NovelToon NovelToon
Tumbal Rahim Ibu

Tumbal Rahim Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Kumpulan Cerita Horror / Rumahhantu / Matabatin / Iblis
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

​"Ibu bilang, anak adalah permata. Tapi di rumah ini, anak adalah mata uang."
​Kirana mengira pulang ke rumah Ibu adalah jalan keluar dari kebangkrutan suaminya. Ia membayangkan persalinan tenang di desa yang asri, dibantu oleh ibunya sendiri yang seorang bidan terpandang. Namun, kedamaian itu hanyalah topeng.
​Di balik senyum Ibu yang tak pernah menua, tersembunyi perjanjian gelap yang menuntut bayaran mahal. Setiap malam Jumat Kliwon, Kirana dipaksa meminum jamu berbau anyir. Perutnya kian membesar, namun bukan hanya bayi yang tumbuh di sana, melainkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lapar.
​Ketika suami Kirana mendadak pergi tanpa kabar dan pintu-pintu rumah mulai terkunci dari luar, Kirana sadar. Ia tidak dipanggil pulang untuk diselamatkan. Ia dipanggil pulang untuk dikorbankan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Muntah Belatung

Kirana menatap nanar muntahannya, ia tahu ini adalah efek nyata dari Jamu Kliwon itu bukan hanya belatung yang dikeluarkan paksa, tetapi juga Janin yang Bergerak Kasar di perutnya, merespons teror yang baru saja ia rasakan.

Kontraksi di perut Kirana terasa seperti dorongan dari dalam, seolah bayi itu, atau makhluk lain yang ada di sana, sedang menendang keras untuk memisahkan diri dari racun yang baru ia telan. Perutnya bergetar dan menegang, bentuk kaki dan siku yang kasar terlihat jelas di balik daster.

Kirana tidak lagi panik. Rasa pahit jamu itu telah merenggut sebagian besar ketakutannya, menggantikannya dengan rasa dingin dan dendam yang tajam. Ia mengamati muntahannya.

Belatung-belatung itu kini berkumpul di tepi kloset, tidak mau jatuh ke dalam air, seolah mereka berusaha menyelamatkan diri. Mereka tidak terlihat seperti belatung lalat; tubuhnya lebih panjang dan transparan, dan mereka bergerak seolah memiliki tujuan, bukan hanya menggeliat tanpa arah.

Kirana meraih gagang sikat gigi yang tergeletak di wastafel. Dengan jijik, ia menyentuh salah satu belatung itu. Belatung itu langsung melingkar, seolah mencoba menggigit sikat tersebut.

"Kau keluar dari mana?" bisik Kirana, merasakan mual baru. "Kau sudah ada di dalam diriku?" (Konflik Batin: Menyadari dirinya bukan lagi manusia murni, melainkan inang.)

Klak!

Pintu kamar mandi yang tadi ia biarkan terbuka kini tertutup dengan sendirinya, tanpa suara langkah kaki Nyi Laras yang mendekat.

"Jangan buang buang waktu dengan mainan menjijikkan itu, Kirana," suara Nyi Laras terdengar tenang dan lembut dari balik pintu. "Itu hanya sisa kotoran yang dikeluarkan oleh Waris. Tubuhmu sedang membersihkan diri untuk yang lebih besar."

"Kau memberiku racun!" teriak Kirana, mencoba mengontrol suaranya.

"Racun? Itu adalah Ramuan Waris Abadi," Nyi Laras terkekeh kecil. "Kau pikir kecantikanku datang dari mana? Setiap janin yang kuserahkan untuk Waris, ia meninggalkan sedikit intisarinya di tubuhku. Jamu Kliwon memastikan intisari itu berpindah ke rahimmu, mempersiapkan wadah baru."

Kirana gemetar. Dia tidak hanya mengandung tumbal, dia sedang dipersiapkan untuk menjadi Nyi Laras yang berikutnya.

"Kau akan membusuk di sini, Ibu!" ancam Kirana.

Nyi Laras menghela napas panjang, seperti seorang ibu yang sabar menghadapi anak nakal. "Aku sudah menyiapkan air hangat dan kembang tujuh rupa untukmu, Kirana. Setelah ini, kau akan minum jamu pagi, yang lebih manis. Kau akan menyukainya."

"Aku tidak mau!"

"Kau harus," suara Nyi Laras berubah dingin. "Atau Janinmu yang akan menuntutnya. Ia sedang lapar, dan ia tumbuh lebih cepat dari yang kita duga."

Tiba-tiba, rasa sakit di perut Kirana memuncak. Janin itu menendang sangat keras, kali ini terasa seperti cakar kecil di dalam, tepat di tempat bekas cakar semalam. Kirana terjatuh ke lantai, meringis kesakitan.

"Lihat? Dia sudah terikat dengan Waris," kata Nyi Laras puas. "Dia tahu apa yang dia butuhkan. Segera keluar, Sayang. Ibu akan membantumu bersih-bersih."

Kirana memegangi perutnya. Ia tahu ia tidak punya pilihan. Kekuatan Nyi Laras bukan hanya sihir, tetapi juga kendali atas bayi yang ia kandung. Ia harus mengikuti instruksi Nyi Laras, tetapi ia harus mencari cara untuk menyembunyikan belatung itu.

Ia tidak mau Nyi Laras melihat betapa jijiknya ia pada ramuan itu.

Kirana meraih sikat gigi dan menggunakannya untuk mendorong gumpalan hitam dan belatung itu ke dalam lubang kloset, menyiramnya berulang kali hingga benar-benar hilang. Ia membiarkan air mata mengalir, air mata yang bercampur dengan rasa sakit dan kegagalan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!