NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08. Takdir Cinta di Balik Kitab Kuning

Keesokan harinya, suasana Pesantren Al-Ikhlas terasa berbeda. Kedatangan seorang Gus muda bernama Arga membawa angin segar bagi pesantren. Gus Arga adalah putra dari sahabat karib Kyai Ghozali, seorang alim ulama yang disegani di Jawa Timur. Ia datang ke Al-Ikhlas untuk mengabdikan diri sebagai pengajar, mengikuti jejak para Gus Al-Hasyimi.

Gus Arga memiliki paras yang tampan, pembawaan yang tenang, dan ilmu agama yang mendalam. Ia dengan cepat menarik perhatian para santri, terutama para santriwati. Namun, ada satu santriwati yang hatinya berdebar lebih kencang dari yang lain, yaitu Ning Azzahra.

Ning Azzahra melihat ada sesuatu yang istimewa dalam diri Gus Arga. Ia merasa tertarik dengan kepribadiannya yang tegas namun lembut, cerdas namun rendah hati, dan alim namun tetap humoris. Ia juga melihat ada kemiripan antara Gus Arga dengan Gus Hilman, kakaknya yang paling ia hormati.

Gus Arga sendiri adalah sahabat karib Gus Farhan. Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil dan memiliki banyak kesamaan. Gus Arga sering bercerita tentang Ning Azzahra kepada Gus Farhan, dan Gus Farhan selalu memberikan dukungan dan nasihat kepadanya.

Waktu berlalu, Ning Azzahra menyelesaikan pendidikannya di madrasah aliyah. Ia tidak melanjutkan kuliah, melainkan memilih untuk mengabdikan diri sebagai pengajar di Pesantren Al-Ikhlas. Ia merasa terpanggil untuk membagikan ilmunya kepada para santri dan santriwati.

Meskipun banyak santriwan yang masih terus mengejar cintanya, Ning Azzahra tidak menghiraukan mereka. Ia fokus pada karirnya sebagai pengajar dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pesantren. Ia ingin membuktikan kepada keluarganya bahwa ia bisa sukses dan mandiri tanpa harus menikah.

Namun, di balik kesuksesannya sebagai pengajar, Ning Azzahra menyimpan perasaan yang mendalam kepada Gus Arga. Ia sering mencuri pandang ke arah Gus Arga saat mengajar, dan ia selalu berusaha untuk mencari kesempatan untuk berbicara dengannya.

Gus Arga juga merasakan hal yang sama. Ia merasa tertarik dengan kecantikan, kecerdasan, dan kesalehan Ning Azzahra. Ia kagum dengan semangatnya dalam mengajar dan pengabdiannya kepada pesantren.

Suatu hari, Gus Arga memberanikan diri untuk mendekati Ning Azzahra. Ia mengajak Ning Azzahra berbicara tentang berbagai macam hal, mulai dari agama, pendidikan, hingga kehidupan pribadi. Mereka berdua merasa nyaman dan nyambung satu sama lain.

Sejak saat itu, Gus Arga dan Ning Azzahra semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, belajar, berdiskusi, dan berbagi cerita. Mereka saling mendukung dan menguatkan satu sama lain.

Lama kelamaan, Gus Arga menyadari bahwa ia telah jatuh cinta kepada Ning Azzahra. Ia merasa bahwa Ning Azzahra adalah wanita yang selama ini ia cari. Ia ingin menjadikan Ning Azzahra sebagai pendamping hidupnya.

Gus Arga kemudian berbicara kepada keluarga Ning Azzahra tentang perasaannya. Ia mengungkapkan niatnya untuk melamar Ning Azzahra.

Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah merasa sangat senang mendengar pengakuan Gus Arga. Mereka sudah lama berharap agar Ning Azzahra bisa berjodoh dengan seorang Gus yang alim dan berakhlak mulia.

Gus Hilman dan Gus Salman juga merasa senang dengan kabar tersebut. Mereka sudah lama mengenal Gus Arga dan tahu bahwa ia adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Mereka yakin bahwa Gus Arga bisa membahagiakan Ning Azzahra.

Namun, ada satu hal yang membuat mereka khawatir. Mereka tidak tahu apakah Ning Azzahra juga memiliki perasaan yang sama kepada Gus Arga. Mereka takut jika Ning Azzahra menolak lamaran Gus Arga.

Untuk memastikan perasaan Ning Azzahra, Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah memanggil Ning Azzahra ke hadapan mereka. Mereka bertanya kepada Ning Azzahra apakah ia mencintai Gus Arga.

Ning Azzahra terdiam sejenak. Ia merasa bingung dan malu. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Jawablah dengan jujur, Ning," kata Kyai Ghozali dengan lembut. "Apakah kamu mencintai Gus Arga?"

Ning Azzahra menundukkan pandangannya, pipinya merona merah. Hatinya berdebar kencang. Ia tidak menyangka akan ditanya pertanyaan seperti itu. Sejujurnya, ia memang mencintai Gus Arga, namun ia ragu untuk mengungkapkannya. Ia takut jika perasaannya tidak berbalas.

"Abah, Umi," kata Ning Azzahra dengan suara lirih. "Aza... Aza menyukai Gus Arga."

Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah tersenyum lega mendengar jawaban Ning Azzahra. Mereka tahu bahwa Ning Azzahra tidak berbohong. Mereka melihat kebahagiaan di mata anak kesayangan mereka.

"Alhamdulillah," kata Kyai Ghozali. "Jika kamu menyukai Gus Arga, maka Abah dan Umi merestui hubungan kalian."

"Kami berharap kalian bisa menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah," timpal Nyai Afiqah dengan nada penuh doa.

Ning Azzahra merasa sangat bahagia mendengar restu dari Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah. Ia memeluk kedua orang tuanya itu dengan erat.

"Terima kasih, Abah, Umi," kata Ning Azzahra dengan mata berkaca-kaca. "Azzahra janji akan membahagiakan Gus Arga."

Setelah mendapatkan restu dari Kyai Ghozali dan Nyai Afiqah, Gus Arga segera melamar Ning Azzahra secara resmi. Lamaran Gus Arga diterima dengan senang hati oleh keluarga Al-Hasyimi.

Untuk merayakan kebahagiaan ini, keluarga Al-Hasyimi memutuskan untuk menjalankan ibadah umroh bersama-sama. Mereka juga memutuskan untuk menikahkan Gus Arga dan Ning Azzahra di Mekkah, di depan Ka'bah, di tanah suci.

Persiapan pernikahan pun dilakukan dengan meriah. Seluruh keluarga Al-Hasyimi sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari gaun pengantin, cincin pernikahan, hingga akomodasi dan transportasi.

Tibalah saat yang dinanti-nantikan. Keluarga Al-Hasyimi berangkat ke Mekkah untuk menjalankan ibadah umroh sekaligus melangsungkan pernikahan Gus Arga dan Ning Azzahra.

Di Mekkah, Gus Arga dan Ning Azzahra dinikahkan dengan khidmat di Masjidil Haram, di depan Ka'bah, disaksikan oleh keluarga dan kerabat terdekat. Pernikahan mereka berlangsung dengan lancar dan penuh haru.

Setelah menikah, Gus Arga dan Ning Azzahra resmi menjadi suami istri. Mereka menjalani kehidupan baru sebagai pasangan suami istri di tanah suci. Mereka menjalankan ibadah umroh bersama-sama, berdoa, berzikir, dan memohon kepada Allah SWT agar diberikan keberkahan dalam rumah tangga mereka.

Gus Arga dan Ning Azzahra juga berdoa agar segera diberikan keturunan yang sholeh dan sholehah, yang bisa menjadi penerus perjuangan mereka dalam menyebarkan agama Islam.

Setelah selesai menjalankan ibadah umroh, Gus Arga dan Ning Azzahra kembali ke Indonesia. Mereka memulai kehidupan rumah tangga mereka di Pesantren Al-Ikhlas.

Gus Arga tetap mengabdikan diri sebagai pengajar di pesantren, sementara Ning Azzahra menjadi ibu rumah tangga yang baik dan istri yang sholehah. Mereka saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!