Tergoda Mantan Istri

Mama Yuna menggendong cucunya Daffa.. berusaha menenangkan nya... tapi Daffa tak kunjung menghentikan tangis nya..

hingga Yuna menyusui nya barulah bocah itu diam...

Dengan masih sesenggukan diantara isak tangis nya.. Yuna berusaha untuk tetap tegar

sambil menyusui Daffa, bocah berusia delapan bulan itu menyentuh pipi Yuna seolah berusaha menghibur mamanya..

Sementara Wawan berlutut dekat Yuna berusaha meminta maaf namun enggan meninggalkan istri siri nya..

"Maafkan aku, Yun.. aku tidak bisa meninggalkan nya..

saat bersamanya aku merasa lebih hidup dan bergairah, aku belum pernah merasakan hal ini saat bersamamu.. "!

"Apakah aku gak cukup bagimu mas...??

apa salah ku, apa aku bukan istri yang baik, apa aku gak cantik lagi hmm..? "

lirih suara Yuna karena batinnya tengah tersiksa..

"Kamu istri yang baik dan juga cantik Yun.. kamu gak salah.. aku lah yang salah..karena masih terjebak dengan masa lalu ku..

maafkan aku ya.. "

"mas,tolong..sadar lah demi anak-anak, aku akan memaafkan mu.. tapi jangan tinggalkan kami..! "

secara tak terduga Yuna bersujud didepan Wawan..

mama Yuna tak tega melihat anaknya seperti itu, hatinya pilu, namun mama Yuna berusaha tidak ikut campur dulu.. biar lah mereka mencoba menyelesaikannya..

Wawan memegang bahu Yuna agar Yuna berdiri.. untuk sesaat hatinya merasa kasihan pada Yuna...!

mereka pun berpelukan..

mama Yuna menarik nafas lega..

syukur lah.. semua akan baik-baik saja, pikir nya..

hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa.. sampai suatu ketika Wawan menerima telpon dari Sari.. dan dengan terang-terangan Wawan pamitan pada Yuna untuk bertemu Sari..

"gak usah pergi kesana, mas.. blokir aja nomornya, kamu kan udah janji gak akan berhubungan lagi dengan nya..! "

"Yuna.. aku gak pernah janji apapun ya..

bukan kah sudah kubilang aku gak mungkin bisa meninggalkan nya.. aku mencintai nya..! "

"Maksud kamu apa mas..? "

"kamu harus bisa menerima nya sebagai madu mu.., demi anak-anak kamu harus menerima nya..! "

"mas.. selangkah kamu keluar dari rumah ini aku bersumpah akan meninggalkan mu..! "

Sejenak Wawan terdiam.. namun kemudian dengan langkah mantap pergi meninggalkan Yuna yang terpaku bagai tak percaya..

"Baik lah.. ternyata memang aku tak berarti lagi bagimu mas.. aku akan pergi membawa anak-anak.. "

dengan perasaan tak karuan Yuna mengemasi pakaian nya dan anak-anak..

"untuk apa aku disini.. sudah gak berguna..

lihatlah suatu hari nanti kamu akan menyesal karena telah mencampakkan ku.. "

Hati Yuna hancur berkeping-keping,Yuna melihat foto pernikahannya dengan Wawan yang dipajang diruang tamu..

foto itu membuat hatinya panas terbakar..

dengan kasar Yuna meraih foto itu dan membanting nya hingga hancur menjadi serpihan kecil, tak cukup sampai disitu foto itu dirobek-robek hingga tak terbentuk lagi..

Disudut ruang tamu, Aisyah putri kecilnya ketakutan melihat mamanya seperti orang yang tengah kerasukan.. Kadang berteriak dan kadang menangis..

Namun saat Daffa menangis Yuna seperti tersadar...

Yuna buru-buru menggendong Daffa dan mendekati Aisyah yang ketakutan..

"gak pa-pa sayang.. mama gak marah sama Aisyah.. gak usah takut.. ayo kita kerumah oma..! "

Aisyah memeluk mamanya..

Perasaan Yuna bercampur aduk..

marah, kesal,sedih,benci..

merasa muak, mual dan pengen muntah bila mengingat Wawan..

kebencian kini telah menguasai hati nya..

Yuna bertekad akan membalaskan sakit hatinya.. tunggu lah pembalasan ku, aku tak akan membiarkan mu hidup tenang"