NovelToon NovelToon
Demi Semua Yang Bernafas

Demi Semua Yang Bernafas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Babah Elfathar

Kisah Seorang Buruh kasar yang ternyata lupa ingatan, aslinya dia adalah orang terkuat di sebuah organisasi rahasia penjaga umat manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Babah Elfathar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Bab 24

Rangga mematung di tempat. Dengan ponsel yang rekamannya masih menyala, pria itu menatap Windy dengan tatapan tidak percaya.

Detik Windy menghampiri dirinya, Rangga mengerti alasan gadis itu mengundang dirinya ke tempat ini. Ternyata, gadis itu ingin menggunakannya sebagai tameng!

Terlihat kalau Elang telah mempersiapkan adegan pengakuan ini untuk waktu yang lama. Sebagai seorang Syam, Windy pasti sudah mendapatkan informasi dan segera mencari cara untuk menghindari Elang. Oleh karena itu, tepat di hari ini, dia mengundang Rangga dengan alasan mempertemukannya dengan wanita cantik.

Rangga mengutuk dalam hatinya, “Kenapa aku bisa sebodoh itu dan langsung menyetujui gadis ini!?” Dia ingin menggali tanah dan mengubur diri dalam-dalam.

Semua orang memandangnya, dan Zachry juga melihat semua ini. Ketika dia melihat Rangga, dia mengutuk sedikit, “Kenapa dia selalu ada di mana-mana?! Bukannya dia pacar Selena Ruslan?!” Lalu, matanya berbinar. “Ya, dia orang yang diakui Selena sebagai pacarnya! Itu baru kejadian kemarin! Kenapa sekarang dia jadi pacar Windy Syam?! Apa hubungannya dengan Barney Syam?!”

Banyak pertanyaan muncul di benak Zachry, tapi dia tidak mengatakan apa pun. Kebetulan dalam hal ini, lawan utama Rangga bukanlah dirinya, melainkan Elang Dirgantara!

Di sisi lain, Rangga sedang berusaha membebaskan diri, tetapi Windy menggenggamnya erat-erat. Pada saat yang sama, dia berbisik, “Kamu telah membantu Kak Selena, jadi kamu harus membantuku!”

“Enak saja!” balas Rangga dengan mata membelalak.

Melihat Windy memegang lengan Rangga, wajah Elang berubah menjadi hijau. Dia berdiri dengan wajah gelap dan menatap Rangga.

Rangga terbatuk. “Aku bukan pacarnya. Jangan salah paham, aku tidak ada hubungannya dengan dia!”

Walau Rangga telah mengatakan itu, tapi jelas Elang tidak mendengarkan. Pria itu menatap Rangga dengan ganas, matanya sepertinya terbakar.

“Bagus sekali, kamu berani menyentuh wanitaku. Tunggu saja!” Elang langsung mengancam.

“Siapa wanitamu?! Jaga ya kalau bicara!” Windy memelototinya dengan dingin, lalu menatap Rangga. “Sayangku, ayo pergi ke kantor, aku membawakanmu makan siang!”

Mendengar kalimat Windy, Rangga merinding. Dia ingin sekali pingsan saat itu juga dan kembali amnesia. Di sisi lain, Elang sedang menatapnya dengan bola mata yang hampir melompat keluar dari kantung matanya.

Elang sudah mengejar Windy selama bertahun-tahun. Namun, nada bicara lembut saja tak pernah wanita itu gunakan ketika berbicara padanya. Hal tersebut membuat Elang terbakar api cemburu!

“Bedebah!”

Elang mengertakkan gigi dan melambaikan tangannya. Detik berikutnya, beberapa orang di belakangnya berkumpul.

Windy berkata dengan mata dingin, “Elang, apa kamu berencana mencari masalah di depan perusahaan kami?”

“Selama bocah ini putus denganmu sekarang, aku berjanji dia akan pergi dengan selamat,” kata Elang dengan marah.

Rangga tidak bisa berkata-kata. Apa Elang tuli atau bodoh? Rangga sudah menjelaskan kalau dia tak ada hubungan dengan Windy, tapi pria itu tak mendengarkan sama sekali!

“Ada ramai-ramai apa ini? Apa semuanya sudah tidak ingin bekerja lagi?” Pada saat ini, sebuah suara tegas bisa terdengar.

Semua orang menoleh dengan cepat. Terlihat di pintu masuk gedung kantor, Barney dengan setelan jas dan sepatu kulit berjalan keluar. Dia mengerutkan kening dan menatap Elang.

“Elang, kamu ke sini untuk mencari masalah?”

Elang mengertakkan gigi dan melihat ke arah Barney. “Om Barney, kamu bilang aku bisa mengejar Windy. Namun, ternyata Windy bilang dia sudah punya pacar. Lihat!” Dia menunjuk ke arah Rangga. “Sampah semacam ini bisa jadi pacar Windy?!”

Mata Barney terbelalak mendengar ucapan Elang. Lalu, dia mengalihkan pandangannya ke arah Windy. Saat dia melihat Rangga, mata Barney semakin melebar!

Rangga mengangkat bahu tanpa daya ke arah Barney.

Melihat sosok Rangga, Barney mengerjapkan mata. Lalu, dia dengan cepat menatap ke arah Elang.

“Aku sudah bilang, semua orang berhak mengejar Windy. Namun, tidak termasuk denganmu! Kalau kamu masih tak mau pergi, aku akan menyuruh satpam untuk mengusirmu!”

“Om Barney!” Ekspresi Elang berubah terkejut.

“Siapa ommu?! Pergilah dari sini,” ucap Barney. Lalu, dia memandang para penonton dan mengutuk, “Aku melihat ada beberapa orang yang harusnya bekerja tapi masih terbengong, kalian sudah tidak mau kerja lagi?!”

Ketika ucapan Barney terdengar, kerumunan itu langsung bubar. Ternyata, sebagian besar penonton adalah karyawan Grup Landscape!

Barney mengalihkan pandangannya lagi pada Elang. “Kamu tidak lihat? Windy sekarang punya pacar. Jangan dekati dia lagi mulai hari ini!” Kemudian, pria itu melihat ke arah Windy. “Windy, ikut ke atas!”

Senyum di wajah Windy melebar. Gadis itu melemparkan pelototan marah ke arah Elang. Kemudian, dia berjalan dengan santai ke dalam kantor bersama dengan Rangga yang terkunci lengannya.

Pada saat ini, Rangga hanya bisa memasang wajah tak berdaya. Sejak urusannya dengan Selena, dia merasa pekerjaan utamanya sekarang adalah menjadi tameng bagi para gadis.

Karena Barney sudah muncul, Elang jelas tidak berani berlagak lagi. Namun, ketika Rangga berpapasan dengannya, pria itu segera berseru, “Habis sudah nyawamu!”

Rangga mengangkat bahu dengan acuh tak acuh dan mengikuti Windy masuk ke kantor.

Di lobi kantor, Barney memandang keduanya dan berkata, “Ehem, aku tidak menyangka kalian begitu cepat menjalin hubungan.” Mendengar hal ini wajah Windy sedikit memerah. Baru akan menjelaskan, Barney berkata lagi, “Rangga, jangan khawatir. Aku jelas menerimamu. Kalau tidak, kalian segera cari waktu untuk tentukan hari pernikahan!”

Mulut Rangga berkedut, pria tua ini sudah jelas kehilangan kewarasannya! Betapa besar keinginan Barney untuk menikahkan putrinya?!

“Ayah!” Windy memerah, dan dengan cepat melepaskan lengan Rangga. “Apa yang kamu bicarakan? Hanya karena Elang datang untuk menggangguku barulah aku minta Rangga membantu sedikit.”

“Kamu tidak meminta apa pun, kamu menipuku,” tambah Rangga dengan suara rendah.

Barney terkejut, lalu menggelengkan kepalanya. “Aku sudah tua. Dunia kalian para anak muda, aku sama sekali tak mengerti. Sekarang, kalian bicara saja, aku tak ganggu lagi!” setelah mengatakan itu, Barney tersenyum penuh arti dan berjalan pergi.

Windy melirik ke arah Rangga dan tersenyum. “Terima kasih!” Senyuman manisnya membuat Rangga menghela napas, tak bisa lagi menyalahkannya. “Sekarang, kita impas.”

“Kamu memberikanku masalah besar, apa pantas dianggap seimbang?” batin Rangga dengan wajah pahit.

“Aku beri tahu, ya. Elang ini adalah seorang pendendam. Aku mengenalnya ketika masih kuliah, dan selama ada orang yang mendekatiku, dia akan diancam dan dipukuli dengan kejam. Akibatnya, aku tidak punya teman laki-laki di dekatku sekarang,” Windy menjelaskan. Lalu, dia tersenyum lebar. “Jadi, ketika melihatnya datang, aku hanya teringat dirimu, hehe.”

Rangga merasa ingin menangis detik itu juga. Dalam hatinya, dia memaki, “Kalau tahu pria itu pendendam, kenapa harus melibatkan diriku, Windy!?”

Windy melanjutkan, “Oh, ya. Vela bilang, kemarin ada yang datang untuk membunuhku, tapi kamu tidak membantu dan malah melarikan diri. Hari ini, kamu membantuku, jadi aku anggap kita impas.”

Rangga tersenyum pahit. Dia adalah orang yang malas, jadi dia malas menjelaskan kepada Windy mengenai apa yang sebenarnya terjadi waktu itu.

Akhirnya, Rangga mengangkat bahu. “Terserah, deh. Kalau tak ada urusan lain, aku pergi dulu, ya.”

“Apakah kamu yakin ingin pergi sekarang? Elang dan yang lainnya masih di luar,” kata Windy.

Rangga mengerutkan kening dan berkata, “Lupakan, aku akan duduk sebentar sebelum pergi!”

“Huh, dasar pengecut. Pantas saja kamu kabur kemarin,” cetus Windy dengan bibir mengerut. “Aku benar-benar tidak tahu kenapa ayahku begitu sopan padamu.” Windy menatapnya dan berkata dengan ekspresi aneh, “Lupakan, tidak peduli bagaimana kamu memang membantuku, jadi aku harus berterima kasih. Hari ini, aku undang kamu makan malam! Jelas, akan ada wanita cantik yang kuundang!”

Mendengar undangan Windy, Rangga menatapnya datar. Setelah apa yang terjadi, dia tidak lagi berani untuk memercayai ucapan iblis kecil itu. Namun, ketika berpikir mengenai ucapan Sisil yang mengharuskannya untuk memastikan keselamatan Windy, Rangga hanya bisa menghela napas dan menganggukkan kepala.

“Oke, begitu saja. Sekarang, kamu ke kantorku saja!” Windy berkata dengan semangat.

Di luar kantor, Elang dan rombongannya pergi dengan wajah kesal. Perihal bunga yang memenuhi pintu depan kantor Grup Landscape, mereka tak membersihkannya sama sekali. Kelompok itu pergi ke sebuah bar, mereka memanggil beberapa gadis untuk menemani minum untuk melepaskan penat.

Elang duduk di sofa dengan seorang gadis seksi di lengan kanannya. Namun, wajahnya terlihat sangat marah.

Saat ini, Zachry menghampiri Elang. Dia membungkuk dan berkata, “Pak Elang, jangan marah. Rangga memang seorang bajingan!”

“Rangga?” Elang mengedipkan matanya, kaget. “Maksudmu, kamu kenal dengan orang yang tadi bersama dengan Windy?” Elang menatap Zachry dengan heran dan bertanya.

“Ya!” Zachry menyalakan rokok untuk Elang. “Dia adalah mantan suami dari pacar Rafael saat ini. Dia dulu seorang pekerja konstruksi, tetapi kemudian tidak tahu apa yang terjadi, dia berpura-pura menjadi pacar Selena di pesta Pak Barney Syam. Kelihatannya, Pak Barney mengenalnya.”

Mata Elang memicing. “Kamu ditendang keluar dari pesta oleh Pak Barney karena dia?!”

“Ya, Pak Barney tidak mengundangmu karena dia memiliki sedikit prasangka terhadapmu.” Zachry berkata dengan cepat, “Kemarin, aku berencana untuk memberinya pelajaran di bar Don. Namun, Pak Barney kemudian menelepon Don dan berkata bahwa Rangga adalah temannya. Alhasil, aku dipukuli oleh Don. Tetap saja, yang Don takuti bukanlah Rangga, melainkan Pak Barney.”

Elang mendengar dengan saksama. Lalu, dia berkata, “Jadi, dia adalah orang tanpa latar belakang apa pun?” Di mata Elang, ekspresi jahat melintas! Lalu dia meremas paha gadis di pelukannya!

 

Pada pukul empat sore, Windy meninggalkan kantor lebih awal untuk pergi dengan Rangga. Mengenai pulang lebih awal dari kantor, dia tak peduli sama sekali. Bagaimanapun, kantor tempatnya bekerja adalah perusahaannya sendiri.

Entah kenapa, Windy membawa Rangga ke bandara. Sesampainya di pintu kedatangan bandara, Windy terlihat sedang menunggu dengan bersemangat.

Windy tertawa ke arah Rangga yang terlihat malas dan bosan. “Jangan khawatir, kamu tidak akan kecewa ikut denganku hari ini. Yang kita jemput sekarang adalah kakak senior di kuliahku dulu. Kami berdua disebut sebagai dua wanita tercantik sekolah, loh!”

Rangga mengabaikan kalimat terakhir Windy dan berkata, “Kamu belajar di Universitas Lyren Haven?”

“Hmm?” Windy merasa aneh dengan pertanyaan Rangga. “Jangan bilang, kamu juga begitu?” Namun, dia menggelengkan kepalanya. “Tidak, kalau kamu lulus dari sana, tak mungkin kamu berakhir jadi pekerja konstruksi.”

Sudut mulut Rangga berkedut, merasa gemas dengan iblis kecil di hadapannya itu. Namun, dia tak menjelaskan banyak. Lagi pula, memang benar, dia tak bersekolah di Universitas Lyren Haven. Kenyataannya, Kota LH hanya kampung halamannya saja!

Sekitar sepuluh menit kemudian, begitu banyak orang muncul dari gerbang kedatangan. Windy tiba-tiba melambaikan tangannya ke satu arah.

Pada saat ini, Rangga mematung. Dia terbelalak ketika pandangannya menangkap sosok seseorang.

Seorang wanita dengan mini dress merah keluar dari gerbang kedatangan. Kehadirannya menarik perhatian begitu banyak pria. Dengan sebuah kaca mata hitam, wanita itu berjalan dengan seksi. Tinggi wanita itu pasti mencapai 1,7 meter!

Memang seorang wanita cantik!

Wanita itu tampak terbiasa dengan perhatian orang, jadi dia tidak memedulikan tatapan yang ditujukan padanya. Dengan percaya diri, wanita itu berjalan menyeret kopernya melewati kerumunan.

Sudut mulut Rangga menunjukkan cibiran, “Sepertinya kematian Kenzi Sutisna telah membuat Luke Sutisna tak bisa duduk diam, bahkan RedRos telah diperintahkan untuk datang ke Kota Veluna!”

“Rangga! Kenapa bengong?! Cepat, sini! Aku perkenalkan kamu ke temanku!” kata Windy.

Rangga menutup matanya dan berbalik. Dia menghampiri Windy yang telah berhadapan dengan tiga orang. Ketika Rangga menangkap ketiga sosok itu dengan matanya, pandangannya menggelap.

Tiga orang di dekat Windy berseru, “Kamu?!”

Bersambung

1
・゚・ Mitchi ・゚・
mampir thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!