Rumah pelelangan keluarga Ziu
159
Cincin Bola Api
160
Sosok berjubah hitam
161
Xuan Hui
162
Rencana Qian dan Huai Long
163
Qian melawan Hai Kang
164
Kekuatan Cincin Bola Api
165
Melanjutkan perjalanan
166
Pertempuran sesama Aliran Hitam
167
Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168
Membunuh tanpa menyentuh
169
Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170
Menyerah
171
Penggabungan dua Aliran berlawanan
172
Keputusan Xuan Hui
173
Kembali ke Hutan Qixing
174
Tubuh Naga Emas
175
Naik ke Ranah Serigala Langit
176
Menjinakkan Kekuatan Naga
177
Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178
Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179
Sosok Kaisar Petir
180
Dunia Roh
181
Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182
Pondasi Jiwa Kegelapan
183
Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184
Kambali ke Bintang Benua
185
Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186
Beradu segel sihir
187
Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188
Sihir Terakhir
189
Pembakar Api Pemusnah
190
Membawakan hadiah besar
191
Pertemuan kembali dengan Qifei
192
Tiba di Kota Tengzho
193
Persiapan penyambutan
194
Pancaran aura agung
195
Pertemuan ayah dan anak
196
Kemampuan Qifei
197
Dewa Kematian yang sesungguhnya
198
Kemunculan anggota Pedang Darah
199
Pertarungan Qian dan Leng Tua
200
Segel Kurungan Tanah
201
Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202
Rencana Pembalasan
203
Kunjungan ke Bulan Suci
204
Aksi Ye Shong
205
Hukuman
206
Xeiyin keluar dari pelatihan
207
Qifei mengamuk
208
Qiyue, Saudari kembar Qifei
209
Keterampilan Lava
210
Ketua Besar Wu Jin
211
Lava Angin Pemusnah
212
Busur Emas Suci
213
Memamerkan Kekuatan
214
Jurus Seribu Bayangan Pedang
215
Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216
Memeriksa bagian dalam Markas
217
Harta paling berharga
218
Cemburu
219
Masalah Keluarga
220
Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221
Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222
Informasi tentang Keluarga Qiao
223
Tiba di rumah Keluarga Qiao
224
Zhiu Yu
225
Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226
Rombongan pengungsi
227
Lepas tangan
228
Sayap Inti Elemen
229
Penyatuan Bola Energi kedua
230
Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231
Kebimbangan
232
Kabar buruk
233
Kondisi Meng Lin
234
Berangkat ke wilayah Ming
235
Pencuri kecil Lang Hang
236
Kota Zhanghu
237
Sao Yun si Kapak Angin
238
Teman seperjalanan
239
Godaan para pelayan cantik
240
Siluman yang melegenda
241
tiba di Kekaisaran Ming
242
Asosiasi Singa Pemburu
243
Tiba di Perguruan Tiga Kapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!