NovelToon NovelToon
AKU RAJANYA (I AM THE KING)

AKU RAJANYA (I AM THE KING)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Iblis / Perperangan / Persahabatan
Popularitas:533
Nilai: 5
Nama Author: BaoshanSanren

"Jika kau mau membantuku, Aku akan memberikan tubuhku padamu!" Liu Xian

Yin Hei Long yang sudah terkurung selama ribuan tahun merasa tertarik.

Berjumpa dengan berbagai macam orang hingga bertemu dengan Bai Caishen, pemimpin suku dewa dari dunia atas.

Iblis berdarah dingin yang kini menempati tubuh manusia mulai memiliki pandangan yang berbeda tentang seluruh dunia.

Mulai dari sini, kehidupannya akan berbalik arah sepenuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BaoshanSanren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. SELIR LI

6

Saat pagi tiba, hujan masih tak kunjung berhenti.

Yin Hei Long sedang berendam menikmati air hangat yang di siapkan pelayannya.

Bak mandinya di penuhi bunga mawar merah.

Aroma harum semerbak memenuhi ruangan.

Ahhh, sangat nyaman.

"Yang mulia pangeran, selir Li datang berkunjung." Lapor seorang pelayan dari balik papan sekat.

Ibunya ya? Yin Hei Long berpikir sejenak. Bagaimana ia harus bersikap?

"Baiklah, bawa ke taman belakang." Jawabnya pada si pelayan.

Pelayan itu memberi hormat sebelum berlalu pergi.

Yin Hei Long lalu beranjak dari bak mandinya.

Menggerakkan sedikit tangannya untuk menghasilkan angin.

Saat tubuhnya kering, ia lalu mengenakan pakaian yang sudah di siapkan pelayan.

Yin Hei Long sedikit kesal, sedari tadi banyak pelayan yang menawarkan ini dan itu untuknya.

Mulai dari membantu mandi hingga akan membantunya berpakaian.

Namun ia segera menolak, Yin Hei Long merasa jika perlakuan terhadap Liu Xian ini seperti melayani seorang nona.

Setelah selesai mengenakan seluruh pakaian, Yin Hei Long melihat pantulan dirinya di cermin tembaga.

Pakaian sutra warna biru langit dengan corak aliran sungai juga jubah luar berwarna senada.

Selera berpakaiannya sangat elegan, Benar benar seperti tuan muda yang mencintai karya seni.

"Yang mulia, apakah perlu di bantu menata rambut?" Tanya pelayan yang sedari tadi hanya berdiri di samping pintu.

Ada tiga pelayan yang tengah berdiri di sana.

Yin Hei Long mengangguk sebagai jawaban.

Ia lalu duduk di kursi depan meja rias.

Para pelayan itu dengan cekatan segera menyisir rambut dan menatanya sedemikian rupa.

Yin Hei Long sedikit bingung, apa pria juga butuh di tata rambut begitu rumit.

Ia melihat dari pantulan cermin tembaga.

Beberapa bagian rambutnya di kepang kecil lalu di tarik ke belakang dan di tali dengan pita.

Hahh, Yin Hei Long tersenyum pahit.

_Selera Liu Xian ini, benar benar di luar jangkauan.

Saat melihat pelayan yang hendak menata rambutnya lagi, Yin Hei Long Segera menghentikan.

"Sudah, Begini saja" Yin Hei Long lalu berdiri.

Seorang pelayan lalu mengambil mantel tebal dengan bulu rubah berwarna kekuningan di kerah lehernya.

Pelayan itu lalu membantunya mengenakan mantel tersebut sedangkan yang lainnya menyiapkan payung untuknya.

Yin Hei Long sekali lagi melihat pantulan dirinya di cermin tembaga.

_Benar benar merepotkan.

Ia lalu berjalan menuju pintu.

"Aku akan pergi sendiri" Ia segera menolak saat pelayan hendak memegangkan payung untuknya.

"Tapi yang mulia..." Belum sempat pelayan itu menyelesaikan ucapannya, Yin Hei Long kembali membuka suaranya.

"Aku pergi sendiri." Ia lalu mengambil alih payung dari tangan pelayan itu dan berjalan meninggalkan kamarnya.

Tempat tinggalnya sangat sepi.

Sambil berlalu, ia melihat ke segala arah.

Selain Kamar tidurnya, masih ada ruang belajar, lapangan untuk berlatih pedang dan memanah.

Selain dapur, juga ada beberapa ruangan yang terlihat kosong.

Setelah cukup berkeliling, Yin Hei Long Yang kini menempati tubuh Liu Xian menemukan jalan bebatuan di belakang bangunan.

_Yahh pasti yang ini kan? Tanya nya dalam hati.

Yin Hei Long berjalan di tengah hujan, ia menghentakkan kakinya sedikit lebih keras.

Tiba tiba saja air hujan di hadapannya berhenti, seolah ada lorong yang melindunginya dari tetesan air.

Dari kejauhan ia dapat melihat pondok kecil di tengah hamparan bunga.

"Liu Xian ini, benar benar anggun sekali.." Yin Hei Long bergumam pelan.

Saat makin dekat, ia dapat melihat seorang wanita tengah duduk sendiri disana.

Setiap petikan senar guqin mengalun di tengah gemericik hujan.

Begitu Yin Hei Long mendekat, tangan wanita itu berhenti. Ia lalu menoleh melihatnya dan segera berdiri.

"A Xian, kau sudah datang." sambutnya pelan.

Wanita itu tersenyum lembut, wajahnya mungil terlihat putih bersih dengan sedikit kerutan.

Ia mengenakan gaun sutra berwarna merah muda di padukan dengan mantel bulu yang berwarna senada.

Yin Hei Long Akhirnya tau dari mana Liu Xian mendapatkan selera berpakaiannya.

Tinggi badan mereka bahkan juga hampir sama.

Jika berdiri berdampingan, mereka pasti akan terlihat seperti buah pinang di belah dua.

"Cepat kemari, hujan akan membuatmu basah." Panggil wanita yang di sebut Selir Li.

"Ya ibu.." Yin Hei Long akan berperan sebagai Liu Xian, anak yang baik dan penurut.

Mereka berdua duduk berhadapan.

Di depannya ada berbagai cemilan juga teh yang sudah tersedia di atas meja.

Selir Li mulai memetik senar guqin.

Alunan nada dari tiap petikan senar mengalun menjadi melodi yang damai dan menenangkan.

"Bagaimana? A Xian.." Tanya selir Li setelah menyelesaikan permainan guqinnya.

"Emm, sangat nyaman di dengarkan.." Puji Liu Xian, ia lalu menuangkan teh di cangkir ibunya.

Begitu selesai menuangkan untuk dirinya sendiri, Liu Xian mengangkat cangkirnya untuk memberi hormat pada sang ibu.

"Terimakasih sudah berkunjung, ibu.." Kata Liu Xian.

"Beberapa hari lalu tidak bisa bangun dari tempat tidur, ibu jadi tidak bisa mengunjungimu." Jawab selir Li.

Selir Li tersenyum lembut, putranya benar benar sudah tumbuh dewasa.

Melihat putranya membuat selir Li sedikit lega.

Putranya terlihat lebih sehat dari biasanya.

Wajahnya juga tampak segar tanpa sembab di bawah matanya.

"Sebentar lagi upacara kedewasaan akan di adakan. Adikmu akan mulai muncul di dunia sosial." Kata selir Li menjelaskan.

Setelah melewati usia lima belas tahun. Sudah sewajarnya mengadakan upacara kedewasaan yang menandakan bahwa anak tersebut sudah keluar dari taman.

Biasanya, setelah melaksanakan upacara kedewasaan. Akan ada banyak permohonan pertunangan yang berdatangan.

Bukan hanya itu, setelah memasuki usia dewasa. seseorang akan bebas mengikuti berbagai undangan pesta.

"Adik pasti akan sangat sibuk setelah ini." Jawab Liu Xian berlagak peduli.

Selir Li menatapnya lekat lekat, Liu Xian hanya pura pura tidak tau lalu menyesap tehnya lagi.

"A Xian, tolong bantu adikmu memilih pasangan yang baik." pinta selir Li pada akhirnya.

Yin Hei Long sedikit terkesiap.

"Tentu, Bu , tentu saja aku akan membantu." jawab nya dengan cepat.

"sangat baik, a Xian."

Selir Li lalu mulai memetik senar guqin lagi.

Yin Hei Long yang kini menjadi Liu Xian sedikit kikuk di dalam hatinya.

Ia bahkan belum pernah menikah, bagaimana bisa memilihkan pasangan yang baik untuk adiknya.

Gemericik hujan terdengar saling melengkapi dengan alunan senar guqin.

Setelah memainkan beberapa lagu, selir Li berpamitan kembali ke tempat tinggalnya.

"Ibu baru saja mendapatkan lukisan dari selatan. Saat ada waktu, berkunjunglah untuk melihat." Kata selir Li pada Liu Xian.

"Baik, putra ini akan menyempatkan diri mengunjungi ibunya." Liu Xian lalu memberi isyarat pada pelayan ibunya yang menunggu di kejauhan.

"Ibu hati hati di jalan.." ucap Liu Xian dengan senyum lembut di wajahnya .

Begitu pelayan ibunya membentangkan payung.

"Kau juga cepatlah masuk, udara sangat dingin tidak baik untuk tubuh." kata selir Li sebelum berlalu meninggalkan pondok kecil itu.

Liu Xian segera kehilangan senyum di wajahnya, ia melihat sekeliling dengan jengah.

"Menjadi ramah sangat melelahkan."

.

_BERIKAN BANYAK NASEHAT DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_

*.*

_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN PARA PEMBACA_

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!