NovelToon NovelToon
Cinderella N Four Knight

Cinderella N Four Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Naruto / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:348
Nilai: 5
Nama Author: Vita Anne

Hinata di titipkan pada keluarga Hashirama oleh ayahnya yang menghilang secara tiba-tiba.

Di sana, di rumah besar keluarga itu yang layaknya istana. Hadir empat orang pangeran pewaris tahta.

Uchiha Sasuke
Namikaze Naruto
Ootsutsuki Toneri
Kazekage Gaara

Akankan Hinata bisa bertahan hidup di sana?

Disclaimer : All Character belongs to Masashi Kishimoto. Namun kisah ini adalah original karya Author. Dilarang meniru, memplagiat atau mencomot sebagian atau keseluruhan isi dalam kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vita Anne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Grandpa's Plan

Hinata sudah merasa lebih baik hari ini. Setelah dia bisa mendengar suara Ayah. Dia merasa mendapatkan lagi kekuatannya. Meski dia berharap bisa segera kembali ke rumah.

Mungkin saja Ayah akan ada di sana. Menunggu~nya setelah mendengar kabar bahwa dia mengalami sebuah kejadian yang membahayakan diri~nya semalam.

Gadis itu hanya berdiri seraya menatap jendela besar dengan kaca bening di kamarnya. Pemandangan hiruk pikuk kota membuatnya tercekat.

Apa semua orang hidup dengan baik? Semua terlihat baik-baik saja! Apa hanya dunia~nya sekarang yang terasa rumit?

Pikir Hinata seraya mendesah lelah. Dia melirik pergelangan tangannya yang sedikit nyeri. Tadi, seorang perawat datang untuk melepas infus di tangannya.

'Kriet!'

Pintu kamar gadis itu terbuka. Hinata menoleh, Menampilkan seorang pria tampan dengan Iris Jade~nya yang terlihat menawan. Pria itu mengenakan setelan santai memasuki kamarnya. Dia membawa sebuket bunga dan beberapa buah di keranjang.

Hinata mengenal Pria ini.

Dia si bungsu. Kazekage Gaara, dapat Hinata prediksi dia adalah anak yang manja dari wajahnya. Meski dia terlihat sedikit lebih ramah dari kakak-kakaknya. Namun, wajahnya yang terlihat santai namun dingin tetap membuat Hinata waspada.

Pria itu memasuki kamar rawat ini tanpa menoleh pada Hinata yang berdiri di sana. Di sebelah ranjangnya.

Gaara menaruh barang-barang yang dia bawa ke atas meja dengan kasar. Dan kemudian pria itu menjatuhkan dirinya ke atas sofa yang ada di belakangnya. Dia menaikkan kedua kakinya dan berselanjar dengan nyaman di sana.

Pria itu merogoh kantung jaketnya dan mengambil ponsel di sana. Memainkan ponselnya dengan acuh tanpa perduli keberadaan Hinata yang kini menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Gadis itu mendecih melihat kelakuan Gaara.

Apa dia makhluk tak kasat mata yang tidak terlihat oleh pria itu?

Lihatlah kelakuannya?

Hinata menggertak gigi-giginya kesal. Setelah pagi ini Putra Uchiha yang membuatnya kesal Setengah mati.

Apa dia akan kembali di repot kan dengan mengurus kelakuan si bungsu di sini? Bukankah dia sedang sakit? Seharusnya orang sakit mendapatkan perlakuan istimewa bukan?

Hinata menghampiri pria yang duduk memenuhi sofa itu. Mengangkat kedua kaki pria itu melalui kain celananya dengan cepat menggunakan dua jarinya dengan cara yang menjijikkan.

"YAA!!!" Pekik pria itu kesal seraya meluruskan kakinya ke lantai. Hinata telah menganggu kesenangannya.

"Jaga sopan santun mu di sini!" Ucap gadis itu santai seraya ikut duduk di sebelah Gaara. Hinata menyilangkan tangan di depan dada dengan tegas. Dia akan mengajari pria ini sopan santun ketika bertamu.

"Rumah sakit ini milik Kakek! Kau tidak berhak mengatur ku." Protes Pria itu tanpa melepaskan pandangan~nya dari ponsel. Mengabaikan wajah Hinata yang kini mendengus.

Hinata melirik sekilas apa yang di lihat pria itu di ponselnya. Dia menaikan kedua bahunya acuh. Pria itu sedang menonton acara pacuan kuda.

'Tidak berguna!'

"Rumah sakit ini punya banyak ruang untuk kau datangi! Kenapa kau mendatangi kamar ku? Kau bisa bertindak sesuka mu di ruangan lain. Tidak di sini! Di kamarku!" Ucap gadis itu tegas.

"Aishh!! Kau berisik sekali." Decak Gaara."... Aku tidak punya pilihan lain. Kakek menutup galeri ku hari ini. Jika aku tidak menuruti keinginannya. Kakek akan menutup galeri ku untuk seminggu kedepan. Jadi! Diamlah!" Jelas Gaara kesal.

Hinata berpikir sejenak. Pria ini benar-benar pria manja yang menyebalkan.

"Umm... Jadi! Kira-kira apa yang bisa aku lakukan agar kakek menutup galeri mu selamanya?" Goda gadis itu seraya berpikir keras.

Gaara menghentikan kegiatannya. Dia menatap nyalang Hinata yang duduk di sebelah nya.

"YAA!!"Pekiknya kesal."Siapa kau berani bicara seperti itu?"

Pria itu menggertak giginya kesal. Gadis kecil ini benar-benar di luar dugaannya.

"Entahlah! Tapi... Sepertinya Kakek sangat menyayangi ku." Sahut Hinata menyombongkan dirinya."Pagi ini Tua muda Sasuke hadir d sini sejak aku membuka mata. Lalu tidak lama kemudian, datang Tuan muda Gaara tanpa aku duga. Dengan alasan yang sama, karena Kakek yang menyuruh kalian. Aku penasaran, siapa lagi yang akan datang nanti, Apa Tuan muda Toneri si artis terkenal? Atau Tuan muda yang tampan itu, Putra Namikaze?" Celoteh gadis itu dengan wajahnya yang menunjukan kan tingkat kepercayaan diri~nya yang setinggi langit.

Gaara terkekeh hambar dengan wajah heran. Dia tidak bisa berkata-kata mendengar ocehan Hinata barusan. Dia sungguh gadis yang aneh. Lalu sesaat kemudian pria itu mulai tertawa lepas.

"Haha! Kau lucu! Kau lebih lucu dari yang ku duga!" Sahutnya seraya menunjuk Hinata yang kini keheranan.

Gadis itu mengerutkan dahi~nya.

Apa pria ini sudah gila? Dia malah tertawa. bukankah seharusnya dia merasa kesal? Atau marah?

Gaara segera merubah mimik wajahnya menjadi serius. Pria itu menatap Hinata tajam.

"Kau terlalu percaya diri Nona!" Desis pria itu dengan suara tegas.

Hinata tercekat. Expresi wajah pria itu yang berubah tiba-tiba membuatnya takut. Dan Gaara kembali mengalihkan fokusnya pada ponsel di tangannya.

Hinata berpikir sejenak sebelum akhirnya gadis itu bicara dengan pelan. Dia harus mencoba bicara baik-baik dengan pria ini. Pagi tadi Tuan Sasuke menelepon Ayah. Mungkin saja cucu kakek yang ini juga bisa mengantarkan nya pada sang ayah.

"Apa kau kenal Ayah ku?" tanya Hinata tiba-tiba.

Gaara tidak menghiraukan pertanyaan gadis itu. Dia masih fokus pada ponselnya. Mengetik sesuatu di sana.

"Aku ingin segera kembali ke rumah, bisa kau sampaikan pada kakek bahwa aku ingin kembali ke rumah ku saja? Aku berjanji tidak akan kembali menyusahkan kalian. Kali ini aku akan menjaga diri ku dengan baik. Aku takut jika Ayah kembali aku tidak ada di sana dan dia tidak bisa menemukan ku." Ucap gadis itu panjang lebar dengan wajah lusuh.

Gaara mengalihkan pandangannya dari ponsel. Dia melihat Hinata di sebelahnya seraya mengerutkan kening dan mendesah lelah.

'Tuk tuk!'

Pria itu mengetuk dahi Hinata dengan telunjuknya.

"Hei!!" Protes Hinata menatap nyalang pria itu. Dia mengusap kepalanya kasar.

"Apa kau bodoh? Ayah mu menitipkan anaknya yang keras kepala pada keluarga kami. Bagaimana mungkin dia kembali ke rumah kalian? Jika dia ingin menemui mu, dia akan mencari mu ke rumah kami. Aku tahu kepala mu ini kecil. Tapi, apa otak mu juga kecil? Apa isi otak ini hingga kau tidak bisa berpikir hal semudah itu?" Sambung Gaara dengan gemas. Dia kembali menunjuk dahi Hinata yang langsung menepis tangan pria itu.

Hinata kembali tercekat. Dia hanya diam di atas wajah polosnya yang bodoh.

Benar! Apa yang pria ini katakan memang benar. Dia terlalu sibuk dengan perasaannya hingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Dia terlalu kalut beberapa hari kemarin! Dia tidak memikirkan semua itu.

Hinata menggeleng sarkas. Dia tetap mencari alasan atas keinginannya. Dia tidak ingin terlihat bodoh di depan Gaara.

"Itu... Memang benar!" sahutnya membenarkan perkataan Gaara tadi."... Tapi, mungkin saja ayah akan kembali untuk mengambil beberapa pakaiannya. Atau dia harus kembali untuk sekedar mengambil botol minum kesayangannya yang biasa dia bawa kemanapun dia pergi. Aku ingin ada di sana saat itu terjadi."

Gaara kembali menatap Hinata dengan tatapan aneh dan tidak percaya.

Selain berani dan keras kepala gadis ini juga ternyata sangat polos!

"Ckk!!" Gaara tekekeh seraya mendecak sekali lagi. Sudut bibirnya menyeringai mendengar perkataan Hinata tadi."... Kau pikir, Kakek tidak bisa memberikan Ayah mu pakaian dan botol minum sehingga dia harus pulang ke rumahnya hanya untuk itu?!" sambung Gaara lagi dengan kesal.

Hinata terkejut, dia tercekat tanpa bicara lagi. Mendengar suara pria itu yang meninggi menyakiti telinganya.

"Kalian semua menyebalkan! Semuanya! Tanpa terkecuali!" desis Hinata dengan wajah geram. Dia meruntuki orang-orang yang dari pagi sudah membuatnya kesal.

Gadis itu bangkit. Dia beranjak pergi meninggalkan Gaara yang kembali asik pada ponselnya.

Hinata mengambil selimut kecil di atas kasur~nya. Dia memilih keluar dari ruang rawat~nya untuk mencari udara segar di banding dia harus bergelut dengan cucu Tuan Hashirama yang satu ini.

...°°°...

Seling beberapa waktu sejak Hinata meninggalkan ruangan itu. Pintu kembali terbuka.

Seorang Pria mengenakan topi hitam, masker hitam juga kacamata berwarna senada melirik melalui balik pintu dengan mencurigakan.

Pria itu mengendap masuk dengan perlahan. Dia melihat sekitar. Hanya ada satu pria bodoh sedang memainkan ponsel tanpa perduli apa yang terjadi di sekitarnya.

Pria itu berkacak pinggang seraya menggelengkan kepalanya melihat pemandangan itu.

Dia merebut ponsel dalam genggaman Gaara dengan kasar.

"YAA!!" pekik Gaara melihat sosok di depannya dengan nyalang. Dia kembali merebut paksa ponselnya.

"Kau bahkan tidak akan tahu jika ada kebakaran atau badai di sekitar mu! Ckk!" pria itu mendecih melihat kelakuan si bungsu."Bagaimana jika aku bertanya tentang gadis itu!"

"Jangan menganggu kesenangan ku!" sahut Gaara kesal. Dia merubah posisinya dengan berbaring santai di sofa itu."... Kau lebih baik mencarinya di luar. Dia pergi beberapa saat lalu." Sambungnya lagi datar.

"YAA!! Lihat aku saat bicara pada ku!" Pekik pria itu kesal. Dia sang Artis terkenal, Otsutsuki Toneri.

"Pergilah! Aku bosan melihat mu!" sahut Gaara lagi sembari memutar tubuhnya hingga dia berbaring menyamping. Memunggunggi Toneri yang hanya bisa berkacak pinggang seraya menggertak gigi-giginya kesal.

"Ckk!"

Toneri segera pergi dari sana. Mencari keberadaan Hinata. Dia punya misi yang harus segera dia selesaikan mengenai gadis itu.

...°°°...

Pria itu berjalan tergesa-gesa. Dia mencari keberadaan gadis yang menjadi tujuan~nya ke sini. Di kepalanya masih tersampir topi hitam senada dengan warna kacamata juga masker yang menutupi wajah tampan nya.

Toneri mengedarkan pandangannya. Dia sudah melewati lorong-lorong rumah sakit yang panjang. Mengunjungi cafetaria juga lobi utama. Dia tidak juga menemukan keberadaan gadis itu.

Dia berjalan pelan. Melepas topinya dan mengusuk rambutnya frustasi. Pria itu menghembus nafas lelah. Dia kembali menyampirkan topi pada kepalanya dengan kesal.

Kenapa dia harus terlibat dalam permainan konyol ini?

Desisnya dalam hati.

Toneri melirik taman di sebelahnya. Di bawah pohon yang rindang. Bola matanya melebar. Dia di sana, gadis itu sedang duduk seorang diri dengan selimut tersampir di bahunya. Di antara banyaknya orang yang berlalu lalang.

Aku mendapatkan mu!

Toneri menghampiri Hinata yang duduk di sana. Dia menyeimbangkan langkahnya agar terlihat keren. Bagaimanapun dia harus menjaga image~nya sebagai seorang anggota Band yang harus selalu terlihat mengagumkan.

Toneri duduk di sana dengan tiba-tiba. Hinata melirik sebelahnya, dia melempar tatapan aneh melihat pria mencurigakan yang tiba-tiba menghampiri nya ini. Dia harus tetap waspada. Terlebih setelah kejadian semalam.

Hinata mengerutkan Keningnya. Menatap dan meneliti dengan intens pria itu.

"Kau? Siapa?" desis gadis itu penasaran dengan dahi berkerut.

Toneri tidak menjawab. Dia hanya mengulurkan ponselnya pada Hinata.

"Foto aku sekarang!" Perintah pria itu.

Hinata mengerutkan keningnya lebih dalam. Pria ini bertingkah aneh.

Apa dia salah satu Pasien sakit jiwa?

Setelah melihat reaksi Hinata yang hanya terpaku heran. Akhirnya, Toneri membuka topi dan kacamatanya denga kesal.

"Kau tidak mengenali ku?"Ucap pria itu dengan suara kecil yang dalam. Dia berusaha keras agar tidak menarik perhatian semua orang.

Hinata menggeleng sarkas. Kali ini Toneri terpaksa membuka maskernya.

"Astaga!!" Hinata menangkup mulutnya dengan kedua tangannya. Gadis itu begitu terkejut.

Toneri melirik sekitar dengan gugup. keadaan masih kondusif. Dan dia harus segera menyelesaikan misinya.

"Cepat foto aku!" perintahnya dengan suara menggeram.

Hinata terkekeh, sudut bibirnya tertarik menciptakan sebuah senyum kecil yang manis. Melihat kelakuan Toneri yang aneh membuatnya sedikit terhibur. Sebelum akhirnya dia menurut. Gadis itu membuka layar ponsel yang tidak terkunci itu dan mengaktifkan kamera. Mengambil pose Toneri di sana.

"Ck!!" Toneri mendecak."Kemari! Aku juga harus mengambil fotomu!" ucap pria itu dengan suara pelan. Mengisyaratkan Hinata agar mendekat padanya.

Hinata menatap pria itu heran.

"Foto ku? Untuk apa?"

"Kakek menyuruh ku mengambil foto selfie berdua dengan mu. Jika tidak, dia akan mengakhiri karir ku saat ini juga! Kakek tidak berperasaan!" Maki Toneri kesal."Capatlah! Aku tidak punya banyak waktu." ucap pria itu dengan suara kecil nyaris tidak terdengar.

Hinata terkekeh, pria ini terlalu malu untuk meminta~nya berfoto. Padahal dia bisa memintanya dengan kalimat singkat yang mudah di mengerti sejak awal. Tapi harga diri~nya begitu tinggi hingga dia tidak mampu mengatakannya.

"Baiklah!" ucap gadis itu menurut. Dia tidak sejahat itu untuk membuat Toneri semakin kesulitan di sini."Ayo!!"

Hinata membuat pose V di bawah wajah dengan jari~nya. Toneri ikut berfoto dengan tersenyum lebar ala seorang Artis besar. Hinata sempat tertegun melihat senyum indah pria itu. Tuan muda ini begitu pelit menyembunyikan senyum seindah itu di balik wajah tampan~nya. Padahal, dia terlihat berkali-kali lipat lebih tampan saat tersenyum.

"Lagi!" pinta pria itu. Kali ini dia merubah posenya. Dia menggunakan pose V di sebelah wajahnya yang membuatnya terlihat semakin menggemaskan."... Aku harus mengambil foto banyak-banyak agar saat kakek memintanya aku tidak perlu melakukan ini lagi." desis pria itu tanpa membuka bibirnya.

Membuatnya bicara dengan cara yang lucu.

Hinata kembali terkekeh. Betapa menggemaskannya pria ini.

"Kyaaa!! Bukankah dia anggota band terkenal itu? Toneri!"

"Benar! dia Otsutsuki Toneri!"

"Dia terlihat sangat tampan dari dekat!"

Orang-orang mulai menyadari keberadaan Toneri di sana. Sebagian gadis-gadis mulai menjerit histeris.

Hinata membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Sedangkan Toneri sendiri mulai sibuk memakai kembali accesories untuk menutupi identitasnya.

Hinata mengambil selimut yang tersampir di bahunya. Menutupi wajah Toneri dengan selimut itu.

Toneri membulatkan matanya.

"Apa ini?" Tanya~nya yang mulai merasa gugup.

"Aku akan menutupi wajahmu! Ayo! Kembali ke mobil mu dan pergilah dari sini."Ajak Hinata dengan berbisik, gadis itu menaikan kedua alisnya di atas wajahnya yang serius.

Toneri hanya mengangguk. Dia menurut. Dia tidak punya pilihan lain. Orang-orang sudah menyadari keberadaannya di sana. Dan dia harus segera melarikan diri sebelum berita mengenai~nya yang menggoda seorang gadis di rumah sakit menjadi sebuah skandal.

...°°°...

Hinata masih tertawa terbahak seorang diri sepanjang perjalanan dia kembali ke kamar rawatnya. Kejadian tadi bersama Tuan Muda Toneri benar-benar menghibur~nya. Kelakuan cucu-cucu Tuan Hashirama yang bertolak belakang hari ini begitu aneh dimatanya.

Apa begitu kelakuan keluarga kaya?

Hinata membuka pintu kamar rawatnya. Senyum lebar di wajahnya luntur ketika dia melihat kehadiran seorang pria di sana. Di sebelah ranjang rawatnya. Di depan jendela besar. Tengah menatap tajam kebisingan yang ada di luar.

Pria tinggi yang mengenakan setelah Jas lengkap itu berbalik. Padahal Hinata berharap dia tidak akan melihat wajah dingin~nya yang datar itu lagi sejak kejadian kemarin.

Senyum lebar itu luput dari wajahnya.

'Namikaze Naruto?! kali ini apa yang akan dia lakukan?'

Tobe continued

1
Aisyah Suyuti
menarik
Aisyah Suyuti
menarik
Novita ariani: terima kasih sudah mampir. semoga bersedia mengikuti kisah ini sampai akhir💙
total 1 replies
Kamiblooper
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Novita ariani: makasih banget udah suka😍😍😍
di tunggu chapter selanjutnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!