NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Sebuah Perhatian Yang Ironi

     "Ya ampun, Mas. Tubuh kamu menggigil. Sepertinya kamu demam. Sebentar, aku buatkan dulu wedang jahenya." Dengan gesit, Elyana segera keluar kamar dan menuruni tangga untuk menuju dapur.

     "Kenapa Non, apakah Nona butuh sesuatu?" tanya Bi Ocoh setelah Elyana tiba di dapur.

     "Saya mau buatkan Mas Excel wedang jahe, Bi. Badannya basah kuyup karena kehujanan, tubuhnya juga menggigil. Kenapa, ya, padahal pulangnya pakai mobil? Tapi saya tidak dengar suara mobilnya, tadi?" heran Elyana.

     "Den Excel pakai mobil, Non. Sepertinya pas turun dari mobil, hujan dari talang mengenai tubuhnya. Talang di depan itu kalau hujannya selebat ini, daya tampungnya lemah dan airnya meleber ke mana-mana. Talangnya juga sudah bolong sebagian," terang Bi Ocoh.

     "Kalau begitu, besok tolong perbaiki ya, Bi. Minta tolong pada suami Bibi untuk memperbaikinya."

     "Siap, Non."

     Elyana segera membawa secangkir wedang jahe yang barusan sudah ia buat. Harum jahenya mulai tercium memenuhi seisi ruangan.

     Tiba di kamar, Elyana meletakkan cangkir itu di atas nakas sembari menunggu Excel keluar dari kamar mandi. Elyana berinisiatif merapikan koper Excel, lalu membuka resleting koper itu untuk mengeluarkan pakaian Excel yang kotor.

     "Jangan kamu sentuh koper itu, biar aku yang keluarkan!" Suara Excel menggema keluar dari kamar mandi, menghentikan gerakan Elyana. Sejenak Elyana merasa terkejut lalu perlahan menoleh ke arah Excel dengan perasaan heran.

     Elyana berdiri lalu menatap Excel. "Biar aku yang keluarkan baju kamu Mas. Koper itu pasti pakaian kotor Mas Excel semua, kan?" ujar Elyana.

     "Tidak. Biarkan aku saja. Lagipula di dalamnya ada oleh-oleh buat Nada, aku tidak mau oleh-olehnya tercampur baju kotor yang kamu keluarkan."

     "Baiklah." Elyana menuruti ucapan Excel. Kini dia bingung apa yang akan dia kerjakan.

     "Oh iya, bagaimana pekerjaannya selama empat hari, lancar, kan, Mas?" Merasa bingung, akhirnya Elyana bertanya tentang pekerjaan Excel selama empat hari ini.

     "Lancar dong, itu sebabnya aku masih bisa kembali ke rumah." Excel menjawab tanpa senyum, itu sudah biasa bagi Elyana yang memang sehari-hari seperti itu. Elyana masih meyakini, suaminya ini memang tipenya begitu tidak romantis dan perhatian.

     Demi langgengnya suatu hubungan rumah tangga, Elyana selalu berusaha mengimbangi. Excel yang datar dan tidak perhatian, maka Elyana akan membalasnya dengan sebuah perhatian. Elyana masih meyakini bahwa sikap Excel memang bawaan dari sananya.

     "Ini Mas wedang jahenya. Mumpung masih hangat. Ini bagus untuk mengembalikan tubuh yang dingin menjadi hangat, selain itu wedang jahe ini bagus untuk kesehatan tubuh," terang Elyana tidak ubah seorang pakar obat yang tahu khasiat rempah di dalam wedang itu.

     Tanpa menyahut, Excel meraih gelas itu, lalu mulai meneguk minuman yang dibuat Elyana, sampai habis setengahnya.

     Dreettt

     Hp Excel bergetar, terlihat layar Hp nya benderang. Excel segera meraih Hp nya, lalu melihat siapa yang memanggil. Sebuah senyum terbit dan terlihat bahagia. Elyana berdesir, ada rasa cemburu ketika Excel mampu tersenyum dan terlihat bahagia hanya untuk sebuah panggilan telpon saja, sementara pada dirinya, belum pernah sebahagia itu, walaupun pernah, itu hanya bisa dihitung jari dan hanya dipaksakan.

     "Bahagia banget Mas Excel saat melihat siapa yang memanggil di Hp nya. Lantas siapa yang sudah membuat senyum di bibir Mas Excel terbit. Apakah Mama Gina?" duga Elyana, dia berpikir kalau yang menghubungi Excel adalah mama mertuanya. Hanya mama mertuanya yang bisa membuat Excel tersenyum, Elyana sangat yakin.

     Setelah melihat siapa yang menghubunginya, Excel keluar dari kamar dan menjauh, dia baru mengangkat panggilan itu di beranda atau ruang tengah lantai atas.

     "Tapi, kalau dari Mama Gina, tidak mungkin Mas Excel menerima panggilan di luar. Di sini juga bisa menerima panggilan," heran Elyana. Tapi Elyana segera menepis kecurigaannya, suaminya tidak mungkin bermain-main dengan perempuan lain.

     Setelah Excel keluar, Elyana memilih keluar kamar, ia memutuskan untuk ke dapur menyiapkan makan sore buat Excel suaminya.

     Namun suara tawa renyah dari bibir Excel, membuat Elyana menahan langkahnya, dia justru berjalan mendekati Excel. Elyana berpikir, pasti Excel sedang berbicara sengan sang mama mertua. Kalau itu benar, maka Elyana ingin sekalian menyapa sang mama mertua yang selama ini sudah sangat baik padanya.

     "Iya, Sayang. Nanti kita pasti bertemu lagi. Kamu sabar, ya. Seminggu sekali kita pasti bertemu." Kalimat itu terdengar jelas, membuat Elyana seakan lemas seketika. Jantungnya tiba-tiba berdetak tidak karuan, dadanya berubah sesak dan sakit. Sangat jelas kalimat barusan tidak mungkin ditujukan pada sang mama mertua.

     "Aku sudahi dulu, ya. I love you." Lagi kalimat mesra itu terucap dari bibir Excel, perlahan Elyana berbalik. Tubuhnya yang lemas ia paksa sesegera mungkin meninggalkan beranda sebelum tubuh Excel berbalik.

     Elyana kembali menuju kamarnya, untung saja Excel tidak mengetahui kalau dirinya tadi berada di dekatnya dan menguping pembicaraan mesra Excel yang pertama kali dia dengar.

     Excel segera membalikkan badan Setelah menyudahi panggilan. Matanya langsung menuju pintu kamar, ia melihat Elyana tengah memasuki kamar. Tapi Excel tidak peduli habis dari mana Elyana, dia tidak mau tahu. Yang paling penting untuknya, Elyana tidak tahu dengan siapa dia berbicara. Padahal Excel tidak tahu kalau Elyana sudah memergoki dirinya.

     Elyana langsung memasuki kamar mandi, tiba-tiba tangisnya pecah di sana. Hatinya seakan hancur tiba-tiba hanya mendengar kalimat mesra Excel di dalam telpon pada seseorang.

     Suara gemericik air keran, sengaja ia nyalakan, agar Excel tidak mendengar dia menangis.

     "Apakah selama ini Mas Excel sudah mengkhianati pernikahan ini? Pantas saja setiap menerima telpon, dia selalu menjauh seakan tidak ingin aku mendengarnya. Ternyata Mas Excel memiliki perempuan lain."

     "Kenapa kamu lakukan itu padaku, Mas? Salahku apa, aku sudah setia dan patuh dengan semua perintahmu. Tapi ternyata kesetiaanku dibalas pengkhianatan." Tangis Elyana masih pecah di sana.

     "Kalau aku mengalami hal seperti Yeni, aku juga saat ini tidak memiliki tabungan. Benar kata Yeri, aku harus berusaha mencari duit untuk simpananku. Aku tidak tahu sampai kapan Mas Excel akan setia, sementara sikapnya memang datar dan dingin seperti itu."

     Elyana masih menumpahkan tangisnya di kamar mandi, sampai ketukan di pintu kamar mandi terdengar.

     "Kamu sedang apa di dalam kamar mandi selama itu? Aku khawatir kamu kenapa-napa," ujarnya setelah Elyana membuka pintu kamar mandi, seraya menatap Elyana lekat. Elyana tidak menyahut, entah kenapa pertanyaan Excel barusan bagai sebuah ironi baginya, bukan terdengar sebuah perhatian.

Setelah itu Elyana segera keluar dari kamar dengan mata yang sembab. Excel bertanya-tanya, ada apa dengan Elyana?

NB: Cerita ini hanya fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tempat, atau kisahnya mirip-mirip, itu di luar tanggung jawab penulis, dan mohon jangan tersinggung. Penulis hanya berimajinasi sesuai gambaran Penulis saja. Kalau ada kesamaan, mohon maklum ya. Karena sebagain cerita ini, terinspirasi dari berbagai kejadian yang Penulis amati di sekitar.

1
cinta
mudah"an ga ketemu ada yg nolong pergi jauh
cinta
klu suami pns nikah kantor itu kita dipangil soalny suamiki jg seorg TNI
cinta
cerai aj ank bawa
dewi_nie
bagus elyana jgn lemah harus kuat dan tegas jgn mau ditindas.
ALRININGSIH ALRININGSIH
Erni bawel apalagi KLO udah resmi scr hukum negara dan kedinasan makin besar kepala tuh
ALRININGSIH ALRININGSIH
rasain Exel punya istri siri yg bawel
ALRININGSIH ALRININGSIH
elyana sanget yakin berpisah dg exel
ALRININGSIH ALRININGSIH
ternyata benar' mama mertua kepikiran sampe sakit
ALRININGSIH ALRININGSIH
sepertinya jodohnya laki 2 ini m tiap kali ketemu tanpa sengaja
ALRININGSIH ALRININGSIH
semoga elyana berjodoh dg Rafka
ALRININGSIH ALRININGSIH
elyana semoga giat medsosnya biar bisa banyak pemasukan
ALRININGSIH ALRININGSIH
Erni yg udah nikah siri menuntut Exel pulang
ALRININGSIH ALRININGSIH
dilemma dlm RT yg bercerai adalah anak yg jadi korban
ALRININGSIH ALRININGSIH
Exel salah tingkah
ALRININGSIH ALRININGSIH
exel seperti nggak ada doda
ALRININGSIH ALRININGSIH
Rafka benar' 2 terpuruk kehilangan' istri dan anaknya
bagi Exel harusnya ini pelajaran berharga untuk menyayangi anak dan istrinya
ALRININGSIH ALRININGSIH
firasat ortunya memang nggak pernah salah
ALRININGSIH ALRININGSIH
elyana sanget kecewa dan nekat melukai lehernya sendiri
Suryani Yani
Luar biasa
ALRININGSIH ALRININGSIH
Exel egoisnya tinggi
bersama Erna yg sudah susun strategi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!