NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita bertemu lagi.

“Kamu mau makan siang di mana?” Tanya Blanche saat waktu istirahat makan siang tiba.

Amy jadi merasa gugup, awalnya dia hanya menyapa gadis yang tampak di bully itu tapi ternyata gadis itu malah anak mafia yang harus Amy jauhi. Awalnya Amy mengira, karena Blanche adalah anak dari seorang Mafia, dia pasti kasar, dan di takuti oleh teman-temannya. Ternyata perkiraannya salah, Blanche adalah gadis pendiam dan sasaran bully an teman sekelasnya.

Tapi tetap saja, dia adalah anak dari orang yang berbahaya, Amy tak boleh terlalu dekat dengannya.

“Aku sudah janji makan siang bareng dengan Amanda, apa kamu mau ikut bergabung?” Tanya Amy basa-basi, tapi dia tetap berharap jika Blanche menolak ajakannya.

Blanche tampak tersenyum tipis, “Nggak usah, terima kasih, aku bisa makan sendiri, bye…” ucapnya sambil berlalu meninggalkan Amy dengan perasaan bersalah.

Amy menghela napas, lalu bangun dari kursinya dan berjalan gontai menemui Amanda di kelas sebelah.

“Ah! Itu dia! Amy! Kemari!” panggil Amanda yang dari tadi sudah menunggu Amy di lorong kelas.

Amy menatap Amanda yang saat ini sedang bersama dengan lima orang temannya yang lain, dan kembali menghela. Dia kira dia hanya akan makan dengan Amanda, ternyata tidak, mereka makan dengan teman-teman lain yang Amy belum kenal. Rasanya sangat tidak nyaman.

Amanda dan lima temannya berjalan diikuti Amy di belakang sendiri. Ya, Amanda begitu popular, semua teman berebut untuk bisa ngobrol dengannya, sedang Amy hanya terdiam sambil berjalan tenang di belakang sendiri. Saat memasuki kantin, Amy melihat Blanche sedang makan sendirian, padahal meja di kanan dan kirinya di penuhi murid-murid yang tangah makan tapi tak ada satupun yang mau duduk dengannya. Kasihan sekali.

Setelah mengambil makanan, Amy pun berjalan menuju meja Amanda yang ternyata sudah penuh.

“Astaga, maafkan aku Amy… kamu bisa duduk di meja sebelah, oke? Mereka juga temanku,” ucap Amanda.

Amy tersenyum, “tidak usah, terima kasih,” jawab Amy lalu dia pun berjalan menuju meja kosong tempat Blanche berada.

“Hay! Aku boleh duduk di sini, ya?” ucap Amy sambil tersenyum riang.

Blanche terkejut lalu dia menoleh ke arah meja Amanda, “mejanya penuh?”

Amy mengernyit, lalu duduk tepat di depan Blanche. “aku kira hanya berdua dengan Amanda, ternyata dia bersama teman-temannya. Aku kurang nyaman kalau makan dengan orang yang tidak ku kenal,” bisik Amy.

Blanche terkekeh sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Melihat menu makan siang, Amy langsung menghela kecewa.

“Kenapa? Kamu nggak suka makanannya?” Tanya Blanche.

“Tidak ada nasi…” ucap Amy dengan sedih. Sudah beberapa hari ini aku nggak makan nasi, rasanya tubuhku lemas.”

“Karbo bisa di dapat di roti ini,” tunjuk Blanche pada sepotong roti yang ada di nampan makan Amy.

Amy mengangguk sambil menggigit rotinya dan mendesah, padahal menu makan siangnya sangat komplit, ada daging sapi yang di masak seperti semur di Indonesia, lalu ada potongan buah kiwi, sepotong roti dan beberapa lentils yang Amy kurang begitu suka, dan tentu saja keju. Semua makanan di sini pasti di lengkapi keju. Membosankan. Amy benar-benar rindu nasi goreng buatan papanya.

Melihat wajah Amy yang tampak murung, Blanche hanya tersenyum tipis.

“Bgaimana kalau pulang sekolah nanti, kita ke rumahku?”

“Uhuk! Uhuk… uhuk…” saking kagetnya, Amy langsung tersedak. Buru-buru Blance mengambilkan air dan memberikannya pada Amy.

“Ke-kenapa aku harus ke rumahmu?” Tanya Amy kaget campur bingung dan takut.

“Kita bisa belanja ke toko Asia, lalu membeli beras. Kamu bisa memasaknya di rumahku nanti,” usul Blanche dengan wajah riang.

Amy terdiam dan menatap teman barunya ini. Ternyata tak hanya cantik, Blanche juga punya hati yang sangat baik. Kenapa teman-teman di kelas begitu tega padanya hanya karena dia adalah anak seorang mafia?

“Tapi… apakah itu sopan… aku takut mengganggu keluargamu,” ucap Amy ragu-ragu. Ajakan untuk makan nasi benar-benar sangat menggiurkan hingga Amy lupa jika di rumah Blanche ada sosok mafia yang menakutkan. 

Blanche menggelengkan kepalanya, “tentang saja, Papa sedang sakit. Selama beberapa hari ini dia tak pernah keluar dari rumah kecil, jadi kita bebas melakukan apapun di rumah.”

“Rumah kecil?” bingung Amy.

“Ya, Papa punya rumah sendiri untuk bekerja dan tak bisa dimasuki oleh siapapun. Itu seperti rumah rahasia miliknya sendiri. AKu saja tak pernah diijinkan masuk ke dalam sana. Hanya Papa yang tau seperti apa isi rumah kecil itu. Letaknya sekitar dua puluh lima meter dari rumah utama, jadi kamu bebas memasak di dapur ku nanti. Bagaimana?” Mata Blanche berkilat gembira.

Dan Amy tak kuasa menolak, “yang penting kamu harus melindungi nyawaku saat papamu ingin membunuhku,” candanya diikuti tawa Blanche.

“Percayalah, Papa ku tak semenyeramkan itu. Kamu jangan tertipu oleh cerita-cerita yang beredar tak jelas itu,” ucap Blanche sambil terkekeh.

Amy hanya tersenyum lalu melanjutkan makan siangnya.

Setelah jam pelajaran terakhir selesai, Blanche langsung menarik tangan Amy agar mengikutinya menuju area parkir mobil.

“Ka-kamu bawa mobil sendiri?” Tanya Amy tak percaya, apalagi Blanche menuju mobil sport mewah warna merah menyala yang terparkir begitu mencolok di antara mobil-mobil sederhana lainnya.

Amy menelan saliva nya, “Bu.. Buga**I Chir0n… astaga….” Walaupun tak pernah menaikinya, Amy tau sekali jika mobil yang dimiliki Blanche adalah mobil super mewah dan mahal.

“Ha-haruskah aku melepaskan sepatu bulukku sebelum naik?” Tanya Amy dan di balas gelak tawa oleh Blanche.

“Ayolah! Jangan terus membuatku tertawa, Amy! Kamu itu lucu sekali…” gelak Blanche sambil masuk ke dalam mobilnya, diikuti Amy yang duduk tepat di sebelahnya. Ya, memang mau duduk di mana lagi dia? Mobil ini kan hanya memiliki dua kursi.

Belum habis kekaguman Amy pada mobil Blanche, dia kembali menahan napas saat melihat rumah –eh, tidak ini lebih tepat disebut kastil. Ya, kastil besar nan mewah yang di tinggali Blanche benar-benar membuat Amy terpana hingga lupa menutup mulutnya yang menganga lebar.

Blanche menoleh dan terkekeh melihat mimic wajah Amy yang begitu lucu, “sepanjang jalan kau sudah bengong, sekarang pun kamu bengong begitu… ada apa denganmu!” Blanche keluar dari mobil mewahnya dan menunggu Amy yang masih bengong di dalam mobil.

Amy keluar perlahan, sambil menoleh ke kanan dan kiri –seperti seorang maling yang takut ketahuan. Ya, dia takut bertemu dengan Ayah Blanche. Entah seperti apa rupanya, tapi yang namanya mafia pasti sangat menakutkan, bukan? Ah! Jangan-jangan ayah Blanche adalah salah satu mafia yang mengejar pria berambut pirang waktu itu.

“Ehm! Anu… kebun anggur yang kita lewati itu… milikmu?” Tanya Amy, mencoba mencairkan suasana –suasana hatinya sendiri lebih tepatnya.

“ya, Papaku seorang pengusaha, dia membuat wine paling terkenal di kota ini. Jadi apa yang dikatakan orang-orang tentang papa itu salah. Ya, dulu memang Papa berkecimpung di dunia hitam, tapi sekarang dia sudah putih, seputih bokong bayi,” ucap Blanche sambil tergelak. Amy pun ikut tertawa hanya saja tawa kaku penuh rasa was-was.

Blanche mengajak Amy masuk ke dalam mansion mewahnya, dan tentu saja Amy bak orang dusun yang terpukau akan kemewahan dan keindahan mansion ini. 

Langit-langitnya begitu tinggi, dihiasi lukisan fresco yang menceritakan kisah para dewa di Olympus. Di bawahnya, sebuah lampu gantung kristal Baccarat raksasa bergantung seperti ribuan permata yang membeku, memantulkan cahaya ke segala penjuru. Lantainya terbuat dari marmer  berwarna putih dengan vein abu-abu yang berkelok indah, memimpin pandangan ke sebuah tangga besar yang melengkung elegan ke lantai atas. Tangga itu memiliki pagar besi tempa berlapis emas, dan setiap anak tangganya terlihat lebar dan megah.

Amy hanya bisa menahan napas melihat semua kemewahan di luar nalarnya. Amy seperti bukan berada di dunia, dia seperti berada di surge. Dan Blanche sudah tinggal di surga selama ini.

“D-d-dimana dapurnya…” ucap Amy gugup.

“oh iya, kamu jalan lurus saja, melewati kolam renang itu, di sanalah dapurnya,” Blanche menunjuk pintu kaca yang membatasi ruang tamu utama dengan kolam renang.. “aku ganti baju dulu, baju ini sudah nggak nyaman sekali,” lanjutnya sambil berlari menaiki anak tangga dan meninggalkan Amy sendirian.

“Ba-baiklah…” Amy mengumpulkan segenap keberanian untuk melangkah masuk lebih dalam. Membuka pintu kaca yang sedikit buram itu dan kembali terpana dengan pemandangan indah itu. Sebuah kolam renang dengan waterfall yang menempel di dinding tepat di ujung kolam. Beberapa cabana dengan tirai putih berkibar-kibar untuk bersantai di tambah taman kecil namun indah yang dipenuhi bunga lavender, membuat semuanya tampak seperti negri khayalan. “ini benar-benar nggak nyata…” gumam Amy sambil menggelengkan kepala –masih tak percaya.

Tiba-tiba suara gemericik air mengejutkan Amy. Dia menoleh ke arah kolam renang dan sesaat menahan nafasnya saat seorang pria bertelanjang dada keluar dari sana. Pria dengan rambut berwarna kelabu keemasan yang basah dan panjang hingga menutupi matanya, dengan beberapa tato di tubuhnya dan bekas luka yang tak bisa dibilang sedikit.

Pria itu menatap Amy –sama terkejutnya. Dia menyugar rambutnya ke belakang, agar bisa melihat Amy dengan lebih jelas, lalu tersenyum –senyum memikat yang sangat menakutkan. “Kita bertemu lagi…” ucapnya dengan suara berat dan dalam sedalam samudra. 

1
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!