NovelToon NovelToon
Azzura ( Obsesi Sang Alpha)

Azzura ( Obsesi Sang Alpha)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Vampir / Manusia Serigala / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Kekasih misterius
Popularitas:39.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Sekuel dari novel Cintaku Dari Zaman Kuno

Azzura hidup dalam kemewahan yang tak terhingga. Ia adalah putri dari keluarga Azlan, keluarga terkaya dan paling berpengaruh di negara Elarion. Namun, dunia tidak tahu siapa dia sebenarnya. Azzura menyamar sebagai gadis cupu dan sederhana semua demi kekasihnya, Kenzo.

Namun, tepat saat perkemahan kampus tak sengaja Azzura menemukan sang kekasih berselingkuh karena keputusasaan Azzura berlari ke hutan tak tentu arah. Hingga, mengantarkannya ke seorang pria tampan yang terluka, yang memiliki banyak misteri yaitu Xavier.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip

Cahaya matahari pagi menembus jendela besar mansion keluarga Azlan. Udara sejuk, aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara.

Azzura menuruni tangga dengan seragam kampusnya yang rapi dan wajah cerah. Sepatu putih bersih terayun pelan saat ia menuju ruang makan tempat sang ayah, Zion, tengah membaca koran digitalnya di meja panjang. Di sampingnya Zanaya menyeruput tehnya.

"Morning, Daddy, Mommy," sapa Azzura ceria sambil mencium pipi ayahnya dan juga sang ibu.

"Pagi sayang," jawab Zanaya dan Zion bersamaan.

"Ke mana Kak Zorion?" tanya Azzura.

"Rion udah pergi dari tadi pagi. Dia ada tugas dari Daddy," jawab Zanaya, Azzura hanya mengangguk.

Zion menurunkan layar korannya, mengangkat alis. "Zura sayang. Sudah siap ke kampus?"

Azzura mengangguk sambil menyeruput susu cokelat hangat dari cangkirnya. Setelah beberapa menit sarapan dalam diam, Zion akhirnya bersuara, "Kalau kamu tidak keberatan, bagaimana kalau Daddy yang antar ke kampus hari ini?"

Biasanya, tawaran seperti itu akan langsung ditolak Azzura. Ia selalu ingin tampil biasa dan tidak mencolok. Tapi hari ini berbeda.

Azzura tersenyum dan berkata pelan, "Boleh, Dad."

Zion hampir tersedak kopinya, begitu juga Zanaya yang terkejut mendengar ucapan sang putri. Zion dan Zanaya saling pandang, lalu Zanaya mengangkat bahunya tak tahu.

Zion menoleh cepat, menatap sang putri dengan dahi berkerut. "Tumben banget. Kamu biasanya langsung menolak mentah-mentah."

Zanaya menambahkan. "Iya, lho. Biasanya langsung menolak. Bahkan marah-marah."

Azzura hanya tersenyum sambil mengangkat tasnya. "Karena kali ini Zura nggak mau lagi sembunyi, Dad, Mom. Zura siap jadi diri sendiri. Siap menghadapi semuanya, apa pun itu."

Zion dan Zanaya terdiam sejenak. Ada keheningan singkat di antara mereka, lalu senyum bangga terlukis di wajah suami istri itu.

“Putriku sudah tumbuh dewasa rupanya,” ucap Zion dengan suara dalam dan lembut.

"Kau, benar sayang. Dia tumbuh menjadi gadis yang baik," kata Zanaya tersenyum manis.

Azzura menatap mata sang ayah yang penuh kasih, lalu berkata, "Zura cuma nggak mau terus berpura-pura jadi gadis biasa. Padahal Zura bukan cuma gadis biasa."

Zion bangkit, mengambil kunci mobil mewahnya dari meja.

“Kalau begitu, mari kita buat semua orang tahu siapa Azzura Azlan yang sebenarnya,” katanya sambil mengedipkan mata.

Azzura tertawa pelan. “Let’s go, Daddy.”

"Mommy! Kami berangkat dulu, ya," pamit Azzura mencium pipi sang Mommy.

***

Mobil hitam mewah dengan emblem berkilau itu berhenti tepat di depan gerbang utama Kampus Asteria. Semua mata secara otomatis menoleh.

Apalagi ketika pintu belakang terbuka dan sosok Azzura Azlan keluar dengan anggun, mengenakan seragam kampus dengan balutan jaket kulit coklat muda. Rambut panjangnya tergerai lembut, dan mata hijaunya berkilau diterpa cahaya pagi.

Zion menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya, menampakkan wajah tampannya yang tegas namun penuh kelembutan. "Selamat belajar, sayang," ucapnya lembut.

Azzura menoleh dan tersenyum. "Bye, Daddy." Ia melambaikan tangan kecilnya sebelum melangkah pasti ke dalam area kampus.

Tak jauh dari sana, di balik taman kecil dekat kafe kampus, Rica dan gengnya duduk mengamati. Rica menyipitkan mata tajamnya ke arah Azzura.

Cekrek!

Jemarinya dengan cepat mengangkat ponsel, dan memotret momen saat Azzura turun dari mobil.

"Lihat tuh! Dia keluar dari mobil mewah lagi. Dasar cewek murahan," dengus Rica penuh iri. "Kemarin jalan sama Xavier Valens, sekarang dijemput cowok kaya lain."

"Kayaknya bukan cowok biasa deh itu, kayaknya itu Om-om berperut buncit," celetuk Liza, salah satu teman Rica. "Mukanya kayak pernah muncul di majalah bisnis."

"Jangan-jangan sugar daddy-nya!" sahut Mona sambil tertawa mengejek. "Wajar aja bisa belanja di butik mahal kemarin. Ternyata bukan beasiswa, tapi hasil dari, yah, kamu tahu lah."

Mereka semua tertawa rendah, seolah telah menemukan bahan gosip paling panas seantero kampus.

Rica menyeringai sinis. "Aku udah bilang dari awal, dia tuh bukan siapa-siapa. Tampang polos, tapi isi kepala penuh trik murahan."

"Dan sekarang dia sok tampil kece. Seakan-akan dia ratu kampus," tambah Liza sambil melipat tangan di dada.

Tanpa mereka sadari, dari balkon atas gedung fakultas bisnis, Sania tengah melihat ke arah bawah. Matanya menyipit saat melihat kerumunan geng Rica. Ia mengepalkan tangan, sudah muak dengan segala komentar mereka.

"Beraninya ngomong di belakang," gumam Sania. "Tunggu aja. Semua akan tahu siapa Azzura yang sebenarnya."

Suasana koridor kampus Asteria mendadak berubah. Bukan karena alarm kebakaran atau razia dadakan, tapi karena kedatangan dua gadis yang kini menjadi pusat perhatian: Azzura dan Sania.

Keduanya melangkah santai menuju kantin, tapi bisik-bisik dan tatapan sinis menyambut mereka seperti angin dingin yang menusuk tulang.

"Eh itu kan si cupu Azzura," bisik salah satu mahasiswi, sengaja agak dikeraskan.

"Udah nggak cupu lagi, sekarang kayak selebgram. Tapi sayang, modal sugar daddy," sahut yang lain sambil menahan tawa.

Azzura tetap berjalan dengan kepala tegak, wajahnya tenang meski ia jelas-jelas mendengar setiap cibiran. Di sebelahnya, Sania mengerutkan kening. Ia bisa merasakan atmosfer aneh yang menyelimuti mereka sejak turun dari tangga lantai dua.

"Mereka kenapa sih, Zura?" tanya Sania, menoleh ke arah sepupunya dengan bingung.

Azzura mengangkat bahu acuh. “Entahlah. Biasa, angin kampus.”

Sania tak puas dengan jawaban itu. Ia buru-buru mengambil ponselnya dari tas, membuka grup kampus yang biasanya berisi info acara dan tugas kuliah. Tapi bukan jadwal rapat BEM yang ia lihat, melainkan… foto Azzura.

Matanya membulat sempurna.

"Ya ampun … Zura!" desis Sania penuh emosi. "Lihat ini! Ada yang posting foto kamu waktu turun dari mobil Uncle Zion!"

Azzura menoleh sedikit, tapi tak tampak terkejut. "Biarin aja."

Sania membaca caption dengan suara pelan namun geram, “‘Pantas si cupu anak beasiswa bisa glow up, ternyata punya sugar daddy. Dunia memang panggung sandiwara.’” Tangannya mengepal. "Yang upload ini, si Rica sambel! Dia bener-bener keterlaluan!"

Sania langsung berbalik hendak menuju ke arah gedung BEM. Tapi Azzura menahan lengannya dengan tenang.

"Udah, San. Gak usah dibesar-besarin. Kalau kita bereaksi, justru mereka makin senang. Lagian, para dosenn tahu, siapa aku dan keluargaku."

Sania memandang Azzura dengan heran sekaligus kagum. "Kamu yakin kuat nerima semua omongan mereka?"

Azzura tersenyum kecil. "Aku pernah lebih hancur dari ini. Sekarang? Cuma angin lalu."

Keduanya melanjutkan langkah mereka ke kantin. Saat masuk, tatapan masih menghujani, diselingi tawa-tawa kecil dari meja geng Rica. Namun Azzura tak gentar. Ia menarik kursi, duduk anggun, dan membuka kotak bekal yang dibawanya dari rumah. Sania duduk di sebelahnya, tetap dengan ekspresi tak terima.

"Suatu hari, mereka bakal malu sendiri," gumam Sania.

Azzura hanya tersenyum dan menjawab pelan, "Dan aku akan tetap jadi aku. Dengan atau tanpa pengakuan mereka."

Saat keduanya sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba sebuah suara terdengar. "Halo, Azzura. Berapa bayaranmu semalam?"

1
Dian Susantie
wkwkwk.. nyonya.. nyonya...!! lu bikin rencana gila..??!! Zanaya lebih gila..!! 🤪🤪🤪🤣🤣🤣
Mor Mintarsih
xavi harus benar² sabar dan tekun nanti menghadapi
zylla
Kok Azzura gatau identitas asli keluarganya?
zylla
Siapa suruh cari masalah sama Zanaya 😮‍💨
Mor Mintarsih
yeee betul tebakan ku...jodoh tak kan lari kemana .😘🥰😍
Ayudya
spot jantung dan hati aku mak
zylla
Good job, Zura!
zylla
Astagaaaa, jangan sampe kena 😱
Mor Mintarsih
kenzo kenzo tunggu pembalasan luna...mamam nanti bubur
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
ngeri ngeri sedap
Kusii Yaati
yang berani mengusik keluarga Azlan berarti sudah siap mati 😏
Ayudya
bagaimana tidak gila anak yg di kandung selama 9 bulan mau di celakai dan di buat cacat.ya siap siap aja buat bapak Mahendra untuk hancur.buat momy zanaya Badas hanis/Drool//Drool//Drool//Drool/
Mor Mintarsih
hadir selalu aku thor...baca karyamu ini aku tidak pernah bosan...the best slalu thor. ❤💪💪
Tiara Bella
wow zanaya.....ngeriiiiiii...kepala manusia ky bola aja ngegelundung
mama_im
selanjutnya kepala kalian yg menyusul 😈😈😈
Kasih Sklhqu
senjata makan tuan rasain tuh rica ayam geprek 🤣🤣
Tiara Bella
senjata makan tuan kan kapok gk tuh si Rica Rica entok.....
Ayudya
hadeh rica seneng banget cari masalah
Dian Susantie
Chris udh dihabisi Xavier, Rica² udh disingkarikan krn ulahmya aendiri.. tinggal si Kenjo nih kl msh ngeyel.. habis lo .. buaya buntung..!! 🤪🤪🤪
Zea Rahmat
mamposss kau senjata makan tuan kannnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!