Farrah, gadis desa yang lugu, berhasil menaklukkan hati seorang Mafia kejam bernama Martin.
Kisah cinta mereka berawal ketika Martin tidak sengaja melihat Farrah menangis histeris di bandara, ia dipaksa ikut dengan seorang pria paruh baya sebagai ganti hutang ayahnya yang tidak bisa dibayar.
Meskipun saling mencintai, namun masalah besar yang dihadapi oleh Martin menjadi kendala dalam hubungan mereka.
Baca selengkapnya di novel ini >>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jasmoone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak kekasihku
Martin pun mengakhiri panggilan telpon itu, betapa terkejutnya Martin ketika ia menoleh dan mendapati Farrah berdiri di sampingnya.
Martin sedikit gugup, ia takut Farrah mendengar pembicaraannya di telpon tadi, namun Martin mencoba untuk terlihat baik-baik saja.
" Sudah mulai dingin, ayo masuk saja. " Ajak Farrah sambil memeluk tangannya sendiri.
Mendengar ajakan Farrah itu, Martin tampak lega. Ia sempat berpikir bahwa Farrah akan menginterogasi dirinya prihal pembicaraan di telpon tadi.
" Oh, i, iya ayo sayang, kamu benar sekarang sudah mulai dingin. " Sahut Martin dengan suara gugup.
Hati Farrah seketika bedebar kencang, kali pertamanya ia mendengar Martin memanggilnya sayang.
Pasalnya selama menjalin hubungan asmara dengan Martin, Farrah tidak pernah melihat Martin tersenyum, tertawa apalagi memanggilnya sayang.
" Bilang apa tadi? aku enggak salah dengar kan? " tanya Farrah gemetar.
Martin tidak menjawab, ia hanya menatap mata Farrah dengan tajam dan penuh arti.
Tanpa basa-basi, Martin pun langsung menggendong Farrah dan membawanya ke dalam.
Setibanya di tempat tidur, Martin pun merebahkan badan Farrah dengan hati-hati.
Setelah menyalakan lampu tidur, Martin pun juga merebahkan badannya di tempat tidur seraya memeluk mesra Farrah.
...***...
Singkat cerita, waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi waktu setempat. Farrah terlihat menguap sambil meregangkan kedua tangannya.
Ketika ia membuka mata, dan membalikkan badannya ternyata Martin sudah tidak ada di sampingnya.
" Martin ke mana? " gumam Farrah sambil memperbaiki posisi kepalanya di atas batas.
Tak lama kemudian, Farrah pun beranjak dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Setelah mencuci muka, ia pun keluar dari kamar, Farrah tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat beberapa makanan kesukaannya telah terhidang di meja makan.
Sementara Martin sedang mencuci piring di wastafel, diam-diam Farrah menghampiri Martin dan memeluknya dengan mesra dari belakang.
" Selamat pagi sayang. " Ucap Farrah sambil memeluk Martin dari belakang dan menggosok-gosokan wajahnya ke punggung Martin.
" Tanpa menjawab, Martin langsung membalikan badannya dan memeluk Farrah serta mengusap-usap kepala Farrah dengan tangan kanannya.
" Ayo sarapan dulu, " ajak Martin.
Mereka pun kemudian menikmati sarapan, ditemani suara burung-burung pagi yang berkicau riang.
" Nih, ada kue gunjing dan serabi kuah kesukaan kamu. " Ujar Martin seraya membuka bungkus kue-kue itu.
Kicauan burung-burung pagi, menambah ketenangan dan kedamaian sepasang kekasih yang sedang menikmati sarapan itu.
Seketika Farrah tertegun, terlintas di pikirannya siapa Martin sebenarnya dan apa pekerjaannya?.
Karena selama tinggal di bali, mereka tidak pernah kekurangan apa pun. Sementara Martin maupun Farrah tidak bekerja apa-apa, mereka hanya di villa dan sekali-kali keluar untuk jalan-jalan.
Dari villa yang disewanya saja, Martin tidak mungkin mengeluarkan uang sedikit. Farrah pun mencoba mengumpulkan keberanian untuk menanyakan hal itu pada Martin.
" Sayang, umm... Kenapa polisi mengejarmu di bandara waktu itu?. " Tanya Farrah, yang ternyata menyimpang dari pertanyaan yang direncanakan.
" Aduh, kok nanya ini sih!, padahal tadi mau nanya pekerjaannya, huh. " Gumam Farrah dalam hati.
" Itu tidak penting, Farrah. Segera selesaikan sarapanmu, kita akan morning walk ke pantai setelah sarapan. " Ujar Martin seraya menuangkan air ke gelas.
" Iya. " Jawab Farrah singkat.
Setelah selesai sarapan, Farrah dan Martin pun pergi ke pantai untuk menikmati mentari pagi.
Setibanya di pantai, Martin dan Farrah duduk menikmati matahari pagi ditemani gemuruh ombak pantai yang menenangkan jiwa.
" Sayang, Kamu sering ke pantai ya? " tanya Farrah yang tidak sengaja melihat Martin melamun menatap ombak pantai yang datang silih berganti.
Martin tampak tidak menjawab, mungkin karena pikirannya sedang terfokus ke hal lain atau karena ia sangat menikmati gemuruhnya suara ombak pantai yang menenangkan itu, hingga tidak mendengar suara Farrah.
Melihat sang kekasih seperti mengabaikan dirinya, Farrah tampak kesal dan sedikit merajuk.
" Martin!!!, lagi mikirin apa sih?, ngelamunnya serius banget!. " Tanya Farrah dengan ekspresi wajah kesal.
" Oh, enggak mikirin apa-apa, berasa ngantuk saja ditiup segar angin pantai. " Ujar Martin sambil meraih tangan sang kekasih.
"Kirain lagi mikirin yang lain, serius amat ngelamunnya. " Balas Farrah masih kesal.
" Perempuan lain maksud kamu? " tanya Martin.
" Mungkin!. " Balas Farrah ketus.
Martin seketika menghela napas, ia memutar badanya kemudian memegang kepala Farrah dengan lembut, matanya menatap dalam Farrah lalu dengan tulus ia memeluk kekasihnya itu.
" Kau akan tahu semuanya suatu saat nanti Farrah, kau juga akan tahu seperti apa aku mencintaimu. " Gumam Martin dalam hati sambil memeluk tulus tubuh mungil Farrah.
Meskipun tidak mendapatkan jawaban yang jelas dari sang kekasih, namun pelukan tulus Martin mampu meredamkan amarah Farrah.
...***...
Singkat cerita, Martin pun akhirnya mengajak Farrah sedikit berlari agar keluar keringat.
" Cari keringat dulu yuk. " Ajak Martin seraya memegang tangan Farrah sambil sedikit berlari.
Farrah dan Martin pun akhirnya berlari kecil menuju sisi pantai yang lain, yang terlihat ada banyak orang di sana.
Setibanya di sana, mereka istirahat dan meregangkan otot-otot sebentar, lalu kemudian pulang.
Dalam perjalanan, Farrah dan Martin mampir ke super market untuk membeli beberapa makanan dan minuman untuk stok di villa.
Sedang asik berbelanja, Martin dikejutkan oleh panggilan telpon dari nomor yang tidak dikenal.
" Siapa nih?. " Gumam Martin dalam hati, ia terlihat hendak mengabaikan panggilan telpon itu, namun ekspresi curiga Farrah membuat Martin akhirnya mengangkat telpon itu.
Melihat Martin tidak menjawab telpon dan hendak memasukan kembali ponselnya ke kantong baju, Farrah menatap Martin dengan ekspresi penuh makna.
Menghindari perdebatan dengan Farrah, Martin pun akhirnya menjawab panggilan telpon itu.
" Halo, siapa nih? " tanya Martin.
" Apa kabar anak muda?, masih ingatkah dengan saya?. " Tanya seseorang di panggilan telpon itu.
" Baik, ini siapa?. " Jawab Martin sambil bertanya.
" Hahahaha, jangan pura-pura amnesia anak muda!, aku tahu ingatanmu tidak bermasalah. " Ucap laki-laki dalam telpon itu dengan tawa yang menjijikan dan memancing emosi.
" Maaf, saya tidak punya waktu. " balas Martin.
" Boleh saja, tapi kau akan mencariku suatu hari nanti anak muda!, hahahaha. " Ujar laki-laki itu dengan tawa yang terdengar menjijikkan.
Martin pun menutup panggilan telpon itu tanpa basa-basi.
" Siapa? " tanya Farrah.
" Tidak tahu, orang iseng mungkin. " Jawab Martin seraya memasukkan ponselnya ke dalam kantong baju dan melanjutkan memilih barang yang hendak ia beli.
" Oh, tapi kedengarannya dia ada urusan penting denganmu. " Ujar Farrah dengan nada curiga.
" Enggak usah ditanggapi serius, itu orang iseng saja. Kamu mau apa lagi?, ambil saja mumpung masih di sini. " Ujar Martin sambil menawari Farrah yang terlihat hanya mengambil beberapa roti dan susu sachet.
" Enggak, ini saja. " Jawab Farrah singkat.
Mendapati jawaban jutek sang kekasih, Martin pun paham bahwa Farrah sedang kesal padanya. Tanpa basa-basi, Martin pun menambah belanjaan untuk Farrah, ia mengambil lagi beberapa makanan dan minuman kesukaan kekasihnya itu.
Setelah itu, mereka pun membayar ke kasir lalu kemudian pulang.
Dalam perjalanan pulang, Martin dibuat emosi oleh segerombolan laki-laki di pinggir jalan yang mencoba menggoda Farrah.
" Hai cantik, main sama abang yuk! " teriak beberapa laki-laki pinggir di jalan.
Terkesan sepele, namun teriakan mereka membuat Martin menghentikan motornya.
Martin dengan tatapan tajam dan ekspresi wajah datarnya menghampiri segerombolan laki-laki itu.
" Ngomong apa tadi?, coba ulangi lagi! " Ucap Martin sedikit emosi.
" Beraninya nih orang bentak-bentak, dia enggak tahu siapa kita!. Balas salah satu dari segerombolan laki-laki di pinggir jalan itu.
" Enggak peduli siapa kalian, berani macam-macam sama pacarku. " kalian akan berurusan denganku!!!. " Bentak Martin sambil menatap tajam laki-laki itu.
Tidak terima dibentak, segerombolan laki-laki pun menyerang Martin.
Seperti kesetanan, Martin membalas serangan mereka dengan brutal.
Tengah menghajar segerombolan laki-laki yang melecehkan kekasihnya itu, Martin dikejutkan dengan berhentinya sebuah mobil warna hitam.
Setelah melihat plat mobil itu, Martin berhenti menyerang segerombolan laki-laki itu. Ia segera mengajak Farrah pergi dari tempat itu.
...Bersambung..........
mari saling dukung
dan semangat menulis 💪