NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menginap Bersama

Obrolan keduanya mengalir begitu saja tanpa dikira. Hingga tanpa terasa keduanya telah duduk lama untuk sekedar berbincang bersama. Sesekali keduanya meminum teh dan menyemil makanan ringan yang sudah di sediakan di depan mereka.

"Oma benar-benar bahagia sekali hari ini" Ucap oma yang tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

Raut wajahnya terlihat bahagia hanya dengan kedatangan Rania. Karena tanpa sadar itu kembali membuatnya ceria bahkan bersemangat.

"Rania ikut senang kalau oma bahagia" Kata Rania yang juga ikut senang melihat kebahagiaan oma.

Walau sempat tak enak untuk mengatakannya, namun ia akhirnya mengatakannya juga pada oma tentang alasannya datang kerumah, yaitu untuk istirahat sejenak dalam mengurus soal yayasan .

Sempat takut pada respon oma, mengingat oma yang langsung diam begitu ia memberitahu soal istirahatnya dari yayasan. Namun, tanpa di duga oma Larisa terlihat tak mempermasalahkannya dan justru mendukung keputusannya yang ingin istirahat.

"Kalau kamu maunya begitu, tidak apa, lakukan saja." Ujar oma mendukung.

"Maaf ya oma, kalau permintaan Rania terkesan egois dan mendadak begini." Kata Rania sedikit tak enak.

"Justru oma yang seharusnya meminta maaf karena sudah meminta kamu mengurus soal yayasan. Pasti kamu merasa berat selama ini, kan?" Tutur oma sedikit mengerti.

"Sebenarnya saya mendapat banyak pengalaman yang berharga selama mengurus yayasan, hanya saja untuk sekarang saya ingin istirahat sejenak dari rutinitas yang biasa saya lakukan."

Dengan hati-hati, Rania mengatakan semuanya di depan oma.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah begitu, lakukan apapun yang kamu mau. Mungkin ini memang sudah waktunya kamu butuh istirahat." Ujar oma penuh pengertian.

"Terimakasih oma"

Rania merasa tenang mendengar jawaban oma. Hatinya pun juga ikut merasa lega setelah mengatakannya di depan oma Larisa. Walau tak mengatakannya untuk berhenti total, namun setidaknya hal ini masih bisa sedikit membuatnya bernafas setelah mengalami masalah-masalah yang pernah menimpanya.

Walau ia sendiri tak bisa memberitahu soal masalah tentang pernikahannya yang hampir saja berakhir di depan oma. Namun, setidaknya ia bisa kembali mengunjungi oma setelah sekian lama dan berbincang bersama dengan beliau.

Ia merasa senang ketika bersama oma, namun ada kalanya ia merasa segan berada di dekat beliau. Mengingat perlakuan beliau yang begitu baik padanya, hingga kadang membuatnya sungkan untuk sekedar menerimanya. Mengingat sudah terlalu banyak hutang budi yang ia terima, namun ia sendiri belum bisa membalasnya dengan baik.

Terlebih soal perceraiannya yang tak bisa ia katakan sebelumnya, karena takut akan mengecewakan beliau yang sudah memperlakukannya dengan baik selayaknya cucunya sendiri. Ia takut membuat beliau kecewa dan kembali drop, mengingat kondisi beliau yang memang tak terlalu sehat. Perasaan bersalah terus menggerogotinya, hingga membuatnya tak bisa untuk terbuka soal perceraiannya di depan oma, juga soal permasalahan akan pernikahannya bersama Andreas.

Walau sekarang hubungannya bersama suaminya sudah sedikit membaik, namun hal itu akan tetap menjadi rahasia yang tak bisa ia ceritakan pada oma, mengingat kondisi beliau yang tak memungkinkan.

"Apa Andreas tahu kalau kamu datang kesini?" Tanya oma disela obrolan.

"Iya, mas Andreas tahu soal aku yang mau datang kesini. Dia juga yang memberiku supir pribadinya."

"Pantesan kamu datang sama Hendro, biasanya kamu pasti datang kesini sendirian." Ujar oma.

"Saya juga tidak tahu oma, tiba-tiba saja mas Andreas menyuruh saya pergi kerumah oma bersama pak Hendro, supir pribadinya itu." Ungkap Rania yang juga bingung.

"Lalu bagaimana dia pergi ke kantornya? Bukanya si Hendro yang biasa mengantarnya?"

"Mas Andreas pergi dan menyetir sendiri ke kantornya."

"Wow, tumben sekali anak itu mau menyetir dan bawa mobil sendiri. Biasanya tidak lupa bawa si Hendro kemanapun pergi."

Mendengar kata itu membuat Rania sedikit merenung. Karena ia pernah melihat Andreas membawa mobilnya sendiri saat menjemputnya di kosan.

"Apa kamu bahagia hidup bersama Andreas?"

"Eh,"

Mendapat pertanyaan yang tiba-tiba seperti itu dari oma tentu membuat Rania bingung dan kesulitan untuk langsung menjawab. Namun, belum sempat Rania menjawab, tiba-tiba saja orang yang mereka bicarakan nongol dan mengejutkan keduanya yang sedang ngobrol.

"Kalian sedang membicarakanku?" Ujar Andreas memecah obrolan yang sempat hening di antara oma dan Rania.

Kehadiran Andreas yang tiba-tiba setidaknya melegakan Rania yang sempat kebingungan untuk menjawab.

"Ngapain jam segini kamu ada disini?" Ujar oma sedikit terkejut begitu melihat kehadiran cucunya yang tiba-tiba datang. Terlebih jam masih menunjukan pukul dua siang. Dimana itu belum waktunya dia pulang kerja.

"Aku kan cucu oma, masa aku tidak boleh datang kesini?" Balas Andreas sekilas melirik ke arah Rania yang masih duduk.

"Tidak boleh, karena kamu tidak asik orangnya. Kamu datang kesini juga pasti mau mengajak Rania pulang, kan?" Ujar oma yang tahu betul kebiasaan cucunya itu setiap Rania datang berkunjung ke rumahnya. Kalau tidak menjemputnya langsung, pasti akan menelfon meminta Rania untuk segera pulang.

"Benar"

Andreas menjawabnya jujur tanpa sanggahan. Ia juga akhirnya ikut duduk ditengah-tengah oma dan Rania.

"Tapi, kali ini Rania bilang dia akan menginap disini, jadi lebih baik kamu pulang saja sana"

Mendengar itu tentu membuat Andreas terkejut dan langsung menoleh ke arah Rania.

"Kamu mau menginap?"

Andreas menoleh ke arah Rania yang tengah duduk samping oma, dan bertanya soal ia yang hendak menginap dirumah oma.

"Iya" Jawab Rania dengan singkat.

"Kenapa?" Tanya Andreas dengan nada sedikit heran dan bingung melihat Rania yang akan menginap.

" Terserah Rania lha kalau mau menginap dirumah oma, jadi kamu tidak boleh melarang dia terus." Sela oma dengan nada protes.

"Aku hanya ingin menginap saja disini." Jawab Rania kemudian.

Andreas diam mendengar jawaban istrinya.

"Kalau begitu aku juga akan menginap disini"

Dan, tiba-tiba saja ia juga memilih untuk menginap dirumah oma, yang tentu saja hal itu membuat oma juga Rania sedikit kaget saat mendengarnya

"Kamu juga mau menginap disini?"

Pertanyaan yang sama dilontarkan Rania pada Andreas kali ini. Ekspresinya terlihat terkejut dan tak percaya Andreas akan ikut menginap dirumah oma sama seperti dirinya. Padahal tadinya ia berfikir Andreas akan memintanya untuk pulang dan tak mengizinkan dirinya untuk menginap.

"Iya, aku akan menginap disini"

Dan jawaban yang sama juga di balas oleh Andreas dengan tenang.

"Tunggu, kenapa jadi kamu ikutan menginap disini? Aku kira kamu bakal melarangku menginap?"

"Memangnya tidak boleh kalau aku juga ingin menginap?"

"B-bukan gitu, tapi.. kan.."

"Akan aneh kalau aku pulang dan kamu masih disini, jadi lebih baik kita menginap bersama dirumah oma." Ujar Andreas menatap wajah istrinya itu, yang masih kelihatan terkejut mendengarnya akan menginap.

"Kenapa hal itu jadi aneh, kan aku tinggal dirumah oma? Bukan ke rumah orang lain?"

Rania masih bingung dengan sikap Andreas yang tiba-tiba mau menginap, karena dia sendiri biasanya tidak betah untuk terlalu lama dirumah oma.

"Iya, kamu ini yang aneh Andreas. Biasanya juga kamu tidak mau menginap disini dan selalu menyuruh Rania pulang, kenapa sekarang jadi ikutan menginap?" Timpal oma Larisa.

"Sekarang aku berubah pikiran" Jawab Andreas.

Rania ingin mendebat setelah mendengar jawaban Andreas, tapi tidak bisa karena merasa segan di depan oma.

Ia hanya diam melihat sikap suaminya. Walau ingin protes soal dirinya yang ikutan menginap, namun ia tahan karena memang tidak bisa. Terlebih ia tak ada hak untuk melarang suaminya menginap dirumah omanya sendiri.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!