NovelToon NovelToon
Regret By Mendayu Aksara

Regret By Mendayu Aksara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Janda / Cerai / Percintaan Konglomerat / Obsesi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mendayu Aksara

‎"Mas tunggu, dia siapa? Jelaskan pada ku Mas" seketika langkah kaki Devan terhenti untuk mengejar Wanitanya.

‎Devan menoleh pada Sang Istri yang sedang hamil

"Dia pacarku kinara, dialah orang yang selama ini aku cintai. Sekarang kamu sudah tau, kuharap kau mengerti. Aku harus mengejar cintaku, ak tidak ingin Nesa pergi meninggalkan ku."

‎"Mas kamu ga boleh kejar dia, aku ini istri mu, aku mengandung anakmu. Apakah kami masih kurang berharganya di banding wanitamu itu?" tanya Ibu hamil itu tersendat

"‎Maafkan aku Kinara, aku sangat mencintai Nesa di bandingkan apapun."

"Tapi mas..."

Devan segera melepas paksa tangan Kinara, tak sengaja sang istri yang sedang hamil pun terjatuh.

"Ahhh perutku sakit..." Ringis Kinara kesakitan

"Maaf kinara, aku tak mau kehilangan Nesa" Ucap devan kemudian pergi

‎Kinara menatap kepergian suaminya, dan lama kelamaan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mendayu Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lama Tak Jumpa

Pukul 05.30 WIB

Terdengar suara ongsengan dari bilik kecil sebuah gubuk, Kinara nampak sedang sibuk menumis sayur di dapur rumahnya yang nanti akan ia bawa untuk bekal makan siang.

"Tok Tok Tok" terdengar suara ketukan pintu.

"Lastri? Tumben sekali Lastri udah kerumah, ini kan masih pagi"

Pikir Kinara yang segera meninggalkan kegiatan dapur nya untuk membukakan pintu.

"Iya Las, tunggu sebentar"

Teriak Kinara yang berjalan dari bilik belakang menuju bilik depan.

"Pagi sekali Las kamu ke ruma....."

Ucapan Kinara terhenti saat pintu rumahnya ia buka sempurna, menampilkan sosok seseorang yang cukup lama tak ia lihat. Matanya terbelalak, seketika air mata menetes dari mata indah miliknya.

"Kau merindukan ku Sahabatku"

Ucap Geby yang tersenyum tulus sembari membuka kedua tangannya untuk meminta pelukan hangat dari orang yang saat ini ada di hadapannya, tentunya yang sangat ia rindukan.

Tanpa berucap sepatah kata lagi, Kinara langsung memeluk Geby erat, seakan sudah bertahun-tahun lamanya ia tak melihat sosok Sahabatnya itu.

"Aku sungguh merindukan mu"

Ucap Kinara sambil menangis di pelukan Geby.

"Aku juga merindukan mu Sahabatku"

Balas Geby yang kemudian turut menitihkan air mata kerinduan.

"Ayo masuk, kebetulan masakan ku udah matang. Kita makan dulu, pasti kamu capek sekali Geb"

Ajak Kinara kepada Geby yang di balas anggukan oleh Geby.

Tumis kangkung, Ikan goreng dan nasi putih sudah di hidangkan di hadapan Geby.

"Ayo silahkan makan, tapi maaf Geb makanan yang ku hidangkan untuk mu seadanya. Andai kamu bilang dulu mau berkunjung, aku bisa masak banyak hari ini"

Ucap Kinara sembari mengambilkan makanan untuk Geby.

"Bagaimana aku mengabari mu Kin, kamu saja menolak aku meminjamkan mu Handphone. Dan menolak semua bantuan ku pada mu"

Balas Geby sambil menatap sendu kearah sahabatnya itu.

Seketika gerak tangan Kinara yang ingin mengambilkan tumis kangkung untuk Geby terhenti, ia menatap perlahan sahabatnya itu kemudian kembali meneruskan gerak tangannya tadi.

"Tidak Geb, aku tidak mau lagi berurusan dengan dunia luar. Aku sudah sangat betah di sini, dan tidak mau lagi tau urusan di luar desa ini. Dan kepada mu, aku berterimakasih untuk semua nya. Aku ingin belajar mandiri Geb, karna itu aku menolak semua bantuan mu. Ini makan lah"

Jawab Kinara sembari memberikan piring berisi nasi dan lauk pauk untuk sahabatnya itu.

Tak niat memperpanjang topik yang sedang mereka bahas, Geby tersenyum kecut kemudian mengambil piring yang telah di sodorkan Kinara. Ia menatap Kinara sesaat, kemudian menatap piring di hadapannya. Dalam hati, Geby bergumam

"Maafkan aku Kinara, semua yang terjadi pada mu adalah kesalahanku, maaf."

Tak terasa bulir bening menetes dari mata berwarnah hitam pekat itu, secepatnya Geby menghapus tangisnya dan kemudian dengan segera ia memakan nasi yang kini ada di tangannya, tak ingin Kinara melihatnya sedih.

Kinara tersenyum melihat sahabatnya yang kini sedang mencicipi masakan yang ia buat. Kinara menatap Geby dalam hening.

"Kin, kamu juga makan. Jangan liatin aku aja., dan sungguh masakanmu ini enak bener deh" Ucap Geby.

Tersadar dengan ucapan Geby, Kinara segera mengambil piring untuk turut makan bersama sahabatnya itu.

" i i iya Geb, aku juga akan makan bersama mu" jawab Kinara terbata.

Saat Kinara hendak mengambil nasi di bakul, terdengar kembali suara ketukan pintu

" Tok tok tok.."

Sesaat, mata Geby kan Kinara saling bertauatan. Seakan bertanya-tanya siapa orang yang bertamu kerumah Kinara pagi-pagi begini.

................////////////////////////////////...................

Kinara beranjak membukakan pintu sembari bertanya tanya, siapa lagi yang bertamu sepagi ini.

"Clekk"

Pintu terbuka, menampilkan sosok Lastri dengan senyum sumberingah nya.

"Nara, tak bawain jamur goreng buat mu"

Ucap Lastri sambil menyodorkan rantang di tangannya.

"Oalah Las, tak perlu repot. Tapi karna kamu sudah membawakannya untuk ku, aku terima. Mari masuk, kita makan bersama. Kebetulan aku juga kedatangan sahabat baik ku, mau ku kenalkan kamu pada nya."

Ajak Kinara yang di balas anggukan oleh Lastri.

"Geby, kenalkan ini Lastri sahabatku disini." Ucap Kinara sembari menepuk-nepuk pundak Lastri.

"Aku Geby, sahabat Kinara" Sapa Geby ramah sambil menjulurkan tangan antusias.

"Lastri"

Balas Lastri sambil menerima uluran tangan Geby.

"Karna kalian sudah berkenalan, ayo kita makan bersama"

Ajak Kinara pada sahabat-sahabatnya.

"Ayo Las"

Ajak Geby pada Lastri yang di balas anggukan.

Tak lama waktu berlalu, sambil berbincang-bincang tak terasa piring yang ada di hadapan mereka sudah kosong.

"Tambah ya"

Tawar Kinara pada sahabat-sahabatnya sambil memegangi bakul nasi.

"Udah Nara, aku kenyang" sahut Lastri.

"Aku juga Kin, udah kenyang banget" timpa Geby sambil menepuk-nepuk pelan perutnya, seolah perut itu benar-benar terisi penuh.

"Ya sudah, aku siap-siap dulu ya buat berangkat ke kebun" balas Kinara dengan senyuman.

Dengan sigat Kinara membereskan peralatan makan meraka tadi. Lastri dan Geby nampak sibuk berbincang dan makin akrab satu sama lain.

Tak lama waktu berselang, Kinara pun telah siap, bakul rotan sudah tertengger di pundaknya.

"Aku sudah siap, ayo kita pergi" ucap Kinara yang memecah bisik bincang antara Geby dan Lastri.

Geby sedikit terkejut melihat penampilan Kinara.

"Kin, ngapain kamu bawa bakul itu?" tanya nya heran.

"Mau kerja Geb, aku metik daun teh di kebun ujung lereng sini" jawab Kinara jujur.

Geby segera berdiri dan menghampiri Kinara.

"Kin, aku kan sudah menawarkan bantuanku padamu. Jadi kamu cukup menikmati ketenangan di desa ini, tanpa harus capek-capek kerja begini. Aku yang bakal nanggung semua keperluan kamu"

Ucap Geby dengan nada yang sendu sembari memegang pundak Kinara.

"Geb, aku kemari ingin memulai dari awal kisah hidupku. Jadi, aku harus berusaha sendiri di kehidupanku saat ini. Terimakasih banyak untuk semua bantuan mu selama ini Geb. Jangan khawatir, aku bisa hidup mandiri"

Balas Kinara dengan senyum manis.

"Tapi Kin.."

Tampak Geby hendak meneruskan ucapannya namun Kinara segera menggelengkan kepala.

"Tidak Geb, aku bisa berusaha sendiri" potong Kinara singkat.

Geby pun menghela nafas panjang.

"Baik lah Kin kalau ini mau mu, aku bisa apa" jawab Geby tak kalah singkat.

"Ayo kita berangkat, nanti hari keburu siang" ajak Kinara pada sahabat-sahabatnya.

"Nanti mampir sebentar ya Nara ke rumahku, mau ambil bakul rotanku" pinta Lastri.

"Baik Las, nanti kita kerumahmu dulu" jawab Kinara.

"Oh iya Geb, sekalian aku bawa kamu buat liat-liat kebun teh disini. Pemandangan nya indah banget, kamu pasti suka" ajak Kinara pada Geby.

"Hemm, maaf Kin. Aku sangat ingin berlama-lama di sini bersamamu. Tapi aku harus segera pulang." Jawab Geby dengan raut muka yang sedih.

"Geb kamu baru aja sampai di sini dua jam yang lalu. Dan sekarang, kamu udah mau pergi lagi" 

Balas Kinara pada Geby, ia tampak menunduk menyembunyikan matanya yang mulai memerah.

"Nara, biasanya kan juga begitu. Aku tak bisa berlama-lama disini, kamu tau sendiri kan aku sibuk"

Ucap Geby pada Kinara, tangan lembut itu menepuk pelan pundak sahabat dihadapannya.

Bukannya tak ingin berlama-lama bersama Kinara di desa itu. Geby hanya takut kalau Devan atau orang-orang suruhannya membuntuti Geby sampai ke sini. Geby tak ingin lagi melihat Kinara sedih karna laki-laki tak bertanggung jawab itu.

"Ayolah, jangan nangis dong. Nanti cantiknya luntur." Hibur Geby

"Aku ngak nangis Geb" Bohong Kinara

Wanita cantik itu segera tersenyum lebar. Tak ingin sahabatnya melihat ia sedih.

"Gitu dong, ayo kita keluar. Nanti kamu telat kerjanya" ajak Geby pada Kinara

Mereka pun melangkah keluar rumah, begitupun Lastri yang sedari tadi hanya diam melihat dua sahabat yang nampaknya tak ingin pisah tersebut.

Kinara melambaikan tangan dengan diiringi senyum manis, melepas kepergian sahabatnya yang kini sudah berada di dalam mobil yang bertuliskan Fortuner dihadapannya saat ini.

Kinara mendekat ke mobil hitam dihadapannya, terlihat Geby menurunkan kaca bagian tempat ia duduk.

"Geby, hati-hati" ucap Kinara singkat, tak sanggup berucap lebih panjang lagi.

"Ia Kin, kamu juga jaga kesehatan ya" jawab Geby sambil tersenyum lebar.

Kinara pun mengangguk pelan

"Oh iya Kin, apakah kamu benar-benar tidak mau menerima bantuanku, sedikit saja. Setidaknya Kamu mau menerima Handphone dariku, supaya kita bisa berbincang lebih lama" tawar Geby sekali lagi pada Kinara.

"Tidak Geb, percuma juga. Disini ngak bakal ada sinyal. Listrik pun baru ada satu tahun lalu"

Balas kinara, terdengar suara yang memberat masih setia menahan tangis.

"Hemm baik lah Kin, aku pergi dulu. Dan aku minta, jangan nangis ya. Aku mau liat kamu tersenyum lebar sebelum ak pergi"

Pinta Geby pada Kinara. Geby tau, bahwa saat ini sahabatnya itu sedang menahan tangis.

Kinara pun menunjukkan senyum lebar pada Geby. Namun tak terasa, kini bulir bening turut menetes dari mata indahnya menemani senyuman yang terlukis di bibir merah muda itu.

"Hati-hati"

Ucap Kinara lagi, Geby pun mengangguk sembari tersenyum hangat.

Mobil hitam itu kini melaju, perlahan menjauh dan menghilang dari pandangan Kinara dan Lastri.

"Dia sudah pergi"

Gumam Kinara pelan sambil menghapus air mata yang sedari tadi betah mengalir deras di pipi putih miliknya.

Melihat itu, Lastri segera mendekati Kinara.

"Neng cantik ndak boleh nangis. Ingatkan itu pesan dari Bu Mina kepada mu Nara" hibur Lastri.

Mendengar itu, Kinara pun menghapus kasar air matanya. Kemudian tersenyum lebar dan menarik nafas panjang.

"Huuuuuuffft, ayo Las kita berangkat kerja"

Ajak Kianara pada Lastri yang sedari tadi ada di sana, menyaksikan adegan sedih yang tak seharusnya ia pertontonkan pada sahabatnya ini.

Lastri tersenyum hangat sembari merangkul pundak sahabatnya itu.

"Ayo kita petik daun teh yang bangak ya" ucapnya bersemangat yang di balas anggukan oleh Kinara.

..................///////////////////////////////..................

Nampak di sebrang sana, seseorang berbicara dengan nada yang tinggi. Membuat orang yang mendengarkan ucapannya melalui telepon genggam menjauhkan telepon itu dari telinganya.

"Aku kan sudah bilang, ajak aku menemui nya. Bukannya malah kamu pergi sendiri.!!" Tegas Devan yang terdengar sangat kesal saat ini.

"Maaf Dev, aku tak bisa menunggumu. Aku tau tiga hari ini kamu punya agenda rapat penting, aku tak mau mengganggu itu.  Lagi pula aku harus segera mengikuti Geby, takut jika aku kehilangan jejak." Jawab Briyan membela diri.

Nampak dari sebrang sana, Devan menghela nafas kasar.

"Aku bisa batalkan rapat ini..!"

Jawab Devan masih dengan kekesalannya.

"Dev, percayakan ini pada ku. Aku akan membawa Kinara kembali padamu. Aku berjanji sebagai seorang sahabat" ucap Briyan kepada Devan.

Lagi-lagi Devan menghela nafas kesal.

"Sekarang dimana lokasimu? Biar aku segera menyusul" Tanya nya pada Briyan.

"Aku ada di Ka............"

" Tut...tut...tut....tut....."

Belum sempat Briyan menjawab pertanyaan Devan, telepon mereka terputus.

"Ada apa ini?" Tanya Briyan bingung, ia melihat baterai ponsel Handphone nya yang masih penuh dan ia juga tau pulsa di Handphone nya tidak mungkin habis.

"Pak, pinjam ponsel mu boleh?" Tanya Briyan pada supir yang ia sewa bersama mobil yang kini ia naiki.

"Maaf Den, percuma saja. Di daerah sini ndak mungkin ada sinyal" jawab pria paruh baya itu dengan sopan pada Briyan.

"Ohh begitu ya" ucap Briyan pelan. Ia kemudian melihat keluar jendela.

"Betul juga" batin Briyan.

Karena sekarang mereka sedang berada di tengah hutan diantara perbukitan, dan tak mungkin ada sinyal di daerah seperti ini.

Briyan menghela nafas kasar, nampak ia begitu lelah.

"Pak berapa lama lagi sampai ke desa di ujung lereng? Tanya Briyan pada sang sopir, karena ia sudah begitu lelah.

Sudah 6 jam ia berada di mobil sewaannya ini, namun tempat yang di tuju pun belum juga sampai.

"Sekitar dua jam lagi Den" sahut sang bapak.

Briyan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bagaimana bisa istri sahabatnya ini pergi ketempat yang begitu jauh. Briyan pikir, setelah penerbangannya selama 2 jam ia akan segera sampai ke tempat tujuan.

Ternyata ia harus melalui perjalanan darat lagi selama 8 jam agar bisa sampai ke desa tersebut. Karna dari itu ia menyewa sebuah mobil dan seorang sopir untuk membawanya ketempat tujuan.

Briyan menyenderkan kepalanya kebelakang, menatap dedaunan yang menghiasi kanan kiri jalan yang mereka lalui. Perlahan, matanya tertutup. Nafasnya kini nampak teratur, menandakan bahwa saat ini ia telah tertidur.

Mobil yang ia tumpangi kini terus melaju membelah hutan di tengah perbukitan, menuju tempat yang ingin ia tuju.

.

.

.

BERSAMBUNG***

Takdir punya seribu satu cara, untuk mempertemukan dua jiwa yang saling terhubung. Tak peduli seberapa jauh pergi, seberapa lama asing, akan selalu ada cara untuk bersatu.

-Briyan-

1
Adinda
lebih baik kinara sama briyan daripada dimas Dan devan
Mendayu Aksara: Yuhu Kak, pantengin terus ya, biar tau akhir cerita Kinara bakal hidup bahagia dg siapa 🙌
total 1 replies
Adinda
cocok la briyan sama kinara Daripada dimas
Roxanne MA
OMG ADA DIL RABA🥰
Mendayu Aksara: Iyaa, cantik banget dia itu, cocok ngewakilin Kinara yg 'kata'nya cantik banget juga
total 1 replies
Roxanne MA
wahh ka alurnya seruu bangett
Mendayu Aksara: Wahh makasih kak ❤
total 1 replies
Mendayu_Aksara
Ngakak sih Briyan ini ada ada ajee
Mendayu_Aksara
ihh samaan nama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!