Ratusan tahun setelah kemenangan Kaisar Xiao Chen, di sebuah dunia fana yang terpencil, sebuah legenda baru mulai bersemi dari benih yang telah ia tanam.
Xuan Ye adalah seorang yatim piatu, dibuang saat lahir dan dianggap "sampah" karena tidak memiliki akar spiritual. Dia tumbuh di bawah hinaan dan penindasan, tidak menyadari bahwa di dalam darahnya tertidur dua garis keturunan agung: kekuatan ilusi Mata Ungu dari Keluarga Xuan kuno, dan darah Phoenix dari ibunya, seorang bidadari suci dari Aliran Suci. Ibunya, yang dibutakan oleh harga diri sektenya, telah membuangnya karena dianggap sebagai aib dan berbohong pada suaminya bahwa putra mereka telah meninggal.
Di titik terendahnya, Xuan Ye secara "tidak sengaja" menemukan sebuah warisan jiwa yang ditinggalkan oleh Kaisar Xiao Chen. Kesempatan ini membangkitkan Mata Ungu Ilusi miliknya dan memberinya teknik kultivasi jiwa dasar, memberinya kunci untuk memulai perjalanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
Setelah kemenangannya yang gemilang, Xuan Ye kembali ke paviliun barunya di Puncak Murid Dalam. Kabar tentang promosinya yang melesat dan bagaimana dia melumpuhkan Zhang Hao telah membuatnya menjadi legenda instan di antara para murid. Murid-murid dalam lain yang tadinya memandangnya rendah kini menatapnya dengan campuran antara rasa takut dan hormat.
Dia mengabaikan semua itu. Dia tahu bahwa kemenangannya tidak membawanya ke tempat yang aman; sebaliknya, itu telah menempatkannya di bawah sorotan yang lebih berbahaya. Dia segera mengaktifkan formasi pertahanan di sekitar paviliunnya dan memasuki ruang kultivasi pribadinya.
Dia duduk bersila, mengeluarkan hadiah kemenangannya: Pil Formasi Jiwa.
Pil itu memancarkan aura yang begitu murni dan kuat hingga membuat seluruh ruang kultivasi bergetar. Dia tahu ini adalah kesempatannya untuk mengambil lompatan kualitatif.
Tanpa ragu, dia menelan pil itu.
BOOM!
Sebuah lautan energi jiwa yang tak terbatas dan murni meledak di dalam lautan kesadarannya. Jauh lebih kuat daripada Jamur Penempa Jiwa. Inti ungu Ranah Core Formation miliknya langsung retak dan hancur berkeping-keping di bawah gelombang energi yang dahsyat itu.
Ini adalah momen paling berbahaya dalam sebuah terobosan. Jika dia tidak bisa menyatukan kembali fragmen-fragmen jiwanya, dia akan menjadi seorang idiot seumur hidup.
Dia mengertakkan gigi, mengerahkan seluruh kehendak bajanya. Dengan menggunakan Sutra Kultivasi Jiwa Awal sebagai panduan, dia mulai dengan susah payah menarik dan membentuk kembali fragmen-fragmen jiwanya yang hancur.
Saat dia berada di ambang kegagalan, di kedalaman jiwanya, sepasang mata Phoenix biru api yang misterius itu terbuka sesaat. Seutas aura yang sangat dingin namun agung mengalir keluar, dengan mudah menstabilkan badai di dalam lautan kesadarannya, dan membantu memandu fragmen-fragmen jiwanya untuk menyatu.
Perlahan-lahan, fragmen-fragmen itu tidak lagi membentuk sebuah inti padat. Sebaliknya, mereka membentuk sebuah wujud miniatur yang tembus pandang dari Xuan Ye sendiri, yang duduk bersila di tengah lautan kesadarannya.
Jiwa Baru Lahir (Nascent Soul)-nya telah terbentuk.
Dia telah berhasil menerobos ke Ranah Nascent Soul dalam kultivasi jiwa!
Dia membuka matanya yang ungu. Dunia terasa berbeda. Persepsinya jauh lebih tajam. Dia bisa dengan jelas "mendengar" bisikan para murid yang berada satu mil jauhnya. Kekuatan Mata Ungu Ilusi-nya juga telah meningkat pesat.
Sementara Xuan Ye sedang menerobos, di Puncak Penegakan Hukum, suasananya suram.
Tetua Shen membanting tinjunya ke meja, menghancurkannya menjadi debu.
"Bocah sialan itu!" geramnya. "Dia tidak hanya melumpuhkan Zhang Hao, tetapi Master Sekte juga melindunginya! Dia bahkan dipromosikan menjadi murid dalam!"
"Tenang, Saudara Shen," kata seorang tetua lain yang licik, Tetua Wu. "Sekarang dia adalah seorang juara, kita memang tidak bisa menyentuhnya secara terbuka di dalam sekte."
"Lalu kita harus membiarkannya begitu saja?!"
"Tentu saja tidak," kata Tetua Wu dengan senyum jahat. "Kita akan membuatnya 'menghilang' di luar sekte." Dia merendahkan suaranya. "Ada misi wajib tingkat tinggi untuk semua murid dalam yang baru dipromosikan. Aku sudah mengatur agar dia mendapatkan misi yang 'spesial'."
"Misi apa?" tanya Tetua Shen.
"'Menginvestigasi kemunculan iblis di Lembah Bayangan Hitam'," jawab Tetua Wu. "Tempat itu adalah sarang dari Sekte Bayangan Iblis, yang kebetulan memiliki beberapa 'kesepakatan' dengan kita. Aku akan mengirim pesan pada mereka. Saat Xuan Ye tiba di sana sendirian... dia tidak akan pernah kembali."
Tetua Shen tertawa, tawa yang dingin dan penuh kebencian.
Keesokan paginya, Xuan Ye baru saja selesai memantapkan alam barunya saat seorang tetua dari Paviliun Misi tiba di depan pintunya.
"Murid Xuan Ye," umum sang diaken dengan nada formal. "Sebagai murid dalam yang baru dipromosikan, Anda telah diberi misi wajib pertama Anda oleh dewan tetua."
Dia menyerahkan sebuah gulungan. "Anda diperintahkan untuk pergi ke Lembah Bayangan Hitam dalam waktu tiga hari untuk menyelidiki kemungkinan aktivitas iblis di sana. Selesaikan misi ini, dan Anda akan menerima seribu poin kontribusi."
Xuan Ye menerima gulungan itu. Saat dia membukanya, matanya yang ungu sedikit menyipit. Dia bisa merasakan, tersembunyi di dalam gulungan itu, seutas niat jahat yang sangat samar.
Dia melihat ke arah Lembah Bayangan Hitam di peta. Sebuah wilayah terpencil yang terkenal berbahaya.
Dia tersenyum tipis.
Jadi... permainannya dimulai.
Dia tahu ini adalah sebuah jebakan. Sebuah jebakan yang sangat jelas.
Tetapi sebagai murid baru, dia tidak punya pilihan selain berjalan masuk ke dalamnya. Dan dia... sama sekali tidak takut. Sebaliknya, dia merasa sedikit bersemangat.
