NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Om Khan

Pewaris Untuk Om Khan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.

Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??

Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.

Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9. Kedatangan

Kedatangannya Caca disambut hangat penuh sukacita oleh beberapa art di rumah itum. Hanya minus kehadiran sang Tuan rumah. Semuanya berbaris rapi layaknya bagaikan pagar ayu dan pagar betis yang menyambut tamu agung.

“Masya Allah, Mas Rendy gue ngerasa kayak Kate Middleton saja yang disambut dengan barisan orang-orang,” bisiknya Caca bernada bercanda itu.

“Santuy saja dan syukuri apa yang mereka lakukan. Ini tandanya Lo sangat diterima dengan baik kehadirannya di rumah ini,” bisiknya pula Rendy dengan wajah datarnya sedatar dinding tripleks yang ada di rumahnya Caca.

Mereka cukup penasaran ingin melihat bagaimana rupa adik dari kepala tim bodyguard yang terkenal dingin,kaku dan datar melempem yang akan berbicara seperlunya saja bahkan lebih terkesan irit bicara.

Padahal mereka sudah banyak yang mengantuk, ada yang sudah bersiap tidur dan ada juga yang sudah tertidur pulas, tapi ketika mendengar kabar kedatangan Caca dan Rendy, membuat seketika mereka terjaga dari tidurnya, meskipun ileran dan belek terlihat di wajah mereka.

Caca ingin tertawa terbahak-bahak melihat belek dan ileran di wajah pria yang lebih muda dari Rendy.

“OMG! Gue terharu bingitz mendapatkan sambutan yang luar biasa, seumur-umur baru kali ini gue mendapatkan hal semacam ini,” batinnya Caca.

Semuanya berjejer menyambut kedatangan Caca dan Rendy layaknya bagaikan dari penerus keluarga bangsawan yang datang dari luar negeri ke negeri Konoha.

“Masya Allah, adiknya Pak Rendy cantik yah,” pujinya seorang perempuan yang paling muda dari sekian orang yang berdiri.

“Assalamualaikum aku adalah Fanya Nadira Azzahra. Salam kenal kakak, Mbak, Tante, Om mohon bimbingannya dan kerjasamanya jangan dibully yah kalau dibully aku bisa-bisa nangis dipojokan,” ucapnya Caca sambil sedikit membungkuk dibarengi bercanda.

“Waalaikum salam cantik, andai belumpaka saya menikah pasti Zahrah ji ku lamar,” celetuk tukang kebun yang aslinya orang Makassar.

“Ih Daeng Acok, ingat istri di rumah nggak takut nggak dapat jatah kalau pulang kampung,” ejeknya Pak Ado supir pribadi di rumah itu.

Caca dan yang lainnya geleng-geleng kepala mendengar candaan kedua pria itu.

Setelah itu Caca kembali berjalan ke arah dalam paviliun khusus para asisten rumah tangga yang berjumlah sepuluh orang keseluruhan, ia sesekali tersenyum ketika berjalan ke arah beberapa orang tersebut.

“Waalaikumsalam sudah cantik baik hati lagi. Betapa beruntungnya kamu Rendi memiliki adik sudah rupawan sholehah lagi,” ucap kepala koki.

“Syukur Alhamdulillah makasih banyak atas pujiannya, tapi kalian terlalu memuji padahal aku tidak secantik itu juga malahan biasa saja kok,” ucap Caca merendah tapi dari mimik wajahnya terlihat malu-malu.

“Subhanallah sudah cantik, manis dan ayu lagi kayak model yang sering seliweran di televisi,” pujinya yang satunya lagi.

“Kayak artis Korea Selatan kan, sudah tinggi semampai, putih mulus, matanya sedikit sipit. Ya Allah semoga kelak saya memiliki cucu cantik seperti neng geulis,” pujinya Bu Tati.

Caca tersenyum ramah mendengar segala pujian yang terlontar dari mulut mereka yang tak sungkan-sungkan memujinya.

“Pak Rendy, ngomong-ngomong bisa bagi resep dan sarannya ketika ibunya di kampung hamilkan Nak Zahrah itu makan apa,baca Al-Qur'an surah Yusuf atau apakah gitu. Saya pengen menyampaikan kepada istriku yang sedang ngidam, sempat anakku ketularan cantik juga,” ujarnya seorang pria yang berpakaian security.

“Good looking maksudnya kan Pak Ado. Tuan Muda Imran sayangnya belum punya anak yah kalau nyonya muda Selina hamil pasti anaknya akan ganteng kalau cowok kalau cewek pasti cantik,” ujarnya bibi Minah.

“Pak Ado, semuanya itu tergantung dari pabrik yang produksi Pak. Kalau kedua orang tuanya cantik dan ganteng pasti anaknya juga bakal ganteng pula. Memang Pak Ado ganteng istrinya juga cakep?” Tanyanya Rita yang bernada mengejek.

Semua orang tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dari Rita perempuan dewasa yang sudah hampir 50 tahun usianya tapi belum menikah sampai detik ini.

“Sempat Allah SWT mengijabah doa-doaku yang selalu aku langitkan! Daus Mini juga nggak cakep tapi anaknya kayak oppa Korea Selatan,” sanggahnya Pak Ado.

“Betul-betul! Bisa jadi yang paling penting usaha dulu kan Pak Ado masalah hasilnya nanti urusan belakangan,” sahutnya bi Salma.

Caca cukup terhibur mendengar perkataan mereka yang tampak terlihat akrab, dan dia berharap

“Pak Rendi pasti bahagia dan bangga punya adik secantik ini. Apa kira-kira dia mau nggak menjadi calon mantuku?” Ceplos kepala pelayan yang bernama Bu Diah.

“Azzahrah sudah menikah dan suaminya pergi ke luar negeri sebagai nahkoda kapal karena tidak ada yang temani di rumahnya makanya saya panggil tinggal bersama kita di sini!” tegasnya Rendy.

“Ya elah sudah sold out rupanya, berarti saya harus mencari calon yang lain,” seru bibi Diah tersenyum tipis.

Caca bahagia karena kedatangannya disambut hangat oleh beberapa orang yang bekerja di rumah itu. Ia tidak menyangka jika kedatangannya akan disambut semeriah ini.

“Semoga ini adalah awal yang baik untuk kehidupanku selama disini,” batinnya Caca.

“Zahrah, itu adalah kamarmu dan kalau ada apa-apa hubungi Mas saja jangan sungkan dan mereka juga akan membantumu memenuhi apa yang kamu inginkan,” tuturnya Rendi yang baru kali ini berbicara cukup panjang.

Semua orang kembali dibuat keheranan dan takjub karena untuk pertama kalinya Rendy yang sudah bekerja hampir tujuh tahun di rumah itu berbicara cukup banyak dan panjang sepanjang jalan tol yang bebas hambatan.

Beberapa ada yang menganga lebar mendengarkannya hal yang sangat langka terjadi dan tak pernah mereka lihat sebelum kedatangan Caca di rumah itu.

Bibi Diah menyentuh keningnya Rita,” kamu nggak panas kan?” Tanyanya Bu Diah.

“Panas!? Aku baik-baik saja! Seharusnya bibi itu nyentuh keningnya pak Rendy bukan jenongku,” gerutunya Rita.

“Iya yah, hehehe maaf saking terkejutnya soalnya,” kilahnya Bi Diah.

“Bu Minah, cubit coba tanganku,” pintanya Pak Ado.

“Apaan!? Kau itu kagak sedang mimpi tapi ini kenyataannya Rendy yang selalu berbicara irit, singkat padat dan jelas itu bisa berbicara panjang kali lebar sepanjang jalan kenangan,” kesalnya Bi Minah.

Rendy menatap jengah ke arah beberapa orang-orang itu,” sepertinya sudah cukup acara penyambutannya!”

“Gue harus bersikap baik dan cari nama baik di depannya Caca secara dia kan calon adik ipar gue. Supaya lancar jaya pedekatenya jadi harus mendekati Zahrah,” batinnya Resti yang menatap memuja melihat Rendy yang sama sekali tidak membalas tatapannya.

Caca yang hampir sampai di depan pintu kamarnya geleng-geleng kepala mendengarnya.

“Makanya Mas Rendy itu jangan selalu berwajah datar kayak kenebo kering. Sekali-kali tersenyum seperti ini,” Caca malah mempraktekkan dengan cara menarik sudut bibirnya Rendy hingga tertarik ke atas.

Rendy yang diperlakukan seperti itu hanya diam kembali ke stelan pabrik awal yang tidak banyak berekspresi apa pun.

“Masuk! Kamu itu butuh banyak istirahat,” Rendi berlalu dari hadapannya Caca setelah berbicara seperti itu tanpa terdengar ada riak dari nada suaranya.

Caca bengong melihat kepergian pria yang berpura-pura menjadi kakaknya itu.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan apa yang mereka lakukan. Orang itu mendelikkan matanya,” dasar kampungan, gadis udik! Mereka terlalu berlebihan menyambut kedatangannya kayak cucunya Raja Salman dari Arab Saudi padahal hanya jongos!”

Orang itu mengambil sebuah botol mineral dari dalam lemari pendinginnya kemudian berjalan meninggalkan pantry dapur yang tampak tenang sunyi dan sepi. Hal itu terjadi dikarenakan apabila sudah lewat jam delapan malam maka tidak diperbolehkan lagi semua art berkeliaran di dalam rumah itu.

Kecuali atas seijin dan permintaan dari tuan rumah itu sendiri jika mereka melanggar maka Selina akan bertindak tegas akan memotong gaji mereka.

Caca masuk ke dalam kamar itu tanpa membawa pakaian apapun dan memindai seisi kamar yang akan ditempatinya selama sepuluh bulan ke depannya.

“Masya Allah, kamar pelayannya saja sudah cukup besar dan mewah lengkap dengan fasilitasnya gimana dengan kamar tidur khusus yang ada di dalam rumah utama,” pujinya Caca.

Caca tidak mengetahui jika khusus kamarnya saja di paviliun tersebut yang dilengkapi fasilitas yang cukup lengkap. Hal itu dikarenakan Caca mengingat dia adalah calon ibu surrogate mother untuk penerus dan pewaris keluarga besar Imran Yazid Khan.

“Alhamdulillah, Allahu Akbar makasih banyak ya Allah,” gumamnya sambil memperhatikan furniture yang ada di dalam sana.

Ia lalu menjatuhkannya bobot tubuhnya ke atas ranjang yang begitu empuk dan nyaman serta seprei yang kainnya halus dan lembut karena dengan kualitas super premium.

Termasuk beberapa potong pakaian yang lebih bagus dan layak tentunya dari merek pakaian ternama sudah ada di dalam lemari pakaiannya.

Imran dan Selina belum kembali dari rumah sakit karena kondisi Selina belum sembuh total, sehingga diperkirakan dua hari kedepan barulah mereka balik ke rumah.

Hari-hari dijalani oleh Caca dengan sabar dan ikhlas. Ia tidak pernah terlihat maupun terdengar mengeluh tinggal di sana.

Setiap kali Caca hendak membantu pekerjaan para art,maka Rendy akan selalu melarang dan mencegah apa yang akan dilakukannya meskipun dengan perdebatan kecil terlebih dahulu sebelum Caca patuh terhadap larangan keras dari Rendy.

“Mas kalau gue nggak ngapa-ngapain di sini bisa-bisa tulang-tulang dan tubuhku jadi kaku, cukup Mas Rendy yang tubuh dan wajahnya kaku sedatar tripleks!” protesnya Caca yang bernada mengeluh itu.

Rendy berbicara seperti itu sembari celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya, “Kamu itu bukan pembantu ataupun art. Kamu ada di sini karena kamu adalah calon ibu dari pewaris keluarga besar Khan! Pahami status dan posisi kamu!”

“Jadi, gue hanya rebahan, makan tidur jalan-jalan keliling rumah yang segede stadion ini!? Gue kan bosan juga lama-lama,” keluh Caca sambil duduk di atas sofa.

“Iya, mulai besok kamu akan belajar beberapa hal yang sangat penting bagi masa depanmu kelak. Tuan Muda Imran sudah menyewakan kamu seorang guru privat agar kamu tidak buta huruf dan bisa pintar agar kelak calon anakmu tidak malu karena memiliki seorang ibu yang hanya tamatan SMP saja!” Tegasnya Rendy.

Caca hanya menatap intens Rendy dan terdiam membenarkan semua ucapannya Rendy yang memang benar adanya.

Setiap hari, beberapa pelajaran diajarkan kepada Caca oleh guru yang sangat handal dan profesional. Dia juga diajarkan dan dilatih cara tata krama ala bangsawan.

Apa yang diterima oleh Caca tidak membuat orang curiga karena mengingat Caca yang diketahui oleh mereka sebagai adik dari Rendy orang kepercayaannya tuan Muda Imran.

Dua minggu telah berlalu, Caca hari ini libur karena kebetulan guru les privatnya berhalangan hadir karena sakit. Ia berjalan-jalan mengelilingi taman.

Matanya berbinar ketika melihat seekor kupu-kupu terbang di atas sebatang pohon bunga mawar.

“Masya Allah indahnya kupu-kupu itu,” ucap Caca yang hendak menangkap.

“Stop! Hey orang asing jangan coba-coba kamu menangkap seekor kupu-kupu lalat pun dilarang keras!” Teriak seseorang dari arah belakangnya.

Tangannya Caca sontak hanya menggantung di udara karena terhenti oleh teriakan seorang.

Caca memicingkan matanya melihat orang yang sebelas dua belas wajahnya dengan Imran.

Keduanya saling berhadapan dan bertatapan tanpa ada yang berani berkedip.

“Masya Allah sungguh cantik ciptaanMu ya Allah,” pujinya yang keceplosan.

Caca mengerutkan keningnya mendengar ucapan orang tersebut,” Maaf Anda siapa?”

1
Yani
Dua" nya Imran , Emir !
Nar Sih
semoga sgra jelas semua nya
Nar Sih
semagatt kak thorrr💪
Yani
Jangan" Jacky punya wil jangannmain api Jacky
Nar Sih
itu bnran caca emirr ,hayoo buran samperin cinta mu
Nar Sih
ya ampun kasihan anisa udah didua kan jht si zacki demi kedudukan rela menghianati istri nya yg udah di ajak berjuang dlm suka duka kini kaya lupa diri kta nya cinta anisa tpi mendua 🤣🤣
Yani
Pede banget Rafli
Yani
Siapa ya?
Yani
Pasti Emir luat istri Imran
Yani
Ya... Ayahnya sama
Yani
Siapa ya jodohnya makin penasaran
Yani
Selamat buat Caca kelahiran trepelnya sehat " ibu dan bayi
Yani
Imran ga bener
Yani
Sehat" ya Caca
Yani
Keceplosan kan
Yani
Hello Imran kamu ga nyadar lahir dari rahim perempuan
Yani
Jadi ikutan deg" an
Yani
Imran belum sadar ntar giliran dia yang bucin
Yani
Jangan sula menghina cewek miskin juga udah hamil kamu Imran
Yani
Siapa ya jofohnya Caca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!