Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.Keputusan Arthur
Arthur masih terlihat sangat tenang,mata nya yang tajam seperti mata Elang,memandang Baskara dengan lekat,seolah-olah sedang mencoba menembus perisai pertahanan otak Baskara.Dan ingin melihat,apa saja yang tersimpan didalam otak itu.
Ha ha ha
Ketiga orang itu terlonjak kaget ketika Arthur tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
Adnan dan Baskara serentak menatap kearah Kelan,seolah mananyakan alasan Arthur tertawa.Dan Kelan menjawab nya dengan diam membisu.
"Astaga ini adalah lelucon yang paling konyol yang pernah kudengar.Pengantin pengganti? Perjanjian pernikahan??"
Ha ha ha
Arthur kembali tertawa beberapa saat lagi,lalu kemudian perlahan berhenti hingga tenang.
Kini sikap nya kembali agung seperti sediakala.
"Taukah Paman jika apa yang Paman katakan hari ini akan menjadi penentu bagi masa depan seluruh keluarga Paramitha?"
Pertanyaan Arthur membuat jantung Baskara berdetak dengan kencang.
Belum sempat dia menjawab,Arthur kembali berbicara lagi.
"Aku bisa memilih perempuan manapun untuk menjadi pengantin ku,jadi kenapa aku harus memilih anak haram Paman? Apakah aku,seorang King Arthur hanya layak bersanding dengan anak haram yang bahkan tumbuh dan besar di desa?"
Baskara panik ketika melihat sikap dominan Arthur,padahal selama mengenal Arthur.Baskara belum pernah melihat nya begitu sombong dan kurang ajar.
"Tentu saja tidak.Kau layak mendapat kan yang terbaik.Maaf kan Paman,Nak.Paman hanya berucap tanpa berfikir."
Baskara bahkan sampai berdiri dari kursi nya dan membungkuk kepada Arthur.
Ah.
Mengecewakan.
Arthur benar-benar kecewa dengan sikap dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh calon mertua nya ini.
Ternyata pemimpin PARAMITHA CONSTRUCTION hanya seperti ini.
Tetapi mengingat penghinaan yang di dapatkan dari 'kekasih kesayangan nya' maka Arthur memutuskan untuk ikut kedalam permainan 'pernikahan' ini.
Dia akan membuat 'kesayangan' nya menyesal dan memohon ampun kepada nya.
"Tapi bukan tidak mungkin untuk mengikuti saran Paman,tapi aku ingin sebelum pernikahan di gelar,aku harus bertemu dengan putri Paman itu."
Duarrr
Suasana hati Baskara dan Adnan naik turun bagai roller coaster sepanjang siang ini.
Mereka sempat menganggap jika Arthur tidak akan menyetujui saran mereka,namun detik berikut nya dia menyetujuinya begitu saja.
Senyuman yang sudah surut sejak tadi,kini kembali terbit di wajah kedua Ayah dan Anak itu.
"Pasti,pasti.Besok aku akan membawa putri ku untuk bertemu dengan Mu."
Senyum Baskara melebar hingga ke telinga nya.
Dengan Arthur yang menyetujui rencana mereka,Baskara sudah mulai menyiapkan poin-poin penting yang akan dia tuliskan di surat perjanjian nanti nya,dan tentu saja poin-poin itu sangat menguntungkan bagi keluarga Paramitha.
Sementara disisi Arthur.
Arthur juga sudah membuat poin-poin yang akan menguntungkan baginya di dalam pernikahan palsu ini.
Kedua pria tanpa perasaan ini mulai sibuk dengan pikiran mereka mengenai keuntungan yang akan mereka peroleh,tanpa memikirkan jika pihak ketiga yang bersangkutan,bukan lah kedelai bodoh.
♧♧♧♧♧♧
Nenek sangat senang begitu mendapatkan surat tanah milik Kakek kembali,dengan begitu mereka dapat segera merenovasi rumah tua ini agar menjadi layak huni.
Dan untuk merayakan kegembiraan ini,Mawar turun tangan langsung kedapur.
Tidak ada yang mengetahui bahwa Mawar memiliki keahlian dalam memasak,kecuali Nenek dan Paman.
Karna Mawar sangat jarang masuk ke dalam dapur.
Ayam saus mentega,tumis kol dan sup langsung tersedia di meja makan mereka malam ini.
"Kenapa kau memasak ayam sebanyak ini? Aku dan Paman mu tidak perlu makan ayam,cukup kau saja.Dasar anak nakal."
Sang Nenek langsung menggerutu,tangan keriput nya langsung meraih mangkuk kosong dan ingin membagi dua ayam tersebut,agar nanti Mawar masih memiliki daging untuk dimakan.
Namun sepasang tangan kurus dan kapalan segera menahan tangan Sang Nenek.
"Jika Nenek dan Paman masih saja enggan memakan daging,maka lebih baik buang saja."
Kata-kata Mawar sangat dingin dan tidak sopan,tetapi dua orang di depan nya sama sekali tidak tersinggung.
Mata Sang Nenek bahkan berkaca-kaca mendapat perhatian dari cucu tunggalnya ini.
"Baiklah ,aku dan Nenek mu akan memakan nya.Tidak perlu cemberut seperti itu,nanti tidak ada yang akan mau menikahi mu."
Sang Paman mencoba mencairkan suasana agar menjadi lebih ceria.
Mereka pun menikmati makanan mereka dengan gembira,senyum tidak pernah luntur dari wajah mereka,kecuali Mawar.
Mungkin dia ditakdirkan untuk menderita kelumpuhan wajah,sehingga bahagia atau sedih ekspresi wajah nya tetap sama.
Tetapi baik Nenek dan Paman sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.
Bagi mereka asalkan Mawar baik-baik saja,itu sudah lebih dari cukup.
Setelah selesai makan,mereka tidak langsung bubar melainkan duduk sembari bercerita.
"Ibu sangat rugi karna tidak ikut tadi,Tuan Bima sama sekali tidak berkutik dihadapan Mawar.Mereka bahkan menangis memohon ampun seperti anak kecil.Salah sendiri terlalu sombong,huh."
Panji begitu bersemangat menceritakan aksi super women Mawar,seolah-olah dialah yang menjadi super women itu.
Sang Ibu bukan nya senang,tetapi justru marah.Namun Nila tidak akan pernah marah kepada cucu nya,tetapi kepada putra nya yang bodoh.
Puk
Puk
"Aduh ,Bu. Kenapa Ibu malah memukul ku?"
Panji yang masih bersemangat bercerita seketika berteriak kesakitan karna lengan nya di pukul oleh Sang Ibu dengan kuat.
"Kau masih mengerti rasa sakit? Kenapa kau membiarkan keponakan mu bertarung sendirian? Kau sebagai Paman sangat tidak berguna sama sekali."
Panji berwajah masam ketika mendengar omelan dari Ibunya.
Mawar yang diam memperhatikan mereka merasakan arus hangat yang mengaliri hati nya yang sudah lama dingin.
'Andaikan Ibu masih disini.'
Angan nya melayang kearah sosok Ibu yang terpatri kuat di dalam pikiran nya.
"Aku akan mengunjungi Ibu besok.Dan aku akan pergi sendiri."
Perkataan Mawar membuat Ibu dan Anak yang masih sibuk bersada gurau menjadi terdiam.
Mereka melihat kearah Mawar yang masih tampak tenang.
Siapapun di desa ini mengetahui jika tidak ada yang boleh membahas 'Hanna' secara sembarangan di depan Mawar.
Karna Mawar tidak akan mentolerir itu,baginya sosok Ibunya sangat sakral dan tidak boleh di sebut-sebut dengan sembarangan.
Oleh sebab itulah,banyak orang yang tidak menyukai Mawar.Apalagi setelah insiden 'kecelakaan' itu terjadi.Banyak dari penduduk desa yang disuap oleh keluarga Baskara untuk tutup mulut,ketika pihak kepolisian melakukan investigasi atas kasus kecelakaan tersebut.
"Kau yakin?" Panji menatap sang keponakan dengan intens.
"Iya." Jawab Mawar singkat.
"Kalau begitu pergilah,Nak. Tetapi jangan lupa doa kan Ibu mu agar tenang disana."
Sang Nenek menasehati Mawar dengan lembut.
"Aku mengunjungi Ibu karna rindu Nek, Doa tidak akan membuat dia hidup kembali.Lagi pula apa gunanya doa?? Tuhan,Dewa,Hantu dan hal fiksi lainnya,itu hanyalah ilusi pembodohan."
Hati Sang Nenek sangat teriris ketika mendengar ucapan dari Mawar.
Sejak kematian putrinya Hanna,Mawar tidak pernah mau melakukan kegiatan keagamaan apapun.Dia selalu menentang siapapun yang mencoba mengajak nya untuk ikut kegiatan tersebut.
Tak ayal terkadang ucapan nya sangat kasar sehingga banyak orang tersinggung dibuat nya.
Nila dan Putra nya hanya mampu saling tatap tanpa bisa membantah.Lalu kedua nya hanya bisa mengelus dada dengan sabar.
Melihat sudah waktu nya untuk bekerja,Mawar segera pamit undur diri.
♧♧♧♧♧♧
Di keluarga Paramitha terjadi perdebatan sengit antara Baskara dan Aulia.
Kedua nya berbeda pendapat dalam hal 'pengantin pengganti' ini.
"Aku tetap tidak setuju jika anak wanita itu menggantikan posisi putri ku.Tidak akan pernah."
Aulia dengan sifat keras kepala nya berkata dengan nada yang lantang.
"Setuju tidak setuju aku sudah membuat keputusan.Jika kau keberatan maka temukan dan bawa putri mu kemari."
Baskara juga berbicara tidak kalah sengit.
Kondisi tubuh nya masih sangat lelah tetapi dia masih harus mengahadapi drama murahan istri nya.
"Kau tega terhadap Putri mu sendiri Baskara? Kau benar-benar tidak punya hati."
"Justru Putri mu itu yang tega terhadap keluarga ini,dan itu semua karna didikan Mu."
Belum pernah seumur-umur mereka menikah,Baskara menudingkan jari telunjuk nya ke wajah Aulia.Namun malam ini Baskara melakukan nya.
"Keputusan ini sudah final,jika Kau masih keberatan silahkan angkat kaki dari rumah ini.Aku tidak masalah jika harus bercerai."
Deg
Aulia benar-benar tidak menyangka jika aksi protesnya akan mendapat respon yang sangat keras dari Baskara,bahkan sampai harus mengusir dan mengancamnya dengan perceraian.
"Kau tau apa yang Kau katakan Baskara?"
Tanya Aulia dengan lirih.
"Kau mendengarnya dengan jelas.Aku tidak akan mengorbankan seluruh keluarga ini hanya untuk meladeni tingkah laku kurang ajar dari Putri manja Mu itu."
Setelah mengatakan hal tersebut,Baskara segera pergi meninggalkan istri nya yang masih syok akan keputusan nya barusan.
Tubuh Aulia merosot kelantai yang dingin.
Hati nya menolak keras ide gila ini tetapi Suami,Putra bahkan Ibu mertua nya sangat mendukung ide tersebut.
Heh
"Jika dulu aku berhasil menyingkirkan Hanna,maka akan sama hasil nya dengan Putri nya.Aku tidak akan mengizinkan wanita manapun merebut tempat Putriku.Walaupun Putri ku sendiri tidak menyukai nya,apalagi jika harus di nikmati oleh Putri dari wanita rendahan itu."
Aulia bertekat di dalam hati nya jika dia akan membuat Mawar hidup dalam kesengsaraan,jika Mawar berani melangkahkan kakinya kemari.
Dia akan membuat hidup Mawar sama malang nya dengan yang dialami oleh Ibu nya,Hanna.
"Bahkan didalam mimpi pun aku tidak akan membiarkan siapapun merusak milik Putri ku."
Aulia tersenyum dengan sinis.