"... selama aku masih berada didunia ini aku akan terus berusaha menjaga Luciana."
Perkataannya mengejutkanku. Selama dia masih berada didunia ini? Dia adalah seorang vampire yang hidup abadi, apakah itu berarti dia akan menjagaku selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Luciana
Aku menatap lemah langit-langit ruangan diatasku. Setelah ku perhatikan lebih lama, ternyata ini adalah ruang pasien milik nenek. Bagaimana aku bisa sampai disini? hal terakhir yang aku ingat adalah aku yang kesakitan dihall Manor house menunggu Stefan pulang, tiba-tiba aku teringat sesuatu dan segera menyentuh perutku. Hilang. Bayinya sudah tidak ada, perutku sudah rata.
Aku bangkit duduk lalu berusaha turun dari ranjang. Tubuhku masih sedikit lemas dan pandanganku belum kembali sepenuhnya. Aku berjalan menuju pintu dengan terus berpegangan pada tembok.
Diruang tamu, aku melihat Stefan duduk membaca buku bersampul coklat tua ditangannya. Aku berdiri mematung melihatnya, sangat tampan, kenapa dia ada disini? atau mungkin dia yang membawaku kemari. Perhatian Stefan beralih dari buku yang dia baca menuju kepadaku. Dia sedikit terkejut lalu segera berdiri menghampiriku.
"Luciana kau sudah bangun? apa kondisimu sudah baik?", tangannya yang dingin memegang kedua lenganku lalu sedikit menunduk mensejajarkan tinggi kami.
Aku senang melihatnya begini, dia khawatir. Terlihat lebih bagus saat dia mengekpresikan apa yang dia rasakan tidak hanya diam seperti sebuah patung. Alih-alih menjawabnya, aku malah tersenyum.
"Luciana", dia mengerutkan dahi.
"Iya aku sudah merasa lebih baik", jawabku pada akhirnya.
Stefan menuntunku duduk disofa yang semula dia duduki, dia berjalan menuju rak dan meletakkan buku yang tadi dibacanya. Aku melihat keluar, ada nenek yang sedang berdiri diteras.
Nenek menoleh lalu berjalan mendekat,dia menggendong bayi. Aku terkejut, apa itu bayi yang selama ini ada dalam diriku?
Aku bangkit berdiri sambil menutup mulutku, bayi ini sangat cantik, bermata biru dan berambut merah, mirip dengan Isabell.
"Bayi perempuan", nenek tersenyum padaku "Kau hebat Luciana, bayinya sehat tanpa cacat sedikitpun".
"Cantik sekali",gumamku
"Bagaimana dengan orang tuanya", tanya Stefan yang sudah berdiri disampingku.
"Aku sudah mengirimkan surat, sebentar lagi pasti mereka sampai."
Tepat setelah nenek berbicara, terdengar suara kereta kuda dari kejauhan. Stefan bergegas pergi bersembunyi.
Cristian dan Isabell segera berlari menuju ke dalam rumah, Isabell terdiam melihat nenek yang menggendong bayinya. Perlahan dia meraih bayi perempuan itu dengan tangan yang gemetar. Isabella menangis terharu dipelukan Cristian.
Aku senang melihat kebahagiaan dimata kedua pasangan suami-istri didepanku. Aku telah mengembalikan harapan mereka.
Isabell memelukku dengan erat, mulutnya tak henti-henti mengucapkan terimakasih padaku.
"Katakan Luciana, apa yang kau inginkan, aku akan memberimu apapun yang kau mau sebagai imbalan", tanya Isabell yang masih memelukku.
Aku melepas pelukannya, "Aku tidak minta apapun, aku hanya ingin kalian menepati janji dengan terus menjamin keselamatan nenek, penuhi apapun yang nenek butuhkan". Kulihat nenek yang tersenyum padaku dengan mata yang berkaca-kaca.
Nenek memelukku dengan erat. Aku sangat bersyukur bertemu dengannya, dia memang bukan nenek kandungku tapi jika aku memiliki seorang nenek, aku ingin yang seperti dia.
Setelah kepulangan Cristian dan Isabell kini tinggal kami bertiga dirumah ini. Stefan berkata bahwa kami harus segera kembali. Meskipun kami berdua masih terlihat seperti manusia, Stefan yakin reputasinya sebagai vampire yang sering menyusup di wilayah manusia sudah menyebar, akan merepotkan jika ada yang melihatnya.
Sebelum kami meninggalkan rumah ini, nenek terus memintaku untuk berhati-hati dan menuruti perkataan keluarga baruku. Nenek takut sifat keras kepala yang kumiliki akan membuatku berada dalam bahaya lagi.
Setelah berbicara padaku nenek meminta Stefan untuk berbicara padanya. Mereka sedikit menjauh dariku, apa yang akan mereka bicarakan? kenapa harus menjauh?
Mungkin ini saat yang bagus untuk mencoba kekuatan baruku, aku berusaha menajamkan pendengaranku, dan berhasil!
"Stefan kau harus berjanji padaku untuk terus menjaganya", nenek mulai berbicara.
"Ya". jawab Stefan seadanya.
"Bersungguh-sungguh lah Stefan". Suara nenek sedikit emosi.
"Iya Rose, bukankah aku sudah menepatinya, aku membawa dia kesini sesuai janjiku", jawab stefan. Sejenak hening.
"Dengar, selama aku masih berada didunia ini aku akan terus berusaha menjaga Luciana". Stefan melanjutkan kalimatnya.
Perkataannya mengejutkanku. Selama dia berada didunia ini?
Dia adalah seorang vampire yang hidup abadi, apakah itu berarti dia akan menjagaku selamanya?
Kulihat nenek tersenyum dari kejauhan,
"Kau berubah", ucap nenek
"Tidak". Stefan terlihat malas lalu melangkah pergi.
Mereka menghampiriku. Aku berusaha menyembunyikan rasa terkejutku, akan sangat memalukan jika mereka tau aku menguping pembicaraan mereka.
Kami bersiap untuk kembali. Hari sudah menjelang sore, tidak terasa seharian kami berada disini, sepertinya setelah ini aku akan jarang kesini atau malah aku tidak akan kesini lag, entahlah aku tidak tau.
Aku sudah memiliki hidup baru dan setelah dipikir-pikir, aku belum belajar menjalani hidup baruku dengan baik.
Aku berjalan mendahului Stefan meninggal rumah nenek. Kami berjalan santai dihutan sesekali melihat sekeliling.
"Terimakasih", ucapku pada akhirnya.
"Ya". Jawab Stefan singkat.
Hening.
"Bagaimana kondisimu?", Stefan berjalan disisiku.
"masih sedikit lemas".
Aku memang masih lemas tapi aku masih bisa mengatasinya.
"Kamu mau minum". Stefan berhenti tiba-tiba
"Eh.. apa?".
"Kau harus minum darah, tenagamu terkuras saat proses pelepasan mantra" sefan tersenyum, "kita akan berburu".
Apa dia bercanda, aku baru saja melahirkan-memang bukan melahirkan seperti orang normal biasanya tapi anggap saja begitu-dan sekarang aku harus berburu?.
***
Setibanya di Manor house aku memutuskan untuk mandi. Badanku sedikit lengket dan gaun bagian bawahku dipenuhi bercak lumpur.
Sebenarnya tadi tidak bisa disebut dengan berburu, karena kami tidak menemukan apa-apa di hutan. Hanya ada beberapa ekor kelinci dan rusa. Aku merasa kasian saat Stefan memintaku untuk meminum darah mereka secara langsung.
Aku sudah seperti monster yang haus darah, tapi mau bagaimana lagi memang seperti inilah diriku yang sekarang. Aku tidak bisa bertahan hidup tanpa meminum darah.
Selama aku tidak membunuh manusia hanya untuk memuaskan rasa hausku, sepertinya aku belum menjadi monster yang mengerikan.
...~~~~...