Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7.Wanita gila
Bugh
Akhhh
Teriakan memilukan Tuan Bima menggema di halaman rumah nya yang luas.
Kedua tangan gemuk nya menutupi hidung nya yang sudah mengeluarkan darah.
Sementara si pelaku,sudah berdiri kembali dengan tenang disisi kiri Paman kecil nya.
Orang-orang yang ada di situ hanya bisa tercengang melihat pemandangan yang aneh tersebut.
Tidak ada yang benar-benar melihat bagaimana Mawar memukul Tuan Bima.Yang mereka lihat adalah Tuan Bima tertawa nakal sebelum menjerit kesakitan.
"Sialan kau,jalang bau.Kalian semua beri pelajaran jalang sialan ini.Lumpuhkan kaki nya,aku ingin melihat nya mengemis permohonan ampun kepada ku.".
Tuan Bima benar-benar murka.Tulang hidung nya mungkin hancur akibat hantaman dari tinju Mawar.
"Mawar bagaimana ini?"
Panji ketakutan,dia yang seharus nya sebagai pelindung untuk keponakan nya,kini hanya bisa menjadi beban.
Di depan mereka,para anak buah Tuan Bima sudah mulai mendekat dan mengelilingi kedua nya.
"Tunggu."
Bara langsung berlari dari belakang kerumunan,dan berdiri diantara Mawar dan Tuan Bima.
"Apa yang kau lakukan disini,tukang angkut?"
Teriak Bima dengan kasar.
"Tuan tidak perlu membuat nya tampak serius,Mawar memang memiliki tempramen aneh,namun dia sangat baik.Jadi dapatkah Tuan melepas nya kali ini saja."
Bara mencoba peruntungan meski dia tau itu sangat mustahil,tetapi apa salah nya mencoba.
Mendengar permohonan dari tukang angkut di depan nya,membuat amarah Tuan Bima semakin menjadi-jadi.
Ha ha ha
Dia tertawa dengan keras,perut berlemak nya juga ikut bergoyang seiring dengan tawanya.
Beberapa anak buah nya juga ikut tertawa terbahak-bahak bersama nya.
"Baik,baik sekali.Karna si tukang angkut ini ingin mati bersama,maka kabul kan keinginan mereka."
Perintah Tuan Bima dengan kejam.
Wajah jelek nya semakin mengerikan saat ini.
Bara dan Panji sangat panik,niat hati ingin melunasi hutang dan memutuskan hubungan dengan si tuan tanah sialan ini,kini berubah menjadi pertumpahan darah sepihak.
"Mawar apapun yang terjadi nanti,berlarilah yang jauh,jangan melihat kebelakang.Paman akan mencoba menghalangi mereka.Nenek mu masih menunggu kita di rumah."
Panji menasehati Mawar,dan segera berdiri didepan Mawar,guna menghalangi nya dari tatapan lapar Tuan Bima.
Bara juga melakukan hal yang sama.
"Mawar,jika kami tidak kunjung kembali nanti.Tolong beritahukan kepada Ibu ku jika aku memiliki tabungan di bawah kasur tempat tidur ku.Suruh mereka melanjutkan hidup dengan baik,dan sebenar nya aku sudah lama menyukai mu."
Di saat situasi yang genting ini,Bara menjadi memiliki keberanian yang besar untuk mengungkapkan perasaan nya kepada Mawar,wanita yang sudah di sukai nya selama sepuluh tahun lamanya.
Uang tabungan yang dimaksud adalah uang yang akan digunakan nya ketika dia melamar Mawar kelak,namun memikirkan hidup nya yang berakhir hari ini,Bara tidak lagi menahan pikiran nya.
Mawar merasa geli melihat kedua pria yang berlomba-lomba menjadi pahalawan di depan nya.
Padahal kaki dan tangan mereka sudah gemetaran,yang sangat menghianati sikap heroik yang mereka coba tunjukan.
"Mundur."
Suara dingin Mawar membuat kedua pria berbeda generasi itu menoleh kearah nya dengan kompak.
"Apa?"
"Apa?"
"Mundurlah,kalian tidak akan mampu menghadapi mereka."
Mawar merasa dia sudah terlalu banyak berbicara hari ini.
"Tidak mungkin." Bara langsung membantah nya tanpa berfikir dua kali.
"Jangan gegabah Nak,larilah sebentar lagi." Paman kecil nya bahkan sudah melakonis.
Seolah-olah perpisahan ini benar-benar menyakitkan baginya.
"Patahkan anggota tubuh mereka semua,dan seret si jalang itu kehadapan ku."
Teriakan Tuan Bima menggema membakar semangat jiwa petarung orang-orang nya.
Mawar yang melihat situasi semakin kacau,segera menarik Bara dan Paman kecil nya kebelakang.Mungkin karna kekuatan nya terlalu besar,tubuh kedua pria malang itu bahkan terlempar kebelakang.
Lalu setelah itu terjadilah pembantaian sepihak.
Bugh
Bugh
Retak
Akhhh
Satu per satu orang suruhan Tuan Bima terkapar tidak berdaya di tanah.
Ada yang mengalami patah tulang hidung,patah tangan dan bahkan patah di pergelangan kaki nya.
Suara ratapan bersahut-sahutan di halaman itu,sementara Tuan Bima begitu ketakutan dengan perubahan mendadak ini.
Tubuh nya yang berlemak bergetar ketika melihat orang-orang nya yang berbadan kekar bagai beruang,takluk di bawah kaki seorang wanita.
Mawar si pelaku,kembali berdiri dengan tegak ketika dia sudah memastikan tidak ada lagi yang berani melakukan serangan diam-diam.
Adapun kedua pria yang sempat mengucapkan surat wasiat mereka,masih ternganga tidak percaya.
Tatapan mata mereka tertuju pada lengan dan kaki kecil Mawar yang tampak rapuh,lalu kepala mereka menggeleng seolah tidak percaya.
"Apakah sertifikat tanah milik kakek ku hilang?"
Suara nya serak dan menakutkan.
Bruk
Tuan Bima berlutut di depan kaki Mawar,kesombongan yang dimiliki nya tadi telah lenyap tidak bersisa.
"Nona maaf kan aku.Aku begitu buta karna tidak bisa melihat Buddha Agung seperti mu,sehingga aku menyinggung perasaan mu."
Tuan Bima menangis dengan begitu menjijikan nya,ingus dan air mata nya berlomba keluar,membuat orang merasa sangat jijik.
"Aku butuh surat nya."
Mawar tidak memperdulikan tangisan itu,tangan nya terulur menunggu sertifikat tanah milik Kakek nya kembali.
"Cepat !! Ambilkan sertifikat tanah milik Nona ini."
Teriak Tuan Bima kepada salah satu istri nya yang ada di tempat kejadian.
Siang itu Mawar dan Panji berhasil membawa pulang surat tanah milik sang Kakek,yang sudah lebih dari sepuluh tahun di tahan oleh Tuan Bima.
♧♧♧♧♧♧
Di sebuah Restoran mewah.
Diruang VIP ,tempat janji temu antara Baskara dan Arthur.
Baskara telah menghabis kan satu teko teh,namun Arthur tidak kunjung datang.Meski memiliki kecemasan di dalam hatinya,tetapi Baskara tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ayah kita sudah menunggu selama satu jam,tetapi Arthur belum datang juga."
Adnan tidak setenang Ayah nya,dia sudah gusar sejak tadi.
"Tenang lah,biar bagaimanapun kesalahan ada pada kita.Jadi tidak masalah meski kita harus menunggu lebih lama lagi."
Baskara tampak tidak mempermasalahkan sikap dari Arthur,karna jika dia ada di posisi Arthur.Dia juga akan melakukan hal yang sama,bahkan mungkin lebih kejam.
"Tapi Ayah..,"
"Sudah diam.Jika kau masih membuat keributan,lebih baik kau pergi saja."
Mendengar ancaman sang Ayah,Adnan pun hanya bisa terdiam.
Untung saja tidak berapa lama kemudian,Arthur datang dengan di dampingi oleh Kelan,orang kepercayaan nya.
"Maaf saya terlambat Paman,ada banyak berkas yang harus saya tangani."
Bahkan ketika berbohong pun,Arthur masih dapat bersikap sangat tenang,pembawaan nya begitu agung.
Betapa bangga nya Baskara ketika banyak orang menyapa nya dengan hormat,hanya karna dia adalah calon mertua dari King Arthur Wijaya.
Pria lajang pertama yang sudah sukses di usia yang begitu muda,bahkan dia di gadang-gadang menjadi pewaris utama dari kerajaan bisnis Multinasional milik keluarga Wijaya.
Tetapi Baskara nyaris kehilangan gelar kehormatan ini gara-gara putri nya yang tolol.
Arthur disisi lain dapat melihat betapa puas nya calon Ayah mertua nya ini terhadap dirinya.
Namun Arthur juga tidak bodoh,calon Ayah mertua nya ini dalah salah satu pebisnis yang licik dan juga kejam.
"Tidak masalah,bekerja keras di usia muda dapat membuktikan kualitas mu.Siapapun akan bangga walau hanya makan di satu meja bersama mu."
Arthur mengangguk-anggukkan kepala nya mendengar kalimat-kalimat pujian receh dari pria paruh baya di hadapan nya ini.
Lima belas menit kemudian,Baskara menyudahi kalimat sanjungan nya.
Melihat itu,Arthur dengan sigap menuangkan teh yang baru di seduh ke dalam gelas Baskara, yang sudah kosong.
"Terimakasih Nak."
Ungkapan nya penuh dengan kasih sayang,yang membuat Arthur sangat muak.Namun dia masih dapat tersenyum sopan di hadapan Baskara.
"Jadi apa tujuan Paman bertemu dengan ku siang ini?"
'Akhirnya' batin Adnan.
Karna dia sudah sangat muak mendengar sanjungan-sanjungan Ayah nya sendiri.
"Sebelum nya aku ingin meminta maaf atas kelakuan putri ku,Alea.Ini akibat aku yang terlalu memanjakan nya sehingga dia bisa berbuat sesuka hati nya."
Baskara menjeda ucapan nya,dan memperhatikan ekspresi di wajah Arthur.Ketika melihat tidak ada perubahan di ekspresi nya,Baskara pun memutuskan melanjutkan ucapan nya.
"Dan maksud ku mengundang mu bertemu hari ini adalah untuk membahas tentang 'pengantin pengganti'."
Bukan hanya Arthur,bahkan Kelan pun sampai tersedak ludah nya sendiri ketika mendengar ucapan dari Baskara.
"Apa maksud Paman?"
Tanya Arthur dengan suara yang terdengar berat.Sikap santai nya pun ikut menghilang,digantikan sikap yang sangat serius dan tajam.
Baskara dan Adnan sama-sama tertekan dengan sikap Arthur yang tiba-tiba berubah seperti ini.
Tetapi peluru sudah terlanjur di tembakkan,jadi mau tidak mau mereka tetap melanjutkan menjelaskan tentang rencana mereka.
Setuju atau tidak nya,biarlah Arthur yang memutuskan sendiri.
"Begini,sebenar nya aku memiliki dua orang putri.Yang satu adalah Alea,dan yang satu lagi adalah putri haram ku."
Tidak ada rasa bersalah di wajah Baskara ketika menyebutkan tentang 'anak haram'.
"Dia tinggal di desa bersama Nenek dan Paman nya.Ibu nya sudah meninggal lebih dari sepuluh tahun lama nya.Karna Alea yang tidak ada kabar nya,aku berniat menggantikan nya dengan putri ku itu."
"Maksud Paman adalah aku menikahi anak haram Paman,dan membawa nya masuk ke dalam keluarga ku?"
Arthur langsung menanyakan inti dari pembicaraan Baskara.
"Yah,bisa dikatakan begitu,menurut ku ini adalah satu-satu nya cara agar kedua keluarga kita tidak malu.Lagipula kau dan putri ku itu tidak perlu menikah secara sungguhan.Kita bisa adakan sebuah perjanjian,yang dimana jika kelak Alea kembali,maka putri haram ku harus melepas posisi nya.
Itupun jika kau setuju,aku benar-benar bingung harus bagaimana lagi menghadapi kelakuan putri ku Alea."