Kekacauan yang di rencanakan

***

Suara alunan musik kecapi yang di sertai dengan tarian para wanita-wanita cantik membuat suasana di dalam istana sangat ramai, suara tawa dan teriakan sorak-sorai menikmati hiburan di depan mata para tamu undangan yang ada di dalam aula.

Setiap tamu yang datang selalu membawa hadiah kepada Pangeran Song Lin Qian serta tidak lupa mengucapkan selamat kepada Raja Song sekaligus mendoakan sang Pangeran agar bisa tumbuh menjadi pemuda yang diharapkan oleh Raja Song.

Pesta di Istana tentu di peruntukan untuk para tamu-tamu penting baik dalam maupun orang penting dari luar kerajaan. Namun bukan berarti rakyat kecil yang jauh tidak bisa menikmati acara bahagia tersebut.

Raja Song telah mengirimkan dana kepada para masing-masing pejabat Desa untuk membuat pesta, tidak lupa Raja Song juga memberikan sedekah kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan, seperti anak yatim piatu, para gelandangan, para pengemis serta para kakek-kakek jompo dan juga nenek-nenek yang sudah tidak mampu mencari Nafkah.

Saat ini di istana sudah kedatangan orang-orang yang paling disegani dan juga dihormati oleh Raja Song. Empat sosok ternama datang bersama dengan para murid-murid perguruan mereka masing-masing.

Dan tidak jauh di belakang rombongan perguruan itu, ada tiga Biksu yang juga ikut datang ke acara bahagia itu.

"Pendeta Bai Long, Guru Ling Ying, Tabib Li Xhiang, Pendekar Yan Bao, terima kasih atas kehadiran kalian," kata Raja Song yang menyambut kedatangan mereka secara langsung.

"Paduka terlalu sungkan! Selamat atas kelahiran Pangeran kecil, tolong terimalah sedikit hadiah dari kami untuk pangeran," kata salah satu pria paruh baya yang tubuhnya mengeluarkan bau obat.

"Terima kasih banyak Tabib Li," kata Raja Song kemudian para pelayan istana segera memindahkan semua hadiah dari mereka dari tengah jamuan.

"Mari silahkan duduk," kata Raja Song.

Raja Song kembali menyambut kedatangan ketiga Biksu, dan kali ini sikap Raja Song semakin ramah menyambut kedatangan ketiga Biksu tersebut.

"Amithafa! Kami perwakilan dari Biara Fu Zhong mengucapkan selamat atas kelahiran putra Paduka, Maha Guru kami tidak bisa hadir karena beliau sedang melakukan meditasi," kata salah seorang Biksu yang lebih senior dari kedua Biksu lainnya.

"Terima kasih banyak karena Maha Guru masih berkenan mengirim perwakilan untuk datang! Mari para Guru, silahkan duduk disana," kata Raja Song yang mempersilahkan kepada ketiga Biksu itu untuk duduk di tempat yang telah disediakan khusus untuk mereka.

Sebenarnya tidak perlu seorang Raja yang harus menyambut para tamu undangan, namun Raja Song memiliki sifat yang merakyat sejak dirinya belum menjadi Raja, dan sifat itu terus ada hingga dirinya sudah menggantikan ayahnya menjadi Raja.

Semua rakyat di seluruh Kerajaan Song sangat menyukai Raja Song Guo Li, tentu saja yang disukai adalah sifatnya yang merakyat.

"Yang Mulia, ini sudah waktunya!" kata salah satu penasehat yang berbisik kepada Raja Song.

Raja Song segera mengangguk dan kemudian dia berjalan ke kursi singgasananya, namun dia tidak menduduki Kursi nya.

Suara Musik dan tarian segera berhenti, dan semua orang sudah tidak lagi mengobrol saat Raja Song sudah berdiri di depan singgasananya.

"Hari ini adalah pesta untuk kelahiran putra ku yang aku beri nama Pangeran Song Lin Qian! Terima kasih atas kehadiran kalian di acara yang sangat bahagia ini, kami para keluarga Kerajaan mengharapkan restu kalian untuk Pangeran agar kelak dia bisa menjadi sosok yang bisa memakmurkan Kerajaan Song kita ini," kata Raja Song dan kemudian dia memberikan kode kepada para pengawal di belakang.

Permaisuri segera keluar dengan menggendong bayi itu, dan kemudian Permaisuri berdiri di samping Raja Song.

"Semuanya, silahkan kalian memberikan berkat kalian satu persatu kepada Pangeran Song Lin Qian," kata Raja Song.

Semua tamu undangan yang hadir segera berdiri, dan kemudian satu persatu para tamu undangan dari arah kanan mulai datang untuk memberikan berkat serta Doa kepada Song Lin Qian.

Setelah memberikan Hormat kepada Song Lin Qian yang terlelap tidur, mereka akan menyentuh keningnya seraya mengucapkan pujian Doa untuk bayi tersebut.

Setelah tiba giliran Biksu tiba, salah satu biksu itu segera memberikan hormat dengan cara mereka sendiri.

"Amithafa! Budha akan senantiasa membimbing jalanmu Pangeran Song," kata Biksu tersebut yang membuat Raja Song sangat bahagia atas doa biksu tersebut.

Biksu itu menggulung sedikit lengan bajunya lalu dia menyentuh kening Song Lin Qian, dan saat ibu jarinya bersentuhan dengan kening Song Lin Qian, tiba-tiba saja raut wajah Biksu itu berubah.

Mata Biksu itu terlihat kosong untuk sesaat sebelum akhirnya berubah dengan tatapan penuh kesedihan, dan setelah beberapa saat ruat wajah sang Biksu kembali cerah.

"Tidak semua jalan itu bersih, untuk bisa melewati jalan yang benar-benar bersih dari halangan, maka diperlukan usaha untuk membersihkan jalan itu dari duri, batu dan api, setelah semuanya di bersihkan, barulah jalan itu bisa di lewati dengan aman," kata Biksu itu yang membuat Raja Song dan Permaisuri kebingungan.

"Maksud Guru?" tanya Raja Song.

"Semua takdir sudah ada yang mengaturnya, kita sebagai manusia hanya bisa menghadapi dan menjalani takdir masing-masing, sebagai makhluk fana, kita hanya bisa membuat rencana dan harapan, tapi rahasia masa depan kita tidak tahu, semuanya akan kembali dari jalan pikiran yang akan kita lewati masing-masing," kata Biksu itu yang membuat Raja Song semakin tidak mengerti.

"Terima kasih atas pencerahannya Guru," kata Permaisuri dengan membungkukan setengah tubuhnya.

"Amithafa."

Biksu itu segera kembali ke tempat duduknya, sedangkan Raja Song yang masih tidak mengerti bertanya kepada Permaisuri dengan suara pelan.

"Apakah Ratu mendapatkan pencerahan?" tanya Raja Song.

Permaisuri tersenyum lembut sehingga membuat Raja Song yakin jika Permaisuri mengerti akan apa yang Biksu itu katakan, namun berikutnya Raja Song justru kaget saat Permaisuri menjawab dengan sangat pelan.

"Sama sekali tidak mengerti," jawabnya.

Raja Song hanya bisa mengumpat di dalam hatinya serta menatap Permaisuri dengan tatapan aneh yang membuat sang Permaisuri ingin tertawa melihat ekspresi wajah Raja Song, hanya saja dia berusaha untuk tidak tertawa.

Setelah semua tamu undangan memberikan restu dan doa untuk sang Pangeran, acara pesta kembali dilanjutkan, sedangkan Sang Permaisuri mengantarkan bayi itu kembali kepada ibunya untuk di beri ASI.

Banyak hidangan yang disuguhkan, baik itu berupa makanan serta minuman yang beralkohol, namun makanan dan minuman untuk ketiga Biksu yang tidak mau mengikuti acara pesta sangat berbeda.

Setelah hampir seharian menikmati Pesta yang sangat meriah di seluruh pelosok-pelosok desa, kini para Tamu Kerajaan sudah meninggalkan istana, dan situasi kembali seperti semula.

Malam harinya semua para pekerja hingga para pelayan istana membersihkan Aula Istana, sedangkan Lin Fei sedang duduk di dalam kamar menemani putranya yang baru saja selesai diberi ASI.

Dengan belaian penuh kasih sayang, Lin Fei mengusap rambut putranya yang hitam lebat serta halus itu dengan lembut seraya berkata, "Tidurlah yang nyenyak putraku, kasih sayang kami akan membawamu ke alam mimpi yang indah," kata Lin Fei.

Saat masih membelai putranya, suara ketukan pintu terdengar, anehnya biasanya seorang pelayan atau siapapun itu yang ingin masuk atau ada keperluan pasti akan mengetuk pintu sambil mengatakan akan siapa dirinya serta tujuannya, hal itu juga berlaku terhadap Raja.

Namun kali ini tidak ada suara siapapun selain ketukan pintu sehingga Lin Fei bertanya dari dalam, "Siapa di luar yang mengetuk pintu?" tanya Lin Fei, namun dia tidak ada jawaban selain ketukan pintu kembali yang menjadi jawabannya.

Perasaan Lin Fei mulai tidak enak, dia mulai cemas dan segera mengangkat Song Lin Qian yang masih tertidur kemudian menggendongnya.

"Siapa diluar?" tanya lagi Lin Fei namun jawabannya masih sama yaitu sebuah ketukan pintu.

Lin Fei yang mulai khawatir segera mengambil beberapa barang di atas meja riasnya seraya menjepit rambutnya dengan jepit rambut terbuat dari giok berwarna Biru muda serta berbentuk ekor merak.

Lin Fei juga diam-diam menyelipkan pisau kecil di pinggangnya lalu menutupi pisau itu dengan gaun birunya, dan tepat saat dia sudah selesai menutupi Pisau nya, suara salah satu pelayan terdengar sedang menanyakan sesuatu di luar.

"Siapa kalian?"

"Ah! Tolong! Tolong! Ada… !"

Suara pelayan itu tiba-tiba menghilang dan kemudian suara teriakan lain dari beberapa prajurit juga mulai terdengar.

"Hai siapa itu?"

Setelah suara pertanyaan itu, terdengar lagi suara benturan pedang di depan kamar, dan Lin Fei melihat bayangan prajurit dan bayangan beberapa orang lain mulai bertarung.

Terdengar suara erangan serta darah yang mulai mengalir dari bawah pintu kamar yang terus mengalir kedalam. Raut wajah Lin Fei langsung pucat saat mencium bau amis serta darah yang mulai masuk, dan setelah itu rasa ke khawatirannya semakin kuat ketika Pintu kamar ada yang mendobrak.

Begitu pintu kamar terbuka, Lin Fei melihat orang-orang berpakaian tertutup dari wajah hingga kakinya, beberapa kepala prajurit juga menggelinding sehingga Lin Fei segera menjerit histeris.

"Cepat habisi dia dan juga bayinya sebelum para prajurit yang lain datang, kita harus bergegas karena Panglima Lian Bai tidak lama lagi pasti akan datang kesini," kata suara seorang wanita yang sepertinya dikenali oleh Lin Fei.

"Jiejie Yie Ling Yi! Apakah itu kamu?" tanya Lin Fei dengan suara gemetar dan takut serta curiga jika suara itu milik Yie Ling Yi.

Pemilik suara wanita itu menatap Lin Fei dengan tatapan terkejut seolah-olah yang dipanggil oleh Lin Fei memang dirinya, namun dia segera mengacuhkan pandangannya dan memerintahkan kepada orang-orang yang berpakaian serba tertutup itu untuk segera membunuh Lin Fei.

Lin Fei sekuat tenaga mengumpulkan keberaniannya untuk bisa lari serta menyelamatkan putranya, dia sadar jika yang mereka incar adalah dirinya serta bayinya.

Salah satu pembunuh melompat dan langsung berhenti tepat di hadapan Lin Fei, hal itu membuat Lin Fei panik dan berjalan mundur ke dekat jendela.

Pembunuh itu tanpa basa-basi langsung mengayunkan pedangnya yang diarahkan langsung ke kepala Lin Fei dan akan lurus mengenai tubuh Song Lin Qian.

Lin Fei segera menghindar ke samping sehingga dia berhasil selamat dari tebasan pedang pembunuh itu, namun itu hanya sesaat saja karena pembunuh yang lain kini sudah berhasil meraih selimut bayinya.

Bayi yang sedang tertidur lelap itu jelas terbangun karena guncangan dan sang bayi mulai menangis, sedangkan Lin Fei berusaha melepaskan tangan si pembunuh lain yang ingin merebut bayinya dari pelukannya.

Jarak antara dirinya dan pembunuh itu cukup dekat, melihat dirinya memiliki peluang untuk melukai pembunuh itu, Lin Fei segera mengeluarkan Pisau kecilnya dan entah kenapa tiba-tiba saja dia berani menancapkan Pisau itu tepat ke ulu hati si pembunuh yang ingin merebut bayinya.

Pembunuh itu langsung jatuh dan mulai kejang-kejang lalu tidak bergerak lagi. Melihat rekannya yang mati di tikam pisau, pembunuh yang lainnya langsung menyerang Lin Fei, sedangkan Lin Fei berbalik lalu dia mencoba untuk melompati jendela yang telah terbuka akibat terkena tebasan pedang sebelumnya.

Lin Fei memang berhasil melompat, namun di saat yang bersamaan, pedang si pembunuh sudah lebih dulu berhasil menusuk pinggangnya, hanya saja Lin Fei berusaha menahan rasa sakitnya dan sekuat tenaga lari dari sana mencari perlindungan.

Namun begitu dia berlari, ternyata sudah banyak mayat prajurit serta para dayang istana yang mati bersimbah darah, dan kekacauan itu rupanya sudah menyebar hingga ke Aula Istana, bahkan Panglima Lian Bai sendiri sudah bertarung sekaligus melindungi Raja dengan Sang Permaisuri.

Lin Fei ingin berlari ke arah Sang Raja yang sedang dilindungi oleh Panglima Lian Bai, hanya saja luka tusukan di pinggangnya membuat langkahnya melambat, dan tiga pembunuh sudah berhasil menyusulnya.

Lin Fei ingin berteriak memanggil Lian Bai, hanya saja nafasnya sudah sangat berat sehingga dia tidak mampu melepaskan teriakan. Mau tidak mau Lin Fei harus berlari ke arah lain walau dia sendiri tidak tahu apakah masih ada tempat yang aman atau tidak.

Lin Fei yang berusaha berlari mulai dihujani tusukan pedang dari belakang, hal itu menyebabkan Lin Fei muntah darah, namun dia masih dengan gigih menahan sakit itu demi menyelamatkan putranya.

"Hei! Putri Lin Fei dan Pangeran sedang dalam bahaya! Cepat kejar dan selamatkan Pangeran..!" salah satu prajurit yang sedang bertarung tidak sengaja melihat Lin Fei yang sedang dikejar-kejar oleh tiga pembunuh segera memberitahu yang lain, dan suara prajurit itu terdengar oleh Raja Song serta Panglima Lian Bai dan juga Permaisuri.

Panglima Lian Bai berusaha menyelesaikan pertarungannya agar secepatnya bisa menolong Lin Fei, namun kali ini dia sedang berhadapan dengan salah satu pembunuh yang memiliki ilmu bela diri yang cukup tinggi sehingga dia tidak bisa dengan mudah menyingkirkannya.

Raja Song segera meminta kepada Sang Permaisuri untuk lari kebelakang, karena di kamarnya masih aman, sedangkan Raja Song sendiri segera berlari melewati pertarungan para prajurit melawan orang-orang yang tidak diketahui dari mana asalnya tanpa peduli lagi akan keselamatan dirinya.

Raja Song berusaha secepat mungkin berlari untuk menyelamatkan Lin Fei dan putranya, namun dia dihadang oleh beberapa orang sehingga dia tidak bisa berlari, walau Raja Song masih cukup beruntung karena para Prajurit segera menolongnya, namun dia sudah tidak melihat Lin Fei lagi.

Sebenarnya Raja Song sendiri tidak tahu jika akan ada penyerangan, awalnya dia hanya mendengar suara teriakan dan keributan kecil. Namun saat dirinya akan pergi untuk melihat, tiba-tiba saja dia dihadang oleh orang-orang berpakaian serba tertutup, dan disaat yang bersamaan, Panglima Lian Bai yang juga berencana akan memeriksa sumber suara itu akhirnya harus melindungi sang Raja dan permaisuri, setelah itu orang-orang berpakain serba hitam itu semakin banyak yang berdatangan yang membuat peperangan di dalam istana pun tidak bisa dielakkan lagi.

Panglima Lian Bai yakin jika orang-orang misterius itu sudah lama menyusup di dalam istana, mungkin mereka sempat menyamar menjadi prajurit dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.

Kebetulan malam ini banyak sekali para prajurit yang mabuk setelah seharian minum di acara pesta, dan hanya sedikit yang masih tersadar, itu sebabnya kekacauan itu tidak menguntungkan bagi istana, dan terlihat jelas jika itu adalah kekacauan yang direncanakan jauh-jauh hari.

Raja Song yang berhasil diselamatkan oleh beberapa prajurit hanya menatap ke arah menghilangnya Lin Fei yang di kejar-kejar oleh tiga orang pembunuh dengan tubuh lemas, dia takut kehilangan putra yang baru saja hadir di kehidupannya.

"Panglima Lian…! Lepaskan Panah petasan sekarang juga," seru Raja Song yang terlihat sangat marah.

Panglima Lian Bai segera melompat keluar lalu dia mengambil busur dan panah seraya meletakkan sesuatu di ujungnya, setelah menyalakan sumbu benda itu, Panglima Lian Bai segera melepaskan nya ke udara lalu suara Ledakan serta cahaya petasan yang sangat terang segera menarik perhatian semua orang.

Ledakan petasan itu sebenarnya adalah kode panggilan untuk para pendekar yang memiliki hubungan dengan kerajaan sekaligus sebagai pertanda jika sedang ada masalah besar yang terjadi di istana.

Terpopuler

Comments

zulmi kautsar

zulmi kautsar

"blablabla" kata si fulan,,, "bla bla bla" kata si fulan. jadi berasa baca dongeng si kancil.

2024-05-07

2

Darwito

Darwito

g8g8

2024-05-08

0

zevs

zevs

melasi

2024-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Song Lin Qian
2 Kekacauan yang di rencanakan
3 Bala bantuan
4 Sisa Nafas Terakhir
5 Pedang Darah
6 Rencana Yie Ling Yi
7 keinginan Putri Bungsu Raja Song
8 Lingkaran Tenaga Dalam
9 Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10 Para Perusuh
11 Xan Tiandi
12 Sejarah Kitab Naga Langit
13 Mengetahui kebenaran
14 Memulai perjalanan
15 Pekerjaan pertama
16 Hari pertama bekerja
17 Ayah yang terbaik
18 Keahlian Xeiyin
19 Perguruan Racun Kalajengking
20 Pembunuhan Pertama
21 Ginseng Hitam Langit Malam
22 Perasaan aneh
23 Perguruan Elang Perak
24 Tidak berdaya
25 menjadi kekasih bayaran
26 Kakek Pengemis
27 Cincin Langit
28 Keberuntungan yang tidak di sengaja
29 Partai Tiga Pedang
30 Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31 Keluarga Chu
32 Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33 Rahasia Tanda Lahir
34 Keluarga
35 Mengkhianati kepercayaan
36 Aura Kematian
37 Panglima Huan Gong
38 Chang Xu Tian
39 Tamu undangan
40 Menemukan titik terang
41 Berangkat ke Istana
42 Bertemu dengan sang Ayah
43 Han Li Guo
44 Sosok hitam
45 Keberuntungan yang tidak terduga
46 Bentrokan
47 Hanya satu kata
48 Merasakan efek Pedang
49 Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50 Harimau Panglima Perang
51 Dukungan orang kuat tambahan
52 Mempermalukan Keluarga Chu
53 Bertemu dengan Sang Permaisuri
54 Meninggalkan Istana
55 Membuat Pil pertama
56 Memulai latihan tertutup
57 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58 Pasien pertama
59 Pendekar bayaran
60 Para Iblis Tua
61 Pimpinan utama Tiga Pedang
62 Hutan Zudong
63 Di kejar oleh Dewa Kematian
64 Tidak memiliki perasaan
65 Seperti neraka
66 Musuh mulai bergerak
67 Pertempuran Besar 1
68 Pertempuran Besar 2
69 Pertempuran Besar 3
70 Pertempuran Besar 4
71 Pertempuran Besar 5
72 Pertempuran Besar 6
73 Roh Kaisar Naga Api
74 Meminjam tubuh
75 Rencana Huai Long
76 Kemenangan
77 Akhir dari pertempuran besar
78 Perbatasan Desa Lingwu
79 Hutan Qixing
80 Mengungkapkan identitas
81 Aliansi Pendekar
82 Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83 Jalur Keberuntungan
84 Pertarungan perebutan Peta
85 Berhasil mendapatkan peta
86 Suku Manusia Batu
87 Bahasa Suku Manusia Batu
88 Kepala Suku Daoyu
89 Kesepakatan
90 Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91 Konflik Perang Saudara
92 Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93 Suku Ular Tanah
94 Segel Bintang Hitam
95 Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96 Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97 Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98 Mengetahui identitas Qian
99 Menjadi Sekutu
100 Melanjutkan perjalanan
101 Kota Yiandong
102 Anggota Organisasi Bintang Benua
103 Wilayah tak berpenduduk
104 Tumbal Pertama
105 Kota Chaoli
106 Tumbal berikutnya
107 Pertarungan sengit dua lawan satu
108 Qian melawan Xuan He
109 Kepala Kaisar Agung
110 Perguruan Pulau Tua
111 Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112 Batu permata
113 Siluman Kalajengking Ye Shong
114 Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115 Perburuan di Hutan Qixing
116 Pertarungan dua Siluman Tua
117 Kisah awal mula Segel Api
118 Xa Wujin
119 Membentuk Pondasi pertama
120 Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121 Kulit Naga Muda
122 Dua buruan besar
123 Lima Raja Hutan Pelindung
124 Pertandingan antar Organisasi
125 Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126 Menyembunyikan kemampuan
127 Bukit Tangsang
128 Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129 Kaisar Han
130 Lembah Setan dan Lembah Iblis
131 Bibit kejahatan berikutnya
132 Tabib Ajaib
133 Surganya Dunia
134 Pertarungan lima lawan empat
135 Hun Rong
136 Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137 Kwe Lan
138 Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139 Serangan terakhir
140 Kematian Kwe Lan
141 Lembaran Ranah Naga Bumi
142 Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143 Bintang Benua dalam masalah besar
144 Tiga Pendekar Setan Tian
145 Strategi singkat
146 Menerobos pertahanan
147 Bantuan telah datang
148 Bantuan telah datang 2
149 Tiba di pertempuran
150 Membalikkan situasi
151 Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152 Tidak ada Kesempatan lagi
153 Kemenangan
154 Kondisi Dao Yin
155 Bulan Purnama Beku
156 Pangeran Pendekar Naga
157 Informasi baru
158 Rumah pelelangan keluarga Ziu
159 Cincin Bola Api
160 Sosok berjubah hitam
161 Xuan Hui
162 Rencana Qian dan Huai Long
163 Qian melawan Hai Kang
164 Kekuatan Cincin Bola Api
165 Melanjutkan perjalanan
166 Pertempuran sesama Aliran Hitam
167 Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168 Membunuh tanpa menyentuh
169 Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170 Menyerah
171 Penggabungan dua Aliran berlawanan
172 Keputusan Xuan Hui
173 Kembali ke Hutan Qixing
174 Tubuh Naga Emas
175 Naik ke Ranah Serigala Langit
176 Menjinakkan Kekuatan Naga
177 Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178 Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179 Sosok Kaisar Petir
180 Dunia Roh
181 Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182 Pondasi Jiwa Kegelapan
183 Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184 Kambali ke Bintang Benua
185 Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186 Beradu segel sihir
187 Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188 Sihir Terakhir
189 Pembakar Api Pemusnah
190 Membawakan hadiah besar
191 Pertemuan kembali dengan Qifei
192 Tiba di Kota Tengzho
193 Persiapan penyambutan
194 Pancaran aura agung
195 Pertemuan ayah dan anak
196 Kemampuan Qifei
197 Dewa Kematian yang sesungguhnya
198 Kemunculan anggota Pedang Darah
199 Pertarungan Qian dan Leng Tua
200 Segel Kurungan Tanah
201 Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202 Rencana Pembalasan
203 Kunjungan ke Bulan Suci
204 Aksi Ye Shong
205 Hukuman
206 Xeiyin keluar dari pelatihan
207 Qifei mengamuk
208 Qiyue, Saudari kembar Qifei
209 Keterampilan Lava
210 Ketua Besar Wu Jin
211 Lava Angin Pemusnah
212 Busur Emas Suci
213 Memamerkan Kekuatan
214 Jurus Seribu Bayangan Pedang
215 Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216 Memeriksa bagian dalam Markas
217 Harta paling berharga
218 Cemburu
219 Masalah Keluarga
220 Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221 Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222 Informasi tentang Keluarga Qiao
223 Tiba di rumah Keluarga Qiao
224 Zhiu Yu
225 Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226 Rombongan pengungsi
227 Lepas tangan
228 Sayap Inti Elemen
229 Penyatuan Bola Energi kedua
230 Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231 Kebimbangan
232 Kabar buruk
233 Kondisi Meng Lin
234 Berangkat ke wilayah Ming
235 Pencuri kecil Lang Hang
236 Kota Zhanghu
237 Sao Yun si Kapak Angin
238 Teman seperjalanan
239 Godaan para pelayan cantik
240 Siluman yang melegenda
241 tiba di Kekaisaran Ming
242 Asosiasi Singa Pemburu
243 Tiba di Perguruan Tiga Kapak
Episodes

Updated 243 Episodes

1
Pangeran Song Lin Qian
2
Kekacauan yang di rencanakan
3
Bala bantuan
4
Sisa Nafas Terakhir
5
Pedang Darah
6
Rencana Yie Ling Yi
7
keinginan Putri Bungsu Raja Song
8
Lingkaran Tenaga Dalam
9
Melihat Kehidupan di bawah Gunung
10
Para Perusuh
11
Xan Tiandi
12
Sejarah Kitab Naga Langit
13
Mengetahui kebenaran
14
Memulai perjalanan
15
Pekerjaan pertama
16
Hari pertama bekerja
17
Ayah yang terbaik
18
Keahlian Xeiyin
19
Perguruan Racun Kalajengking
20
Pembunuhan Pertama
21
Ginseng Hitam Langit Malam
22
Perasaan aneh
23
Perguruan Elang Perak
24
Tidak berdaya
25
menjadi kekasih bayaran
26
Kakek Pengemis
27
Cincin Langit
28
Keberuntungan yang tidak di sengaja
29
Partai Tiga Pedang
30
Menyerap khasiat Ginseng Hitam
31
Keluarga Chu
32
Empat Tubuh Kebal Bersaudara
33
Rahasia Tanda Lahir
34
Keluarga
35
Mengkhianati kepercayaan
36
Aura Kematian
37
Panglima Huan Gong
38
Chang Xu Tian
39
Tamu undangan
40
Menemukan titik terang
41
Berangkat ke Istana
42
Bertemu dengan sang Ayah
43
Han Li Guo
44
Sosok hitam
45
Keberuntungan yang tidak terduga
46
Bentrokan
47
Hanya satu kata
48
Merasakan efek Pedang
49
Membunuh dua Pendekar Jiwa Ahli
50
Harimau Panglima Perang
51
Dukungan orang kuat tambahan
52
Mempermalukan Keluarga Chu
53
Bertemu dengan Sang Permaisuri
54
Meninggalkan Istana
55
Membuat Pil pertama
56
Memulai latihan tertutup
57
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Ahli
58
Pasien pertama
59
Pendekar bayaran
60
Para Iblis Tua
61
Pimpinan utama Tiga Pedang
62
Hutan Zudong
63
Di kejar oleh Dewa Kematian
64
Tidak memiliki perasaan
65
Seperti neraka
66
Musuh mulai bergerak
67
Pertempuran Besar 1
68
Pertempuran Besar 2
69
Pertempuran Besar 3
70
Pertempuran Besar 4
71
Pertempuran Besar 5
72
Pertempuran Besar 6
73
Roh Kaisar Naga Api
74
Meminjam tubuh
75
Rencana Huai Long
76
Kemenangan
77
Akhir dari pertempuran besar
78
Perbatasan Desa Lingwu
79
Hutan Qixing
80
Mengungkapkan identitas
81
Aliansi Pendekar
82
Situasi di Organisasi Tiga Pedang
83
Jalur Keberuntungan
84
Pertarungan perebutan Peta
85
Berhasil mendapatkan peta
86
Suku Manusia Batu
87
Bahasa Suku Manusia Batu
88
Kepala Suku Daoyu
89
Kesepakatan
90
Mempelajari Bahasa Dinasti Tang
91
Konflik Perang Saudara
92
Gagal melewati Jalur Keberuntungan
93
Suku Ular Tanah
94
Segel Bintang Hitam
95
Jurus Seni Pedang Naga bagian keempat
96
Kitab Ilmu Nafas Dewa Angin
97
Mempelajari Kitab Nafas Dewa Angin
98
Mengetahui identitas Qian
99
Menjadi Sekutu
100
Melanjutkan perjalanan
101
Kota Yiandong
102
Anggota Organisasi Bintang Benua
103
Wilayah tak berpenduduk
104
Tumbal Pertama
105
Kota Chaoli
106
Tumbal berikutnya
107
Pertarungan sengit dua lawan satu
108
Qian melawan Xuan He
109
Kepala Kaisar Agung
110
Perguruan Pulau Tua
111
Tiba di bekas Perguruan Naga Langit
112
Batu permata
113
Siluman Kalajengking Ye Shong
114
Pengawal pribadi dari bangsa Siluman
115
Perburuan di Hutan Qixing
116
Pertarungan dua Siluman Tua
117
Kisah awal mula Segel Api
118
Xa Wujin
119
Membentuk Pondasi pertama
120
Naik ke Kelas Pendekar Awal Jiwa Raja
121
Kulit Naga Muda
122
Dua buruan besar
123
Lima Raja Hutan Pelindung
124
Pertandingan antar Organisasi
125
Tubuh Naga Merah, Puncak Jiwa Kaisar.
126
Menyembunyikan kemampuan
127
Bukit Tangsang
128
Pendekar Jiwa Kaisar termuda
129
Kaisar Han
130
Lembah Setan dan Lembah Iblis
131
Bibit kejahatan berikutnya
132
Tabib Ajaib
133
Surganya Dunia
134
Pertarungan lima lawan empat
135
Hun Rong
136
Pertarungan para Pendekar Jiwa Pertapa
137
Kwe Lan
138
Pertarungan Dua Pertapa Tingkat Tinggi
139
Serangan terakhir
140
Kematian Kwe Lan
141
Lembaran Ranah Naga Bumi
142
Berhasil membentuk Pondasi Darah dengan sempurna
143
Bintang Benua dalam masalah besar
144
Tiga Pendekar Setan Tian
145
Strategi singkat
146
Menerobos pertahanan
147
Bantuan telah datang
148
Bantuan telah datang 2
149
Tiba di pertempuran
150
Membalikkan situasi
151
Pil Ajaib Perubahan Terkutuk
152
Tidak ada Kesempatan lagi
153
Kemenangan
154
Kondisi Dao Yin
155
Bulan Purnama Beku
156
Pangeran Pendekar Naga
157
Informasi baru
158
Rumah pelelangan keluarga Ziu
159
Cincin Bola Api
160
Sosok berjubah hitam
161
Xuan Hui
162
Rencana Qian dan Huai Long
163
Qian melawan Hai Kang
164
Kekuatan Cincin Bola Api
165
Melanjutkan perjalanan
166
Pertempuran sesama Aliran Hitam
167
Dewi Pemakan Darah Wen Xhiu
168
Membunuh tanpa menyentuh
169
Melihat ingatan masa lalu Xuan Hui
170
Menyerah
171
Penggabungan dua Aliran berlawanan
172
Keputusan Xuan Hui
173
Kembali ke Hutan Qixing
174
Tubuh Naga Emas
175
Naik ke Ranah Serigala Langit
176
Menjinakkan Kekuatan Naga
177
Kelebihan Pondasi Tubuh dan Tubuh Naga Emas
178
Pertemuan Tiga Aliran Berbeda
179
Sosok Kaisar Petir
180
Dunia Roh
181
Menaklukkan Sisi Gelap Jiwa
182
Pondasi Jiwa Kegelapan
183
Bertemu dengan Roh Sang Ibu
184
Kambali ke Bintang Benua
185
Chi Xin sang Pengendali Pikiran
186
Beradu segel sihir
187
Kelemahan Sihir Pengendali Pikiran
188
Sihir Terakhir
189
Pembakar Api Pemusnah
190
Membawakan hadiah besar
191
Pertemuan kembali dengan Qifei
192
Tiba di Kota Tengzho
193
Persiapan penyambutan
194
Pancaran aura agung
195
Pertemuan ayah dan anak
196
Kemampuan Qifei
197
Dewa Kematian yang sesungguhnya
198
Kemunculan anggota Pedang Darah
199
Pertarungan Qian dan Leng Tua
200
Segel Kurungan Tanah
201
Xao Zeng sang Naga Api Hitam
202
Rencana Pembalasan
203
Kunjungan ke Bulan Suci
204
Aksi Ye Shong
205
Hukuman
206
Xeiyin keluar dari pelatihan
207
Qifei mengamuk
208
Qiyue, Saudari kembar Qifei
209
Keterampilan Lava
210
Ketua Besar Wu Jin
211
Lava Angin Pemusnah
212
Busur Emas Suci
213
Memamerkan Kekuatan
214
Jurus Seribu Bayangan Pedang
215
Akhir bagi Partai Tiga Pedang
216
Memeriksa bagian dalam Markas
217
Harta paling berharga
218
Cemburu
219
Masalah Keluarga
220
Janji untuk menjemput Keluarga Qiao
221
Segera berangkat ke Kerajaan Qin.
222
Informasi tentang Keluarga Qiao
223
Tiba di rumah Keluarga Qiao
224
Zhiu Yu
225
Pembantaian seluruh Keluarga Zhiu
226
Rombongan pengungsi
227
Lepas tangan
228
Sayap Inti Elemen
229
Penyatuan Bola Energi kedua
230
Menerobos ke Ranah Awal Naga Langit
231
Kebimbangan
232
Kabar buruk
233
Kondisi Meng Lin
234
Berangkat ke wilayah Ming
235
Pencuri kecil Lang Hang
236
Kota Zhanghu
237
Sao Yun si Kapak Angin
238
Teman seperjalanan
239
Godaan para pelayan cantik
240
Siluman yang melegenda
241
tiba di Kekaisaran Ming
242
Asosiasi Singa Pemburu
243
Tiba di Perguruan Tiga Kapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!