Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.
Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.
Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.
Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.
Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?
Baca episodenya hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Stevi
"Non Lisa," panggil bi Sum setelah beberapa kali mengetuk pintu.
"Masuk, Bi," jawab Lisa dengan suaranya yang masih serak.
Bi Sum pun masuk kedalam dan menyampaikan apa diperintahkan oleh tuannya.
"Non, ditunggu sama Tuan diruang makan. Beliau bilang ada yang ingin beliau bicarakan,"
"Lisa lagi nggak enak badan, Bi. Bibi tolong sampaikan kembali sama Papa!" pinta gadis itu.
"Baik, Non. Emm ... apa Non membutuhkan sesuatu?" tanya bi Sum sebelum pergi dari sana. Wanita paruh baya itu merasa khawatir melihat mata Lisa yang masih merah dan bengkak. Ingin sekali dia memeluknya.
"Tidak, Bi. Nanti kalau Lisa butuh, Lisa telepon Bibi," jawab Elisa seraya tersenyum tulus.
"Baiklah kalau begitu, Bibi turun ya, Non?" pamitnya kemudian keluar dan menutup pintu kamar Lisa.
Setelah dari kamar Lisa, bi Sum kembali menemui tuannya yang sedang sarapan bersama istri dan putri pertamanya.
"Permisi Tuan, Non Lisa nya sedang tidak enak badan. Jadi tidak bisa turun," kata Bi Sum.
"Ya sudah, kalau begitu. Bibi antarkan makanannya ke kamar saja!" perintah Hanggara.
"Baik, Tuan," bi Sum lalu pergi ke belakang untuk menyiapkan makanan untuk Elisa.
Bagaimanapun juga Lisa adalah putrinya juga. Hanggara pun juga ingin membangun hubungan baik dengan putri keduanya, tapi entah kenapa, selalu ada saja masalah yang gadis itu perbuat. Begitulah pandangannya selama ini.
Sebagai seorang ayah ia sangat menginginkan putrinya bersikap lembut, penurut dan anggun serta penuh kasih seperti Stevi.
Tapi dimata Hanggara, Lisa sangatlah kasar, terkesan tidak mau mendengar nasehatnya dan juga pembangkang. Lebih-lebih setelah mendengar kabar bahwa putrinya sering dibawa ke hotel oleh para bos besar. Juga tentang rumor Lisa yang pernah melakukan ab*rsi.
Rasanya, semakin hilang kepercayaannya pada gadis itu. Sementara setiap ia ingin menyelediki tentang kebenarannya, Stevi selalu memasang badan, menawarkan diri dan dengan manis memastikan bahwa dia bisa menyelediki.
Namun dasar ia adalah wanita dengan seribu akal bulus, dengan mudahnya ia membuat ayahnya mempercayai segala ucapannya.
Dan lihatlah wajah manisnya yang pandai menarik perhatian itu.
"Biar Stevi saja, Pa. Stevi juga ingin meminta maaf karena telah mengganggunya kemarin siang. Mungkin Lisa masih marahan sama Stevi, gara-gara Stevi, Papa dan Mama jadi menamparnya kemarin," kata Stevi lembut, tapi sukses membuat hati Bi Sum yang masih ada disana menjadi ikut sakit membayangkan bagaimana nona kesayangannya ditampar oleh kedua orang tuanya.
"Sayang, sudahlah. Sesekali adikmu memang harus diberi peringatan keras. Dia sudah dewasa Stevi, jangan memanjakannya terus. Sekarang sebaiknya kau persiapkan dirimu dengan baik. Bukankah kau akan pergi ke gedung utama perusahaan Tuan Morgan? Kemarin Papa dengar, putranya baru saja diperkenalkan disana dan akan menyandang status sebagai pimpinan tertinggi perusahaan itu. Semoga kau beruntung, Nak," ucap Hanggara seraya tersenyum.
Ia memang bangga sekali pada Stevi, karena putrinya itu telah banyak berhasil menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan berbagai perusahaan.
Dan hari ini, rencananya ia sebagai perwakilan dari perusahaannya juga wakil dari ayahnya, akan datang untuk menyambung tali silaturahmi diantara kedua perusahaan itu. Juga sebagai ucapan selamat datang pada calon pimpinan baru perusahaan raksasa Asia.
Stevi sangat bersemangat sekali, meski ia belum tahu seperti apa rupa tuan muda dari keluarga Wiratmadja saat ini, tapi ia yakin jika lelaki dari keluarga itu pastilah tidak mengecewakan. Ia sudah mempersiapkan dirinya, dengan segala pesonanya dan juga bibir manisnya untuk memenangkan hati lelaki yang biasa disebut Tuan Muda itu.
"Baiklah, Pa. Stevi berangkat dulu. Doakan saja Stevi bisa mengenal tuan muda itu dengan baik," pintanya seraya tersenyum manis pada ibu dan ayahnya.
Baguslah jika Lisa sakit, setidaknya dia tidak perlu mengacaukan pertemuanku dengan tuan muda itu hari ini. Aku akan berusaha semaksimal mungkin agar tuan muda itu tergila-gila padaku.
Stevi menyeringai seraya melirik ke arah kamar adiknya.
"Papa dan Mama akan selalu mendoakan mu, Nak. Gadis yang baik seperti mu pasti akan mendapatkan kesempatan dan keberuntungan yang baik,"
"Ya sudah Stevi berangkat dulu, Pa," ujarnya lalu mencium tangan kedua orang tuanya.
Stevi melangkahkan kakinya dengan anggun meninggalkan ruang makan seraya menenteng tasnya dan juga membawa sebuah paper bag besar.
Sementara Hanggara dan istrinya menatapnya penuh kekaguman. Ya, Stevi si anak manis dan penurut dimata mereka. Tidak pernah mengatakan tidak jika mereka memintanya melakukan sesuatu. Sangat berprestasi sewaktu sekolah dan juga sekarang sangat bisa membanggakan. Reputasinya sangat baik di kalangan bangsawan.
Stevi mengemudikan mobil pribadinya keluar dari halaman rumah, ia bersenandung ria sambil mengemudikan mobilnya.
Sungguh perasaannya sangat baik saat ini. Ia memakai blouse berwarna creme dengan belahan dada yang sedikit turun, menggunakan rok pensil dengan panjang diatas lutut serta jas yang press body, membuat penampilannya sangat sempurna pagi ini. Bukan hanya sempurna, bahkan penampilannya sangat menggoda dan membuat para lelaki memujanya seketika.
hmm🤔, bisa jdi sih..atau mngkin kembaran stevi kh!!??