Ratu Maharani, gadis 17 tahun yang terkenal bandel di sekolahnya, dengan keempat sahabatnya menghabiskan waktu bolos sekolah dengan bermain "Truth or Dare" di sebuah kafe. Saat giliran Ratu, ia memilih Dare sebuah ide jahil muncul dari salah satu sahabatnya membuat Ratu mau tidak mau harus melakukan tantangan tersebut.
Mau tahu kisah Ratu selanjutnya? langsung baca aja ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Angkasa dan Mika masih menunggu Ratu dan sahabatnya masuk, begitu sosok ke-tiganya mulai menjauh, baru Angkasa mulai menghidupkan mesin motornya lagi dan bergegas masuk kedalam halaman sekolah dengan Mika masih berpegangan erat pada Angkasa yang sedang mengendarai motornya.
Meski duduk berdua di motor, pikiran mereka melayang ke arah yang sangat berbeda. Mika teringat saat Nathan membuka helmnya; pesona Nathan begitu mencuri perhatian, termasuk dirinya yang tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
“Siapa sih, sebenarnya Nathan itu? Dia benar-benar berbeda. Bukan cowok sembarangan, dan terlihat sangat berkelas. Gue yakin dia pasti lebih kaya dari Angkasa. Sial, kenapa ya? Ratu selalu beruntung dan selangkah di depan gue,” gumam Mika dalam hati, wajahnya sedikit cemberut.
Di sisi Angkasa, hatinya dipenuhi rasa cemburu yang sulit ia kendalikan. "Kenapa gue merasa kehilangan sesuatu yang seharusnya milik gue?" pikirnya getir. Tatapannya tajam, tanpa sadar genggaman tangannya di setang motor semakin kuat, meluapkan amarah yang membara di dalam dada.
Begitu sampai di area parkir angkasa langsung memarkirkan motornya. Mika gegas turun dari lalu berusaha memasang wajah manisnya seperti biasa.
"Yok sayang kita masuk, tar lagi pasti udah bel masuk," ajak Mika lembut sambil tersenyum manis pada Angkasa.
"Kau duluan saja, gue masih ingin di sini!" tegas Angkasa dengan nada datarnya.
Mika yang paham kenapa Angkasa jadi dingin gitu menahan rasa kesalnya pada Ratu.
"Kenapa sih! Susah banget buat Angkasa move on!" gumam Mika dalam hati.
"Cepat sana masuk! Ngapain masih begong di sini!" lanjut Angkasa yang melihat Mika belum juga beranjak dari tempatnya.
"Lo, kenapa sih! Selalu saja ketus sama gue? Move on Angkasa Ratu sudah melupakan lo!" ucap Mika dengan nada kesalnya.
"Itu, bukan urusan lo, cepat sana pergi Mika, jangan ngangu gue!" jawab tegas Angkasa sambil menatap tajam Mika yang juga sedang menatapnya.
"Lo pacar Gue sekarang Angkasa! Jadi gue minta lo lupakan tuh Ratu, apa lo gak mikirin perasaan gue, hah!" bentak Mika tak terima dengan ucapan Angkasa.
"Ck! Jangan menuntut lebih Mika, kau jelas tahu apa jawabannya! Jadi stop protes dan nurut ya!" balas Angkasa dengan sedikit penekanan.
"Ini belum selesai Angkasa, kita perlu meluruskan semua ini, jam Istirahat nanti kita jumpa di tempat biasa," pinta Mika lalu langsung berbalik badan dan pergi tanpa menunggu persetujuan dari Angkasa, Mika melangkah cepat sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Hm, kenapa gue, malah terjebak sama wanita model Mika sih?" gumam Angkasa pelan sambil meraup wajahnya frustasi.
Sedangkan di dalam kelas, Ica dan Della terus menggoda Ratu dan Nathan.
"Cie cie ada yang tak rela nih, ayang nya di lirik cewek lain," goda Ica sambil menyenggol bahu Ratu pelan, yang kini sudah menelengkup kan wajahnya ke atas meja, dengan kedua tangannya yang dilipat sebagai bantalannya.
"Kalian berdua bisa diam tidak, sih! Berhenti menggoda gue!" jawab Ratu tanpa menatap wajah kedua sahabatnya itu.
"He he ya, deh tapi janji dulu, cerita kapan kalian jadiannya?" pinta Della dengan serius.
Ratu akhirnya menegakkan tubuhnya lalu memasang wajah seriusnya.
"Ok, tapi janji kalian bisa menjaga rahasia ini ya!" ujar Ratu menatap keduanya bergantian. Ica dan Della saling tatap sebentar lalu kompak mengangguk setuju.
"Siap, cepat cerita!" lanjut Ica tak sabaran.
Ratu mengerakkan jari tangan memberi kode untuk merapatkan diri ke padanya, keduanya langsung mendekat, Ratu tersenyum kecil lalu mulai membisikan sesuatu.
"Sebenarnya gue dan Nathan akan menikah dalam waktu dekat ini," bisik Ratu.
"What?" Ceplos Ica dan Della spontan dengan suara sedikit lantang, membuat seisi kelas menoleh ke arah mereka bertiga.
Tak terkecuali Mika yang baru saja Masuk kelas kini menatap ke tiga mantan sahabatnya itu dengan perasaan campur aduk, antara kesal, iri, benci dan juga rasa rindu akan kebersamaan.
Ratu buru-buru membekap mulut keduanya dengan cepat sambil menatap tajam, Ica dan Della. Keduanya langsung membulatkan matanya lebar sambil melepas paksa tangannya Ratu dari mulut nya masing-masing.
"Kenapa pada teriak sih?!" kesal Ratu.
Keduanya hanya bisa nyengir, "Maaf, habis kita terkejut," jawab Ica masih dengan senyum jahilnya.
"Tapi, lo serius mau nikah muda?" bisik Ica pelan.
Ratu mengangguk pelan, "Sudah ah, nanti kita lanjut lagi tuh Bu Fani di depan pintu," ujar Ratu serius lalu langsung bergegas duduk di kursinya, keduanya langsung menoleh kebelakang benar saja di ambang pintu Bu Fani sudah berdiri dengan garang menatap satu persatu murid di dalam kelas itu.
Ica dan Della gegas merapikan penampilannya lalu juga ikut duduk dengan tenang.
"Pagi anak-anak," ucap Bu Fani lantang.
"Pagi Bu!" jawab mereka serentak.
"Saya di sini mengantikan ibu Nurul yang tidak bisa hadir karena sedang berhalangan. Jadi saya diamanahkan oleh ibu Nurul untuk memberikan kalian tugas,"
"Yah!" Seru semua murid yang malas mengerjakan tugas.
"Sutt! Jangan berisik saya belum selesai, kerjakan soal halaman 22-23 dari nomor 1 sampai 15, lalu kumpulkan pada ketua kelas dan antar kan ke meja saya, paham!"
"Paham Bu," jawabnya serentak.
Seperti biasa Bu Fani yang sudah sangat hafal dengan kenakalan Ratu, Ica dan juga Della menatap tajam ketiganya.
"Ratu, Ica, Della! Jangan coba-coba bolos! Ini perintah langsung dari Tuan muda Nathan," ujarnya pelan yang kini sudah berada di depan meja Ratu.
"Tenang Bu Fani, kita tidak akan kemana-mana ya kan, Ica, Del?" jawab Ratu santai. Meski sebenarnya dalam hati sedang menggerutu kesal terhadap Nathan.