[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Aku bukanlah siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS
Season 2 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS 2
Jangan lupa dukungannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch- 29. Batasan.
Ch- 29. Batasan
Didalam kamar penginapan.
Setelah berciuman cukup lama, mereka berdua akhirnya melepaskan ciumannya dan melonggarkan pelukannya, karena udara di sekitar mereka benar-benar sudah mulai terasa sesak. Meski begitu, keduanya masih larut dalam hangatnya perasaan cinta masing-masing, bahkan mereka masih saling memandangi satu sama lain.
Semakin dalam tatapan matanya pada mata Qiao Ning, semakin dalam pula perasaan aneh yang Ming Xuan rasakan dan semakin kencang pula suara detak jantungnya. Namun anehnya, Ming Xuan tidak lagi menghiraukan suara detak jantungnya tersebut, ia juga tidak lagi merasakan perasaan gugup ataupun canggung, bahkan semakin sulit baginya untuk mengendalikan dan mengontrol pikirannya sendiri.
"Qiao Ning, aku..."
Perkataan Ming Xuan terpotong karena Qiao Ning menempelkan jari telunjuknya di bibir Ming Xuan, yang menandakan bahwa ia tidak ingin Ming Xuan meneruskan kalimatnya. "Lakukan apapun yang kau inginkan, karena aku sudah menjadi milikmu dan begitupun sebaliknya" ucap Qiao Ning, kemudian menarik tangannya dari bibir Ming Xuan.
Ming Xuan tidak mengatakan apapun lagi, ia hanya tersenyum sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Qiao Ning, kemudian mengecup dahi Qiao Ning dengan lembut, lalu setelah itu, mereka berdua kembali berciuman. Perlahan namun pasti, Ming Xuan melepaskan pelukannya pada Qiao Ning, lalu mulai membuka pakaian yang dikenakan oleh Qiao Ning.
Karena malam ini adalah pengalaman pertamanya, butuh waktu yang lumayan lama bagi Ming Xuan untuk bisa membuka baju Qiao Ning, namun setelah berhasil melakukannya, rasa gugupnya kembali datang ketika melihat pemandangan didepan matanya, tapi rasa gugup tersebut segera berlalu begitu saja, karena pikirannya benar-benar sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
Pada saat yang bersamaan.
"Tok... Tok... Tok... Tuan, apakah tuan sudah tidur?" ucap Hei Jin Long dari balik pintu.
Baik Ming Xuan ataupun Qiao Ning, keduanya benar-benar kaget ketika mendengar suara Hei Jin Long dan seketika itu juga, perasaan malu, gugup dan canggung langsung mendatangi mereka lagi, bahkan Ming Xuan langsung beranjak dari sisi Qiao Ning dan duduk di pinggir tempat tidur, sementara Qiao Ning, ia langsung memakaikan bajunya lagi dengan menahan rasa malu.
Di luar kamar.
"Hentikan itu, kau ini bodoh atau bagaimana?!" ujar Yan Luo Wang menghentikan Hei Jin Long yang ingin mengetuk pintu sekali lagi.
"Apa maksudmu?!" tanya Hei Jin Long bingung.
Yan Luo Wang menghela napas panjang, kemudian menarik tangan Hei Jin Long dan masuk ke kamar mereka. "Karena kau masih baru, jadi aku bisa memaklumi hal ini, tapi jangan sampai terulang untuk yang kedua kalinya!" ujar Yan Luo Wang.
"Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya Hei Jin Long, ia masih saja tidak mengerti maksud perkataan Yan Luo Wang.
"Lain kali, jika kau ingin melaporkan sesuatu, laporkan saja pada Yufei dan jangan langsung melapor pada tuan, apa kau paham?!" jawab Yan Luo Wang kesal.
"Ba-baik" ujar Hei Jin Long.
Di dalam kamar penginapan.
Suasana kembali menjadi sunyi, Ming Xuan dan Qiao Ning masih belum mengucapkan sepatah katapun sejak kejadian barusan, bukan karena sedang marah atau apapun, tapi mereka bingung dan tidak tahu harus berkata apa, karena situasi yang baru saja mereka lewati benar-benar diluar dugaan mereka berdua.
Tidak lama kemudian, Ming Xuan tiba-tiba saja berdiri dan menghampiri Qiao Ning yang duduk di sisi lain tempat tidur, karena sebelumnya mereka duduk di sisi yang berlawanan dan saling membelakangi, lalu setelah itu, Ming Xuan memberanikan dirinya untuk duduk di sebelah Qiao Ning yang masih tertunduk malu.
Ming Xuan sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi lidahnya terasa kaku dan mulutnya tidak bisa dibuka, tapi ia tetap memberanikan diri untuk merangkul Qiao Ning kedalam pelukannya. Qiao Ning juga tidak mengatakan apapun saat Ming Xuan memeluknya dari samping, ia hanya menyandarkan kepalanya di bahu Ming Xuan, namun tidak berani menatap wajahnya.
"A-aku minta maaf" ucap Ming Xuan.
"Kau tidak salah, kenapa harus minta maaf?" tanya Qiao Ning.
Ming Xuan menghela napas. "Yang kau katakan tadi mungkin memang benar, kita berdua memang saling memiliki, tapi belum saatnya untuk melewati batas, jadi aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa mengontrol diriku sendiri" jawab Ming Xuan
"Apa kau masih gugup?" tanya Qiao Ning.
"Sejujurnya, iya. Tapi setelah apa yang baru saja terjadi, aku akan berusaha untuk mengendalikan diriku sendiri" jawab Ming Xuan.
Memang benar jika Ming Xuan masih merasa gugup, bahkan sangat gugup sampai jantungnya masih berdetak dengan kencang, terlebih lagi mereka berdua baru saja melewati hal yang tak terduga, namun semua itu memberikan Ming Xuan sedikit keberanian dan kepercayaan diri, bahkan ia sudah mulai bisa mengendalikan rasa gugupnya itu.
Setelah itu, mereka berdua menghabiskan malam dengan mengobrol sangat lama dan akhirnya tertidur karena sudah sangat mengantuk, tapi kali ini tidak ada lagi rasa canggung seperti sebelumnya, bahkan mereka tertidur sambil berpelukkan.
Esok harinya.
Mentari pagi menyinari seluruh daratan suci, cahayanya yang terang dan hangat mampu membangunkan setiap kehidupan yang masih terlelap dalam tidurnya, tak terkecuali dua insan yang sedang tertidur lelap di dalam kamar salah satu penginapan di kota kerajaan dewa bumi.
Ming Xuan membuka matanya ketika cahaya matahari pagi mengenai wajahnya, Ming Xuan kemudian menoleh ke samping dan menemukan Qiao Ning yang masih terlelap sambil memeluknya. Saat melihat Qiao Ning yang masih terlelap, Ming Xuan kembali teringat dengan kejadian tadi malam, ia masih tidak menduga kalau ia dan Qiao Ning hampir saja melewati batasan.
"Meski aku dan Qiao Ning sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah, tapi kalau ayah dan ibu tahu tentang kejadian semalam, mungkin mereka akan marah padaku" gumam Ming Xuan.
Tidak lama kemudian, Qiao Ning akhirnya terbangun dari tidurnya. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Qiao Ning.
"Bukan apa-apa, hanya sedang memikirkan ayah dan ibuku" jawab Ming Xuan.
Qiao Ning kemudian mempererat pelukannya.
"Mendengar kau berkata begitu, aku jadi sangat ingin bertemu dengan mereka, tapi sayangnya hal itu tidak mungkin" ucap Qiao Ning.
Setelah cukup lama mengobrol, Ming Xuan kemudian beranjak dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sementara Qiao Ning masih belum beranjak dari tempat tidur dan malah teringat dengan kejadian yang mereka lewati tadi malam, meski mengingat hal itu membuatnya merasa malu, tapi ia juga merasa senang karena kejadian itu sepertinya telah merubah sikap Ming Xuan.
Sepuluh menit kemudian, Ming Xuan akhirnya keluar dari kamar mandi dan langsung keluar dari kamar, lalu pergi ke kamar yang tidak jauh dari kamarnya dan Qiao Ning untuk menemui Yufei dan yang lainnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
😂😂😂😂