NovelToon NovelToon
IRREGULAR

IRREGULAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Anime
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Echo Gardener

Ketika penggemar webtoon <Tower of God>, Arkan, tidak sengaja bertransmigrasi ke tubuh Neon Argarither dan menjadi bagian dari karakter webtoon <Tower of God> itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echo Gardener, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Waktu pun berlalu dengan sangat cepat.

Setelah Urek diminta langsung oleh Neon untuk mengawasi anaknya, calon pembunuh dari FUG, tidak lama dari itu dia mendapatkan misi menemukan bayi Zigena dari Yuri Zahard dan sebenarnya ini merupakan sebuah permintaan langsung dari Repellista Zahard.

Dengan senang hati Urek menerimanya dan dengan sendirinya dia menuju area laut yang terletak di garis batas Menara bagian dalam di Lantai 21, tempat bayi Zigena berada.

Walaupun Urek mengidolakan sosok Neon, tapi dia lebih mendahulukan seorang wanita, menurutnya wanita itu harus dinomor satukan. Seandainya saja Neon adalah wanita, mungkin Neon adalah orang yang pertama dari yang paling pertama harus dinomor satukan olehnya.

Dan selama perjalanan menuju ke sana, dia banyak membunuh beberapa Ranker yang mencoba mengincar bunga Zigena.

Sesampainya di laut, dia menemukan satu ekor Zigena yang sedang berdiam diri. Kemudian dengan santainya dia berjalan menuju mulut Zigena yang tengah terbuka lebar dan masuk ke tempat terdalam untuk menemukan bunga Zigena.

Setelah Urek menemukan bunga tersebut dan merasa kalau dirinya terlalu cepat menemukannya, akhirnya dia memilih untuk tidur dan beristirahat di dekat bunga tersebut.

Tapi sangat disayangkan, ternyata dia telah di kelilingi oleh banyak makhluk merah; Parasit Merah. Dan suara bising dari parasit tersebut terdengar jelas di telinganya dan itu sangat mengganggunya yang sedang tidur dan beristirahat.

"Kalian menggangguku." kata Urek yang membuka matanya secara perlahan.

"KIIIKKK!"

"Bajingan ini malah makin jadi. Padahal aku ingin ketenangan sebelum pergi. Baiklah, aku akan membunuh kalian."

Urek mulai bangkit berdiri, lalu dia melompat dan melesat menuju ke beberapa Parasit Merah yang sedang berterbangan di dalam tubuh Zigena. Satu persatu dia jatuhkan dengan keadaan tubuh yang terbelah. Dan Parasit Merah yang tersisa mulai mencoba untuk kabur darinya.

Urek melihat ke beberapa Parasit Merah tidak bernyawa di bawahnya dengan mata merahnya yang menyala di kegelapan tubuh Zigena.

"Benar kata Neon kalau mayat itu bagus, karena mereka tidak berisik. Hanya mereka yang bisa memahami perasaan kita."

Kemudian Urek melihat ke arah sisa mangsanya yang sudah pergi jauh dari lokasinya berdiri. Dia mulai memandang lama arah Parasit Merah itu kabur darinya.

"Ketika kalian menjadi mangsaku, maka kalian tidak bisa lari dariku. Karena aku tidak pernah membiarkan satupun dari mangsaku untuk hidup." Urek dengan cepat melesat menuju ke beberapa Parasit Merah yang kabur darinya.

...****************...

Sementara itu, di suatu tempat yang berbeda dalam tubuh Zigena, dua orang terlihat sedang berjalan mengamati sekitarnya dengan rasa kagum.

"Wow~ ini luar biasa! Tempat seperti ini ternyata berada di dalam tubuh Zigena!" kata pemuda pendek melihat ke sekitarnya.

Pemuda pendek itu adalah Prince, salah satu orang yang mengikuti ujian di Lantai 21. Dia bersama orang besar di sampingnya, Kang Horyang, terpisah dari Tim mereka.

Nama Tim mereka sendiri adalah Tim Asam Manis. Tim mereka mendapatkan ujian lain karena di ujian aslinya, Tim saingan mereka kabur begitu saja setelah mengetahui kalau ada calon pembunuh dari FUG bernama Jue Viole Grace yang berada di Tim Asam Manis tersebut.

Tim itu berjumlah delapan orang, mereka dibagi menjadi dua kelompok saat melaksanakan ujian baru dari Noma, Sang Pengurus Lantai 21. Prince dikelompokkan dengan Kang Horyang, lalu seorang perempuan dari Keluarga Yeon yang bernama Yihwa, dan terakhir si calon pembunuh dari FUG, Jue Viole Grace. Karena beberapa komplikasi tubuh Zigena yang terus berbalik selama 30 menit, akhirnya kelompok mereka menjadi terpecah lebih jauh dengan Prince dan Horyang yang terpisah dari dua rekan lainnya.

Prince menoleh ke Horyang dan berkata, "Mau berhenti sebentar? Ku rasa akan makan waktu lama untuk melihat-lihat."

"Mm... baiklah." balas Horyang mengangguk.

"Bagus! Saatnya sekarang kita mulai mencari bunga can—"

Biip—biip!

"Eh?" Prince melihat ke Lighthouse miliknya, "Ada sesuatu..." mendongak ke atas, "Di ata—AAHHH! A-APAAN ITU?!"

Prince dan Horyang melihat makhluk merah besar menuju ke arah mereka dengan cepat.

Wuusssh—brak!

Makhluk merah besar itu jatuh tepat di hadapan Prince dan Horyang.

"A-Apa itu? Parasit Zigena?" tanya Prince ketakutan.

"KIIIIKK!"

"Sial! Ku kira dia sudah mati!"

"Lighthouse! Ayo kita habisi dalam sekali pukulan!" seru Horyang.

"Oke! Lighthouse: Triple Field!"

Swuush—!

Prince membuat tiga Lighthouse untuk mengendalikan pergerakan parasit tersebut, sehingga parasit itu menjadi sulit untuk bergerak. Sedangkan Horyang, dia menggunakan kekuatan tangannya untuk memukul parasit itu dengan satu kali pukulan.

Wussh—brak!

"Cih, payah sekali. Makhluk ini ternyata bukanlah lawanku, Prince yang baru!" kata Prince sambil menggelengkan kepalanya.

Ini aneh... makhluk ini seperti bukan menyerang kita, tapi ini lebih seperti sedang kabur dari sesuatu, pikir Horyang mendongak ke atas.

Tiba-tiba saja, dia melihat seseorang sedang mendekat ke arah mereka dengan kecepatan kilat.

"PRINCE, LARI!" teriak Horyang.

Swussh—DUAR!

"Aaahhh!" Prince terhempas ke udara.

Horyang yang melihatnya mulai menangkap Prince di udara dan membawanya mengumpat di balik tubuh parasit yang juga terlempar akibat ledakan yang dibuat dari seseorang yang baru saja mendarat.

"Sial... ada apa ini? Kenapa tiba-tiba—" Prince tidak melanjutkannya, karena Horyang menyuruhnya untuk berhenti berbicara.

Horyang melihat ke depan dan mendapati seorang bermata merah misterius berada di atas tumpukan parasit. Orang bermata merah misterius itu bukan lain adalah Urek Mazino.

Horyang merasakan ketakutan saat melihat langsung mata merah Urek.

"Prince." panggil Horyang dengan suara pelan.

"Ah, ya?"

"Larilah." kata Horyang singkat.

Prince melihat Horyang dengan cukup lama. "A-Apa maksudmu dengan lari?" tanyanya dengan ragu.

"Aku akan berusaha menahannya. Jadi, larilah." jawab Horyang masih melihat mata merah Urek, yang juga melihat balik dirinya,"Dari aliran shinsu ini... dia bukanlah berasal dari sini." lanjutnya.

"A-Apa maksud—"

"CEPAT LARILAH!"

Namun sayang sekali, Urek tidak mengizinkan mereka untuk lari darinya. Dia mulai menggerakkan tangannya di udara seperti mengibaskan sesuatu, kemudian beberapa tubuh parasit yang berserakan di sekitar mereka mulai meledak dan hancur berkeping-keping.

"Jangan beraninya kalian lari dariku, kalau kalian ingin hidup sedikit lebih lama." kata Urek.

Prince yang mendengarnya mulai terlihat kesal dan berkata, "APA KATA—"

"PRINCE!"

"Baik, Pak!" Prince menunduk sambil menggerutu kalau dia akan membunuh Urek, jika saja Horyang tidak menyuruhnya untuk diam.

Horyang memberanikan diri untuk bertanya pada Urek. "Siapa kamu? Bagaimana bisa seseorang sekuat dirimu berakhir di tempat ini?"

"Aku tidak mau menjawab. Akan jadi masalah kalau mereka tahu keberadaanku," kemudian Urek mendengus, "Hmph! Aku cuma mau bilang kalau aku adalah penggemar dari Idola terkuat di Menara ini." katanya dengan nada bangga.

Apa maksudnya itu? Apakah Idolanya adalah Raja Menara? Jadi dia hanya penggemar pada umumnya saja... tapi kenapa rasanya ada yang tidak beres, pikir Horyang bingung dengan maksud perkataan Urek.

"Sebenarnya, seberapa keras kepala kalian ini? Kalian sudah kehilangan begitu banyak Ranker, tapi tetap saja mengirimkan mereka masuk... apa di Lantai ini memiliki banyak Ranker?" tanya Urek.

Horyang balik bertanya pada Urek, "Kehilangan Ranker? Apa maksudmu? Kami ini bukan seorang Ranker."

"Apa?"

"Kami adalah Regular. Kami masuk ke sini karena ujian kami adalah mencari sebuah bunga Zigena."

"Hah? Jadi kalian itu Regular?" setelah Urek berkata seperti itu, dia mulai tertawa dengan keras.

"Karena Ranker sudah mulai habis, jadinya sekarang kalian mengirimkan Regular? Hahaha! Sebegitu menyedihkannya kalian sampai-sampai mengirimku beberapa Regular? Aku sudah menemukan bunganya dan ujian ini cuma jadi alasan, dan para Ranker sebelumnya telah tewas karena mereka mau mengincar bunga itu. Kalian ini benar-benar bayi yang sangat malang. Apa kalian pernah berbuat hal yang tidak disukai oleh pengurus Lantai?"

Horyang diam memikirkan sesuatu yang berkaitan dengan rekan setimnya, Jue Viole Grace. Tapi dia tidak mau berburuk sangka pada rekannya.

"Baiklah, aku akan membiarkan kalian hidup. Pergilah dan lupakan semua yang kalian lihat di sini. Dengan begitu aku akan melepaskan kalian dari kematian. Tentu saja aku tidak akan memberikan bunganya pada kalian. Jadi, menyerahlah dari ujian itu."

Apa kami tidak bisa melakukan sesuatu, pikir Horyang terlihat putus asa.

Namun, seseorang mulai memanggilnya.

"Tuan Horyang!"

1
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
banhh, gw lagi ga mood baca 🗿 nitip dulu yak 🗿
Michelle
Lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut
iqiww
done ya kak, jangan lupa like sama komen balik ya kak
Ymir
Woah, Urek kamu banyak sekali hatersnya
Jeanette
Lanjut!!!!
Royality Emperor
Next
Ymir
Pikaaaachu!!!!
Nanika
Lanjut~~~~
Toaru Kagaku
Next!
Aceela
PD banget nih kakek satu
Aceela
Parah ngatain orang tuanya si Baam
Royality Emperor
Jir bintang 1🗿
Michelle
Lanjut!!! dan lucu banget itu si Neon
Ymir
well, kalo diposisi dia juga bakal begini kali🗿
Ariana
Hahahahahaha/Facepalm/
Diablo
Kata-katanya bos🫵
Fahrein Hearts
Btw, lanjut yoi!
Fahrein Hearts
So speechless🗿
Aceela
Lanjutkan sampai tamat! Dan semoga gk ada twist
Ariana
wow, mereka bahkan tidak mencari tahu kebenarannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!