NovelToon NovelToon
Peran Pendukung Perempuan Ingin Hidup

Peran Pendukung Perempuan Ingin Hidup

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Hari Kiamat / Transmigrasi / Antagonis
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: YukiLuffy

Lana Croft, seorang mahasiswi biasa, tiba-tiba terbangun sebagai tokoh antagonis kaya raya dalam novel zombie apokaliptik yang baru dibacanya. Tak hanya mewarisi kekayaan dan wajah "Campus Goddess" yang mencolok, ia juga mewarisi takdir kematian mengerikan: dilempar ke gerombolan zombie oleh pemeran utama pria.

Karena itu dia membuat rencana menjauhi tokoh dalam novel. Namun, takdir mempermainkannya. Saat kabut virus menyelimuti dunia, Lana justru terjebak satu atap dengan pemeran utama pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Pagi hari terasa dingin dan berat. Setelah sarapan kilat yang disiapkan dalam keheningan, anggota tim tempur Vanguard mengenakan perlengkapan pelindung mereka. Mereka bergerak cepat, mengisi dua SUV Armored Tactical yang telah dimodifikasi—kendaraan tempur sejati.

Lana, mengenakan celana kargo dan jaket tactical baru—yang tentu saja harganya selangit—dengan hati-hati membawa tas ranselnya yang berisi persediaan medis dan makanan. Ia melirik mobil pertama, di mana Lucas, Riley, Ben, dan Sam sudah bersiap. Ia berusaha melangkah ke sana, tetapi sebuah tangan yang kuat mencengkeram lengan kirinya.

"Kau ikut aku," perintah Kael, suaranya dalam dan tidak menerima penolakan.

"Aku bisa naik bersama Riley—" Lana mencoba memprotes.

"Tidak ada diskusi," potong Kael singkat, lalu menarik Lana ke mobil kedua. "Alex, kau yang menyetir."

Lana akhirnya duduk di kursi belakang bersama Kael. Alex si pengemudi dan Mike (yang menggantikan Sam di menit terakhir) di depan. Lana segera merapat ke jendela, mencoba membuat jarak selebar mungkin, seolah Kael adalah magnet yang menarik bencana.

Mobil meluncur keluar dari Enklave. Dalam waktu satu jam, jalanan beton yang terawat di Seattle berganti menjadi kekacauan pasca-apokaliptik.

Lana menatap ke luar. Jalan tol Interstate 5 yang sepi dipenuhi bangkai mobil, noda darah kering, dan—yang paling mengerikan—sosok-sosok pucat dan compang-camping yang terseok-seok. Beberapa dari mereka, mendengar deru mesin SUV, mulai berbalik dan meraung.

Melihat kengerian itu secara langsung, Lana merasa perutnya mual. Ini nyata. Bukan fiksi.

Kael, yang diam-diam mengamati gadis di sebelahnya, tiba-tiba menarik Lana menjauh dari jendela.

"Hati-hati," bisik Kael, kemudian tanpa ampun menarik pinggang Lana hingga gadis itu terperangkap di antara tubuhnya dan sandaran kursi.

"Kael! Lepaskan aku!" Lana panik, berjuang untuk melepaskan diri dari lengan baja pria itu.

Dalam upaya berontak, ia tidak sengaja menyentuh sisi tubuh Kael. Pria itu menahan napas sesaat, sebuah desahan tertahan lolos dari bibirnya.

"Diam," suara Kael menjadi serak, penuh perintah yang gelap. "Di sini banyak guncangan. Kau akan aman jika kau diam di sini."

Lana merasakan ketegangan yang asing dari tubuh Kael. Ia merasakan bahu tegap itu mengeras, dan lengan yang melingkari pinggangnya semakin erat. Jantungnya berdetak liar. Alex dan Mike di depan pura-pura tidak mendengar apa-apa, fokus pada jalur lurus.

Menyadari bahwa perjuangan itu sia-sia dan malah memicu reaksi yang aneh, Lana menyerah. Ia bersandar, membiarkan dirinya terkunci dalam pelukan Kael. Kehangatan tubuh Kael, aroma mint dan kulit yang kuat, entah mengapa terasa seperti pelindung yang tak tertembus.

Merasa aman di tengah bahaya, Lana tak sadar bahwa ia telah tertidur pulas dalam pelukan pria yang paling ia takuti.

Lana terbangun di tengah hari, guncangan mobil dan kerongkongan yang kering menariknya kembali ke kesadaran. Ia terkejut setengah mati mendapati dirinya bersandar nyaman di bahu Kael, dengan selimut tipis menyelimutinya. Kael sendiri terlihat santai, matanya fokus pada peta digital di tangannya.

"Sudah bangun? Itu tidur yang panjang," ujar Kael, suaranya kini kembali normal, santai, dan lembut—hanya untuknya.

Wajah Lana memerah karena malu. Ia dengan cepat mencoba duduk tegak, tetapi Kael menahannya dengan satu tangan.

"Jangan buru-buru. Aku sudah menyiapkan ini."

Kael menyodorkan kotak makanan portabel berisi sandwich isi daging asap, beberapa potong buah beri segar, dan sebotol air dingin.

Melihat betapa terawatnya makanan itu, seolah ia sedang berpiknik dan bukan di tengah kiamat, hati Lana terasa hangat. Dia terlalu baik padaku.

"Terima kasih," bisik Lana, mulai mengunyah.

Kael menatap Lana yang makan dengan lahap, pipinya mengembung. Sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Kau terlihat seperti hamster kecil saat makan," Kael berkomentar pelan, senyum yang sangat jarang ia tunjukkan.

Pujian aneh itu membuat jantung Lana bergetar. Ia menatap mata Kael, yang bersinar penuh perhatian. Tuhan, pria ini terlalu mempesona. Jika ia terus bersikap seperti ini, aku pasti akan jatuh.

Perasaan manis itu segera dibayangi oleh rasa takut yang dingin. Tidak boleh. Pria ini adalah takdir burukku. Aku harus menjaga jarak. Aku tidak bisa menjadi antagonis gila yang akan dimakan zombie.

Tekadnya kembali mengeras, menutupi rasa takutnya. Ia harus menggunakan perjalanan ini untuk beradaptasi, bukan untuk jatuh cinta.

Menjelang senja, konvoi mereka tiba di sebuah persimpangan jalan kecil yang menuju ke utara—jalur yang jarang digunakan. Kael memerintahkan kedua mobil untuk berhenti di sebuah kota kecil yang terlihat seolah waktu berhenti sejak dua hari lalu.

"Kita bermalam di sini. Bersihkan perimeter. Dua tim masuk, dua tim jaga luar," perintah Kael, sambil membuka pintu mobil.

Kael melompat keluar, lalu berbalik dan meraih tangan Lana, menempatkannya tepat di belakangnya.

Mendengar suara langkah kaki yang terseret dan geraman rendah yang semakin keras, Lana mendongak. Di depannya, selusin zombie dengan kulit kebiruan dan cairan tubuh kental memenuhi jalan. Salah satunya, dengan mata keruh dan sebagian wajah hilang, melangkah menuju mereka.

Bau busuk yang menusuk, campuran darah, kotoran, dan kematian, langsung menyerang indra Lana. Wajahnya langsung pucat pasi. Lututnya terasa lemas. Perutnya bergolak, dan ia terpaksa menutup mulutnya dengan tangan agar tidak muntah.

Mereka... mereka menjijikkan.

Rasa takut yang luar biasa merampas seluruh kendali atas tubuhnya. Ia telah mempersiapkan dirinya, tetapi tidak ada yang bisa menyiapkan Anda untuk kenyataan.

"Lana, di belakangku," perintah Kael, tetapi tangannya sudah bergerak.

CRACKLE!

Petir ungu terang meledak dari telapak tangan Kael, menyebar cepat membentuk jaringan listrik yang sempurna. Semua zombie di depannya jatuh ke tanah, tubuh mereka mengepulkan asap. Bau busuk mayat bercampur bau ozon terbakar.

Lucas, yang berada di mobil lain, segera melompat keluar, tangannya diselimuti api jingga yang stabil. WHOOSH! Ia mengirimkan bola api besar ke arah kerumunan kecil di sisi lain jalan.

"Giliranku!" seru Riley, tangannya bergerak cepat. Ia memfokuskan energi airnya, menciptakan semburan tajam seolah pedang yang menusuk kepala dua zombie yang terlambat bereaksi.

Sementara Ben (Kemampuan Logam) dan Alex (Kemampuan Angin) dengan cekatan menggunakan kekuatan mereka untuk memotong dan mengendalikan sisa-sisa ancaman, Lana hanya berdiri di tempat, terpaku.

Ia gemetar. Ia tidak bisa bergerak. Ia bahkan tidak bisa mengangkat tangannya untuk menggunakan pisau mahal yang ia beli.

Aku gagal. Aku bahkan tidak bisa menghadapi mereka. Keputusasaan melanda Lana.

Kael, setelah memastikan sekelompok zombie di depannya benar-benar mati, menoleh dan melihat Lana. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca karena ketakutan.

"Kalian amankan perimeter! Aku akan urus bangunan ini," perintah Kael. Ia tidak membuang waktu untuk menenangkan Lana. Ia hanya mencengkeram bahu gadis itu, menyeretnya ke belakang punggungnya.

"Mike, kau tetap bersamanya. Pastikan dia aman. Jangan biarkan dia sendirian," perintah Kael pada Mike.

"Siap, Kapten!"

Setelah lebih dari satu jam pertempuran dan pembersihan yang teliti—kali ini menggunakan senjata dingin untuk menghemat energi—semua zombie di area itu telah dieliminasi.

Mereka menemukan sebuah balai kota tua yang memiliki tiga lantai. Bangunan itu kokoh dan memiliki jendela yang relatif sedikit.

Lana, yang kini sudah sedikit pulih, segera mengambil alih dapur. Bersama Riley, ia membersihkan panci dan mulai memasak. Aroma nasi yang dimasak dengan sosis dan rempah-rempah segera menyebar, memberikan sedikit kenyamanan di tengah neraka.

Setelah makan malam, kelelahan total menyerang. Mereka menetapkan jadwal jaga. Di balai kota tua itu, setiap orang mendapat satu ruangan untuk beristirahat.

Lana menyelinap ke kamar yang ditugaskan padanya, langsung mengunci pintu, dan bersandar di sana. Aku harus lebih kuat. Besok, aku tidak akan hanya berdiri dan gemetar.

Malam itu, dengan bunyi geraman zombie di kejauhan, Lana tertidur dengan mimpi buruk yang dipenuhi kilatan ungu dan wajah-wajah busuk.

1
Yusnani Tungkal
cerita bagus banget,, di tunggu up nya Thor
Miss Marsini
up nya yg banyak dong thor ceritanya seru👍
Herli Yani
knpa lemah banget cewe nya Thor buat lana. jadi kuat thor
**Maulina**
thor up dong 🤭
Dwi Supraptisih
lanjutkan cerita yh..ak suka...
nur janah567
🙏🙏🙏🙏 di buat ringan aj biar nudah di mengerti contoh
mendengar konpirmasi
jadi
mandengar ucapan itu
nur janah567
ceritanya bagus cukup menarik . tapi kata kata di bikin ringan saja simple dam mudah di mengerti baki kami yg awam kata intelek kadang gk ngerti thor
Fitri R
lanjut
Dewi hartika
sip siap melawan zombie dan rintangannya lanjut semangat up-up nya😁😁🙏🙏
Dewi hartika
jadi neh makin lengket kael ama lana,baik masih panjang perjuanga kalian,nanti jangan mudah tergoyah dan tergoda lanjuuut..😁😁🙏🙏
Fitri R
lanjut
Dewi hartika
ini nech bibit pelakor, Hati-hati lana ada calon pelakor datang ingin merebut kael,jangan bikin kendor lawan dan hempaskan 😁😁🤭🤭lanjutt🙏🙏
**Maulina**
thor up yg banyak dong 🤭
Dewi hartika
jangan takut lana kael pasti tidak akan tergoda dengan wanita lain,karna cuma kamu yang ia cintai dan posesif padamu,sebab ceritanya berubah karna kehadiranmu lana,ok up up banyak thor
Dewi hartika
serunyaaaa penasaran lanjut di tunggu up datenya thorr🙏🙏
Fitri R
lanjut
BONBON
lanjut kk, awas drop. sejauh ini cerita beginian bnyk yg kgk selesai 😭
Dewi hartika
cerita menegangkan dan romantis juga,sip lanjuuutt🙏🙏
Fitri R
lanjut thor semangat
Yusnani Tungkal
lanjut Thor up nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!