EPS-19

Ceklek.

"Eh Mon, masuk yuk, sampek jam berapa tadi?" Sofia duduk di susul Monic di belakangnya.

"Jam 11, habis mandi langsung ke sini, Raka sudah tidur ya Fi,"

"Sudah, tadi jam 9, sama viola, Ayo langsung istirahat aja, tidur sini, udah malem. Besok masih libur kan kerjanya?" lajut Sofia.

"Ya masih libur, ayo, ini oleh olehnya gimana, tak tinggal sini saja ya" Sofia hanya mengangguk, karna memang Sofia sudah ngantuk berat.

Mereka berjalan menuju kamar untuk tidur.

Pagi menyapa kota A, Monic sudah bangun dari subuh, Begitupun Sofia, mereka sedang membuat sarapan untuk anak anaknya.

"Fi, keluarga menyuruh aku pulang, dan tinggal disana, mereka sudah tau tentang Raka, dan ibu bapak ingin Raka di bawa pulang," Monic menggu tanggapan dari Sofia.

"Bagus dong Mon, ingat Mon, kebersamaan sama orang tua itu sesuatu yang tak lama, Jangan di sia siakan," ujar sang sahabat. "Lihat aku, aku hanya hidup berdua dengan Viola, kakaku sudah gak ada, ibu bapakku juga. Aku hanya bisa mendoakan Mon, tanpa bisah melihat" ujarnya dengan sendu.

"Viola, bahkan aku gak tau di mana ayahnya, kakakku juga gak pernah cerita siapa ayahnya, tapi kakaku sudah ngomong, kalau ayah biologisnya sudah tau, kalau kakaku hamil. Tapi dia gak mau tanggung jawab, karna gak punya pekerjaan..." lirihnya, itu sebabnya Sofia sangat menyayangi Viola, dia ingin memberi seluruh kasih sayangnya sama sang ponakan, Meski Sofia tau, kalau semua itu tak cukup, Tetap butuh kasih sayang orang tua.

"Jadi intinya Mon, nikmati kebersamaan mu sama orang tua, selama masih di kasih ke sempatan."

"Makasih Fi, sudah membantu menghilangkan ke bingunganku" ujar Monic, sambil memeluk sahabatnya itu. Dia sekarang sudah gak ragu lagi untuk pulang.

Tapi Monic berencana pulangnya 1tahun lagi kurang lebih, biar sekolah sang anak slesai dulu. Nanti di sana bisa masuk SD.

"Sama sama, semoga kamu slalu bahagia ya Mon."

"Kamu juga Fi, tapi sepertinya aku mau nunggu Raka slesai sekolah dulu Fi, nanti sampek sana biar bisa langsung masuk SD"

"Tak masalah, Dan kamu akan kerja apa di sana kalau pulang kampung?"

"Entahlah Fi, kamu sendiri gak ada rencana kerja Fi?"

Ada, tapi nanti, kalau Viola sudah agak besaran, sementara pakek tabungan kakaku dulu."

"Baiklah..."

Jonathan masuk ke ruangan Reno, "Bos kita ada kerjaan di luar negri."

"Kapan berangkat?"

"3hari lagi, apa kamu bisa? tapi gak ada penawaran sih, Harus bisa" lanjutnya.

Reno hanya bisa mendengus sebal, dengan kelakuan Jonathan, sudah tau mutlak, Masih saja bertanya!

"Keluarlah, gue males liat loe" dumelnya.

Saat Reno sedang melamun. Hpnya berdering. Setelah Di lihat ternyata sang mamah.

"Iya ma"

(......)

"Beri waktu 3 bulan lagi mah"

(.......)

"Atau gak sama sekali mah?"

(.......)

"Iya mah"

Tut.

Huffff

Reno sepertinya memang harus nerima semua ini, lagian sudah 6tahun berlalu Monic tak ada kabar.

"Mamah,,, " Raka sangat bahagia melihat sang mamah di meja makan. Dia berlari dan segera memeluk sang mamah, Viola pun tak kalah bahagianya, dia ikut berlari dan memeluk Monic"

"hey!! kenapa kamu peluk peluk mamahku juga" teriak Raka, Raka tak suka kalau mamahnya di peluk sama Viola. Karna merasa iri jika sudah Viola berada dengan sang mamah, pasti Viola bermanja terus sama mamahnya.

"Raka jangan begitu ah, sama Viola kok gitu, Violakan temen Raka," nasehat sang mamah dengan suara lembutnya.

"Iya Raka," sela Viola. "jangan pelit pelit sama Vio, nanti Vio gak mau lo temenan sama Raka" lanjutnya.

"Diam! Lagian kan kamu sudah punya tante Sofia, " dengusnya.

Viola berkaca kaca, dan berlari mencari tante Sofia, ketika bertemu tante Sofia, Viola langsung menangis.

"tante," panggil Viola dengan lirih...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***







Episode sebelumnya

EPS-18