16

"Leo,... leo" Aku membangunkannya perlahan, agar dia tidak kaget. Leo mengusap lembut matanya yang masih mengantuk.

"Apa sih ganggu orang tidur saja. "

Ia melihat ku dengan seksama mempertajam pengelihatan yang mungkin masih buram.

"Kamu... Ada apa? "

"Kamu nggak pulang? " Leo melihat sekitar dan memasang ekspresi terkejut di wajahnya.

"Sejak kapan pulang nya? "

"Dari tadi. Aku cuma mau memberitahu kamu, kalau sebentar sore ada kerja kelompok di rumahku. Soalnya bu Anita membagi kita sekelompok. Terserah sih kamu mau datang atau tidak yang penting aku sudah beritahukan. Tapi aku saranin sebaiknya kamu datang saja deh. Ya sudah aku duluan ya. " Aku pergi tanpa membiarkan nya mengeluarkan kata-kata sedikit pun.

Saat di tempat parkiran, ternyata mas Dino sudah menunggu ku di bawah.

"Kok lama sekali sih? "

"Iya mas, aku ada keperluan sebentar. Mas tungguin dari tadi ya? "

"Iya, mas kira kamu sudah pulang. Untuk aja teman kamu yang namanya kalau nggak salah Loly sama Sita, mereka bilang ke mas kalau kamu masih si kelas. Kalau nggak mas udah pergi tadi. "

"Maaf ya mas," aku segera masuk ke dalam mobil tapi aku sempat merasa ada orang yang sedang mengawasi aku.

Mas Dino merasa aneh dengan tingkah ku yang celingak celinguk mencari siapa orang yang melihat kami.

"Kamu kenapa Dinda? "

"Oh.... Nggak..., nggak kok mas. Lanjut jalan saja."

Mobil kami meninggalkan halaman sekolah yang sepi itu. Aku juga nggak tahu apakah Leo sudah pulang atau belum.

Waktu menunjukkan pukul tiga sore hari tetapi Loly dan Sita belum juga muncul padahal kami janjiannya jam setengah 3, kalau Leo aku nggak yakin dia datang apa nggak. Soalnya tadi aku lupa memberitahu alamat rumahku.

Ding dong....

Kayaknya itu mereka. Aku segera membuka pintu depan dan menyambut mereka berdua.

"Adu Dinda maaf ya aku ada urusan sedikit. " kata Loly.

"Iya Dinda, aku juga terlambat karena nungguin Loly " Tambah Sita.

"Oh nggak apa-apa kok, yuk masuk kita langsung ke kamarku saja. "

"Oh iya tunggu sebentar. Bibi Atum. " Aku menghentikan langkahku dan memanggil bi Atum.

"Iya nona. " Bi Atum muncul dari dalam dapur.

"Bisa tolong bawakan kami minuman ya, sama cemilan juga. " Bi Atum melirik Loly dan Sita sambil memberikan senyum sapaan lalu dibalas mereka berdua dengan senyuman juga.

"Baik nona, akan bibi bawakan. "

Aku, Loly dan Sita lanjut ke kamar. Loly dan Sita melihat sekeliling kamarku sambil mengagumi nya.

"Wah luas sekali kamar ini. Kamu tidur sendiri ya Dinda di sini?" Tanya Sita.

"Iya, ini kan kamarku, jadi aku memang tidur sendiri. Duduk di sini saja yuk!! Tadi aku menyuruh bibi Atum mencarikan karpet agar kita lebih nyaman duduk di bawah." Loly dan Sita mengambil posisi duduk tepat di sampingku. Di depan kami juga sudah tersedia meja.

"Kamu nggak takut tidur sendiri? "

"Ngapain takut, aman kok nggak ada hantu di sini."

"Lagian hantu mana berani macam-macam sama aku." Seketika itu juga kami tertawa.

Setelah basa-basi sedikit, kami memulai pembicaraan mengenai materi yang akan dibahas dengan sangat serius. Materi yang akan di bahas adalah materi biologi. Kami meminta Sita untuk menjadi notulen karena tulisan tangannya sangat bagus dan rapi. Sedangkan aku dan Loly mencari informasi dari internet maupun buku dan dirangkum dengan kata-kata yang lebih baik.

Beberapa menit kemudian bi Atum masuk dengan membawa nampan berisi tiga gelas jus beserta setoples cookies.

"Ini nona bibi letakan di atas meja." Kata bi Atum.

"Makasih bi."

"Sama-sama non. "

Muka bi Atum kelihatan sedang gusar seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Ada apa bi? "

"Begini non, tadi di bawah bibi ngeliat ada pria muda, bibi takutnya itu teman non."

"Benarkah, apa jangan-jangan itu Leo." Tapi kan aku lupa memberitahu alamat rumah ini. Dari mana dia tahu?

"Bibi juga nggak tahu non, kalau gitu bibi permisi turun dulu. "

"Bi tunggu, suruh saja dia tungguin di ruang tamu, nanti aku akan turun. "

"Baik nona. "

Setelah bibi Atum pergi Loly dan Sita melihat ke arahku dengan penuh tanda tanya.

"Jangan-jangan tadi kamu bilang ada urusan itu maksudnya Leo ya? "

"Iya, tapi aku nggak nyangka sih dia bakal datang. Aku juga nggak sempat kasih tahu dia alamat rumahku. Tapi syukur kalau dia datang, lagian kan ini pekerjaan berkelompok jadi semua anggota kelompok harus terlibat dong." Loly dan Sita mengangguk setuju dengan keputusan ku.

"Ya sudah, kalian tunggu di sini ya, aku jemput si Leo dulu. "

"Kami ikut saja deh, ya Dinda. " Loly dan Sita menatapku dengan tatapan memohon. "Jangan bilang kalian takut berada di kamar ini sendiri," aku menggoda mereka.

"Ngapain takut, kami hanya ingin ikut kamu saja." Akhirnya kami bertiga turun bersama. Benar saja ternyata itu adalah Leo.

"Kukira kamu nggak jadi datang? Tapi dari mana kamu bisa tahu alamat rumahku sedangkan tadi aku tidak ingat memberitahu mu?" Pertanyaan ku nggak dibalasnya lagi. Sungguh pria yang dingin.

"Bukannya kita mau bahas materinya yah, ayo segera selesaikan aku nggak mau membuang waktuku. Waktuku sangat berharga. Untuk alamat rumahmu aku tanya di bu Anita." Kalau nggak mau membuang waktumu yah nggak usah datang, kami juga bisa selesaikan sendiri, pekik ku dalam hati. Aku terpaksa tersenyum pada leo meskipun di dalam hatiku sedang mengutuk dirinya.

Berbeda dengan ku, Loly dan Sita saat ini menatap Leo dengan penuh kekesalan

"Mari ikuti kami, " kami bertiga berjalan memimpin di depan dan Leo mengikuti dari belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!