"Cinta bukan hanya tentang rindu dan sentuhan. Tapi juga tentang luka yang diwariskan, dan rahasia yang dikuburkan."
Kael Julian Dreyson.
Satu pria, dua identitas.
Ia datang ke dalam hidup Elika Pierce bukan untuk mencintai ... tapi untuk menghancurkan.
Namun siapa sangka, justru ia sendiri yang hancur—oleh gadis yang berhasil membuatnya kehilangan kendali.
Elika hanya punya dua pilihan :
🌹 Menikmati rasa sakit yang manis
atau
🌑 Tersiksa dalam rindu yang tak kunjung padam.
“Kau berhasil membuatku kehilangan kendali, Mr Dreyson.” — Elika Pierce
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasrat yang Membungkam Logika
...❤︎...
..."Ketika tubuh menyerah, logika pun tak lagi bersuara."...
...❤︎...
Di ruang tengah apartemen yang baru di tempati itu, Julian mulai menjerat mangsanya ke dalam lilitannya yang sangat berbahaya.
Elika tak sadar, saat ini ... pria yang ia cintanya adalah sosok ular bertopeng tutor yang baik hati. Gadis itu sedang berada dalam lilitan bahaya. Tentu saja akan sulit bebas dari lilitan itu jika tidak menggunakan akal sehat. Karena cinta ... akal sehat menjadi tak berdaya.
"Elika ...," lirih Julian sambil memeluk gadis yang menindih tubuhnya. Ia membawa rambut Elika ke belakang telinga. "Meine Kleine Elika ...."
"Meine Kleine Elika?" tanya Elika dengan bibir yang sedikit membengkak karena ulah Julian.
"Elika-ku yang kecil," lirih Julian dengan tatapan yang sayu dan sangat beracun.
Kedua mata mereka saling terpaut. Dan Julian, menekan tengkuk Elika, membuat gadis itu tak bisa lari dari permainan bibirnya.
Ciuman berlangsung panas, sembari tangan Julian menyentuh lembut inci demi inci paha mulus Elika. Dress yang gadis itu kenakan tersingkap ke atas. Bahkan Elika sudah tak sadar, bahwa ciuman saja tak bisa memuaskan dirinya saat ini.
Elika pasrah.
Melihat respon Elika, Julian bangkit dan membawa gadis itu ke dalam kamarnya. Ia menjatuhkan tubuh gadis itu ke atas ranjang yang belum pernah sekalipun ia tempati. Lalu, ia mencium leher jenjang gadis itu dengan sangat kelaparan.
Elika mendesah. Tak kuasa menahan geli dan nikmat yang pria itu berikan. Bahkan ia merasakan sentuhan kasar dari tangan kekar kekasihnya. Sentuhan itu kini berada di atas dadanya.
"Julian ...."
Julian tak menggubris. Ia menyingkap kasar dress yang Elika kenakan. Bahkan membuka dress yang gadis itu kenakan dengan tak sabar.
Sesaat kemudian, terpampanglah tubuh mulus milik gadis incarannya. Tubuh indah yang hanya tertutupkan oleh bra hitam dan celana dalam hitam.
"Jangan melihatku seperti itu." Elika menyilangkan kedua tangannya ke dada. Menutup bagian tubuh meski tak bisa tertutup. Ia membuang wajahnya ke samping.
Julian menyeringai.
Di kamar apartemen yang sederhana itu, tak ada sepatah katapun yang terdengar lagi. Namun hanya ada aksi yang bekerja.
Julian menyingkap ke bawah bra gadis itu dan melahap salah satu dada sintal Elika dengan sangat buas. Ia menghisap daging muda itu seperti orang kehausan.
"Agh ...." Elika mendesah. Mengerang. Bahkan merintih saat dadanya menjadi mainan penuh kenikmatan bagi Julian.
Tak cukup hanya sebatas dada, tangan Julian perlahan turun ke bawah. Menyelinap masuk ke dalam celana dalam kekasihnya. Dan jari tebalnya yang kasar ... menyelinap masuk ke dalam tubuh gadis itu.
"Kau basah," bisik Julian sesaat. Dan kemudian ia kembali menghancurkan dada gadis itu menggunakan bibirnya.
"Agh! Jul—Julian!" erang Elika saat merasa sesuatu yang aneh masuk ke dalam tubuhnya. Ia menjambak rambut Julian dengan kuat. Rasanya nikmat.
Elika menggila. Selama ini, ciuman adalah sesuatu yang sangat nikmat buatnya. Tapi kini ... saat tubuhnya di acak-acak, itu adalah hal ternikmat yang pernah ia rasakan.
Julian merangkak mundur. Menuruni tubuh Elika, menuju ke selangkangan gadis itu. Ia melebarkan kedua paha Elika, dan menepikan penutup benda basah di depan matanya saat ini.
Elika menutup organ tubuh bawahnya. "Jangan di sana."
Julian tak menjawab. Sebaliknya ia mengecup lembut tangan kekasihnya. Lalu ia menjilat jemari lentik itu dengan penuh hasrat.
Elika lengah tak berdaya. Tangannya perlahan lepas.
"Hukkk!" Elika tersentak dengan mata yang membelalak.
Entah sejak kapan lidah Julian bergerilya di bawah sana.
"Ini asing! Ini sangat asing!" batin Elika berteriak. Kedua tangannya menjambak rambut Julian. Tubuhnya menegang dan menggelinjang tak tertahankan.
Julian yang sudah mahir dalam urusan bercinta, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membuat gadis itu lumpuh, hanya menggunakan lidah. Meskipun belum pernah terlibat dalam hubungan dengan wanita lain, tapi ... tak jarang ia melakukan one night stand untuk kepuasan sesaat.
Tak lama kemudian, Elika melenguh dengan tubuh yang sempurna menegang. Dia telah mencapai batas kenikmatan. Rasa yang aneh, asing namun nikmat, kini akan menjadi candu baginya dikemudian hari.
Julian bangkit. Ia menyudahi permainan itu cukup sampai di sana. Tak melanjutkan sampai selesai. Karena dia ... ingin menanamkan cinta yang dalam dan penuh ketidak berdayaan di diri gadis itu. Ia ingin gadis itu bergantung padanya dan menggila saat ia pergi kelak.
Pria itu menyelimuti tubuh Elika. Kemudian ia memeluk gadis itu dengan penuh kehangatan.
"Istirahatlah," bisik Julian pelan. "Kau pasti lelah."
Elika balik memeluk tubuh Julian dengan sangat erat. Ia tersenyum lega. Lalu memejamkan mata. Dalam hitungan detik, ia sudah tertidur dengan sangat lelap.
Julian menatap tubuh gadis itu dengan sangat dalam. Dendam yang sudah lama tertanam dalam dirinya semakin membara. Ia merasa puas karena berhasil masuk ke dalam hidup gadis itu dan membuat gadis itu menyerahkan diri.
"Step by step. Dan aku akan membuat kau rela mati hanya demi diriku," batin Julian bertekad.
Julian pun bangkit dari kasur dan menuju ke kamar mandi. Lalu, ia menuntaskan hasrat yang tertahan karena tak tersalurkan. Agar rencana yang sudah ia persiapkan sejak jauh-jauh hari berjalan dengan lancar.
Di kamar mandi, pria itu melakukan senam lima jari sambil membayangkan seperti apa rasanya saat bercinta dengan Elika.
...❤︎❤︎❤︎...
...To be continued .......
But love can also be a disaster due to the hatred and resentment that lingers....
Lagian ku merasa hidup lu ga pantas utk bersanding dengan Kael bukan..
ditambah finansial orangtua lu udh ga menunjang utk hidup hadon, pergi jauh-jauh..
support dr anak satu-satunya akan lebih dibutuhkan untuk orangtuamu..
Dan tinggalkan Kael dengan seribu penyesalan terdalam karena terlalu sibuk dengan mendendam.
Indeed Love and hate have equal emotional intensity, but opposite directions, and one can swiftly turn into the other with betrayal or heartbreak