NovelToon NovelToon
ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

Status: tamat
Genre:Gadis nakal / Teen Angst / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Tunangan Sejak Bayi / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:183.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Dunia Elea jungkir-balik di saat dirinya tahu, ia adalah anak yang diculik. Menemukan keluarga aslinya yang bukan orang sembarangan, tidak mudah untuk Elea beradaptasi. Meskipun ia adalah darah keturunan dari Baskara, Elea harus membuktikan diri jika ia pantas menjadi bagian dari Baskara. Lantas bagaimana jika Elea merasa tempat itu terlalu tinggi untuk ia raih, terlalu terjal untuk ia daki.

"Lo cuma punya darah Baskara doang tapi, gue yang layak jadi bagian dari Baskara," ujar Rania lantang.

Senyum sinis terbit di bibir Elea. "Ya, udah ambil aja. Tapi, jangan nangis jika gue bakalan rebut cowo yang lo suka."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10| Saka Vs Elea

"El!" seruan keras di menyapa indra pendengaran Elea.

Elea mengerang berat, beberapa kali kelopak matanya terbuka dan tertutup. Manik mata Elea bergerak ke arah Isyana, gadis itu nampak lega karena Elea kembali membuka mata.

"Uggh..., gue di mana?" tanya Elea serak.

Tangan Elea memijit kecil pangkal hidungnya yang terasa berdenyut, Isyana menghela napas lega.

"Lo di UKS," jawab Isyana, "lo nakut-nakutin gue tau nggak, sih."

Elea mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya, ia hanya ingat akan pernah keluar dari ruangan latihan musik sekolah. Kepalanya pusing, Isyana memperhatikan ekspresi wajah Elea dengan saksama.

"Lo baik-baik aja 'kan?" tanya Isyana khawatir.

Elea tidak langsung menyahut, sorot matanya menatap lambat ke arah langit-langit ruangan UKS. Sentuhan di telapak tangan kanannya membuat Elea membawa atensinya ke arah Isyana, Elea sontak saja mengulas senyum tipis.

"Gue baik-baik aja kok," sahut Elea pelan, "siapa yang bawa gue ke sini?"

"Oh, yang bawa lo ke sini," ulang Isyana.

Kepala Elea mengangguk. "Iya, siapa? Nggak mungkin lo yang gendong gue dari gedung musik ke sini."

Isyana menarik kedua sudut bibirnya ke atas, mengudang kerutan di dahi Elea.

"Lo pasti nggak akan nyangka siapa yang gedong lo ke sini," ujar Isyana, langsung membuat kedua mata Elea memicing.

"Emang siapa?"

"..., yang bawa lo ke sini itu si Saka. Dan lo harus tau, sepanjang lorong gedung musik ke sini. Orang-orang pada ngeliatin si Saka gedong lo yang lagi pingsan. Gila, ekspresi orang-orang kelihatan penasaran banget. So, ini bakalan jadi perbincangan orang-orang," beber Isyana nampak senang sekali.

"Hah? Si Saka," balas Elea nyaris berteriak, "kenapa bisa Saka yang bawa gue ke sini? Gimana ceritanya?"

Isyana menyandarkan punggung belakangnya di kursi, kedua tangannya dilipat di bawah dada. "Gedung musik 'kan bersebelahan dengan gedung basket. Saat lo jatuh pingsan gue panik, gue keluar dari ruangan berteriak minta tolong. Kebetulan Saka lagi main basket di sebelahnya, dia dan beberapa orang langsung nyamperin. Gue yang panik langsung aja nyeret lengan Saka buat minta bantuin gedong lo. Yeah... gitu lah akhirnya lo digendong sama Saka," tutur Isyana menjelaskan.

Elea membuka bibirnya suara pintu ruangan dibuka dengan kasar, suara bas memanggil nama Elea.

"Elea! Lo nggak apa-apa? Apa yang sakit? Kita ke rumah sakit, buat cek keseluruhan tubuh lo." David berucap panik kala dirinya berdiri di samping ranjang pesakitan.

Elea mengeleng. "Gue baik-baik aja, Dav! Lo nggak usah panik gitu."

"Gimana gue nggak panik, lo tiba-tiba aja pingsan, El! Ayo, ke rumah sakit. Biar gue bawa mobil ke sini buat bawa lo ke rumah sakit." David menyentuh lengan Elea.

Elea menghela napas berat. "Gue baik-baik aja," tukas Elea.

Isyana melirik David dan Elea secara bergiliran, lelaki sebaya dengannya itu benar-benar khawatir dengan keadaan Elea. Sementara Elea tampak engan untuk dibawa ke rumah sakit, Isyana bangkit dari posisi duduknya.

"Elea cuma kecapean, David. Lo nggak usah khawatir, kata Dokter yang memeriksa keadaan Elea. Dia cuma butuh istirahat doang," sela Isyana.

David membawa atensinya ke arah Isyana, lalu bergerak ke arah Elea. David mendesah berat, suasana di ruangan UKS mendadak sunyi.

"Kalo gitu gue balik ke kelas dulu," celetuk Isyana, "Dav! Jagain Elea di sini ya, gantiin gue. El, gue balik ke kelas dulu."

Kepala Elea dan David mengangguk serentak, Isyana melangkah menuju pintu ke luar. David menarik kursi untuk ia duduki, memperhatikan wajah Elea.

...***...

"Ya, benar adanya. Anak perempuan seusia dengan Non Elea. Masuk di hari yang sama tapi, karena Non Elea yang masuk. Semua Dokter berlomba-lomba untuk menyelamatkan Non Elea."

"Anak itu meninggal karena telatnya penanganan."

Tubuh Elea merosot perlahan, kedua kakinya kehilangan kekuatan. Semua yang dia alami tidak lepas dari dendam karena kehilangan, wanita yang telah menyiksa dan menculiknya adalah seorang ibu yang kehilangan anak. Kekuasaan dan uang telah membunuh anak itu, hingga wanita itu menjadi tidak lagi waras.

"Apakah penderita dan rasa sakit itu pantas untuk gue terima?" tanya Elea pada dirinya sendiri.

...TAP! TAP!...

Langkah kaki mendekati dirinya yang terduduk di anak tangga rumah sakit, kepala Elea menengadah mendapati keberadaan Saka.

Sontak saja ekspresi sendu itu berubah drastis, Elea memasang topeng angkuhnya di kala manik mata mereka bersitatap.

"Apa? Kenapa?" Elea malah melemparkan pertanyaan pada Saka yang berhenti di depannya.

"Lo ngalangin jalan gue," balas Saka deep voice menyapa indera pendengaran Elea.

Kepala Elea menoleh ke samping, sebelum kembali menengadah ke depan. "Jalan segini luasnya, lo ngebual kalo gue ngalangin jalan lo. Emang tangga rumah sakit ini milik Nenek moyang lo, huh," cibir Elea kesal.

Saka menyeringai. "Bener tuh, punya Nenek moyang gue. Ini milik Nyokap gue, asal lo tau."

"Ouch... shit," maki Elea. Gadis berparas ayu itu langsung bangkit dari posisi duduknya. Menatap tajam ke arah Saka, dagunya sedikit diangkat. "Ah, milik Ibu mertua gue ternyata," lanjutnya membuat dahi Saka berlipat.

"Hah?" Saka meringis mendengar penuturan Elea.

"Bener 'kan? Tuan Muda Buming telah dijodohkan dengan keturunan Baskara. Darah Baskara mengalir cuma di gue so, Nyokap lo otomatis calon Ibu mertua gue," jawab Elea, sebelum menarik kedua sisi bibirnya ke atas.

"Lo salah minum obat? Atau ada yang salah dengan otak lo." Jari telunjuk tangan Saka mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri.

"Nggak tuh, gue baik-baik aja. Dan otak gue normal-normal aja," tukas Elea santai.

"Yang jadi tunangan gue itu Rania, bukan lo. Berhenti ngimpi di siang bolong, Elea," cibir Saka.

Elea mengikis jarak di antara mereka berdua, telapak tangannya bergerak menepuk-nepuk dada bidang Saka. Tangan Saka bergerak cepat menghentikan pergerakan tangan Elea, menahan pergelangan tangannya.

"Jangan sentuh gue, sialan!" Saka menatap kesal.

Elea menyeringai. "Ah, masa? Nggak kebalik, tuh. Lo sendiri loh, ya, yang menyentuh gue. Menggenggam erat pergelangan tangan gue, Tuan Muda." Atensi Elea bergerak ke arah pergelangan tangannya yang ditahan oleh Saka.

Saka terkesiap, ia melepaskan tangan Elea yang sempat ia tahan. Sementara Elea terkekeh kecil, jari telunjuk tangan Saka menunjuk-nunjuk wajah Elea dengan guratan ekspresi kesal.

"Lo, bukan lawan gue, Elea. Meskipun lo adalah putri asli Baskara, keluarga Buming tidak butuh Baskara. Tapi, Baskara lah yang butuh keluarga gue. Rania tidak setara dengan lo, seujung kuku pun tak sama." Saka berdecak mencemooh Elea.

Sakit hati? Apa itu? Elea sama sekali tidak tersakiti dengan kata-kata yang sama. Kedua sisi bahunya naik-turun, memasang ekspresi acuh tak acuh.

"Lo pikir gue peduli?" tanya balik Elea. "Masa bodo gimana pendapat lo ke gue. Tapi, lo harus tau satu hal. Sesuatu yang harusnya jadi milik gue tiba-tiba jatuh ke tangan orang lain, daripada gue ngerebutnya balik. Gue lebih suka ngehancurinnya berkeping-keping, agar apa? Agar lawan gue tau. Apa yang nggak bisa gue milik maka dia pun nggak akan bisa memilikinya. Takut? Ah, itu cuma lelucon konyol. Setelah semua rasa sakit yang gue rasain. Takut kehilangan nggak lagi gue rasain."

Saka menatap tajam ke arah Elea, tawa Elea melambung. Ia malah mengedipkan sebelah matanya ke arah Saka, melangkah meninggalkan remaja yang kini terlihat marah.

'Lo kuat? Gue bisa jauh lebih kuat. Lo jahat? Gue bisa jauh lebih jahat. Gue nggak mau jadi pecundang, gue lebih memilih menjadi iblis dibanding pecundang. Lo nggak tau apapun tentang gue Saka, gue bahkan pernah hampir mati. Lalu apa yang harus gue takutin sekarang?' Elea mendengus.

Bersambung....

1
Moertini
mantap ceritanya Author sudah tamat dengan bahagia yang dirasa semua dilanjutin berkarya Author semangat dan selalu sehat nuwun
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Moertini
kacau Author semua hancur karena karma yang diperbuat nya terus yang selamat dan hidup bahagia Guntur kah dilanjutin Author seruuuu niiii meskipun ruwet semangat
Moertini
Elea gadis yang sakit hatinya se dalam-dalamnya karena kelakuan ibunya Diana dan anak-anaknya sudah tidak kata apun untuk mereka tapi cuma balas dendam se dalam-dalamnya apakah yang akan dilakukan oleh Elea untuk mereka dilanjutin Author selalu semangat
Moertini
Elea yang sifatnya sadis itu karena ada alasan karena disaat dia dianiaya ibu kandungnya sampai dibunuh karena melihat berbuatan ibunya yang tercela didalam mobil kasihan Elea sampai dia menjadi gadis yang jahat dibenci satu keluarga dilanjutin Author sehat selalu
Moertini
apakah kebaikan tidak bisa menghancurkan kejahatan Author menguras emosi kalau begini rasanya gemeees ingin ketok kepala Alea dilanjutin Author pingin tahu nasib Alea semangat
Moertini
Elea kenapa kau tidak mencari kedamaian di hidupmu tapi kehancuran ayolah masih banyak waktu untuk kamu berobah baik sekarang kamu punya teman yang mau diajak kerja sama temanmu itu bisa merubah kebaikan kepadamu dilanjutin Author semangat
Moertini
apa yang dilakukan David selajutnya karena kalau dirumah keluarganya Alea akan menjadi anak pembangkang dilanjutin Author selalu sehat
Moertini
Elea mencari perhatian satu keluarga tapi caranya salah apakah setelah dinasehati Rania dan merenungkan dengan hati bijak apakah dia mau berobah baik atau malah lebih gila dilanjutin Author semangat
Moertini
menarik Author dilanjutin sampai tamat ditunggu semangat
Fransisca Henny Kuswondo
sukaaaaaaaa
Liana Simon
seru ceritanya
Naufal
mantapp ceritanya😄😄👍👍
shena
😍😍
Niar Zahniar
semangat berkaryww
Selamet Turipno
cerita Anjing dari author anjing
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
persaingan
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
jadi rania Zion dan yuda adik kakak, wow
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
aq ngasih vote biar tambah semangat ya Thor update nya
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
semoga awal yang baik ya elea walapun dengan cara yg salah awalnya
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
tapi cara kamu salah. coba berubah tunjukin prestasi dan cuek sama rania dan semuanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!