Sudah satu tahun lebih Nada menikah dan berumah tangga dengan pria yang bernama Xavier Amran. Dan selama itu, Nada belum di sentuh sama sekali oleh suaminya. Tak jarang Xavier bersikap dingin kepada istrinya.
Xavier selalu beralasan belum siap untuk itu. Bahkan tak jarang Xavier selalu berkata sibuk dan pulang malam agar bisa menghindar sampai membuat Nada bertanya-tanya.
Hingga suatu fakta terungkap. Nada mengetahui bahwa suaminya telah diam-diam menjalin hubungan kembali dengan cinta pertamanya. Sejak saat itulah, Nada berontak dan tak lagi menurut. Cerai adalah salah satu jalan yang ia ambil.
Namun siapa yang menyangka, Saat rumah tangganya berada di ambang perceraian. Nada justru kembali di pertemukan dengan cinta pertamanya yang ternyata selama ini masih menyimpan rasa padanya. Akankah Nada menerima kembali cinta pertamanya nanti?
•••••
"Ceraikan aku dan menikahlah dengannya. Karena aku sudah tak ingin hidup dengan manusia pengkhianat seperti mu Mas" Nada Maulia Sanjaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan Di Pagi Hari
Hari kembali berganti. Xavier baru saja bangun dari tidurnya. Pria itu mengerjabkan matanya sampai matanya benar-benar terbuka.
"Huuufftt.." Xavier menghela nafas panjang. Pria itu melihat ke arah jam. Waktu sudah menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. Dengan rasa kantuk yang masih menyerang, Xavier segera bangkit dan masuk ke kamar mandi.
Setelah beberapa menit Xavier telah selesai membersihkan diri. Lagi dan lagi Xavier hanya bisa menarik nafas dalam-dalam. Sejak Nada mengetahui dirinya kembali kepada cinta pertamanya, Nada mulai bersikap dingin terhadapnya..
Istrinya itu juga pindah kamar seolah enggan tidur satu kamar dengannya. Nada seperti merasa ji-jik saja.
Sikap Nada tidak seperti sikap yang sebelumnya. Wanita itu terkesan abai dan tak peduli lagi. Tidak ada lagi yang membangunkannya. Tidak ada pula yang menyiapkan pakaiannya. Sarapan pun sekarang Nada pasrahkan pada pembantu.
"Ini sangat menyebalkan sekali.. " Dengan gerakan cepat Xavier segera mengenakan pakaiannya. Tak lama setelah itu Xavier turun dan pergi ke ruang makan.
Langkah pria itu memelan begitu melihat Nada sedang menikmati sarapan paginya sendiri. Xavier menarik kursi lalu duduk tepat berhadapan dengan Nada yang tak melihat sama sekali ke arahnya. Jangankan melihat, Melirik saja tidak.
"Ekheeem!! " Xavier berdehem. Berharap Nada beranjak lalu melayani dirinya seperti biasanya. Tapi sayangnya Nada tetap abai saja..
"Ambilkan aku makan.." Titah Xavier dengan tegas. Nada hanya melirik sekilas lalu kembali fokus ke sarapannya. Xavier semakin geram, Kedua tangannya terkepal karena selama menikah baru kali ini dia di abaikan.
"Nada, Aku bicara padamu! Kenapa kau hanya diam saja apa kau tuli? " Nada memutar bola matanya malas.
"Apa yang harus aku lakukan?" Dengan tenang Nada bertanya.
"Aku mau makan, Tolong ambilkan..
"Di rumah ini bukan hanya aku yang punya tangan. Kau pun juga tangan.. Kalau kau ingin makan ambil saja sendiri.." Ujar Nada tidak mau kalah. Dulu memang dia selalu diam meski dirinya sering di abaikan oleh pria itu. Tapi sejak tahu apa alasan Xavier mengabaikannya. Nada tak ingin selalu diam saja. Belum lagi Xavier sekarang berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Hati wanita mana yang tidak sakit.
"Kamu itu kenapa sih Nad? Jangan hanya karena masalah sepele kamu besar-besarin ya? Mau jadi kurang ajar kamu! Mau jadi istri yang durhaka!" Berang Xavier yang lama-lama kesal dan geram terhadap istrinya ini. lagipula kenapa kalau dia menjalin hubungan dengan Alika? Namanya juga pria butuh hiburan kan?
"Apa kata kamu mas? Istri durhaka? Gapapa mas, Kamu anggap aku apa? Mau Istri kurang ajar, Mau istri durhaka aku pun gak peduli! Lagi pula ya.. Aku ogah berbakti sama pria seperti kamu ini.. " Usai mengatakan itu Nada beranjak lalu pergi dari sana.
"Nada! Aku belum selesai bicara ya! Nada!!" Nada sudah tak mendengar. Wanita itu masuk ke kamarnya yang baru ia tempati.
Xavier mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak menyangka sama sekali kalau wanita sebaik dan selembut Nada bisa kasar juga.
"Lebih baik aku makan saja.. " Xavier tak ingin ambil pusing. Pria itu kembali duduk di kursi lalu memulai sarapannya seorang diri.
****
Usai sarapan yang kurang mengenakan. Xavier sudah bersiap hendak pergi ke kantor. Namun langkahnya kembali terhenti saat melihat Nada berpakaian dengan sangat rapi. Setelan berupa kemeja hitam dengan bawahan celana bahan yang sangat cocok di pakai oleh wanita itu. Tidak lupa hijabnya dengan warna yang senada. Nada juga meraih kacamata hitam dari dalam tasnya. Ketika hendak memakainya..
"Mau kemana kamu??"
Nada menoleh ke arah Xavier yang masih berdiri disana. Oh, Kirain udah berangkat..
"Tidak bisakah kau jawab pertanyaan ku?
"Maaf, Pertanyaan apa yang harus aku jawab mas?? " Xavier semakin kesal saja. Pria itu maju beberapa langkah hingga saat ini posisinya berdiri tepat di hadapan istrinya itu. Dengan kasar Xavier mencekal pergelangan tangan Nada sampai membuat wanita itu meringis.
"Aku Tanya kamu baik-baik tapi kamu selalu abai dan gak mau jawab!? Mau kamu itu apa sebenarnya!!" Bentak Xavier menatap nyalang Nada yang tak ada raut wajah ketakutan di sana. Justru Nada ikut membalas tatapan tajam tersebut.
"Lepas Xavier!!" Xavier kaget begitu Nada menyentak cengkraman eratnya.
"Emang harus aku jawab ya??
"Nada! Aku itu masih suami kamu..
"Lalu? " Xavier tak lagi menjawab, Pria mengatur nafas untuk menetralkan emosinya.
"Aku ada rapat penting hari ini.. Jadi aku akan pulang terlambat.." Meski masih ada sisa rasa kesal Xavier masih sempat pamit. Mungkin saja dengan sikapnya yang lembut Nada akan melunak nanti.
Nada mengangkat bahunya acuh. Dengan kacamata hitam yang ia pakai Nada menaiki mobil baru pembelian Opanya.
Xavier hanya bisa menatap Nada yang menurutnya sangat jauh berbeda hari ini. Wanita itu terlihat begitu cantik dan anggun.
.
.
.
Begitu sampai di kantor, Xavier tidak fokus dalam bekerja. Dia sama sekali tidak menyangka kalau hubungannya dengan Alika secepat ini terendus oleh istrinya.
"Bagaimana kalau Nada mengadu kepada seluruh keluarga? Apa yang harus aku lakukan?" Xavier masih berpikir. Jika sampai semua keluarga tahu ini bisa gawat. " Apalagi papa sama mama gak suka sama Alika.."
Ting...
Di saat ia sedang pusing, Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Xavier meraih benda pipih itu lalu melihat pesan yang masuk tersebut.
Seketika senyum Xavier mengembang. Rasa pusing karena memikirkan Nada kini sudah hilang dengan musnah.
"Sayang.. Kamu acara gak hari ini.. Kalau gak ada, Kita jalan yuk.." Dengan gesit Xavier langsung membalas pesan yang tak lain dari Alika itu.
"Okey.. Aku berangkat sekarang.." Tanpa pikir dua kali, Xavier segera beranjak lalu pergi. Kemana pria itu pergi? Sudah pasti menemui Alika sang wanita yang paling Xavier cintai.
Sementara itu, Nada dan Hana sudah berada di salah satu cafe. Nada menyerahkan surat-surat penting yang akan dia ajukan untuk menggugat cerai suaminya.
"Aku akan segera memprosesnya..
"Hm, Aku ingin secepatnya.. Sambil menunggu surat itu selesai, Aku juga akan mencari bukti perselingkuhan mereka agar perceraian ini berjalan dengan lancar Kak...
"Itu ide yang bagus Nad..
"Ya udah, Aku masih ada keperluan yang lain.." Setelah memesan kopi dan sedikit berbincang Nada beranjak dari duduknya.
"Kita barengan aja Nad..Aku juga mau cabut masih banyak kerjaan soalnya.." Nada tersenyum
"Yaudah yuk..
Dua wanita yang masih ada ikatan saudara itupun berjalan beriringan menuju pintu keluar. Namun siapa yang akan menyangka Nada justru berpapasan dengan Xavier yang di gandeng mesra oleh seorang perempuan.
Keduanya saling menatap satu sama lain. Xavier pun hanya diam membeku di tempat. Pria itu juga tak menyangka akan bertemu dengan Nada disini.
"Siapa, Sayang? " Tanya wanita itu dengan semanja mungkin.
"Jadi ini meeting penting itu mas?
.
.
.
TBC