NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

  Usai makan malam, cassia menatap kedua orangtuanya serta kakaknya dengan wajah serius. Kemudian berkata, " pi, mi, kak, ada hal serius yang ingin aku bicarakan pada kalian."

  Mereka semua melihat ke arah cassia bingung, " baiklah, kita pindah ke ruang keluarga saja. Agar lebih nyaman." Sahut Sang kepala keluarga Thomas Jefferson Gray.

  Di ruang keluarga, beberapa pasang mata menatap ke arah cassia dengan tatapan penasaran.

  Cassia menarik nafas dalam-dalam, sebelum mengatakan hal tersebut.

  " Pi, cassia mengambil keputusan untuk membatalkan pertunangan antara aku dengan Darian."

DUAR

  Kata-kata cassia bak petir yang menyambar, mengejutkan mereka bertiga. Mata mereka melebar dan telinga mereka seakan tak percaya dengan apa yang barusan mereka dengar.

  Thomas berdiri menghampiri putri tercintanya dengan tatapan sulit di artikan, " princess, apa kamu sudah memikirkannya dengan sungguh-sungguh?" Tanya Thomas dengan suara serius.

  " Iya princess, jangan mengambil keputusan dengan gegabah." Sahut Margaretha serius.

  Sedangkan Vladimir memandang adiknya tak percaya. Apa benar ada yang salah dengan kepala adiknya?

  Sebab mereka tahu bagaimana dulu cassia ngotot ingin tunangan dengan Darian, melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

  Tapi sekarang, tiba-tiba ingin membatalkan pertunangannya. Sungguh sulit untuk di percaya.

  “Pi, Mi, kita harus bawa dia ke rumah sakit. Sepertinya ada yang salah dengan kepalanya,” ujar Vladimir tiba-tiba, membuat mata Cassia membelalak, dadanya bergejolak menahan bantahan.

  “Apa-apaan? Aku baik-baik saja, tahu!” sahut Cassia, suara sarkasnya menggantung di udara, menolak dengan tegas.

  Thomas dan Margaretha saling bertatap, mata mereka penuh perhitungan dan keprihatinan. Perlahan, keduanya mengangguk setuju, menyepakati kata Vladimir yang menggantung di antara mereka.

  “Ayo, Princess, kita ke rumah sakit. Benar kata kakakmu, ini mungkin efek jatuh pingsanmu lusa,” Margaretha berkata lembut, nadanya penuh kasih tapi tetap tegas.

  Cassia mengerutkan alis, bibirnya cemberut, marah dan kecewa bercampur jadi satu. “Apa-apaan ini, Mi? Aku serius. Aku ingin membatalkan pertunangan itu,” ucapnya dingin, kata-kata itu terucap dengan rasa perlawanan yang mendalam. " kakak tahu alasan kenapa aku ingin memutuskan pertunangan itu." Imbuhnya.

  Vladimir menunjuk dirinya sendiri, " alasan apa memangnya, kakak nggak tahu tuh." Sahutnya datar.

  Napasku tertahan sejenak, Cassia menarik nafas dalam-dalam, matanya berkaca-kaca seperti menahan badai perasaan yang akan meledak. “Aku gak mau sakit hati lagi… apalagi perlakuan dia padaku dan perempuan itu berbeda!” teriaknya, suaranya pecah, hati yang terkoyak terlihat jelas dalam sorot matanya.

  Sekejap itu dunia terasa runtuh di hadapan mereka.

  Meski dia di kehidupan ini membencinya amat sangat, tapi hati tak bisa bohong. Masih ada rasa sakit yang amat dalam saat melihat perbedaan itu.

  Apa kurangnya? Sampai mendapat perlakuan yang begitu buruk dari tunangannya sendiri? Sedangkan wanita lain mendapatkan perlakuan lembut dan di jaga sepenuh hati.

  Kalau memang dia tidak mencintaiku, setidaknya perlakukan aku dengan baik tanpa menyakiti perasaannya di depan matanya.

  Thomas, Margaretha, dan Vladimir terpaku, terpaku oleh teriakan Cassia yang memecah keheningan. Matanya yang merah sembab meneteskan air mata, sebuah luapan kesedihan yang selama ini dia tahan rapat-rapat.

  Cassia terisak dengan napas terputus-putus, bahunya gemetar seolah ingin melepaskan beban luka yang menggunung dalam hatinya. Bertahun-tahun air mata ini terpendam, hingga akhirnya semua tumpah dalam derai tangis yang tak bisa dibendung lagi.

  “Kenapa aku harus diperlakukan seperti ini?” suaranya tercekat antara isak, pecah dalam keputusasaan. “Apa aku tak pantas untuk merasakan kebahagiaan?”

  Setiap kata terucap bak pedang yang menusuk relung jiwa, menyayat hati siapa pun yang mendengarnya. Cassia tak lagi mampu menahan beban hidup yang menindihnya  akhirnya, ia menyerah pada duka yang mencekam.

  Tangan Vladimir terkepal kuat, urat-urat menonjol seolah siap meledak oleh amarah yang membara di dadanya. Matanya yang tajam membakar, menahan letusan yang hampir pecah.

  Di sisi lain, Thomas dan Margaretha merangkul putri mereka dengan pelukan penuh luka dan pilu, seakan mencoba menahan dunia yang runtuh di hadapan mereka.

  “Besok, Papi akan bicara langsung dengan mereka. Pertunangan ini harus diputus,” suara Thomas menggelegar, dipenuhi tekad baja yang tak tergoyahkan.

  Tangannya yang kokoh mengusap punggung putri mereka, memberi kehangatan di tengah dinginnya kenyataan yang menyakitkan.

  Margaretha mendekat, lembut mengusap kepala putri mereka, suaranya seperti bisikan pengobat luka. “Sudahlah, Sayang. Jangan biarkan air matamu merobek hatimu lagi. Mata kamu harus tetap kuat, untuk menghadapi semua ini.”

  Tiga jiwa yang terluka itu bersatu dalam pelukan, menahan sedih yang bergejolak namun tak akan pernah membiarkan putri mereka menjadi korban ketidakadilan dan pengkhianatan.

  Cassia tersenyum tipis, air mata mengalir membasahi pipinya yang pucat. Ini bukan sekadar rencana  ini adalah permulaan dari sebuah kebangkitan penuh dendam.

  'Darian… tunggulah. Aku akan merobek setiap keping keluargamu, sama seperti yang kau hancurkan dalam hidupku yang dulu,' bisiknya dalam hati , suaranya penuh dengan amarah yang membara.

  Sementara itu, Vladimir melangkah pergi tanpa sepatah kata, dadanya sesak menahan luka yang mengoyak hati saat melihat adiknya terpuruk tanpa daya. 'DARIAN,'desahnya dalam hati dengan penuh kepedihan dan kemarahan, 'aku akan balas semua ini. Lebih dari seribu kali rasa sakit yang kau tanam di jiwa adikku.'

 Dalam sunyi malam itu, janji pembalasan terpatri dalam darah dan air mata, membakar ruang kosong antara mereka dan Darian  musuh yang harus dihancurkan.

...****************...

  Di balkon kamar, seorang pemuda tampan berdiri membeku, matanya menatap tajam ke langit malam, bagaikan elang yang siap mencengkeram mangsanya.

  Sunyi menyelimuti, hanya sesekali desiran serangga malam memecah kesunyian yang pekat seakan alam pun menahan napas, menyaksikan detik-detik penuh ketegangan itu.

  Hingga suara dering ponsel memecahkan keheningan itu,

Dreett.....

Dreett.....

  Dax, mengambil ponselnya yang ada di saku celananya, Melihat nama seseorang yang muncul di layar. Kerutan di dahinya muncul saat baca nama tersebut.

  " Vladimir, tumben." Gumamnya. Hatinya menggeser tombol hijau.

  "Hmmm, ada apa?" Dax bertanya, nada suaranya biasa saja, tapi matanya menatap tajam, mencerminkan rasa penasaran yang tiba-tiba menggumpal dalam dadanya.

  "Adikku... dia akan memutuskan pertunangannya dengan pria itu," jawab suara itu, berat dan penuh rahasia.

  Kalimat itu menyambar ke dada Dax seperti petir di langit mendung. Tubuhnya membeku, denyut nadi berhenti sejenak, antara ketidakpercayaan dan harapan yang menyelinap diam-diam.

  "Kok bisa? Ada apa sebenarnya?" Suaranya serak, penuh pertanyaan yang menggantung tanpa jawaban.

  "Aku belum bisa ceritakan semuanya sekarang. Tapi satu yang pasti, aku akan membalas dendam pada Darian." Suara itu bergetar, seperti bara api yang siap menyala menjadi kobaran amarah tak terkendali.

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!