Suatu malam, Kaila datang ke pesta kelulusan angkatan seniornya. Mantan kekasihnya, Hansel, laki-laki biasa yang mencampakkan dirinya begitu saja itu juga merupakan salah satu mahasiswa angkatan akhir. Hansel tiba-tiba diberikan minuman yang sudah diobati, oleh salah satu mahasiswi yang sudah mengincar cintanya. Naas, Hansel malah melampiaskan efek obat tersebut kepada Kaila. Sialnya lagi, malam itu juga, Hansel harus pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan bisnis keluarganya.
Bagaimanakah masa depan Kaila selanjutnya?
Apakah Hansel akan kembali, ataukah ada laki-laki lain yang akan menerima masa lalu Kaila?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Hansel Minta Kopi
Sore harinya, Kaila baru selesai mandi saat terdengar suara ketukan di pintunya. Dia melirik ke arah Gavin sebelum melangkah keluar kamar untuk membuka pintu.
Ketika membuka pintu, Kaila terkejut karena yang berada di depan pintunya adalah seorang polisi. Ada apa sebenarnya, pikir Kaila.
“Selamat sore Nona, kami kesini untuk mengawal tersangka kasus korupsi di Pt Sky Company untuk bertemu dengan Anda, sebelum kami membawanya ke kantor polisi,” kata seorang petugas polisi tersebut lalu menggeser tubuhnya kesamping dan tampaklah keberadaan Mona, yang ternyata ada dibalik tubuh pak polisi tersebut.
“Mbak Mona?” tanya Kaila, kaget dan bingung.
Dengan tertunduk malu, Mona lalu mendekat kearah Kaila. “Kaila, aku meminta maaf dengan sepenuh hatiku. Aku mohon maafkan aku karena sudah menjebakmu memalsukan data kemarin,” ucap Mona sambil menangis.
“Apakah kamu mau memaafkan aku Kay?” ucap Mona lagi, lantas menyentuh tangan Kaila. Polisi yang sejak tadi mengawasi di samping Mona, segera menarik lengan Mona yang sudah diborgol.
“Baiklah, saya rasa sudah cukup. Kalau begitu saya permisi, nona,” kata petugas polisi itu lalu menggiring Mona masuk ke dalam mobil polisi.
Kaila masih belum mengerti dengan yang terjadi barusan. Dia bahkan belum mengucapkan kata apapun lagi kepada Mona, tapi Mona malah sudah diseret oleh polisi tadi.
Saat matanya mengikuti arah polisi dan Mona menuju mobil polisi. Disanalah dia melihat, ada Hansel di seberang jalan rumahnya, sedang berdiri di samping mobilnya, yang juga tengah menatap ke arah Kaila.
Kaila membeku dan langsung merasa takut jika Hansel datang ke sana untuk mengambil Gavin.
Sedangkan Hansel, sedang memikirkan hal lain saat menatap Kaila. Dipandanginya baju daster yang dikenakan oleh Kaila, yang hanya sebatas lutut dan tidak berlengan. Kulit putih mulusnya bersinar terkena bias cahaya senja. Dan apa itu? Bagian dadanya terlihat menyembul keluar dan sangat tampak lebih besar dari dahulu saat Hansel pernah menyentuhnya.
“Kenapa dia terlihat sangat berbeda? Sangat cantik,” pikir Hansel. “Apa karena dia baru saja melahirkan?”
“Astaga,” gumam Hansel pelan, sambil menggelengkan kepalanya. Kaila melihatnya, tapi masih dalam mode takut jika Hansel datang dan mengambil Gavin.
“Tuan, kita bisa berangkat sekarang.” Ucapan pak polisi tadi mengalihkan pandangan Hansel dari Kaila. Hansel lantas mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Tidak lama kemudian, kedua mobil tersebut berlalu meninggalkan kediaman Kaila.
“Huufthhh…” Kaila langsung bernapas lega.
“Sebenarnya apa yang terjadi di perusahaan tadi ya?” tanya Kaila, seraya masuk kedalam rumahnya dan menutup pintu serta menguncinya. Dia masih kepikiran Hansel yang tiba-tiba muncul tadi.
“Sebaiknya aku tanya Nadia.”
Kaila langsung masuk ke kamar dan meraih ponselnya. Lalu mencari nama Nadia dan langsung meneleponnya.
“Halo..” kata orang dibalik telepon.
“Halo Nadia.. apa kamu sedang sibuk?” tanya Kaila, basa basi.
“Kay.. apa tadi Mona sudah meminta maaf sama kamu?” tanya Nadia, membuat Kaila tambah bingung.
“Iya. Kenapa kamu bisa tahu?” Kaila balik bertanya.
Terdengar suara tertawa di seberang telepon. “Apa kamu tahu. Tuan muda menyuruh Mona untuk meminta maaf sama kamu sebelum di masukkan ke penjara,” jelas Nadia, terdengar sangat senang.
“Apa? Penjara? Nadia, aku benar-benar bingung. Kenapa Mbak Mona sampai di penjara?” Kaila benar-benar penasaran.
“Mona sudah menjebakmu, memalsukan nama-nama pelaku korupsi di perusahaan yang ada di dalam flashdisk,” sahut Nadia.
“Tuan muda sudah menangkap mereka semua. Mereka dipecat dan di jebloskan ke penjara. Termasuk Rinda. Akhirnya Mona dapat karmanya juga karena sering menindas anak magang selama ini,” lanjut Nadia lagi.
Kaila ingat bahwa Rinda yang menyerahkan flashdisk itu kepadanya. Ternyata, Rinda juga bersekongkol dengan Mona.
“Baiklah Nadia, terimakasih informasinya, ya,” ucap Kaila.
“Besok kamu masuk kerja, kan?” tanya Nadia.
“Iya,” jawab Kaila.
“Baiklah Kay, sampai jumpa besok,” kata Nadia lagi lalu telepon pun mati.
Entah seperti apa kejadian di perusahaan tadi. Tidak bisa Kaila bayangkan apa yang terjadi pada Mona. Kenapa dia harus berbuat jahat di perusahaan sehingga harus menerima hukuman seperti ini.
Asik melamun, sampai-sampai Kaila ketiduran. Dua malam berada di rumah sakit membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Apalagi Gavin yang rewel saat malam hari.
***
Keesokan paginya, Kaila memulai aktivitas seperti biasanya. Membawa Gavin kerumah Tante Sandra, lalu segera meluncur ke perusahaan.
Ketika sampai di ruangannya, sudah tidak tampak lagi kehadiran Mona dan Rinda. Kali ini, tidak ada lagi yang menyuruhnya untuk membuatkan kopi setiap Kaila baru sampai ke ruangannya seperti yang biasa Mona lakukan.
“Selamat pagi, Kaila..” sapa Nadia, tersenyum kepada Kaila.
Kaila membalas tersenyum dan memandang ketiga teman yang lain di dalam ruangan, semuanya tampak tersenyum juga padanya.
“Apa ada yang butuh kopi?” tanya Kaila pada mereka. Mereka semua pun langsung tertawa bersama.
“Kay, maafkan kami, ya. Sebenarnya kami tidak pernah berniat menyuruhmu membuatkan minuman setiap pagi,” kata salah satu dari mereka, bernama Fadlan. Fadlan, satu-satunya laki-laki di ruangan mereka.
“Benar, Kay. Itu semua karena Mona. Dia selalu suka mengerjai anak magang disini,” sahut yang lain.
“Sudah tidak apa-apa. Sebenarnya aku juga tidak keberatan kok. Membuatkan kopi tidak membuatku lelah,” kata Kaila, sambil tersenyum. Ucapan Kaila tersebut telah didengar oleh Hansel, ketika dia dengan sengaja melintas di depan ruangan Kaila secara perlahan. Ingin menguping rupanya.
Ketika masuk ke dalam lift, Hansel berkata pada Dika. “Suruh dia membuatkan kopi untukku.”
“Dia siapa?” tanya Dika.
“Ck. Kenapa sekarang kamu menjadi lemot,” Hansel menjadi kesal.
Dika hanya tertawa. Dia melihat sejak tadi, Hansel sangat memperhatikan Kaila karena saat Kaila masuk ke lobi sebelumnya, mereka berada di belakangnya tapi Kaila tidak sadar. Dika malah berharap Hansel benar-benar kembali pada Kaila dalam hubungan yang sebenarnya. Bukan hubungan pura-pura seperti dahulu. Karena hanya ingin menghindari para gadis kampus yang mengejarnya, Hansel pun sengaja memacari Kaila. Dan memang usaha itu tidak sia-sia, karena para gadis tersebut pun mulai berhenti mendekatinya ketika tahu bahwa Hansel sudah memiliki kekasih di kampus mereka.
Tapi bayi itu milik siapa? Apa Kaila sudah menikah? Dika jadi berperang dalam pikirannya.
“Aku harus menyelidikinya,” batin Dika.
Saat mereka sampai dilantai sepuluh, telah berdiri seorang Mika yang menyambut di depan pintu ruangan dengan senyum merekah dengan bibir berwarna merah.
Dia mengenakan kemeja berwarna merah darah ketat dengan kancing yang sengaja dibuka di bagian dada, serta rok mini ketat nan sexy. Blazer-nya sengaja dia sangkutkan di belakang bahunya tanpa dikenakan. Bagian alas kakinya mengenakan high heels berwarna merah pula. Wow sangat maksimal.
Namun sayangnya, Hansel sama sekali tidak melihatnya. Hanya meliriknya sekilas. Namun, jangan lupakan Dika yang sudah melotot melihat usaha Mika yang tak pernah pudar demi mendapat perhatian sang Bos sekaligus sahabatnya itu.
“Wah Mika.. kamu maksimal sekali hari ini,” cibir Dika.
Tapi Mika tidak menanggapinya, dia pun mengikuti mereka masuk ke dalam ruangan sambil membawa berkas pekerjaannya.
“Tuan. Hari ini kita ada pertemuan dengan klien dari Kuala Lumpur jam sepuluh, dan jam dua siang ada acara makan siang dengan investor dari Singapore,” kata Mika, saat Hansel sudah duduk di kursi kebesarannya. Mika mulai melakukan tugasnya sebagai sekretaris dengan baik. Akan tetapi, suara yang dia gunakan berbicara sangatlah dibuat-buat sehingga membuat Dika jengah.
“Hem. Keluar lah,” sahut Hansel singkat. Selalu hanya seperti itu saja tanggapan Hansel setiap kali Mika mencoba mendekati melalu pekerjaannya. Dia pun segera keluar dengan cemberut.
“Dika, mana kopi ku,” ujar Hansel yang sempat di dengar Mika sebelum dia menutup pintu ruangan.
“Kenapa sih dia tidak menyuruhku membuatkan minuman. Seharusnya kan itu juga tugasku untuk melayani dia. Apa dia marah karena obat itu.” Mika kembali teringat perbuatannya dulu.
Tidak lama, terlihat Kaila keluar dari lift membawa nampan berisi kopi. Dia permisi dulu kepada Mika sebelum mengetuk pintu ruangan Presdir. Mika tambah kesal karena melihat ternyata Kaila lah diminta oleh Hansel untuk membuatkan kopinya.
“Akan kubuka aibmu dasar wanita murahan!” ujar Mika, menahan amarahnya setelah melihat Kaila masuk ke dalam ruangan.
karena ayah kandung tdk mengorbankan darah dagingnya sendiri hanya untk ambisi yg kejam,,
hazel selamatkan rumah tanggamu
jngn sprti maxim,,