NovelToon NovelToon
Friendzone Tapi Menikah

Friendzone Tapi Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:819
Nilai: 5
Nama Author: B-Blue

Menikahi sahabat sendiri seharusnya sederhana. Tetapi, tidak untuk Avellyne.
Pernikahan dengan Ryos hanyalah jalan keluar dari tekanan keadaan, bukan karena pilihan hati.

Dihantui trauma masa lalu, Avellyne membangun dinding setinggi langit, membuat rumah tangga mereka membeku tanpa sentuhan, tanpa kehangatan, tanpa arah. Setiap langkah Ryos mendekat, dia mundur. Setiap tatapannya melembut, Avellyne justru semakin takut.

Ryos mencintainya dalam diam, menanggung luka yang tidak pernah dia tunjukkan. Dia rela menjadi sahabat, suami, atau bahkan bayangan… asal Avellyne tidak pergi. Tetapi, seberapa lama sebuah hati mampu bertahan di tengah dinginnya seseorang yang terus menolak untuk disembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon B-Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Jardin pulang tanpa mendapatkan jawaban iya atau tidak dari Avellyne. Wanita itu belum memutuskan apakah harus menerima lamaran dari sang mantan. Meski begitu, semua barang pemberian Jardin masih tersusun rapi di atas meja.

Wanita itu menatap dengan seksama cincin permata pemberian Jardin, dia melihat bergantian dengan beberapa tas di depannya.

"Bawa kembali barang-barang kamu. Aku tidak mau menerimanya."

"Kalau tidak mau menerimanya terserah mau kamu apain. Toh, untuk apa aku membawanya kembali. Mau kamu buang, jual atau diberikan ke orang lain, terserah kamu."

Avellyne mengingat sepenggal perbincangan mereka sebelum Jardin keluar dari ruang kerjanya.

Melalui interkom, Avellyne memanggil Siska dan hanya butuh waktu dua menit, asistennya sudah berada di ruangan tersebut.

"Ada apa, Bu?" tanya Siska.

"Kamu bawa semua barang-barang ini dan bagikan ke teman yang lain. Saya tidak mau menerima pemberian Jardin, daripada saya buang, mubazir."

"Seriusan, Bu?" tanya Siska hampir tidak percaya. Dia yakin barang yang ada di dalam tas itu pasti barang mahal mengingat Jardin adalah CEO muda yang memiliki perusahaannya sendiri.

Avellyne mengangguk lalu dia menyampirkan tasnya bergegas untuk pergi.

"Ah, iya. Satu hal lagi. Kalau dia datang jangan izinkan masuk ke ruangan saya. Kalian tahu, kan, kalau saya mau menikah dengan Ryos." Avellyne berbicara dengan tegas agar asistennya itu dapat mengingat dengan baik perintahnya.

"Iya, Bu. Saya mengerti."

Avellyne menitipkan butik kepada Siska sebelum dia benar-benar pergi.

...

Avellyne menyetir sendiri, sepanjang perjalanan dia mengingat pertengkaran antara dirinya dengan Jardin beberapa waktu lalu.

Jardin sudah menyakiti hatinya begitu dalam. Pria itu sudah merendahkan dirinya dan Avellyne belum pernah merasa begitu terhina di dalam hidupnya.

Meski memiliki banyak mantan, dia tidak percaya Jardin lebih percaya omongan orang lain.

"Dua puluh mantan? Apa kamu pikir di dalam otak aku hanya dipenuhi oleh laki-laki? Seolah tuduhan kamu menganggap aku tidak bisa hidup tanpa pria. Apa aku segampang itu menjalin kasih dengan sembarangan pria."

"Aku tidak mau tahu dari mana kamu mendengar gosip murahan itu. Dan aku tidak peduli kamu lebih memercayai aku atau teman kamu itu. Kalau kamu minta putus, aku kabulkan."

"Aku bukan type cewek yang mengemis cinta. Ada banyak lelaki yang antre di belakangku." Avellyne mengoceh panjang lebar setelah dia mendapatkan tuduhan sebagai wanita pengoleksi para lelaki.

Dia tidak perlu repot-repot menjelaskan ketika kata putus keluar dari mulut Jardin.

Meski mendapat gelar sebagai playgirl, bukan berarti dia memiliki banyak mantan seperti tuduhan orang-orang kepadanya. Bahkan kini Ryos menjadikan gosip tersebut sebagai bahan candaan. Hanya saja ketika Ryos yang mengatakannya, Avellyne tidak sakit hati ataupun marah.

Avellyne kini berada di depan kantor Jardin. Dia menelepon pria itu sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam gedung.

Setelah berpikir, akhirnya wanita itu membuat keputusan. Dia akan tetap menikah dengan Ryos, meski pada akhirnya pria itu akan berakhir membencinya.

Avellyne akan membuat sahabatnya itu sadar kalau ada wanita yang lebih baik dan ada wanita yang lebih layak untuk dicintai.

Avellyne menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas. Dia keluar dari mobil yang sudah terparkir sejak awal.

Wajah Avellyne tentu saja sudah tidak asing lagi bagi para penghuni gedung. Para staff sangat mengenal siapa Avellyne.

"Avel!" Jardin menyambut wanitnya yang baru memasuki ruangan. Dia juga terlihat tersenyum sangat lebar.

"Kamu sudah membuat keputusan? Aku bilang tidak perlu buru-buru," ucap Jardin.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Avellyne mengembalikan cincin permata pemberian Jardin.

"Avel–"

"Dua minggu lagi aku bakal tunangan, dan dua bulan setelahnya langsung mengadakan resepsi pernikahan."

Avellyne menghela napas sebelum dia melanjutkan perkataannya. "Tebakan kamu benar, Jar."

Jardin mengernyitkan dahi. Dengan sabar dia menunggu Avellyne melanjutkan kalimatnya.

"Aku enggak bisa lepas dari Ryos. Hidup aku sudah ketergantungan sama dia. Pria yang akan aku nikahi dua bulan lagi adalah Ryos."

Jardin tidak terkejut sama sekali. Dia memang sudah menduga jika hubungan Avellyne dengan Ryos bukan hanya sebatas sahabat dan prasangka itu akhirnya terjawab juga hari ini.

Jardin tidak tahu harus berkata apa. Saingannya adalah seorang pria seperti Ryos.

Setiap kalinya dirinya bertemu dengan Avellyne, setiap kali mereka menikmati waktu berdua, kekasihnya itu selalu saja membahas Ryos. Hanya selalu Ryos dan tidak ada yang lain.

"Aku rasa kamu sudah paham kenapa aku tidak bisa menerima lamaran kamu. Dan soal barang-barang yang kamu kasih ke aku, sudah aku berikan ke karyawan butik. Tapi, kalau kamu mau barang-barang itu kembali, aku akan menggantinya."

"Lalu... aku harap kita tidak pernah bertemu lagi. Hari ini akan menjadi yang terakhir. Aku permisi."

Jardin tidak menahan kepergian Avellyne, dia juga tidak berusaha membujuk wanita itu untuk tetap tinggal.

Jardin menyugar rambutnya dan dia terduduk lemas. Bibirnya bergetar, dia tersenyum getir.

"Padahal belum genap sebulan kita putus." Jardin bergumam dan menghela napas.

Pikirannya mulai terganggu. Ryos sudah menunggu selama ini. Menunggu kesempatan hubungannya dengan Avellyne berakhir dan begitu perjalanan mereka berakhir, Ryos mengambil kesempatan tanpa membuang waktu.

Jardin sadar dengan kesalahannya sendiri.

Tidak seharusnya dia percaya omongan negatif orang lain tentang Avellyne.

Tidak seharusnya dia merendahkan Avellyne.

Lagi pula selama dua tahun hubungan mereka, Avellyne selalu bersikap baik. Tidak ada yang salah selain wanita itu selalu membahas Ryos.

Avellyne tidak pernah mengeluh, dia tidak banyak menuntut dan selalu mengerti akan kesibukan Jardin. Berbeda dari mantan Jardin yang sebelumnya.

Sekarang yang tersisa hanyalah penyesalan.

Tidak ada luka fisik yang ditinggalkan Avellyne, namun rasanya sakit sekali.

Rasa sakit dan sesak pada dada Jardin.

...

Belum sampai di tujuan, Avellyne menghentikan laju mobilnya dan menepi di pinggir jalan. Pikiran wanita itu tidak tenang. Bebannya terasa semakin berat dan hal itu karena sang mama yang memaksanya untuk menikah.

Avellyne menyadarkan kepala lalu dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Tiba-tiba saja dia merasa sesak dan kesulitan bernapas.

Sudah berulang kali dia menolak perasaan Ryos. Sudah berulang kali dia memperingati sahabatnya itu dan tidak jarang pula dia mengenalkan beberapa wanita kepada pria tersebut.

"Kenapa keras kepala banget," gumam Avellyne melihat figura foto berukuran kecil yang terletak di dashboard mobil. Foto tersebut memperlihatkan dirinya bersama dengan para sahabatnya, namun fokus Avellyne hanya pada foto Ryos.

"Jangan salahin gue, Yos. Akhirnya gue harus mengambil jalan ini agar loe bisa melepaskan gue dengan ikhlas."

Avellyne memiliki rencana baru dalam hidupnya. Setelah menikah dan berhasil mendapatkan hak warisnya, dia akan mengakhiri pernikahannya bersama dengan Ryos.

Wanita itu sudah mempersiapkan diri untuk dibenci para sahabatnya. Dia harus siap mandiri dan tidak ketergantungan lagi dengan Ryos.

Avellyne memang tidak bisa melihat Ryos layaknya seorang lelaki sejati. Pria itu hanyalah sahabat terbaiknya dan tidak akan bisa lebih dari itu.

1
edu2820
Kepincut sama tokohnya. 😉
B-Blue: terimakasih sudah mampir 😊
total 1 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!