NovelToon NovelToon
Diagnosa Cinta Istriku

Diagnosa Cinta Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Identitas Tersembunyi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cchocomoy

Anindya Selira, panggil saja Anin. Mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang menempuh gelar dokter Sp.Dv, lebih mudahnya spesialis kulit.

Dengan kemurahan hatinya dia menolong seorang pria yang mengalami luka karena dikejar oleh penjahat. Dengan terpaksa membawa pria itu pulang ke rumahnya. Pria itu adalah Raksa Wirajaya, pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar.

Perbuatan baiknya justru membuat Anin terlibat pernikahan paksa dengan Raksa, karena mereka berdua kepergok oleh warga komplek sekitar rumah Anin.

Bagaimana hubungan pernikahan mereka berdua?

Akankah mereka memiliki perasaan cinta satu sama lain?

Atau mereka mengakhiri pernikahannya?

Yuk baca kisah mereka. Ada 2 couple lain yang akan menambah keseruan cerita mereka!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cchocomoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Kecil

“Ini bukan hanya kebetulan. Sepertinya ini sudah takdir. Anin, aku harap kamu tidak menyinggung pemilik rumah sakitnya,” nasehat Larisa. “Atau izin praktek kamu akan dicabut. Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama, karena akibatnya juga tidak akan sama.”

Anin mendecih mengingat insiden yang hampir membuat izin prakteknya akan dicabut.

“Aku tidak pernah takut, jika memang aku tidak bersalah. Aku juga bisa menuntut kembali, hanya dia orang yang berada, bisa berbuat seenaknya,” kesal Anin saat mengingat apa hari itu.

“Ada apa, dr. Anin? Sepertinya terlihat kesal setelah mendengar ucapan istri saya. Sayang, kamu bisa jelaskan?” tanya Bima pada sang istri.

“Tidak perlu dibahas lagi.” Anin beranjak, “Sepertinya aku harus pergi sekarang. Ini juga sudah malam, takutnya akan sampai larut malam,” pamit Anin.

“Baiklah. Aku minta maaf, bukannya aku ingin mengungkit hal itu. Hanya saja aku tidak ingin kejadian hal itu akan terulang kembali.”

“Aku tau, terima kasih atas nasehatnya.” Anin tersenyum, beralih melihat Bima. “Dokter Bima, saya pamit. Jaga Larisa dengan baik, untuk saat ini jangan biarkan dia kesal lagi, karena akan sangat sulit membujuknya.”

“Saya mengerti, dan hati-hati di jalan, dok.” Anin mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan Larisa.

Kakinya melangkah melewati lorong, yang dimana banyak keluarga yang sedang menunggu.

Raut wajah Anin seperti memikirkan sesuatu. Bukan karena Larisa membahas insiden masa lalu. Ada hal lain yang mengganggu pikirannya.

Anin kepikiran mengenai teman Bima yang diceritakannya. Entah kenapa Anin justru memikirkan hal itu. Ia semakin penasaran dengan orangnya, apalagi dia akan menjadi atasannya setelah ia dipindah tugaskan di rumah sakit yang baru.

“Aku jadi penasaran siapa dia?” Anin menggelengkan kepalanya. Ia melihat langit sudah sangat gelap.

Anin berbalik melihat rumah sakit yang menjadi tempat dirinya memulai karir. Dalam waktu dekat, ia harus pergi meninggalkannya. Karena memang, rumah sakit ini memiliki lebih dari satu dokter spesialis kulit.

Rumah sakit yang menjadi tempat Anin bekerja nanti, memang sedang mencari dokter spesialis kulit. Dan kebetulan Anin merekomendasikan dirinya untuk melakukan pemindahan agar karirnya bisa berkembang.

Siapa sangka, jika dirinya bisa diterima di rumah sakit besar. Apalagi dengan pengalamannya yang masih sedikit. Meskipun pengamalan Anin belum terlalu lama, tapi dia sudah cukup dikenal dalam lingkup dokter spesialis kulit.

“Aku akan lihat siapa orangnya, jika sifatnya sama seperti sebelumnya, aku harus lebih berhati-hati. Tapi, jika dia ada sedikit rasa kemanusiaan yang tidak menggunakan koneksinya untuk mengancam orang lain, perlu dipertimbangkan agar aku karirku tidak terhambat,” ujar Anin yang melihat beberapa orang yang berlalu lalang di depan mobilnya.

Anin sudah duduk di dalam mobil, dengan kedua tangannya yang memegang stir. Namun, ia belum menyalakan mobilnya, sehingga masih ada beberapa orang yang lewat di depan mobilnya.

“Sekarang, apa yang harus aku lakukan jika berhadapan dengan dia? Setelah hari ini, aku tidak ingin bertemu dengannya. Tapi, jika berada di rumah yang berbeda juga tidak akan baik.” Anin menarik rambutnya frustasi. Ia sangat bingung apa yang akan ia lakukan.

Terkadang ia menyesal karena mengatakan kata cerai. Disisi lain, ia sudah tidak bisa bertahan lagi. Selama ini ia memiliki suami, dan tinggal dalam satu atap. Sayangnya, mereka pisah kamar, dan tidak ada interaksi yang intens. Seolah Anin hidup sendiri, seperti tidak memiliki seorang suami.

Anin juga sudah berpikir panjang mengambil keputusan untuk bercerai. Pikirannya semakin kalut, ia bahkan mengacak-acak rambutnya karena frustasi.

“Lupakan semua yang sudah terjadi! Jika dia ingin, dengan senang hati aku akan menandatangani suratnya. Tapi, jika dia tidak ingin, aku yakin dia pasti merencanakan sesuatu.”

Kepala Anin rasanya ingin pecah, tidak ingin terus memikirkannya. Anin menyalakan mobil, lalu mengemudikannya menuju ke rumah, meski dia tidak ingin pulang ke rumah.

Sepanjang perjalanan pulang, Anin membayangkan apa yang akan dilakukan Raksa setelah perdebatan di antara mereka berdua.

Kakinya terasa berat untuk masuk ke dalam. Saat ini, Anin berdiri di depan pintu. Ada rasa ragu untuk masuk ke dalam rumah, ia takut jika Raksa menunggunya di ruang tamu.

“Kamu baru pulang?” Anin melotot saat mendengar suara Raksa.

Anin berbalik, melihat Raksa yang masih menggunakan pakaiannya yang dikenakannya saat sore tadi. Ia mencoba mencium wangi tubuh Raksa, tidak ada bau alkohol sama sekali. Itu artinya Raksa tidak mabuk.

“Seperti yang kamu lihat,” jawab Anin seadanya, tanpa basa-basi sedikitpun.

“Darimana?”

“Maksudnya?” tanya Anin dengan ekspresi bingungnya.

“Kamu dari mana? Bukankah tadi kamu di kamar?”

“Ohh, aku baru dari rumah sakit.”

“Apa ada pasien?”

“Tidak! Aku hanya jenguk teman, dia mengalami kecelakaan kecil.”

“Oke, mari masuk. Di luar sangat dingin.” Raksa memakaikan jasnya pada Anin karena memakai baju tanpa lengan.

Setelah memakaikannya, Raksa berlalu pergi meninggalkan Anin yang berdiri termenung. Untuk kesekian kalinya, meskipun mereka tidak banyak bicara, perhatian kecil dari Raksa membuat hati Anin menjadi kacau.

“Lagi? Kenapa setiap kali kita berdebat, kamu selalu memberikan perhatian kecil padaku? Terkadang aku merasa bersalah karena sudah menambah beban pikiran kamu. Tapi aku mempunyai impian dalam menjalani kehidupanku, bukan seperti ini.” Anin meremas kuat ujung jas milik Raksa.

Setiap kata yang dilontarkan Anin, terdengar begitu jelas di telinga Raksa. Sebenarnya Raksa tidak benar-benar pergi. Saat ini sedang berdiri di balik dinding. Tepatnya di sebelah pintu masuk.

Raksa sengaja bersembunyi, ia ingin tahu apa yang menjadi keinginannya. “Maaf, karena aku tidak bisa mewujudkan keinginan kamu yang memiliki hubungan layaknya suami istri.”

“Aku sudah berusaha lima tahun ini, tapi tidak ada hasil yang aku dapatkan. Aku belum menemukan dokter yang benar-benar tulus merawatku. Semua dokter yang menanganiku hanya mengambil kesempatan dengan memanfaatkan koneksiku sebagai pewaris Wirajaya,” gumam Raksa.

Raksa bisa saja memaksa salah satu dokter yang menanganinya, hanya saja ia tidak bisa mengambil resiko. Ia tau jika ikatan antar dokter sangat erat, tidak bisa dipungkiri jika Anin akan tau jika ia berbuat nekat.

Melihat Anin yang melangkah masuk, membuat Raksa terdiam. Menatap punggung Anin yang perlahan menghilang di balik dinding ruang tengah.

Raksa menghela nafasnya, kenapa ia bisa menjalani hubungan yang sulit seperti ini. Ia juga sadar jika dirinya yang mempersulit semuanya dengan menyembunyikan apa yang dialaminya dari Anin.

“Apa aku harus melakukan apa yang disaran dari Bima dan Ardhan? Tapi aku belum siap, bagaimana jika nantinya Anin masih kekeh minta cerai?” Raksa menghela nafasnya. “Tidak ada salahnya untuk dicoba. Memberikan perhatian lebih bukan sesuatu yang sulit. Jika nanti berhasil, aku akan jujur padanya,” keputusan final Raksa.

Sebelum ada yang melihatnya berdiri tidak jelas seperti ini, Raksa langsung pergi menuju kamarnya.

1
partini
dihhh laki laki ko ngiri nanyakn perempuan dihhhh anehhh
partini
wkwkkwk lima tahun di tahan ya meledak,,aihhh ga boleh lama" yah dosa loh nolak 😂😂
partini
lah malah di suruh menjauh kemarin minta cerai gara" ga di sentuh
partini
hayo 5 tahun loh dr cuekin
partini
dah di persilahkan Kokop mengkokop 😂
partini
👍👍👍👍👍 lanjut thor
partini
bagaimana Rekasi mereka berdua biak bertemu dokter dan pasien pasti seru
partini
penyakit kulit Ampe segitunya penyakit kulit apa Thor
suamiku jg ada tapi ga nular tapi juga ga sembun sampe sekarang aneh segala obat udah hasil ya sama ,
partini
ruwet sekali
partini
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!