Para Perusuh

"Aku beli Ikannya empat Ekor!"

"Aku beli 3 ekor kek!"

Satu persatu para ibu-ibu mulai membeli ikan milik Feng Feng, dan Sao Lin Qian yang baru pertama kali ikut berjualan sangat bersemangat melayani para Pembeli.

Saat belum datang pembeli berikutnya, Song Lin Qian memperhatikan dua anak kecil yang sedang berjalan bersama dengan ibunya, hal itu membuat Song Lin Qian sedih, sebab dia sama sekali tidak pernah melihat wajah kedua orang tuanya.

Setiap kali Song Lin Qian bertanya akan kedua orang tuanya kepada Feng Feng dan Yuwen, mereka selalu saja menjawab jika masih belum saatnya Song Lin Qian untuk mengetahui tentang kedua orang tuanya.

Feng Feng yang melihat akan apa yang Song Lin Qian lihat juga merasa kasihan terhadap Song Lin Qian yang terlihat sangat sedih. Feng Feng tahu jika Song Lin Qian sudah cukup dewasa, dan Feng Feng mulai berpikir jika sudah waktunya bagi Song Lin Qian untuk diberitahu akan siapa dirinya.

Saat masih menatap kedua anak kecil dengan ibunya yang sedang berbelanja, sekelompok pria dengan memegang Pedang tiba-tiba saja datang dan mulai meminta uang kepada para pedagang.

"Ayo serahkan uang upeti sekarang juga," bentak salah satu pria itu kepada pedagang sayur.

"Tuan, kami ini baru buka dan belum ada yang laku," kata wanita tua penjual sayur.

Orang-orang yang sebelumnya berlalu lalang lari berhamburan karena takut, sedangkan orang-orang bersenjata itu menyebar dan memeras para Pedagang dengan ancaman.

"Itu bukan urusanku! Cepat berikan uangnya jika tidak, semua barang dagangan ini akan aku hancurkan," bentak pria tersebut.

"Jangan Tuan! Ba.. baik-baik, saya akan memberikan uangnya," jawab wanita tua itu yang ketakutan.

Wanita tua itu dengan gemetar mengeluarkan kantong uangnya dan akan mengeluarkan kepingan uang yang dia miliki, namun belum sempat dia mengeluarkan uangnya, pria itu justru merampas kantong uang tersebut.

"Jangan Tuan, tolong jangan ambil semua uang saya, itu adalah uang modal usaha saya tuan," kata Nenek itu seraya menangis.

Song Lin Qian ingin bangkit untuk menolong nenek itu, namun Feng Feng menahannya.

"Kakek, kita harus menolong nenek itu! Kasihan dia," kata Song Lin Qian.

"Tidak Qian, kamu jangan pernah ikut campur apalagi sampai membuat masalah dengan mereka! Duduklah dan berpura-pura saja tidak tahu," kata Feng Feng.

"Tapi kek..!"

"Qian, ingat pesanku tadi sebelum kita turun Gunung? Jangan sesekali kamu melakukan sesuatu ataupun sampai bertarung, kamu tidak boleh berkelahi," kata Feng Feng yang kembali mengingatkan.

"Iya kek aku tidak lupa, tapi nenek itu!"

"Dia akan baik-baik saja, percayalah orang-orang ini tidak akan membunuhnya, selama mereka mendapatkan apa yang mereka minta, maka semuanya akan baik-baik saja," kata Feng Feng.

Song Lin Qian sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa memperhatikan sang Nenek yang menangis karena uangnya dibawa pergi oleh para kelompok bersenjata.

"Untuk apa aku berlatih setiap hari jika pada akhirnya apa yang aku pelajari sama sekali tidak bisa digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan?" gumam Song Lin Qian.

Song Lin Qian belum mengetahui alasan Feng Feng yang sebenarnya, sedangkan Feng Feng sendiri sebenarnya juga ingin memberikan para kelompok bersenjata itu pelajaran, namun dia tidak bisa melakukannya karena dia masih mengkhawatirkan keberadaan Perguruan Pedang Darah.

Jika sampai Song Lin Qian bertarung dan menggunakan jurus-jurus yang diajarkan oleh Feng Feng dan Yuwen, takutnya ada anggota Pedang Darah yang melihat dan mengenali jurus-jurus yang digunakan oleh Song Lin Qian, bisa-bisa mereka akan menemukan tempat persembunyiannya dan yang paling dikhawatirkan adalah Xan Tiandi.

"Hai kalian berdua, cepat berikan uang hasil jualan kalian!"

Salah seorang dari mereka kini meminta uang hasil jualan ikan milik Feng Feng, belum lagi cara meminta mereka yang sama sekali tidak sopan kepada orang tua.

Song Lin Qian ingin menjawabnya, namun Feng Feng menahannya dengan menggelengkan kepalanya, hal itu membuat Song Lin Qian merasa geram dan ingin sekali menghajar orang-orang itu.

"Tuan, dari tadi ikan kami baru terjual tiga ikan ekor saja, dan ini semua uang hasil jualan kami dari tadi," kata Feng Feng seraya menunjukkan koin perak dari hasil jualan tiga ekor ikan, sedangkan uang yang lainnya telah Feng Feng sembunyikan.

"Apa, hanya tiga perak? Iya sudah berikan itu padaku," kata pria tersebut.

Feng Feng menyerahkan tiga koin perak itu kepada pria tersebut, sedangkan pria itu memperhatikan sikap Feng Feng yang sama sekali tidak terlihat takut sedikitpun kepada dirinya.

"Apakah kamu tidak takut kepadaku?" tanya Pria tersebut.

"Tentu saja kami takut tuan, mana mungkin kami berani kepada tuan?" jawab Feng Feng.

"Hah, sikapmu membuktikan jika kamu dan dia ingin melawanku! Ayo kalau kalian merasa hebat lawanlah aku," kata pria itu dan ingin mendorong tubuh Feng Feng dengan gagang pedangnya.

Saat gagang pedang itu hampir menyentuh tubuh Feng Feng, Song Lin Qian dengan cepat menahan gagang pedang itu, hal itu membuat Feng Feng dan pria itu terkejut.

"Jangan coba-coba berbuat kasar kepada kakek ku!" kata Song Lin Qian yang tidak bisa lagi menahan kekesalannya.

"Qian, hentikan nak! Cepat minta maaf kepada tuan ini," kata Feng Feng.

"Kakek! Kalian pernah mengajarkan adab menghormati orang tua padaku, dan aku melakukan apa yang telah kalian ajarkan padaku," kata Song Lin Qian yang tidak ingin lagi mendengarkan perintah Feng Feng dan tentu saja karena amarahnya yang sudah tidak terbendung lagi.

"Hem, anak baru lahir kemarin sudah ingin mengajariku adab sopan santun ha! Sini biar aku yang memberimu pelajaran tambahan itu," ucap pria itu lalu dia berniat untuk memberikan serangan kepada Song Lin Qian.

"Hanya kakek dan nenekku saja yang berhak menggurui ku, kamu sama sekali tidak memiliki kualitas apapun untuk mengguruiku," kata Song Lin Qian kemudian dia mengepalkan kedua tangannya lalu maju menyerang pria tersebut.

"Qian berhenti!" seru Feng Feng.

Seruan Feng Feng sama sekali tidak didengar oleh Song Lin Qian, dia yang sudah sejak awal merasa geram akhirnya mulai menyerang pria tersebut dengan tangan kosong.

Pria tersebut segera menyadari jika Song Lin Qian adalah seorang Pendekar Jiwa Petarung, hal itu membuatnya harus mengeluarkan jurus-jurusnya.

Pertarungan keduanya membuat rekan-rekan pria itu yang menyebar segera berkumpul, mereka ingin membantu rekan mereka serta akan memberikan pemuda itu pelajaran.

Feng Feng yang melihat kelima orang lainnya ingin menyerang Song Lin Qian akhirnya tidak tinggal diam, dia tidak mau mereka mencelakai Song Lin Qian sehingga mau tidak mau, Feng Feng pun turun tangan.

"Aku tidak akan membiarkan kalian mengeroyok cucuku," kata Feng Feng.

Kelima pria itu terkejut setelah seorang kakek tua menghalangi mereka, semuanya saling berpandangan sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak melihat seorang kakek yang mencoba menahan mereka berlima.

"Kakek, kamu ini sudah hampir bau tanah, sebaiknya kamu duduk agar usiamu lebih panjang dan biarkan saja kami bermain-main dengan cucumu itu," kata salah satu dari mereka.

Feng Feng mengambil sebuah tongkat kayu kecil yang menjadi penyangga tenda jualan orang lain, dia mengibaskan kayu itu ke samping dan terlihat ada hembusan angin yang keluar dari kibasan kayu itu yang membuat tanah sedikit tergores hanya karena terkena kibasannya saja.

Mereka tentu tidak memperhatikan itu, justru mereka semakin menertawakan Feng Feng yang akan melawan mereka dengan sebatang kayu kecil saja.

"Kalian berdua, hajar kakek tidak tahu diri itu," kata salah satu dari mereka yang menyuruh kedua rekannya untuk menyerang Feng Feng.

Kedua pria itu segera mencabut pedang mereka lalu melompat maju untuk menyerang Feng Feng. Saat salah satu dari mereka mengayunkan pedangnya, Feng Feng lebih dulu bergerak dan dengan kayunya, dia memukul tangan pria itu dengan sangat keras.

"Argh!"

Pria itu menjerit dan pedang di tangannya terlepas, namun saat baru menyadari jika pedangnya sudah terlepas, satu sabetan kayu mengenai pinggangnya yang membuat teriakan pria itu melengking dan tubuhnya terlempar hingga empat meter jauhnya.

Pria yang satu lagi tertegun melihat rekannya yang terlihat kesakitan dengan air mata yang mengalir karena tidak kuat menahan sakit sehingga membuatnya menangis.

Walau sedikit ragu, namun pria yang tersisa itu mencoba untuk maju, dan hal yang sama pun juga dialaminya, yaitu mendapatkan satu sabetan kayu yang membuatnya berguling-guling kesakitan.

"Dasar tidak berguna! Mengurus kakek-kakek saja tidak becus," gerutu pria itu lalu dia mencabut pedangnya dan mengajak kedua rekannya untuk maju bersamanya menyerang Feng Feng.

Feng Feng yang terlihat tenang melihat ketiganya yang maju secara bersamaan untuk menyerang dirinya hanya menggelengkan kepalanya. Dia menarik kayunya kesamping, dan dengan satu gerakan kakinya, Feng Feng bergerak dengan ilmu meringankan tubuh yang luar biasa dan dengan cepat melewati ketiga lawannya.

Ketiga lawannya yang terkejut dengan ilmu meringankan tubuh di kakek yang ternyata sangat tinggi ingin menoleh kebelakang, namun sebelum mereka berhasil melihat kebelakang, Feng Feng sudah lebih dulu memukuli tubuh ketiganya itu dengan kayunya.

Ketiga pria itu menjerit kesakitan di pukuli oleh Feng Feng, jika diperhatikan lagi, Feng Feng seperti sedang memukuli anak-anak yang nakal, padahal mereka itu adalah para Pendekar Jiwa Pemula Kelas 3 dan satu orang adalah pendekar Jiwa Petarung.

Namun di hadapan sang kakek itu, mereka terlihat seperti anak kecil yang sedang dihukum. Ketiga pria itu menangis dan menjerit memohon ampun, mereka benar-benar tidak kuat menahan sakitnya pukulan Feng Feng.

Feng Feng baru berhenti memukuli mereka setelah mereka bertiga bersujud dan menangis seraya meminta ampun, dan kulit-kulit tubuh mereka semua banyak memarnya.

Song Lin Qian sendiri saat ini memukuli lawannya hingga tubuhnya babak belur dibuatnya, padahal mereka itu sama-sama Pendekar Jiwa Petarung, namun Song Lin Qian memiliki ilmu meringankan tubuh yang sedikit lebih tinggi dari lawannya serta serangan pukulannya yang mampu mematahkan pedangnya menjadi dua.

Pria itu benar-benar tidak diberi kesempatan untuk meminta ampun, karena Song Lin Qian tidak memberikan dia kesempatan untuk berbicara.

"Hentikan Qian, sudah cukup! Kamu sudah memberinya pelajaran, jadi jangan dipukul lagi," kata Feng Feng.

Song Lin Qian akhirnya baru berhenti, dia menoleh ke arah pria yang sudah di hajarnya itu, dan begitu dia melihat wajah pria itu yang babak belur, Song Lin Qian baru sadar jika dia sudah kelewatan.

"Kakek maafkan aku!" kata Song Lin Qian.

Feng Feng hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia memperhatikan semua orang yang menonton mereka sekaligus memeriksa apakah ada orang yang mencurigakan atau tidak.

Song Lin Qian menghampiri pria yang sudah dibuat babak belur itu lalu dia ingin menolongnya. Ketika Song Lin Qian mengulurkan tangannya, pria itu justru melindungi kepalanya dengan kedua lengannya, pria itu mengira jika pemuda itu akan memukulnya kembali sehingga dia yang sudah trauma langsung ketakutan.

"Maafkan aku!" kata Song Lin Qian.

Pria itu yang masih ketakutan serta terkejut menatap Song Lin Qian, dia tidak banyak bicara selain mundur kebelakang lalu segera bangkit dan lari bersama kelima rekannya tanpa menoleh lagi kebelakang.

Semua orang termasuk para pedagang bersorak sorai penuh kegembiraan karena akhirnya para perusuh itu berhasil diusir, sedangkan Feng Feng merasa sedikit cemas.

"Qian, sebaiknya kita segera pulang!" kata Feng Feng.

"Baik kek!"

Mereka berdua pun akhirnya memilih untuk pulang, dan tanpa mereka sadari jika ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka.

***

Maaf karena judul Song Lin Qian akan di remake menjadi judul PANGERAN PENDEKAR NAGA, karena itu adalah saran dari editor, namun untuk jalan ceritanya akan tidak akan di remake.

Terpopuler

Comments

Darwito

Darwito

8hh8

2024-05-08

1

Dewo Bumi

Dewo Bumi

maaf nih Thor kalau bisa ceritanya jangan terlalu banyak bertele-tele biar banyak yang vote dan like 🙏

2024-04-14

1

Kennedy

Kennedy

tingkatkan kekuatan Song Lin Qian, masa 17 tahun masi Jiwa Petarung

2024-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Song Lin Qian
2 Kekacauan yang di rencanakan
3 Bala bantuan
4 Sisa Nafas Terakhir
5 Pedang Darah
6 Rencana Yie Ling Yi
7 keinginan Putri Bungsu Raja Song
8 Lingkaran Tenaga Dalam
9 Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10 Para Perusuh
11 Xan Tiandi
12 Sejarah Kitab Naga Langit
13 Mengetahui kebenaran
14 Memulai perjalanan
15 Pekerjaan pertama
16 Hari pertama bekerja
17 Ayah yang terbaik
18 Keahlian Xeiyin
19 Perguruan Racun Kalajengking
20 Pembunuhan Pertama
21 Ginseng Hitam Langit Malam
22 Perasaan aneh
23 Perguruan Elang Perak
24 Tidak berdaya
25 menjadi kekasih bayaran
26 Kakek Pengemis
27 Cincin Langit
28 Keberuntungan yang tidak di sengaja
29 Partai Tiga Pedang
30 Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31 Keluarga Chu
32 Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33 Rahasia Tanda Lahir
34 Keluarga
35 Mengkhianati kepercayaan
36 Aura Kematian
37 Panglima Huan Gong
38 Chang Xu Tian
39 Tamu undangan
40 Menemukan titik terang
41 Berangkat ke Istana
42 Bertemu dengan sang Ayah
43 Han Li Guo
44 Sosok hitam
45 Keberuntungan yang tidak terduga
46 Bentrokan
47 Hanya satu kata
48 Merasakan efek Pedang
49 Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50 Harimau Panglima Perang
51 Dukungan orang kuat tambahan
52 Mempermalukan Keluarga Chu
53 Bertemu dengan Sang Permaisuri
54 Meninggalkan Istana
55 Membuat Pil pertama
56 Memulai latihan tertutup
57 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58 Pasien pertama
59 Pendekar bayaran
60 Para Iblis Tua
61 Pimpinan utama Tiga Pedang
62 Hutan Zudong
63 Di kejar oleh Dewa Kematian
64 Tidak memiliki perasaan
65 Seperti neraka
66 Musuh mulai bergerak
67 Pertempuran Besar 1
68 Pertempuran Besar 2
69 Pertempuran Besar 3
70 Pertempuran Besar 4
71 Pertempuran Besar 5
72 Pertempuran Besar 6
73 Roh Kaisar Naga Api
74 Meminjam tubuh
75 Rencana Huai Long
76 Kemenangan
77 Akhir dari pertempuran besar
78 Perbatasan Desa Lingwu
79 Hutan Qixing
80 Mengungkapkan identitas
81 Aliansi Pendekar
82 Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83 Jalur Keberuntungan
84 Pertarungan perebutan Peta
85 Berhasil mendapatkan peta
86 Suku Manusia Batu
87 Bahasa Suku Manusia Batu
88 Kepala Suku Daoyu
89 Kesepakatan
90 Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91 Konflik Perang Saudara
92 Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93 Suku Ular Tanah
94 Segel Bintang Hitam
95 Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96 Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97 Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98 Mengetahui identitas Qian
99 Menjadi Sekutu
100 Melanjutkan perjalanan
101 Kota Yiandong
102 Anggota Organisasi Bintang Benua
103 Wilayah tak berpenduduk
104 Tumbal Pertama
105 Kota Chaoli
106 Tumbal berikutnya
107 Pertarungan sengit dua lawan satu
108 Qian melawan Xuan He
109 Kepala Kaisar Agung
110 Perguruan Pulau Tua
111 Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112 Batu permata
113 Siluman Kalajengking Ye Shong
114 Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115 Perburuan di Hutan Qixing
116 Pertarungan dua Siluman Tua
117 Kisah awal mula Segel Api
118 Xa Wujin
119 Membentuk Pondasi pertama
120 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121 Kulit Naga Muda
122 Dua buruan besar
123 Lima Raja Hutan Pelindung
124 Pertandingan antar Organisasi
125 Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126 Menyembunyikan kemampuan
127 Bukit Tangsang
128 Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129 Kaisar Han
130 Lembah Setan dan Lembah Iblis
131 Bibit kejahatan berikutnya
132 Tabib Ajaib
133 Surganya Dunia
134 Pertarungan lima lawan empat
135 Hun Rong
136 Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137 Kwe Lan
138 Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139 Serangan terakhir
140 Kematian Kwe Lan
141 Lembaran Ranah Naga Bumi
142 Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143 Bintang Benua dalam masalah besar
144 Tiga Pendekar Setan Tian
145 Strategi singkat
146 Menerobos pertahanan
147 Bantuan telah datang
148 Bantuan telah datang 2
149 Tiba di pertempuran
150 Membalikkan situasi
151 Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152 Tidak ada Kesempatan lagi
153 Kemenangan
154 Kondisi Dao Yin
155 Bulan Purnama Beku
156 Pangeran Pendekar Naga
157 Informasi baru
158 Rumah pelelangan keluarga Ziu
159 Cincin Bola Api
160 Sosok berjubah hitam
161 Xuan Hui
162 Rencana Qian dan Huai Long
163 Qian melawan Hai Kang
164 Kekuatan Cincin Bola Api
165 Melanjutkan perjalanan
166 Pertempuran sesama Aliran Hitam
167 Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168 Membunuh tanpa menyentuh
169 Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170 Menyerah
171 Penggabungan dua Aliran berlawanan
172 Keputusan Xuan Hui
173 Kembali ke Hutan Qixing
174 Tubuh Naga Emas
175 Naik ke Ranah Serigala Langit
176 Menjinakkan Kekuatan Naga
177 Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178 Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179 Sosok Kaisar Petir
180 Dunia Roh
181 Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182 Pondasi Jiwa Kegelapan
183 Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184 Kambali ke Bintang Benua
185 Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186 Beradu segel sihir
187 Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188 Sihir Terakhir
189 Pembakar Api Pemusnah
190 Membawakan hadiah besar
191 Pertemuan kembali dengan Qifei
192 Tiba di Kota Tengzho
193 Persiapan penyambutan
194 Pancaran aura agung
195 Pertemuan ayah dan anak
196 Kemampuan Qifei
197 Dewa Kematian yang sesungguhnya
198 Kemunculan anggota Pedang Darah
199 Pertarungan Qian dan Leng Tua
200 Segel Kurungan Tanah
201 Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202 Rencana Pembalasan
203 Kunjungan ke Bulan Suci
204 Aksi Ye Shong
205 Hukuman
206 Xeiyin keluar dari pelatihan
207 Qifei mengamuk
208 Qiyue, Saudari kembar Qifei
209 Keterampilan Lava
210 Ketua Besar Wu Jin
211 Lava Angin Pemusnah
212 Busur Emas Suci
213 Memamerkan Kekuatan
214 Jurus Seribu Bayangan Pedang
215 Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216 Memeriksa bagian dalam Markas
217 Harta paling berharga
218 Cemburu
219 Masalah Keluarga
220 Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221 Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222 Informasi tentang Keluarga Qiao
223 Tiba di rumah Keluarga Qiao
224 Zhiu Yu
225 Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226 Rombongan pengungsi
227 Lepas tangan
228 Sayap Inti Elemen
229 Penyatuan Bola Energi kedua
230 Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231 Kebimbangan
232 Kabar buruk
233 Kondisi Meng Lin
234 Berangkat ke wilayah Ming
235 Pencuri kecil Lang Hang
236 Kota Zhanghu
237 Sao Yun si Kapak Angin
238 Teman seperjalanan
239 Godaan para pelayan cantik
240 Siluman yang melegenda
241 tiba di Kekaisaran Ming
242 Asosiasi Singa Pemburu
243 Tiba di Perguruan Tiga Kapak
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Pangeran Song Lin Qian
2
Kekacauan yang di rencanakan
3
Bala bantuan
4
Sisa Nafas Terakhir
5
Pedang Darah
6
Rencana Yie Ling Yi
7
keinginan Putri Bungsu Raja Song
8
Lingkaran Tenaga Dalam
9
Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10
Para Perusuh
11
Xan Tiandi
12
Sejarah Kitab Naga Langit
13
Mengetahui kebenaran
14
Memulai perjalanan
15
Pekerjaan pertama
16
Hari pertama bekerja
17
Ayah yang terbaik
18
Keahlian Xeiyin
19
Perguruan Racun Kalajengking
20
Pembunuhan Pertama
21
Ginseng Hitam Langit Malam
22
Perasaan aneh
23
Perguruan Elang Perak
24
Tidak berdaya
25
menjadi kekasih bayaran
26
Kakek Pengemis
27
Cincin Langit
28
Keberuntungan yang tidak di sengaja
29
Partai Tiga Pedang
30
Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31
Keluarga Chu
32
Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33
Rahasia Tanda Lahir
34
Keluarga
35
Mengkhianati kepercayaan
36
Aura Kematian
37
Panglima Huan Gong
38
Chang Xu Tian
39
Tamu undangan
40
Menemukan titik terang
41
Berangkat ke Istana
42
Bertemu dengan sang Ayah
43
Han Li Guo
44
Sosok hitam
45
Keberuntungan yang tidak terduga
46
Bentrokan
47
Hanya satu kata
48
Merasakan efek Pedang
49
Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50
Harimau Panglima Perang
51
Dukungan orang kuat tambahan
52
Mempermalukan Keluarga Chu
53
Bertemu dengan Sang Permaisuri
54
Meninggalkan Istana
55
Membuat Pil pertama
56
Memulai latihan tertutup
57
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58
Pasien pertama
59
Pendekar bayaran
60
Para Iblis Tua
61
Pimpinan utama Tiga Pedang
62
Hutan Zudong
63
Di kejar oleh Dewa Kematian
64
Tidak memiliki perasaan
65
Seperti neraka
66
Musuh mulai bergerak
67
Pertempuran Besar 1
68
Pertempuran Besar 2
69
Pertempuran Besar 3
70
Pertempuran Besar 4
71
Pertempuran Besar 5
72
Pertempuran Besar 6
73
Roh Kaisar Naga Api
74
Meminjam tubuh
75
Rencana Huai Long
76
Kemenangan
77
Akhir dari pertempuran besar
78
Perbatasan Desa Lingwu
79
Hutan Qixing
80
Mengungkapkan identitas
81
Aliansi Pendekar
82
Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83
Jalur Keberuntungan
84
Pertarungan perebutan Peta
85
Berhasil mendapatkan peta
86
Suku Manusia Batu
87
Bahasa Suku Manusia Batu
88
Kepala Suku Daoyu
89
Kesepakatan
90
Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91
Konflik Perang Saudara
92
Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93
Suku Ular Tanah
94
Segel Bintang Hitam
95
Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96
Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97
Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98
Mengetahui identitas Qian
99
Menjadi Sekutu
100
Melanjutkan perjalanan
101
Kota Yiandong
102
Anggota Organisasi Bintang Benua
103
Wilayah tak berpenduduk
104
Tumbal Pertama
105
Kota Chaoli
106
Tumbal berikutnya
107
Pertarungan sengit dua lawan satu
108
Qian melawan Xuan He
109
Kepala Kaisar Agung
110
Perguruan Pulau Tua
111
Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112
Batu permata
113
Siluman Kalajengking Ye Shong
114
Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115
Perburuan di Hutan Qixing
116
Pertarungan dua Siluman Tua
117
Kisah awal mula Segel Api
118
Xa Wujin
119
Membentuk Pondasi pertama
120
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121
Kulit Naga Muda
122
Dua buruan besar
123
Lima Raja Hutan Pelindung
124
Pertandingan antar Organisasi
125
Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126
Menyembunyikan kemampuan
127
Bukit Tangsang
128
Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129
Kaisar Han
130
Lembah Setan dan Lembah Iblis
131
Bibit kejahatan berikutnya
132
Tabib Ajaib
133
Surganya Dunia
134
Pertarungan lima lawan empat
135
Hun Rong
136
Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137
Kwe Lan
138
Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139
Serangan terakhir
140
Kematian Kwe Lan
141
Lembaran Ranah Naga Bumi
142
Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143
Bintang Benua dalam masalah besar
144
Tiga Pendekar Setan Tian
145
Strategi singkat
146
Menerobos pertahanan
147
Bantuan telah datang
148
Bantuan telah datang 2
149
Tiba di pertempuran
150
Membalikkan situasi
151
Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152
Tidak ada Kesempatan lagi
153
Kemenangan
154
Kondisi Dao Yin
155
Bulan Purnama Beku
156
Pangeran Pendekar Naga
157
Informasi baru
158
Rumah pelelangan keluarga Ziu
159
Cincin Bola Api
160
Sosok berjubah hitam
161
Xuan Hui
162
Rencana Qian dan Huai Long
163
Qian melawan Hai Kang
164
Kekuatan Cincin Bola Api
165
Melanjutkan perjalanan
166
Pertempuran sesama Aliran Hitam
167
Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168
Membunuh tanpa menyentuh
169
Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170
Menyerah
171
Penggabungan dua Aliran berlawanan
172
Keputusan Xuan Hui
173
Kembali ke Hutan Qixing
174
Tubuh Naga Emas
175
Naik ke Ranah Serigala Langit
176
Menjinakkan Kekuatan Naga
177
Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178
Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179
Sosok Kaisar Petir
180
Dunia Roh
181
Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182
Pondasi Jiwa Kegelapan
183
Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184
Kambali ke Bintang Benua
185
Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186
Beradu segel sihir
187
Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188
Sihir Terakhir
189
Pembakar Api Pemusnah
190
Membawakan hadiah besar
191
Pertemuan kembali dengan Qifei
192
Tiba di Kota Tengzho
193
Persiapan penyambutan
194
Pancaran aura agung
195
Pertemuan ayah dan anak
196
Kemampuan Qifei
197
Dewa Kematian yang sesungguhnya
198
Kemunculan anggota Pedang Darah
199
Pertarungan Qian dan Leng Tua
200
Segel Kurungan Tanah
201
Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202
Rencana Pembalasan
203
Kunjungan ke Bulan Suci
204
Aksi Ye Shong
205
Hukuman
206
Xeiyin keluar dari pelatihan
207
Qifei mengamuk
208
Qiyue, Saudari kembar Qifei
209
Keterampilan Lava
210
Ketua Besar Wu Jin
211
Lava Angin Pemusnah
212
Busur Emas Suci
213
Memamerkan Kekuatan
214
Jurus Seribu Bayangan Pedang
215
Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216
Memeriksa bagian dalam Markas
217
Harta paling berharga
218
Cemburu
219
Masalah Keluarga
220
Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221
Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222
Informasi tentang Keluarga Qiao
223
Tiba di rumah Keluarga Qiao
224
Zhiu Yu
225
Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226
Rombongan pengungsi
227
Lepas tangan
228
Sayap Inti Elemen
229
Penyatuan Bola Energi kedua
230
Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231
Kebimbangan
232
Kabar buruk
233
Kondisi Meng Lin
234
Berangkat ke wilayah Ming
235
Pencuri kecil Lang Hang
236
Kota Zhanghu
237
Sao Yun si Kapak Angin
238
Teman seperjalanan
239
Godaan para pelayan cantik
240
Siluman yang melegenda
241
tiba di Kekaisaran Ming
242
Asosiasi Singa Pemburu
243
Tiba di Perguruan Tiga Kapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!