NovelToon NovelToon
Rahasia Kakak Ipar

Rahasia Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika
Popularitas:106.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Satu malam yang kelam … mengubah segalanya.

Lidya Calista, 23 tahun, gadis polos, yang selama ini hanya bisa mengagumi pria yang mustahil dimilikinya—Arjuna Adiwongso, 32 tahun, suami dari kakaknya sendiri, sekaligus bos di kantornya—tak pernah membayangkan hidupnya akan hancur dalam sekejap. Sebuah jebakan licik dalam permainan bisnis menyeretnya ke ranjang yang salah, merenggut kehormatannya, dan meninggalkan luka yang tak bisa ia sembuhkan.

Arjuna Adiwongso, lelaki berkuasa yang terbiasa mengendalikan segalanya. Ia meminta adik iparnya untuk menyimpan rahasia satu malam, demi rumah tangganya dengan Eliza—kakaknya Lidya. Bahkan, ia memberikan sejumlah uang tutup mulut. Tanpa Arjuna sadari, hati Lidya semakin sakit, walau ia tidak akan pernah minta pertanggung jawaban pada kakak iparnya.

Akhirnya, gadis itu memilih untuk berhenti kerja, dan menjauh pergi dari keluarga, demi menjaga dirinya sendiri. Namun, siapa sangka kepergiannya membawa rahasia besar milik kakak iparnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Lidya Marah

Arjuna refleks menatap Lidya, lalu menghela napas sebelum mengangkat.

“Halo, Sayang.”

Suara manja Eliza terdengar jelas. “Mas Arjun … kenapa tadi pagi tidak telepon, aku tuh kangen sama Mas. Sekarang lagi di mana?”

Lidya pura-pura sibuk dengan sendoknya, padahal telinganya menangkap setiap kata.

Arjuna menahan nada suaranya agar terdengar lembut. “Mas masih di Yogyakarta, Sayang. Besok pagi baru pulang dari sini.”

“Aduh, baru besok ya … aku udah rindu berat, Mas. Eh, jangan lupa beliin aku oleh-oleh, ya. Yang banyak, Kalau bisa belikan aku beberapa kain batik yang bagus-bagus, Mas.” Suara Eliza terdengar riang. “Oh iya … adikku mana, Mas?”

Arjuna melirik ke arah Lidya. “Dia .…”

Lidya cepat menyahut, memaksa senyum. “Aku baik-baik saja, Kak El.”

“Oh syukurlah.” Eliza tersenyum dari layar ponsel. “Besok kalian pulang bareng, ya. Aku jemput di bandara.”

Lidya menunduk, berusaha menjaga suaranya tetap stabil. “Iya, Kak. Besok kami pulang.”

Eliza tiba-tiba mendekatkan wajah ke kamera. “Eh, tapi Lidya, selama di sana … ada sekretaris-sekretaris cantik di sana yang menggoda suamiku, nggak?” Nada bercanda, tapi matanya serius di balik telepon.

Arjuna terperangah, tapi belum sempat menjawab, Lidya cepat menyela.

“Tenang, Kak El. Kak Arjuna aman kok. Tidak nakal. Dia sibuk sama kerjaan, tidak ada yang ganggu.”

Eliza terkekeh lega. “Syukurlah. Aku percaya sama kamu, Lid. Kamu pasti jagain Mas Arjun baik-baik. Pokoknya kalau ada wanita yang berani dekati suamiku, tolong diberantas.”

Lidya menelan ludah, hatinya perih. “Iya, Kak.”

Panggilan berakhir. Arjuna menatap ponselnya sejenak, lalu meletakkannya di meja.

Suasana hening lagi. Lidya melanjutkan makan, berusaha menahan gemetar di tangannya. Arjuna hanya menatapnya, wajahnya penuh dilema.

“Lidya … aku minta maaf,” akhirnya Arjuna berkata pelan.

Lidya tidak menoleh. “Untuk apa lagi? Tadi Kak Arjun sudah jelaskan. Mau minta maaf sebanyak apa pun, tidak akan mengubah keadaanku.  Aku tahu posisiku, dan sebaiknya jangan dibahas terus, jika ini menjadi rahasia kita berdua!”

Gadis itu menuntaskan makannya dengan cepat, meski hampir tidak merasakan rasa di lidah. Ia berdiri, kursi bergeser keras.

“Aku balik ke kamar, Kak.”

Arjuna masih duduk, menatap punggung gadis itu menjauh. Dadanya sesak, tapi ia tidak bergerak.

Ia hanya berbisik lirih pada dirinya sendiri.

“Kalau saja waktu bisa diputar balik … aku akan memilih tidak pernah menyentuhmu, Lidya. Supaya kamu tidak harus menanggung luka ini. Maaf, aku tidak bisa menikahimu. Aku tak ingin mengecewakan Eliza.”

Dan malam itu, meja makan dengan sisa makanan hangat menjadi saksi dari rahasia yang semakin berat, mengikat mereka dalam dilema yang tak terucapkan.

***

Keesokan pagi, cahaya matahari menembus tirai tipis kamar hotel. Lidya sudah rapi dengan blouse putih sederhana dan celana jeans. Wajahnya masih pucat, namun ia memaksa diri untuk kuat. Penerbangan mereka ke Jakarta pukul sembilan, tapi ia menyempatkan diri untuk sarapan lebih dulu di restoran hotel.

Restoran hotel sudah ramai. Aroma kopi, roti panggang, dan sup panas menyeruak. Buffet panjang tersaji dengan beragam menu: bubur ayam, nasi goreng, roti, salad, hingga aneka jus segar.

Lidya mengambil nampan, lalu bergerak perlahan menyusuri meja buffet. Ia mengambil bubur ayam, beberapa roti iss, dan segelas susu. Tidak berlama-lama, ia segera menuju meja dekat jendela, kembali memilih posisi menghadap keluar.

Baru saja ia menaruh piring di meja, suara berat yang sangat dikenalnya terdengar dari belakang.

“Pagi.”

Lidya menoleh sekilas, cukup untuk melihat Arjuna berdiri dengan kemeja biru muda dan celana bahan gelap, lalu langsung kembali menatap ke luar jendela.

Arjuna mengambil piringnya sendiri, menyendok omelet, beberapa potong roti, lalu secangkir kopi hitam. Setelah selesai, ia berjalan ke meja yang sama dan duduk di seberangnya, tanpa minta izin.

Suasana tegang. Hanya bunyi sendok, garpu, dan gelas dari meja-meja lain yang terdengar.

Arjuna mencoba membuka percakapan.

“Semalam tidurmu nyenyak?”

Lidya tidak menoleh, hanya meraih sendok dan mengaduk bubur ayam.

“Kalau punggungmu masih sakit, aku bisa minta obat tambahan,” lanjut Arjuna, kali ini nadanya lebih lembut.

Lidya menaruh sendok di piring dengan suara berisik, lalu menoleh tajam.

“Kak Arjun. Kita sarapan saja. Tidak perlu basa-basi.”

Arjuna menatapnya lama, lalu menghela napas. “Oke, baiklah.”

Mereka makan dalam diam. Sesekali Arjuna menatap Lidya, sementara Lidya sengaja menunduk, sibuk dengan makanannya meski sebenarnya lidahnya hambar.

Namun ketegangan itu buyar ketika langkah sepatu hak terdengar mendekat.

“Permisi. ” Suara seorang perempuan terdengar jelas.

Jenny berdiri di samping meja mereka dengan wajah penuh canggung. Rambut panjangnya tergerai rapi, dress abu-abu membalut tubuhnya, dan sebuah tas kecil tergenggam erat di tangannya.

Lidya langsung menegakkan tubuh, matanya menajam. “Kamu, Mbak Jenny, … apa lagi maumu datang ke sini?”

Jenny menelan ludah, suaranya gemetar. “Saya … saya ingin bicara. Sama kalian berdua.”

Arjuna menaruh garpu, wajahnya menegang. “Bicara cepat. Kami tidak punya banyak waktu.”

Jenny menghela napas berat. “Tentang malam itu … saya minta maaf. Itu semua salah saya. Bukan ide Pak Tommy. Saya yang menjebak—”

“Cukup!” Lidya mendesis, tangannya mengepal di atas meja. “Berhenti sebut malam itu!”

Beberapa tamu restoran menoleh penasaran. Jenny menunduk, mencoba melanjutkan.

“Saya hanya ingin jujur. Saya … sebenarnya ingin mendekati Pak Arjuna, saya yang sengaja membuat skenario. Tapi saya tidak tahu akan sejauh ini. S-Saya menyesal.”

Lidya mendengus keras, lalu mendadak berdiri. Kursinya berderit kasar, menarik perhatian banyak orang.

“Menyesal?! Kamu pikir kata-kata itu bisa menghapus semua yang saya rasakan?!”

Jenny tertegun. “Saya … saya hanya ingin berdamai. Tolong, jangan bawa masalah ini ke perusahaan. Saya bisa kehilangan pekerjaan.”

Lidya melangkah cepat ke arahnya, tangan kanannya terangkat tinggi.

Plak! Tamparan keras mendarat di pipi Jenny.

“Kamu perempuan rendahan! Sudah jelas-jelas Pak Arjuna sudah punya istri, malah berniat ingin menggodanya!” Lidya bersuara lantang, nadanya bergetar menahan amarah. “Kalau saja kamu tidak ada di hadapan saya sekarang, saya tidak perlu mengingat semua kelicikan kamu itu. Gara-gara ulahmu, perempuan yang tidak bersalah menjadi korbannya. Memangnya kamu bisa membayar mahal apa yang ditanggung perempuan itu seumur hidupnya!”

Jenny memegangi pipinya, air matanya jatuh. “Mbak Lidya ... saya … saya benar-benar minta maaf.”

“Ck, tidak ada gunanya kamu minta maaf. Justru kamu lebih pantasnya mendekam di hotel prodeo!” sergah Lidya.

Arjuna berdiri, nadanya tegas. “Lidya, cukup—”

Tapi Lidya sudah mengambil tasnya. “Apa! Cukup! Pak Arjuna melarang aku untuk menegur wanita licik ini! Aku benar-benar muak! Permisi!”

Ia berjalan cepat meninggalkan restoran, meninggalkan keheningan yang menyesakkan.

Bersambung ... ✍️

1
Mulaini
Lidya ada yang cemburu dan api di hati Arjuna menyala seakan ingin membakar seseorang hehehe...
Kar Genjreng
makanya jangan mentang punya uang semua akan di sama kan dengan uang semua bisa di beli termasuk kesucian Adek ipar nya,,,memang jebakan dari teman loe kan ya Jun,,,, tetapi Lidya yang di jadikan samsak loe jun,,,, sekarang gampang saja Lidya di terima oleh farel terus juned bagaimana reaksi nya,,,,kayanya gulung kuning tantrum,,,,kira kira seperti tidak ya,,,,tapi keliatan banget seru kalau Juned tantrum terus terus guling guling 😰
Inooy
biarpun gemoy,,Lidya makin cantik kan Reel..bukti nya tuh Arjuna makin tertarik k hati Lidyaaa 🤭
Kar Genjreng
Ay setuju' mommy ,,, benar Juned bikin mendidih dan jantung ga sehat,,, seperti barusan lihat Lidya berpelukan dengan farel kebakaran asap mengepul 😂 bentar lagi meleduk keliatan nya keren deh kocar kacir ,,, tuman ,,,jadi harus di slepet si juned mana bininya makin menggila shoping wisss ga ngurus suami,,,pokonya ada uang Abang ku sayang tak ada uang Abang ku tendang,,,,itu prinsip bini juned 😮kapok,,,,,,

💪😰😰😰😆
Inooy
tp aquuuh g terimaaaaaa,,,huahahahaha

makin panas tuh hatiii 🤣🤣🤣
Inooy
kamu yg mulai menjauh dn menjaga jarak, kamu juga yg kebakaran jenggot, Juuun wkwkwkwk
kamu pikir dengan smua yg kamu lakukan smua beres? tidak kaaan? justru kamu makin g bisa tenang karena g d sangka2 ucapan Lidya kebuktian, walaupun smua nya datang dengan kebetulan 🤭

semangat MOMMY GHINA, bikin Arjuna g bisa tenang dn g bisa tidur..item2 tuh d bawah mata,,biar panda ada temen nya 🤣
Inooy
sabaaaarr,,hati sabaaaarr Lidya hanya adik ipar..tp hati g terima liat Lidya d peluk pria lain 🤭
maka nya Juun kamu jangan sok2an smua bisa d selesaikan dengan uang..smua bisa selesai hanya dengan menjaga jarak dn menjauh,,klo udh begini..siapa yg panas cobaaa?? 🤣🤣🤣🤣

hareudaaaang !!!!!
air mana...aiiiiiirr 🤣🤣🤣
Inooy
Fiii ingat Fii!! kamu jangan jd kompor karena d sebelah kamu tuh bensin..senggol dikit langsung meledak /Bomb//Facepalm/
Inooy
oooohh,,mulut bisa berkata baik2 sajah..tp liat Lidya d peluk pria d depan mata,,rasa nya g kuaaaaaaatt..pengeeen rasa nya memisahkan mereka!! 🤣🤣🤣
Inooy
huahahaha,,liat Juuun..wanita yg kamu anggap adik ipar, wanita yg kamu kasih uang 2 M hanya utk melupakan apa yg telah terjadi, wanita yg telah kamu cicipi..kini sedang d peluk seseorang yg jauh lebih perhatian, lebih dekat dn lebih hangat, lebih tampan dn tentu nya lebih muda dr kamu Juun....😁

gimana Juun,,hati amaaan??? 🤣
aman dong tentu nya yaaaa,,kan Lidya cuma adik ipar...d tambah lg udh d transfer 2 M utk kehidupan Lidya k depan nya kaaan?
awas lhoo tuh hati jangan sampe mencelos ketika liat keakraban Lidya ama Farel..!!!
jangan sampe ada goresan d hati y Juun liat Lidya dn Farel pelukan,,karena Lidya kan HANYA ADIK IIIIPAR 🤭
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
apa ga makin cenat cenut tuh klo lidya kabur. kesiksa lahir batin dah
Mimie
bikin si juned cenat cenut 7 keliling lapangan bola mom biar nyahoo..
ayoo lid semangat ketawa2 aja terus jgn melow2 berkepanjangan
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya akan sabar nunggunya 😅😅😅
Nar Sih
juna emang aneh ngk suka tpi kesan nya cemburu dgn lidya ,membingungkan 🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 tolong bensin bensi mana bensi biar tambah gede 🔥🔥 nya
Kimo Miko
eh.... arjun cemburu... terus apakabar eliza. dulu mama nawari pilih lidya gak mau.. karena lidya gemoy kurang cantik terus kamu pilih eliza yang manjalita. kenapa sekarang jadi seperti itu jun
aliifa afida
iya mom .. aq sabar nunggu... bikin juna kelimpungan dl ... 🤣🤣🤣
aliifa afida
hhhhmmm... panas ya jun... 🤣🤣🤣
iqha_24
jadian aja lidya dan Farel
Dwi ratna
sebenarnya kesian jg sma si Eliz, tp ya gmn yah sifatny jauh bgd sm Lidya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!