9

"Kenapa ibu tidak lapor saja ke polisi? "

"Nggak.... Nggak perlu. Biar saya yang urus sendiri. " Aku berusaha mengumpulkan tenaga dan kembali menguatkan diriku. Aku tidak ingin terlihat lemah di depan mereka nantinya. Sekarang Lex berutang penjelasan padaku.

"Terima kasih untuk bantuan anda. " Kataku sambil menyodorkan segenggam uang yang semuanya bernilai ratusan.

"Nggak perlu bu, saya ikhlas membantu ibu. Lagian saya juga tidak tega, melihat ibu diselingkuhin. Saya tidak perlu uang ini. " Kata sang housekeeping sambil mengembalikan uang itu ke tangan ku.

"Kalau begitu saya pamit permisi dulu bu, ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," lanjutnya.

Sang housekeeping itu pun pergi meninggalkan aku seorang diri. Aku segera mengambil HP yang ada dalam tasku.

Bzzz Bzzz

Akhirnya dia mengangkat nya.

"Halo.. " Terdengar suara Lex dari seberang telepon.

"Ha... halo. " Aku berusaha menguatkan hatiku dan juga suaraku yang terdengar gemetaran menahan tangis.

"Halo Dinda? Ada apa? "

"Kamu di mana? " Sekarang pertanyaan lex tidaklah penting daripada apa yang ingin ku tanyakan.

"Aku... Aku di kantor. Aku lagi meeting. Kamu kenapa? Apa aku harus ke situ. "

Lex membohongiku, ternyata aku memang sama sekali tidak tahu apa pun tentang dirinya.

"Nggak perlu, aku yang akan datang ke situ. " Aku mematikan panggilan. Sekarang di dalam diriku hanya tertinggal amarah yang memuncak. Aku sudah tidak sanggup mengendalikan diri lagi.

Aku mendekati kamar 532 dan menekan bel di samping pintu.

Aku sangat terkejut saat melihat wanita yang membuka pintu tersebut. Wajah yang sangat tidak asing bagiku, Alice. Seseorang yang ku anggap sebagai seorang sahabat adalah selingkuhan suamiku. Rasa-rasanya aku tak sanggup berdiri. Aku terduduk di atas lantai. Air mataku kini tak bisa ku tahan lagi. Aku menepis tangannya saat mencoba untuk membantuku.

"Ada apa Alice? " Lex terkejut saat melihat diriku.

"Dinda??? Ka.... kamu?? ba.. bagaimana kamu bi.. bisa ada disini? " Aku juga menepis tangan Lex saat mencoba menyentuhku.

"Hentikan Lex... Hentikan semuanya. Hentikan semua sandiwara mu yang berpura-pura peduli padaku. " Bentak ku

"Tega sekali kalian berdua melakukan semua ini padaku. "

"Nggak Dinda... Aku nggak bermaksud untuk mengkhianati kamu. Aku mohon dengarkan aku dulu. "

Sekali lagi aku menepis tangan Lex saat dia memegang lenganku. Aku berusaha berdiri agar tidak menjadi lemah di depan Lex.

"Ayo masuk ke dalam, aku akan jelaskan yang sebenarnya. " Aku tahu maksud dari ajakannya itu dia tidak ingin menjadi tontonan karena sekarang orang-orang dari kamar lain sudah berkumpul di sekitar kami.

Aku tidak peduli dengan orang-orang itu karena sekarang aku hanya butuh penjelasan dari mereka berdua.

"Katakan Alice... Ayo katakan kenapa kamu menggoda suamiku? " Teriakku sambil menatap tajam ke arahnya.

"Aku... itu... kami.. "

"Kami apa? Pernahkan kamu berpikir bahwa Lex sudah beristri. Pernahkah kamu berpikir tentang perasaan seorang istri saat kamu merebut suaminya. "

"Diam Dinda. Kenapa sih kamu keras kepala. " Lex menarik tanganku masuk ke kamar tersebut diikuti oleh Alice yang mengunci pintunya dari dalam.

"Aku mohon dengarkan aku. Aku minta maaf Dinda. Iya aku memang selingkuh sama Alice bahkan dari kita SMA. "

Selama itukan aku dipermainkan oleh mereka berdua. Ternyata lex menganggap cintaku ini hanyalah sebuah lelucon.

"Aku mencintai Alice jauh sebelum berpacaran dengan kamu. Tapi cintaku sempat di tolak. Dan saat itu aku menjadikan kamu sebagai pelarian. Aku berpacaran dengan kamu juga karena merasa utang budi karena kamu pernah menolong ku dari maut. "

Aku hanya tertunduk menangis mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Lex.

Ternyata selama ini cintaku hanya lah sebuah balas budi.

"Tetapi setelah menikah dengan kamu dan berada di dekatmu aku mulai merasa nyaman. Aku merasa sebenarnya perasaanku itu bukanlah utang budi tetapi aku sudah sayang dan cinta sama kamu. Aku sebenarnya ingin mengakhiri hubungan terlarang kami berdua. Tetapi sekarang Alice sedang mengandung anakku. Aku ingin bertanggung jawab atas anak itu. "

" Jadi maksud kamu. ... Kamu ingin menikah dengan Alice. Wah.... wah....wah hebat juga ya kalian. Aku nggak menyangka kalian begitu licik."

"Bukan itu maksudnya, aku hanya akan bertanggung jawab atas anaknya saja. " Lex berusaha meyakinkan ku.

Raut wajah Alice mulai berubah setelah mendengar pernyataan dari Lex.

"Apa? Jadi kamu cuma ingin anak ini. Kamu tega sama aku Lex. Kamu bilang kamu sangat mencintai aku. " Alice tidak terima dengan keputusan Lex.

"Bukankah kita sudah membicarakan ini tadi? Kamu setuju untuk memberikan anak itu padaku dan mengakhiri hubungan ini. "

"Aku nggak pernah setuju dengan keputusan mu. Kamu yang selalu seenaknya membuat keputusan sendiri. "

"Sudahlah Lex, Alice. Hentikan sandiwara kalian karena aku sudah mengerti semuanya. Aku yang akan bercerai dengan kamu Lex jadi kalian nggak perlu khawatir. Kalian berdua bisa membesarkan anak itu sesuka hati kalian.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabsr

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!