8

"Aku lelah Lex, aku mau tidur dulu. " Mungkin aku teringat akan pesan yang dikirim oleh orang yang tak ku kenal sehingga aku mulai malas meladeni Lex. Karena aku tidak merespon Lex mengambil posisi tidur tepat di sampingku. Apapun yang dia lakukan aku tidak peduli.

Keesokannya saat aku terbangun dari tidurku aku merasa ada sebuah tangan yang melingkari pinggang ku. Aku ingin bangun namun Lex menarik ku lebih dekat padanya. Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba bertingkah seperti ini. Apa mungkin dia hanya berpura-pura saja.

"Biarkan aku lebih lama dekat dengan mu. Aku masih ingin bersamamu." Kata Lex dengan manjanya. Aku dengan terpaksa membiarkan Lex memelukku. Inilah kesempatan ku untuk menanyakan soal foto itu, namun telepon nya tiba-tiba saja berbunyi. Lex segera bangun dari tempat tidur. Ia sangat serius menjawab panggilan itu, entah apa yang terjadi.

Lex segera ke kamar mandi untuk bersiap. Dia nggak membutuhkan waktu lama, tiga menit kemudian dia telah selesai berpakaian. Dia mengambil berkas-berkasnya lalu berpamitan.

"Dinda aku ada keperluan di kantor. Aku minta maaf yah. "

Lex segera berangkat.

Saat Lex keluar, ponselku tiba-tiba saja berbunyi. Ada panggilan dari nomor baru lagi.

"Halo, siapa ini? Halo... Jangan main-main yah, kalau nggak aku matiin. "

"Kamu yakin suamimu itu pergi bekerja? "

"Suara ini? Kamu....kamu yang mengirimkan ku pesan itu kan? Apa maksud dari perkataanmu? Kamu pasti mencoba untuk menipu ku lagi kan? "

"Menipumu?? Aku tidak punya waktu untuk mengurus hal begituan. Aku punya buktinya. Kamu bisa datang ke alamat yang akan aku kirim."

"Apa maksud mu? Hey... halo... halo... halo, kenapa dia matikan sih. " Gerutuku kesal.

Notifikasi pesan masuk setelah ia mematikan panggilan tersebut.

Hotel Luxe Arya

kamar no. 532

Apa ini? Kenapa dia malah mengirim kan nomor hotel? Sudah tidak aktif lagi.

Lebih baik sekarang aku menelpon ke kantor Lex.

Aku mencari nomor perusahaan kebetulan saat mengantar Lex makanan aku sempat meminta nomor sekretaris nya.

"Halo? " Terdengar suara dari dalam telepon yang tidak lain adalah sekretaris Lex.

"Halo, ini dengan mbak Mia kan, sekretarisnya Lex. "

"Iya benar, ini dengan siapa ya? "

"Ini saya Dinda istrinya pak Lex, waktu itu saya sempat minta nomor kamu. Ingat kan sekarang?"

"Nona Dinda? Ah maafkan saya karena melupakan suara nona. "

"Santai saja Mia. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan sama kamu. "

"Apa yang ingin nona tanyakan? "

"Kamu lagi di kantor kan? "

"Iya nona, saya memang lagi di kantor. "

"Apa pak Lex sudah kesitu? "

"Kesini? Bukannya pak Lex sudah menunda pekerjaan nya untuk hari ini? Pak Lex nggak ada di sini nona. "

Apa?? Ternyata dia tidak pergi bekerja, lalu ada di mana dia sekarang?

"Ah... Makasih atas info nya Mia. Maaf mengganggumu, kamu bisa lanjut bekerja. "

"Iya, nggak apa-apa kok. " Aku lalu mematikan panggilan tersebut.

Aku berpikir sejenak sambil melihat pesan yang dikirim tadi. Apa jangan-jangan dia ke alamat ini?

Aku segera menukar piyamaku dengan baju jalanku, tanpa mandi. Aku nggak mau waktuku untuk mengetahui yang sebenarnya malah terbuang. Aku menyuruh pak Burhan mengantarku ke alamat yang kutunjukkan di HP. Pak Burhan mengikuti arahan ku. Dari rumah kami ke hotel Luxe Arya memakan waktu 1 setengah jam. Itu termaksud bebas dari kemacetan.

"Ibu ada keperluan apa ke hotel? "

"Kamu nggak perlu tanya apapun. "

"Maaf Bu" Tidak biasanya aku berkata seperti itu pada pak Burhan. Karena setiap dia bertanya aku pasti menjawab dengan lembut. Tapi kali ini berbeda. Hatiku seakan-akan termakan emosi. "Pak berhenti di sini saja!"

"Tapi bu tunggu saya putar balik dulu, hotel itu berada di seberang sana. "

"Nggak usah, saya yang akan menyebrang. Kamu tunggu di sini saja. "

Aku segera keluar dan berusaha menahan mobil yang lalu lalang agar bisa lewat. Aku berhasil menyebrang dengan selamat. Tanpa menunggu aku segera masuk ke dalam hotel dan mencari nomor kamar 532. Saat ku tanya resepsionis hotel tersebut ternyata harus menaiki lift no 7. Di dalam hotel tersebut ada 10 lift yang tersedia. Aku mengikuti arahannya. Setelah mencari beberapa menit aku akhirnya menemukan kamar tersebut. Tapi aku tidak berani masuk, maka aku meminta bantuan dari seorang housekeeping yang kebetulan lewat. Sementara aku bersembunyi di balik tembok yang kebetulan tidak jauh dari kamar 532.

Tok tok tok

Saat aku mengintip untuk memastikan siapa sebenarnya yang ada di kamar itu, Lex lah yang membukanya.

"Ada apa ya? " Tanya Lex kepada housekeeping itu.

"Begini pak, sekarang waktunya saya untuk bersih-bersih, apa saya bisa masuk? " Kata sang housekeeping.

"Oh... Baiklah, silakan masuk! " Aku menunggu sekitar tiga menit dan si housekeeping itu akhirnya keluar , dia juga sempat mengucapkan salam. Pintu kamarnya kembali di tutup.

"Bagaimana? " Tanyaku penasaran saat housekeeping itu datang mendekat.

"Maaf Bu, saya sebenarnya tidak ingin ikut campur masalah orang lain, tapi di dalam ada seorang wanita. "

"Apa? " Kakiku seakan-akan lemas dan tak lagi sanggup untuk berdiri. Sang housekeeping itu segera membantu menopang ku saat akan jatuh.

"Hati-hati bu. "

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trudsabar

2024-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!