NovelToon NovelToon
Not Love, But Marriage

Not Love, But Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Dokter
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nōirsyn

"Mereka mengira pertemuan itu adalah akhir, padahal baru saja takdir membuka lembar pertamanya.”

‎Ameena Nayara Atmaja—seorang dokter muda, cantik, pintar, dan penuh dedikasi. Tapi di balik wajah tenangnya, ada luka tersendiri dengan keluarganya. Yara memilih hidup mandiri, Ia tinggal sendiri di apartemen pribadinya.

‎Hidupnya berubah ketika ia bertemu Abiyasa Devandra Alaric, seorang CEO muda karismatik. Yasa berusia 33 tahun, bukan seperti CEO pada umumnya yang cuek, datar dan hanya fokus pekerjaannya, hidup Yasa justru sangat santai, terkadang dia bercanda dan bermain dengan kedua temannya, Yasa adalah anak yang tengil dan ramah.

‎Mereka adalah dua orang asing yang bertemu di sebuah desa karena pekerjaan masing-masing . Awalnya mereka mengira itu hanya pertemuan biasa, pertama dan terakhir. Tapi itu hanya awal dari pertemuan mereka. satu insiden besar, mencoreng nama baik, menciptakan gosip dan tekanan sosial membuat mereka terjebak dalam ikatan suci tanpa cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nōirsyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sendirian aja cantik

Suasana di asrama perempuan tampak santai dan nyaman.

‎Feli sedang berdiri di depan kaca, sibuk mengoleskan skincare ke wajahnya sambil bersenandung pelan.

‎Sementara itu, Fio dan Mora tertawa kecil sambil saling memijat punggung karena kelelahan setelah seharian bekerja di lapangan.

‎"Aduh... Mora, pijetan kamu kayak truk molen, sakit semua tau". Keluh Fio

‎"Yee nanti juga enak abis ini! Lo aja ngeluh mulu!"

‎Tak jauh dari mereka, Yara duduk di meja kecil sambil merapikan alat-alat medisnya. Setelah selesai, ia berdiri sambil mengambil jaket karena dia mau keluar untuk mencari makan, karna ya... dia bosan makanan asrama, siapa tau ada warung pikirnya.

‎"Okeee~ hati-hati ya!" sahut feli fio dan mora berbarengan

‎Yara melangkah keluar dengan santai. Ia hanya mengenakan kaos putih yang dibalut jaket abu tipis agar tidak kedinginan. Rambutnya dibiarkan tergerai, dan ia memakai celana panjang hitam yang simpel.

‎Beberapa menit berjalan menyusuri jalan kecil yang sepi dan remang, suara asing tiba-tiba terdengar dari belakang.

‎"halo cantik" yara menoleh ke belakang, dia pikir itu hanya pemuda nakal yang suka menggoda perempuan muda, dan ternyata dia cukup kaget.... itu tuan muda abiyasa, yang di sangat di banggakan katanya. dia melihat yasa dari atas kebawah, lalu menaikkan alisnya, heran.

‎"sendirian aja nih" kata yasa tidak menyerah. Ntah lah, bukan seperti CEO pada umumnya yang datar dan tidak suka bermain-main, yasa justru masih punya sifat kekanak-kanakan dan tengil, seperti laki-laki kurang kerjaan menghampiri yara. ketularan vero kali ya

‎"Kamu lihat saya bawa gerombolan? ngga kan?" jawab yara ketus dan pergi meninggalkan yasa. sebenarnya dia masih merasa bersalah karna sudah memarahi Yasa dan berburuk sangka padanya, apalagi dia belum meminta maaf, tapi melihat sifat yasa yang genit dia terlanjur ilfeel diluan.

‎"kamu ngga ada niatan mau minta maaf" tanya nya dengan senyumnya yang sangat menggoda, entahlah, dia cukup tertarik dengan yara, mulai sifat berani dan tenangnya dia memarahi yasa, dan bagaimana dia memberikan semangat pada Rio

‎"buat?" tanya yara pura-pura tak tahu sambil terus berjalan

‎" buat kata-kata kasar yang kamu lontarkan kepada saya, dan buat prasangka buruk mu kepada orang sebaik saya, saya yakin kamu sudah mengetahui kebenarannya" jawab yasa dengan pedenya nya sambil terus berjalan mengikuti yara

‎yara menghela nafas dan akhirnya berhenti berjalan, "Oke tuan muda abiyasa, saya minta maaf karna telah berprasangka buruk dan memarahi anda, dan sekarang bisakah anda berhenti mengikuti saya?" tanya nya sinis

‎"Oke karna saya baik, saya terima permintaan maaf anda, dan... anda tidak mau berterima kasih pada saya?" jawab yasa dengan narsisnya

‎"ck, terimakasih apalagi sih" tanya yara berdecak kesal

‎"karna saya mengubah sedikit konsep dengan menambah ruangan seni dan ekspresi, untuk membantu Rio, teman kecil anda" kata yasa

‎bukannya kagum justru Yara makin berprasangka buruk dengan Yasa.

‎"Apakah anda memiliki maksud terselubung tuan? jangan berani-beraninya engkau memberikan fasilitas yang bagus, membantunya dah setelah itu engkau gunakan untuk keuntungan pribadi mu" ucap yara

‎"Wow se-benci itukah anda nona, sampai tidak berhenti berprasangka buruk kepada saya?, lagian apa yang bisa saya lakukan kepada anak malang seperti itu?" balas yasa

‎Yara menyilangkan kedua tangannya di dada "banyak, mungkin salah satunya engkau bisa memviralkannya, seperti yang banyak orang lakukan saat ini, berkedok membantu, tapi setelah itu menunjuk-nunjukan pada dunia bahwa engkau orang yang paling baik karna sudah menolong banyak orang"

‎Yasa berdecak tidak menyangka " tcih, nona, serendah apa saya dimatamu? mana mungkin saya melakukan hal serendah itu, lagian itu tidak menguntungkan sama sekali, saya sudah banyak membangun proyek dan memenangkan tender bermiliar-miliar, saya memang tulus mau membantu anak itu dan karna saya kagum dengan bakat yang dia miliki"

‎Yara memutar kedua bola matanya malas. "terserah apa yang ingin anda lakukan" ucap yara berjalan meninggalkan yasa begitu saja.

‎Yasa hendak mengejar tapi kemudian dia mendapatkan telfon dari sekretaris pribadinya, kyra.

‎Sebelum mengangkat telfonnya, dia mengatakan pada yara "see you next time dokter cantik"

‎Yara hanya bergidik ngeri mendengarnya

‎Yasa baru aja senyum-senyum sendiri liat reaksi jutek Yara yang jalan pergi.

‎Dia lagi asik nyelipin tangan ke saku jaket, mau lanjut ngikutin Yara diam-diam, eh HP nya bunyi.

‎Kyra: "Halo, Pak Yasa. Maaf ganggu. Ada perubahan jadwal, kita harus balik ke Jakarta malam ini juga. Besok ada meeting penting sama klien."

‎Yasa mengerutkan dahinya"Malam ini? Ngga bisa besok pagi aja, Kyra? Saya lagi... healing di desa nih."

‎Kyra berbicara dengan nada serius "Nggak bisa, Pak. Ini kliennya keras kepala. Kalau kita mundur, proyek hotel bintang tujuh itu batal."

‎Yasa mendengus kecil "Tujuh bintang? Buset. Itu hotel atau planet sih..."

‎hening sebentar, lalu menghela napas pasrah

‎"Yaudah-yaudah, saya balik.

‎Yasa melirik ke arah jalanan yang tadi dilewatin Yara.

‎Dia tersenyum tipis.

‎Dia masuk ke mobil pribadinya dan tancap gas keluar dari desa Warasari.

‎---

‎To be continued

1
gathem Toro
sebenarnya Yasa itu dah cinta sama Yara cuma gengsi aja
Takagi Saya
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Kaylin
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Fujoshita UnUHastaloshuesos
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!