Vania gadis yang cantik nan baik hati, istri dari Jonathan Cristian Grisworld, tapi entah apa penyebab nya Vania berubah menjadi wanita gila, tetapi hal itu tidak mengurangi cinta Jonathan kepada nya,.
hingga suatu malam yang sunyi Vania melompat ke dalam kolam renang tanpa sadar dan hal itu membuat jiwa nya mati dan dan di gantikan oleh jiwa lain yang masuk kedalam raga nya. dan mulai dari situlah balas dendam di mulai, jiwa baru yang menghuni raga Vania bukan lah sosok yang lemah dan mudah di tindas.
siapakah sosok pemilik Jiwa itu ?
dan siapa yang membuat Vania asli berubah menjadi wanita gila ?
yang penasaran dengan kisah nya kkyyuuukkk mampir ya guysss, aku menunggu kalian. 🤗 jangan lupa Like, Comen dan Vote semoga kalian suka 🙏🤗
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Tengkorak
.
.
Nova baru pulang gadis itu melangkah masuk kedalam Mansion besar keluarga Grisworld dengan pakaian seksi nya dan rambut nya yang acak-acakan.
kepalanya masih sangat pusing akibat mabuk berat semalam, Iren yang melihat kedatangan putri nya itu segera menghampiri nya, dengan menatap penuh amarah kepada Nova
" dari mana ? " tanya nya dengan menatap tajam Nova
Nova menghentikan langkah nya ia menatap ibu nya itu " bukan urusan ibu " ucap nya cuek
plak
satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Nova hingga membuat kepalanya menoleh ke samping
" sudah berani ya sekarang kamu " marah Iren
Nova memegangi wajah nya yang terasa panas itu akibat tamparan dari ibu nya sendiri , Nova menatap tajam Iren dengan mata yang berkaca-kaca
" sebenarnya apa mau ibu.... aku capek bu... aku capek di tekan seperti ini " tanya Nova hati dan banting nya sudah lelah dengan semua perlakuan ibu nya kepada nya selama ini
" jawab ibu kamu habis dari mana ? kenapa baru pulang ? dan penampilan mu kenapa seperti itu ? " bukan nya menjawab Iren bertanya balik kepada putri nya itu
" aku kan sudah bilang bukan urusan ibu... dan apa peduli ibu... selama ini ibu tidak pernah peduli kepadaku ibu hanya mementingkan diri ibu sendiri " Nova menatap ibu nya itu dengan tersenyum bodoh
" berani sekarang kamu ya.... " Iren menunjuk wajah Nova dengan tatapan tajam nya
Nova menatap nya balik tanpa ada nya rasa takut seperti biasanya, mulai hari ini Nova tidak ingin menjadi robot ibu nya lagi ia mempunyai kehidupan nya sendiri.
" ibu egois.... ibu hanya mementingkan diri ibu sendiri tanpa memikirkan kehidupan Nova " ucap Nova
" dengar baik-baik.... semua yang ibu lakukan sampai saat ini itu demi kebaikan kamu Nova, kamu bisa hidup enak seperti ini itu siapa yang berikan ibu... semua nya ibu yang memberikan mu, tugas kamu hanya satu cukup rayu Jonathan " jelas Iren menunjuk nunjuk wajah Nova
" ibu egois... lebih baik aku tidak hidup mewah jika harus melakukan hal menjijikkan seperti itu, aku capek melakukan semua ini bu, " ucap Nova marah seraya melangkah pergi meninggalkan Iren
" mau kemana kamu,... Nova " Iren mengejar Nova ia harus memberikan pelajaran kepada wanita itu supaya ingin kembali menurut seperti biasa nya
di dalam kamar Vania sudah mandi dan sudah berganti pakaian, ia berdiri di depan cermin besar seraya memperhatikan tubuh baru nya yang sangat kurus dan pucat itu
" cantik sih, tapi kurus sekali seperti tengkorak " gumam nya
" Nyonya... nyonya " Yuna datang menghampiri nya
" ada apa... bukan kah aku menyuruhmu untuk memasak untukku " tanya Vania mengangkat sebalah alis nya melihat perawat nya itu yang kembali datang
" itu... ada orang berteriak-teriak di luar " ucap Yuna menunjuk ke arah luar
" siapa " tanya Vania penasaran
" aku gak tau Nyonya, tapi dia marah-marah dan terus mengetuk pintu kamar yang ada di pojok sana " jelas Yuna
Vania mengerutkan alis nya " biarkan saja, cepat kamu bikinkan sarapan untukku aku sangat lapar, dan jika ada yang bertanya kamu harus jawab apa ? " ucap Vania
" harus jawab... jika saya yang mau makan dan harus makan di dalam kamar kata tuan Jonathan " jawab Yuna mengulang kata-kata yang di ajarkan oleh Vania sebelum nya
" bagus... pergi sana " ucap nya lagi, dan setalahnya Yuna pergi Vania berjalan ke arah pintu kamar nya ia membuka sedikit pintu itu dan melihat Iren sedang memukul muluk pintu kamar Nova sambil berteriak-teriak tak jelas
" dasar wanita gila... " gumam Vania lalu ia kembali menutup pintu kamar itu
Brak
Brak
" Nova buka pintu nya... anak durhaka kamu ya " teriak Iren tak jelas tetapi Nova tidak sedikit pun membuka pintu kamar nya itu ia membiarkan Iren berteriak-teriak tak jelas
sedangkan di dapur Yuna mulai memasak untuk nyonya nya itu, dan ternyata rumah ini tidak ada pelayan nya, Yuna jadi bingung sendiri rumah sebesar ini tetapi tidak memiliki pelayan itu sangat aneh.
setelah masakan nya selesai dan sudah di tertatah dengan rapi atas piring, Yuna tersenyum puas semoga Nyonya nya itu menyukai nya , Yuna meletakkan piring yang berisi makanan di atas nampan dan juga satu gelas susu hangat, lalu ia segera membawa nya kekamar Vania
tetapi pas di tangga Yuna berpapasan dengan Iren, wanita paru baya itu menatap nya dengan bingung
" kamu masak untuk siapa ? " tanya Iren menghentikan langkah Yuna
" untuk diri saya sendiri " jawab Yuna singkat lalu kembali melanjutkan langkah nya
tetapi Iren yang kepo itu mengikuti nya hingga sampai di depan kamar Vania.
" lalu kenapa kamu membawa nya masuk kedalam kamar itu " tanya Iren penuh dengan selidik
" oh... ini saya ingin makan di dalam kamar, kata Tuan Jonathan saya tidak boleh meninggalkan Nyonya sendirian dalam waktu yang lama jadi nya saya harus makan di dalam kamar ini sekaligus menjaga Nyonya " jelas Yuna dengan sopan dan ramah tanpa adanya expresi yang mencurigakan di wajah nya itu
Iren diam ia memperhatikan penampilan Yuna dari atas hingga kebawa " permisi saya mau masuk " ucap nya karena Iren menghalangi jalan nya
" tapi disini kan tidak ada Jonathan kenapa kamu tidak makan di dapur saja " tanya Iren lagi
Yuna menarik nafas nya pelan " ini perintah tuan Jonathan dan saya tidak bisa membantah nya " jawab Iren
" permisi saya mau lewat " ucap nya sekali lagi karena Iren tidak kunjung memberikan nya jalan
akhirnya wanita paru baya itu menggeser kan tubuh nya sedikit, Yuna langsung masuk dengan membuka pintu kamar itu dengan pelan, Iren ingin melihat isi didalam kamar Vania itu tetapi dengan cepat Yuna menutup nya lalu menguncinya.
Iren melangkah pergi, ia harus memikirkan cara supaya bisa menyingkirkan perawat kecil itu dari rumah ini, dan ia juga harus memberikan pelajaran kepada Nova yang sudah berani melawan nya.
Yuna meletakkan nampan yang berisikan makanan dan susu itu di atas meja nakas sedangkan Vania ia langsung bangun dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang nya
" kelihatan nya sangat enak, aku sudah sangat lapar " ucap Vania bersemangat seraya meraih piring yang berisi nasi dan lauk paut nya.
Yuna hanya tersenyum, Vania langsung memakan nya dengan begitu lahap.
" apa ada yang melihat mu membawa makanan ke kamar ini " tanya Vania dengan mulut yang penuh dengan makanan
" iya Nyonya, wanita tua yang suka marah-marah itu melihat ku, dan bertanya kepada ku tetapi aku menjawab nya dengan baik seperti yang di ajarkan Nyonya kepada ku " jelas Yuna bersemangat
" bagus... kamu memang bisa di andalkan " Vania mengajukan jempol nya kepada Yuna dan hal itu membuat Yuna tersipu malu
" tapi aneh ya Nyonya... rumah sebesar ini tidak ada pelayan nya, rasanya seperti kuburan sangat sunyi " ucap Yuna
" nanti setelah aku sehat kembali aku akan menempatkan pelayan di rumah ini kamu tentang saja " ucap Vania
.
.
.