Setelah mati tertembak, Ratu Mafia yang terkenal kejam, dan tidak memiliki belas kasihan. Tamara sang Ratu Mafia, mendapati dirinya bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang antagonis novel roman picisan bernama sama.
Harus menjalani pernikahan paksa dengan Reifan Adhitama, CEO berhati dingin dan ketua mafia yang tampan, dan juga terkenal kejam dan dingin. Duda Anak dua, yang ditakdirkan untuk jatuh ke pelukan wanita licik berkedok polos, Santi.
Dengan kecerdasan dan kemampuan tempur luar biasa yang masih melekat, Tamara yang baru ini punya satu misi. Hancurkan alur novel!
Tamara harus mengubah nasib tragis si antagonis, membuktikan dirinya bukan wanita lemah, dan membongkar kepalsuan Santi sebelum Reifan Adhitama terlena.
Mampukah sang Ratu Mafia menaklukkan pernikahan yang rumit, mertua yang membenci, serta dua anak tiri yang skeptis, sambil merancang strategi untuk mempertahankan singgasananya di hati sang Don?
Siapa bilang antagonis tak bisa jadi pemeran utama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERUBAH
"Aku? Aku adalah Tamara." jawab Tamara, membalikkan badan, berjalan kembali ke mobilnya.
"Dan aku akan menjadi istri sah mu. Tapi ingat, Tuan Reifan. Dalam pernikahan ini, hanya ada satu penguasa, dan itu bukan dirimu!" lanjut Tamara, penuh penekanan.
Tamara masuk ke mobil. Cindy, yang kini sudah benar-benar terdiam, segera menarik dirinya ke kursi penumpang.
Tamara menyalakan mesin mobil nya dan siap menginjak pedal gas nya
"Sampai jumpa dalam tiga hari, calon suamiku," ucap Tamara memberi seringai maut nya.
Tamara membalikkan mobil nya dan melesat pergi, meninggalkan Reifan Adhitama berdiri sendirian di tengah asap, memegang flash drive berisi rahasia mematikan, dengan instingnya yang terbiasa menang kini merasakan sensasi kekalahan yang aneh, sekaligus gairah yang membakar.
Di dalam mobil, Cindy menoleh ke arah Tamara, matanya membulat sempurna.
"Tam, kamu baru saja mengancam CEO dingin Reifan Adhitama di gudang mafia dengan granat dan data rahasia? Aku menjerit karena sangat terkesan! Itu sangat epik. Astaga!!" teriak Cindy kesenengan.
"Tentu saja," jawab Tamara santai, mengemudi menjauh dari area pelabuhan yang kini disibukkan oleh anak buah Reifan.
"Sistem. Bagaimana reaksinya?"
"Tuan Rumah, Keberhasilan misi 100%. Reifan Adhitama saat ini dalam kondisi kaget, terancam, namun instingnya mengindikasikan adanya ketertarikan yang sangat tinggi. Dia tidak akan membatalkan pernikahan, lapor Sistem 007."
Tamara tersenyum miring, dirinya telah berhasil, dia tidak hanya mengubah alur cerita, ia telah menanamkan ketakutan dan rasa ingin tahu yang tak terpuaskan di hati CEO dingin itu.
"Sekarang, kita bisa kembali ke hotel. Aku sudah lapar lagi," ucap Tamara, melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi seperti tadi.
"Dan besok, kita akan membuat kejutan lagi," lanjut Tamara tersenyum miring.
Sementara Reifan masih berdiri di tempatnya, menatap ke arah mobil Ferrari putih yang kini hanya berupa titik merah di kejauhan.
Keheningan di sekelilingnya terpecah oleh suara Damian yang tiba di lokasi dengan sebuah SUV hitam.
Damian melompat keluar, matanya segera tertuju pada bosnya yang berdiri tegak dan kaku.
"Tuan Reifan! Apa yang terjadi? Saya lihat asapnya-"
"Tidak ada yang hilang," potong Reifan, suaranya kembali dingin, tetapi ada getaran aneh di dalamnya.
Lalu Reifan menarik flash drive perak dari saku jasnya dan melemparkannya ke Damian.
"Pindai ini! Aku ingin laporan lengkap dalam sepuluh menit! Setiap detail, dan jika informasi tentang Blackwood di Meksiko itu akurat, wanita itu baru saja menyelamatkan kita dari kerugian besar, dan memberikan kita senjata pemusnah massal," perintah Reifan, dingin.
Damian mengambil flash drive itu, merasa bingung.
"Wanita itu? Nona Tamara?" tanya Damian, ragu.
"Ya. Nona Tamara," jawab Reifan mengulang nama itu dengan penekanan, seolah nama itu kini memiliki arti yang sama sekali baru.
"Dia datang, dia menciptakan kekacauan, dia mengancam ku, dan dia memberiku ini, lanjut Reifan dingin.
Reifan menoleh ke arah gudang, di mana anak buahnya sedang sibuk memadamkan sisa granat asap.
"Dia menyuruhku datang ke sini, dia menantang kendaliku, dia tahu persis apa yang bisa melukaiku, dan dia menggunakannya sebagai senjata, dia tahu segalanya, Damian. Segalanya!" ucap Reifan, mengepalkan tangannya kuat.
Damian terdiam, menganalisis situasi.
"Jadi, dia bukan gadis cengeng dan manja lagi?" tanya Damian hati-hati.
"Dia adalah Ratu, Damian. Seorang Ratu yang baru saja menyatakan perang di atas peti kargo ilegal milikku," jawab Reifan menyeringai, senyum yang jarang terlihat, berbahaya.
"Lalu, rencana pernikahan Anda-"
"Pernikahan akan tetap berjalan," potong Reifan tegas, insting predatornya bangkit sepenuhnya.
"Pemain sekuat ini tidak boleh berada di luar kendali, aku harus mengikatnya, dan aku harus tahu bagaimana dia mendapatkan informasi ini, bagaimana dia berubah, dan apa tujuan akhirnya," lanjut Reifan, tanpa sadar mengakui kehebatan seorang Tamara.
"Aku harus membatalkan semua yang sudah kusiapkan untuk menghadapi Tamara, karena mulai sekarang, dia adalah ancaman utama dan aset paling berharga dalam hidupku," lanjut Reifan tersenyum miring, kembali ke mobilnya.
"Saya akan memindai flash drive itu sekarang. Bagaimana dengan Nyonya Ratna dan suaminya?" tanya Damian.
"Abaikan mereka untuk saat ini. Ancaman Tamara tentang penggelapan pajak adalah pengalih perhatian. Dia menggunakan kelemahan mereka untuk membersihkan panggung sebelum kedatangannya. Bersih, efisien, dan mematikan," jawab Reifan menganalisis.
"Siapkan keamanan ganda di sekitar rumah. Fokus utama, kepada anak-anak. Jika wanita ini tahu tentang Blackwood, dia pasti tahu kelemahanku ada pada mereka," perintah Reifan sebelum menutup pintu mobilnya.
"Dan lacak dia. Di mana pun dia berada, aku ingin tahu setiap langkahnya," lanjut Reifan, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.
Damian melihat Reifan melesat pergi, menuju markas utama Black Dragon untuk menganalisis data.
"Apa aku tidak salah dengar, Tuan meminta ku untuk melacak dimanapun Nona Tamara berada. Dan Tuan tadi juga bilang bahwa Nona Tamara sekarang adalah aset paling berharga," batin Damian, mengingat semua ucapan Tuan nya tadi.
"Tidak mungkin kan Tuan mulai, ah sudahlah ini hanya perasaan ku saja," lanjut Damian, menggeleng kan kepala nya, menyingkirkan pikiran aneh nya.
Damian menatap flash drive perak di tangannya, kemudian ke asap yang mengepul, dia tahu, Tuan nya baru saja bertemu dengan lawan yang seimbang, atau bahkan lebih berbahaya.
☀️☀️☀️
Pagi menyambut dengan sinar matahari cerah yang menembus jendela kaca suite VVIP.
Tamara, yang sudah berpakaian santai namun elegan, celana kulit hitam dan silk blouse longgar sedang menikmati sarapan mewah nya, yaitu omelette truffle dan kopi hitam pekat.
Cindy duduk di seberangnya, masih terlihat lelah namun bersemangat.
"Aku masih tidak percaya kita melakukan itu tadi malam," ucap Cindy, mengaduk jusnya.
"Kamu benar-benar gila, Tam. Dan Tuan Reifan! Dia terlihat seperti akan membunuhmu, tapi juga seperti tertarik?" lanjut Cindy, melihat ke arah Tamara.
"Tentu saja tertarik," jawab Tamara, menyesap kopi.
"Pria dominan seperti dia membenci wanita lemah. Jika aku terus merengek, dia akan mencampakkan ku, tapi jika aku memberinya tantangan, ancaman, dan kekuasaan, dia akan terikat," lanjut Tamara, tersenyum miring
"Tuan Rumah, hasil pemindaian flash drive Anda oleh Black Dragon telah selesai. Reifan Adhitama telah memverifikasi keakuratan datanya dan sedang menyusun rencana serangan balasan terhadap Blackwood. Indikator: Tertarik 85%, Waspada 99%," bisik Sistem 007.
"Bagus," gumam Tamara.
"Bagus apa?" tanya Cindy, mengerutkan keningnya.
"Bagus. Makanan ini enak. Kau harus coba," kilah Tamara.
"Sekarang, agenda kita hari ini." ucap Tamara mengambil sebuah tablet hotel.
"Kita hanya punya dua hari lagi sampai pernikahan. Hari ini, kita harus membuat dua pergerakan penting. Pertama, kita harus memastikan calon suamiku itu aman dari rencana Santi. Kedua, kita akan mengirimkan sinyal kepada Reifan bahwa kita bukan hanya ancaman di dunia gelapnya, tapi juga di dunia High Society," ucap Tamara, menjelaskan dengan singkat.