NovelToon NovelToon
Menikahi Gadis Badung

Menikahi Gadis Badung

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Paksaan Terbalik / Cinta Seiring Waktu / Menyembunyikan Identitas / Roman-Angst Mafia / Gadis nakal / Tamat
Popularitas:264.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Menikah karena kecelakaan? Akay tak pernah membayangkan hidupnya berubah setelah menabrak nenek Aylin—dan menerima syarat gila: menikahi cucunya yang suka tawuran dan balapan liar.
Perjanjiannya jelas: jika Akay menceraikan Aylin, ia harus bayar seratus miliar. Tapi jika Aylin yang minta cerai, seluruh warisan neneknya jadi milik Akay.

Setelah sang nenek meninggal, Aylin kabur. Ia hidup bebas di jalanan, menantang maut di lintasan balap ilegal. Tapi takdir mempertemukan mereka lagi—dan Aylin menawar hidup masing-masing meski tetap menikah.

Namun Akay punya rencana lain. Saat bahaya mengintai dan perasaan mulai tumbuh, keduanya harus memilih: bertahan dalam pernikahan pura-pura, atau menghadapi kenyataan bahwa mungkin... cinta datang dari arah yang tak pernah mereka duga.

Akankah pernikahan ini tetap menjadi perjanjian konyol? Atau berubah menjadi cinta yang berani menerobos batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Tiket ke Neraka Kesabaran

Akay menyunggingkan senyum misterius. "Tipe wanitaku? Jelas bukan gadis bau kencur yang hobinya bikin onar sepertimu."

Aylin pura-pura menghela napas. "Kasihan sekali kau, suamiku. Sudah tua, menikah dengan gadis muda seperti aku, tapi tetap tidak bisa menikmati masa pernikahan yang indah."

Akay mengusap wajahnya dengan frustrasi. "Sudah, keluar dari ruang kerjaku. Aku sibuk."

Tapi, Aylin justru makin menempel ke meja kerja, bertopang dagu sambil menatap Akay penuh rasa ingin tahu. "Hmm… atau jangan-jangan kau takut akhirnya benar-benar jatuh cinta padaku?"

Akay terdiam sejenak sebelum tertawa sinis. "Mimpi saja terus, Bau Kencur."

"Kalau tahu aku bau kencur kenapa kamu nikahi?" tanya Aylin tersenyum sinis menaikkan kakinya di atas meja kerja Akay.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Akay tajam, matanya langsung tertuju pada kaki Aylin yang dengan santainya bertengger di mejanya. Rahangnya mengencang, jemarinya mencengkeram erat dokumen di tangannya. "Turunkan kakimu dari mejaku sebelum aku benar-benar melemparmu keluar!"

Aylin mendengus, lalu mengerucutkan bibir. "Aku lapar. Suami macam apa yang nggak ngasih makan istrinya?" Nada suaranya terdengar menantang, tapi matanya sekilas memancarkan keraguan. Aura kemarahan pria di depannya terasa menekan, membuat dadanya sedikit berdebar, namun ia buru-buru menepis rasa takut itu dan tetap berlagak santai.

Akay menghela napas panjang, berusaha menahan emosinya. Sekilas, ia menangkap kilatan ketakutan di mata istrinya, meskipun gadis itu mati-matian mencoba menyembunyikannya. Ia menghempaskan dokumen ke meja, lalu menatap Aylin dengan ekspresi lelah. "Sudah kubilang, kalau lapar, masak sendiri."

Aylin berdecak kesal. "Zaman udah maju gini, tapi masih aja ada yang bikin hidup kayak zaman batu. Kan bisa dilevery food?"

Akay mendengus, jelas kesabarannya mulai menipis. "Dengar, kalau lapar masak sendiri. Kalau nggak mau, ya udah! Jangan ganggu aku!"

Ia lantas kembali fokus pada dokumennya, sementara Aylin mendelik kesal, merutuki nasibnya yang punya suami tanpa rasa belas kasihan.

Aylin tiba-tiba menurunkan kakinya dari meja dan bangkit dari kursi. "Baiklah, kalau begitu aku akan bersenang-senang sendiri."

"Jangan bikin masalah." Akay mengingatkan dengan nada waspada.

"Tentu saja tidak," jawab Aylin dengan senyum penuh misteri sebelum keluar dari ruang kerja.

Akay mengerutkan dahi, merasa firasatnya tidak enak. "Sial, dia pasti berencana melakukan sesuatu yang menyebalkan lagi."

Dan benar saja, tak lama kemudian terdengar suara keras dari dapur. Akay langsung bangkit dengan kesal. "AYLIN! Apa lagi yang kau lakukan sekarang?!"

Akay buru-buru keluar dari ruang kerja dan menemukan Aylin di dapur dengan ekspresi tak bersalah, sementara panci di kompor mengeluarkan asap tipis.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Akay langsung berjalan cepat ke arah kompor dan mematikan api.

Aylin hanya mengedipkan mata dengan polos. "Masak mie instan, karena suamiku pelit."

Akay menatap dapur yang sudah berantakan. Ada bungkus mie yang tercabik, telur yang pecah di lantai, dan entah bagaimana, ada sendok yang nyangkut di ventilasi dapur.

"INI KENAPA DAPURNYA JADI MEDAN PERANG?!"

Aylin mengangkat bahu. "Biasa saja, 'kan? Kau belum pernah lihat dapur setelah wanita cantik memasak?"

Akay memijit pelipisnya. "Aku baru tahu ada orang yang bisa bikin mie instan seberantakan ini."

Aylin cemberut. "Habisnya, tadi aku mau masak telur ceplok, tapi telurnya malah jatuh. Aku coba pecahin yang lain, eh malah terlalu keras. Lalu aku mau aduk mie-nya, tapi sumpitnya licin, jadi sendoknya yang masuk duluan…"

Akay menghela napas dalam-dalam. "Kau benar-benar bocah bau kencur yang tidak bisa diandalkan."

Aylin mendengus. "Huh! Kalau tak suka, jangan makan!"

Akay memandang panci yang isinya nyaris jadi bubur karena terlalu lama direbus. Lalu, dia menatap Aylin yang memasang ekspresi menantang.

"Aku lapar," kata Akay akhirnya.

Aylin tersenyum lebar. "Bagus! Kalau begitu, kau yang masak!"

Akay mengerutkan dahi. "Tunggu. Bukannya seharusnya kau yang masak untuk suamimu?"

"Ya, tapi kau bilang aku tidak bisa diandalkan," balas Aylin dengan senyum jail.

Akay menatap istri kecilnya dengan tatapan tajam, sementara Aylin justru menatap balik dengan penuh kepuasan. Setelah beberapa detik perang tatapan, Akay mendengus dan akhirnya mengambil alih dapur.

"Dasar menyebalkan."

"Terima kasih, suamiku SAYANGG!" Aylin tertawa senang, lalu dengan santai duduk di atas meja dapur, mengayunkan kakinya sambil menonton Akay memasak. Matanya berbinar penuh antusias, seperti anak kecil yang menemukan tontonan menarik.

"Dia jago juga ternyata," pikirnya, tanpa sadar memerhatikan gerakan lincah suaminya mengolah bahan makanan. "Siapa sangka pria menyebalkan ini bisa masak?" Matanya mengikuti setiap gerakan Akay—dari cara dia memotong bahan dengan presisi, menuangkan bumbu dengan takaran sempurna, hingga bagaimana lengan berototnya terlihat saat mengaduk masakan di wajan.

"Astaga… ototnya…" Aylin menggigit bibir, mendadak teringat bagaimana pria itu menumbangkan beberapa siswa hanya dalam hitungan detik. "Secepat dan sekuat itu..."

Akay, yang sejak tadi merasa diawasi, melirik sekilas sebelum menyeringai iseng. "Kenapa? Terpesona, ya?" tanyanya dengan nada menggoda, lalu menyendok kuah untuk mencicipinya. "Aku tampan 'kan?"

Aylin tersentak dari lamunannya. "Sial! Kenapa aku malah ngelihatin dia?!" Wajahnya seketika memanas, tapi tentu saja gengsinya lebih besar. Dengan cepat, dia melipat tangan di dada dan mendelik.

"Najis!" serunya, berusaha terdengar setenang mungkin, meskipun dia tahu telinganya mulai memerah.

Akay terkekeh pelan, seolah bisa membaca pikirannya.

Tanpa berkata lagi, Aylin melompat turun dari meja dapur, lalu berjalan ke meja makan dengan wajah cemberut. "Dasar pria menyebalkan!" gumamnya dalam hati, berusaha mengabaikan debar aneh di dadanya.

Di Meja Makan. Akay

Akay meletakkan dua piring di atas meja makan dengan wajah datar. Ia sudah cukup lelah menghadapi istrinya yang penuh drama sepanjang hari ini.

"Makan."

Aylin mendengus sebelum menyeret kursinya dengan santai, lalu duduk tanpa beban. Begitu melihat makanan yang disajikan, ia menaikkan satu alis. "Cuma ini? Kau nggak punya menu lain?"

Akay melipat tangan di dada. "Itu makanan, bukan dekorasi. Kalau nggak suka, silakan kelaparan."

Aylin mendecih. "Pelit banget." Tapi akhirnya ia mengambil sendok dan mulai makan.

Baru beberapa suapan, Aylin dengan santainya menaikkan satu kakinya ke kursi, duduk dengan posisi seenaknya.

Akay yang baru saja akan menyendok makanannya langsung berhenti. Tatapannya tajam ke arah Aylin. "Turunkan kakimu!"

Aylin hanya mengunyah makanannya tanpa dosa. "Kenapa? Ini lebih nyaman."

Rahang Akay mengatup rapat. "Aylin, ini meja makan, bukan warung pinggir jalan."

Aylin tersenyum penuh tantangan. "Oh, maaf, suamiku SAYANGG. Aku lupa kau orangnya rapi dan beretika tinggi."

Akay menutup mata sejenak, menahan diri agar tidak menyumpahi istrinya sendiri. "Turunkan. Kakimu. Sekarang!"

Aylin justru menaikkan kaki satunya lagi, bersedekap dengan ekspresi menyebalkan. "Nggak mau. Kau bisa apa?"

Akay menghela napas panjang sebelum menatap Aylin tajam. "Kalau begitu, makan di lantai sana. Itu tempat yang pas buat yang nggak tahu sopan santun."

Aylin terkekeh. "Wah, kau tega sekali mengusir istrimu sendiri."

"Istri macam apa yang ikut tawuran, berpakaian nggak bener, nggak bisa masak dan makan kayak preman?" balas Akay cepat.

Aylin menjulurkan lidah. "Istri yang tidak bisa kau ceraikan."

Akay menggeram, sudah hampir kehilangan kesabaran. "Kau sengaja, 'kan, Aylin?"

Aylin mengangkat bahu, mengambil satu sendok nasi dan mengunyahnya dengan puas. "Tentu saja. Aku suka melihat wajah kesalmu."

Akay akhirnya menjatuhkan sendoknya, menyerah. "Ya Tuhan, kenapa kau memberikan cobaan sebesar ini dalam hidupku? Dulu aku pikir istri itu pasangan hidup, bukan tiket menuju neraka kesabaran."

Aylin tertawa kecil, puas karena berhasil membuat suaminya stres sendiri.

Setelah makan malam yang penuh drama, Akay menyandarkan punggungnya ke kursi dengan ekspresi puas. "Sekarang, bereskan meja makannya," perintahnya santai, menatap Aylin yang masih sibuk menyedot sisa minumannya dengan sedotan hingga menimbulkan suara.

Aylin meliriknya sekilas lalu mengangkat bahu. "Ngapain aku yang beresin? Bukan tugas istri," katanya enteng, menaruh gelasnya di atas meja tanpa niat sedikit pun untuk bergerak.

Akay mengangkat alis, tertarik. "Oh, gitu?" tanyanya, menyeringai jail. "Terus, menurutmu tugas istri itu apa?"

...🌟...

..."Sabar itu bukan berarti lemah apalagi kalah, karena sabar membuktikan kekuatan dan kemenangan atas kendali diri." ...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Lusiana_Oct13
Gk tau mau komen apa pokoke keren lah
Lusiana_Oct13
Akhirnya tamat lagi novel nana saya baca makasih sekali lg na 🙏😍❤️
Lusiana_Oct13
lah aneh adek nya yg kalah kok nyalahin si aylin ?? berati adek mu masih di bawah standar aylin 🤭 lagian aylin tak nyruh adek mu untk latihan sampai dia kecelakan dasar oon🤣🤩
Lusiana_Oct13
Lah dia mau balas dendam sama aylin kenapa ya apa adek nya kalah balap cintanya di tolak lgsg bunuh diri 🤭
Lusiana_Oct13
Ngaaaak usaaahhh ngenyellll sok bisa melindungi diri sendiri ay si akay aja pake ank buah ny yg banyak apa lg km cm sendiri gk usah byk gaya nurut sama akay sudah 🤣🤣🤣😤😤😤
Lusiana_Oct13
lah pintu kamr mandi bukan nya di kunci ta sama ay kok bisa masuk akay ???
Lusiana_Oct13
Alaaaahhhhh cape dech basik di lepasin terus dah tau bini nya da mau mati di tangan ank buah winda 😤😤😤😤
Lusiana_Oct13
Lah kapan ayline mengahalang jalan dia emg sakit jiwa ni si winda 😤😤😤
Lusiana_Oct13
Uhuuuuuyyyyyyyyy yg di tunggu² akhirnya muncullll🤣🤣🤣🤣
Lusiana_Oct13
Pernah baca kisah mereka tapi lupa di novel apa 🤭
Lusiana_Oct13
Ini kanaya yg sama gk sich Na dgn di novel km yg judulnya DIBELI TAKDIR ???
🌠Naπa Kiarra🍁: Nggak, Kak.🤗
total 4 replies
Lusiana_Oct13
Na kok aylin sekolah terus gk ada hari libur nya ya 😃😃😃 di akay juga sama kyk ni novel kerja rodi ya na 🤣🤣🤣🤣
Lusiana_Oct13
Lah winda da emak nya jdi pelakor ank nya juga mau jadi palkor 🤭🤭🤭
Lusiana_Oct13
😃😃😃😃😃😃😃😃
Lusiana_Oct13
Kenepa lah si nenek gk bikin surat juga buat si aylin klo dia meningakin akay ato kabur wasiat ilang 😃😃😃
Lusiana_Oct13
Kenapa nenek cepat kali pergi nya 😢
Lusiana_Oct13
maaf ya na sekarang baru saya gaskennn baca nya 😃😃😃
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih, Kak🤗🙏🙏
total 1 replies
Lusiana_Oct13
Padahal NOVEL Nana saya sudah baca yg pertama KUPU² MALAM TAPI MASIH PERAWAN itu saya baca thn lalu kok saya gk lanjut ke novel berikut nya ya ah jadi neselll
limah
bagus🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Diana Dwiari
begitulah wanita,harus terjawab semua yg ada di pikiran nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!