16

Sofia menahan tangis sembari bersembunyi dibalik mobil yang terparkir rapi di sana, tangan dan kakinya sangat gemetar hingga terasa lemas. Sesekali Sofia harus berjalan dengan arah yang berlawanan dari pengawal yang tengah mencarinya. Saat melewati mobil sport yang tidak terkunci Sofia masuk begitu saja tanpa berfikir lagi. Sofia bersembunyi dibawah kursi belakang agar tidak ada yang melihatnya, dan benar saja terdengar deru kaki yang kian kemari seakan mereka bingung mencari incarannya. Setelah dirasa tenang Sofia mendongakkan kepala untuk melihat situasi diluar dari kaca mobil. Tit pintu mobil terkunci kala Sofia ingin keluar, betapa terkejutnya Sofia kala melihat Enzo yang tengah duduk santai dibelakang kemudi. Sofia tidak menyadari bahwa ada orang didalam tadi karena dia sangat ketakutan, pantas saja mobil yang dia masuki tidak terkunci sama sekali ternyata mobil itu milik Enzo. Sofia tambah gemetar kala melihat Enzo menyeringai, sepertinya dia akan kembali dikurung dalam Apartemen itu lagi begitu pikirnya.

Enzo melajukan mobilnya dengan cepat membelah jalanan yang tidak terlalu ramai. Sangat terlihat bahwa laki-laki itu sedang marah hingga mengebut. Sofia yang berada di kursi belakang hanya bisa berpegangan dengan erat sambil berdo’a agar mereka diberi keselamatan. Begitu mereka sampai di tempat parkir yang akan mengarah ke Apartemen Sofia sedikit bernafas lega karena mereka masih diberi keselamatan. Namun hal itu tidak membuat Sofia tenang sebab dia harus menghadapi kemarahan Enzo dengan segera. Enzo keluar dari mobil dan menarik paksa Sofia untuk keluar juga. Berhubung gadis itu terus memberontak Enzo langsung menggendong Sofia ala bridal style begitu saja tanpa peduli dengan permohonan Sofia. Setelah mereka tiba di Apartemen Enzo menjatuhkan tubuh Sofia dengan kasar di atas ranjang lalu menghimpitnya. membuat gadis itu tidak bisa bergerak selain menahan tubuh Enzo dengan kedua tangannya agar mereka tidak terlalu dekat.

“ Beraninya kamu kabur dariku “

Sorot mata Enzo masih terlihat jelas bahwa dia masih murka dengan tindakan Sofia kali ini, tapi mau bagaimana lagi? Sofia hanya ingin bebas dan menjalani hidup normal seperti dulu. Sofia tidak mau jika terus dikurung disni.

“ Aku hanya ingin bebas dan menjalani hidup normal seperti dulu lagi, aku mohon lepaskanlah aku “

Tak terasa air mata Sofia mengalir begitu saja membuat Enzo merasa kasihan, tapi egonya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rasa kasihan itu sendiri.

“ Setelah kamu setuju untuk menikah denganku, maka kamu akan merasakan kebebasan seperti yang kamu inginkan “

Lagi-lagi Enzo memberikan penawaran yang sangat tidak mungkin sekali Sofia menyetujuinya.

Sofia tidak ingin nikah muda, dia masih ingin menikmati masa mudanya dengan bersenang-senang tanpa lelaki.

“ Tapi aku masih sangat muda bahkan usiaku baru akan menginjak 20tahun, aku belum siap menikah “

Sofia menjelaskan apa yang ada dalam hati dan pikirannya berharap Enzo mengerti.

“ Kalau begitu aku akan menunggu sampai kamu siap menikah, dan sebelum hari itu tiba jangan pernah berfikir untuk pergi dari sini “

Glek, Bunuh saja aku

Sofia menelan salivanya kala mendengar ucapan Enzo barusan, bagaimana bisa ada orang yang sangat menyebalkan seperti ini? Sama saja dengan memaksa dong itu namanya. Sofia tidak habis pikir dengan sikap keras kepala laki-laki yang ada didepan matanya itu.

Enzo menyeringai kala melihat wajah bingung gadis yang sangat dicintainya, kenapa setiap gerakan Sofia selalu imut dimatanya? Apakah ini yang dinamakan cinta buta?. Enzo terus memandangi Sofia tanpa bergerak sedikitpun membuat gadis itu menoleh kesamping karena gugup. Tanpa komando Enzo mencium pipi Sofia membuat gadis itu terkejut dan memberontak. Namun sia-sia saja tenaganya tak sebanding dengan Enzo yang memiliki badan sekeras beton. Semua gerakan Sofia tak membuat Enzo bergerak sedikitpun selain aksinya yang selalu menciumi wajah Sofia.

“ Aku hanya memberimu peringatan, jika sampai kamu berani kabur lagi. Hukumannya akan lebih dari ini “

Setelah mengucapkan sebuah kalimat Enzo bangkit dari tubuh Sofia dan bergegas untuk pergi.

“ Hukumannya apa kalau aku berani kabur lagi? “

Sofia ingin tahu apa yang akan dilakukan Enzo nantinya jika dia kabur lagi. Enzo menghentikan langkahnya dan menoleh sedikit tanpa mau membalikkan badannya.

“ Mungkin aku akan memulai malam pertama kita sebelum menikah “

Setelah menjawab Enzo melangkah keluar, berlama-lama dengan Sofia membuat nafsunya terus meronta. Enzo harus menahan diri dari Sofia, dia tidak mau menyentuh wanita yang sangat dicintainya itu sebelum mereka menikah. Meski dia memiliki gelar playboy yang b******k setidaknya Enzo tidak seb******k yang

semua orang kira. Enzo tidak pernah mau meniduri wanita manapun meski banyak yang mengantri dengan sukarela untuk ditiduri. bagi Enzo tubuhnya hanya untuk satu perempuan yaitu istrinya kelak, jadi dia tidak mau mengotorinya dengan wanita-wanita murahan.

Sementara itu Sofia bergidik ngeri melihat kepergian Enzo, ucapan Enzo barusan terus terngiang dengan jelas di telinganya. Hal itu membuat Sofia dilema dengan posisinya, jika dirinya kabur dan tidak mungkin tertangkap lagi sudah pasti aman untuknya. Tapi jika sampai dia tertangkap lagi bisa hancur masa depannya

kala itu juga. Tapi jika dirinya tidak pergi dari sini maka Sofia harus menikahi Enzo agar bisa bebas. Bukankah ini namanya jalan buntu bagi kehidupan Sofia? Semua pilihannya pasti akan mengarah pada pernikahan. Sofia tidak habis pikir kenapa Enzo sangat ngotot sekali ingin menikahinya? Padahal masih banyak wanita yang jauh lebih cantik darinya antri untuk dinikahi seperti Grace mungkin. Mungkinkah semua ini karena balas dendam bahwa Sofia telah berani melawan Enzo waktu itu? semakin difikirkan membuat kepala Sofia seperti ingin pecah.

Sofia bangkit saat perutnya terus berbunyi meminta jatah makan, dan siapa lagi yang harus dia temui kalau bukan Enzo. Sofia keluar dari kamar dan mengedarkan pandangan menyapu seluruh ruangan untuk mencari keberadaan Enzo. Sofia berjalan dari ruangan satu keruangan lainnya mencari pemilik Apartemen terkutuk itu. setelah terus mencari akhirnya dia menemukan Enzo yang sedang sibuk dengan laptopnya diruang kerja. Baru kali ini Sofia melihat laptop Enzo diruang kerja, sebenarnya dimana Enzo meletakkan benda itu selama ini? Kenapa Sofia tidak bisa menemukannya?. Menyadari kedatangan Sofia dengan cepat Enzo mematikan

laptopnya, sangat terlihat jelas wajah panik di wajah Enzo meski hanya sekilas saja.

“ Ada apa? “

Enzo memutar kursinya agar bisa menghadap pada Sofia yang masih terlihat kepalanya saja, gadis itu cengar cengir mendengar pertanyaannya barusan.

“ Bisakah kamu memberiku makan? Aku sangat kelaparan “

Enzo mengangkat sebelah alisnya saat mendengar ucapan dari Sofia barusan.

“ Ternyata kabur bisa membuatmu kelaparan juga ya “

Sofia hanya nyengir kuda membalas ucapan Enzo, tanpa menunggu lagi Enzo langsung memesan makanan untuk Sofia.

“ Tunggulah didepan “

Sangat terlihat jelas bahwa ucapan Enzo seperti mengusir Sofia untuk segera pergi dari ruangannya, sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan Enzo darinya.

“ Bolehkah aku meminjam laptop? “

Lagi-lagi Sofia bertanya yang sudah sangat jelas dia tahu jawabannya tidak.

“ Tidak “

Tuh kan benar dasar menyebalkan

“ Kalau handphone? “

Masih bertanya lagi meski itu tidak akan mengubah apapun.

“ Tidak “

Sofia mengernyit saat mendengar jawaban dari Enzo barusan, bukankah dia sangat pelit? Lagipula Sofia juga tidak akan mencuri melainkan hanya ingin kabur saja hehehe. Tunggu apakah orang itu tahu kalau dirinya sedikit mengerti tentang dunia hacker? Mungkinkah itu alasan kenapa Sofia tidak pernah menemukan handphone dan laptop di Apartemen ini. Sofia pergi dari ruang kerja Enzo dengan penuh tanda tanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***